1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2005:8) manajemen adalah
proses mengkoordinasikan aktivitas – aktivitas kerja sehingga dapat selesai secara
efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Menurut W.Griffin Manajemen (2002:4) adalah sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efisien.
Menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah suatu perencanaan,
pengorganisasian, kepimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Bedasarkan pemahaman – pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah proses yang menerapkan fungsi – fungsi manajemen
(merencanakan, mengorganisasi, memimpin, mengendalikan) terhadap sumber daya
secara efisien dan efektif dengan dan menggunakan orang lain.
2.1.1 Fungsi – Fungsi Manajemen
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2005:9) fungsi manajemen
terbagi menjadi 4 fungsi yaitu sebagai berikut :
1) Merencanakan
yaitu fungsi manajemen yang mencangkup proses mendefinisikan sasaran,
menetapkan strategi untuk mencapai sasaran itu, dan menyusun rencana untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan sejumlah kegiatan. Singkatnya adalah
mendefinisikan sasaran, menetapkan strategi, dan menyusun bagian – bagian rencana
untuk mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.
7
8
2) Mengorganisasi
yaitu fungsi manajemen yang mencakup proses menentukan tugas apa yang harus
dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana cara mengkelompokkan tugas –
tugas itu, siapa harus melapor ke siapa, dan dimana keputusan harus dibuat.
Singkatnya menentukan apa yang perlu dilakukan, bagaimana cara melakukan, dan
siapa yang harus melakukannya.
3) Memimpin
yaitu fungsi manajemen yang mencakup memotivasi bawahan, mempengaruhi
individu atau tim pada saat mereka bekerja, memiliki saluran komunikasi yang
paling efektif, dan memecahkan dengan berbagai cara masalah perilaku karyawan.
Singkatnya mengarahkan dan memotivasi seluruh pihak yang terlibat dan
menyelesaikan konflik.
4) Mengendalikan
yaitu fungsi manajemen yang mencakup memantau kinerja aktual, membandingkan
aktual dengan standar, dan membuat koreksinya, jika perlu. Singkatnya memantau
kegiatan untuk menyakinkan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang
direncanakan.
2.1.2 Efisiensi dan Kefektivitas Manajemen
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2005:8) Efisiensi dan
keefektivitas manajemen adalah memperoleh output terbesar dengan input yang
terkecil, digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu secara benar serta
menyelesaikan kegiatan – kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai,
digambarkan sebagai melakukan segala sesuatu yang benar.
Efisiensi dan Kefektivitas manajemen dapat digambarkan sebagai berikut :
9
Efisiensi (sarana)
Penggunaan sumber
Kemubaziran rendah
Keefektivan (hasil akhir)
Penerapan sasaran
Pencapaian tinggi
Upaya keras manajemen yaitu kemubaziran sumber daya yang rendah
(efisiensi tinggi) dan pencapaian sasaran yang tinggi (efektivitas tinggi)
Sumber : Robbin, Stephen P. dan Mary Coulter (2005:8). Manajemen Jilid 1 (edisi 8). Jakarta : PT.
Indeks
Gambar 2.1 Efisiensi dan Kefektivitas Manajemen.
2.2 Manajemen Operasional
2.2.1 Pengertian Manajemen Operasional
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2006) manajemen operasi adalah
serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output. Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa,
berlangsung di semua organisasi. Dalam perusahaan manufaktur, dapat terlihat
dengan jelas aktivitas produksi yang menghasilkan barang, namun dalam organisasi
yang tidak menghasilkan produk secara fisik, fungsi produksi mungkin tidak terlihat
dengan jelas.
Menurut Schroeder (2007), inti dari manajemen operasi dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1) Operasional bertanggung jawab pada penyediaan produk atau jasa dari suatu
organisasi.
2) Manajer operasional membuat keputusan mengenai fungsi operasi dan
hubungannya dengan fungsi lain. Manajer operasional merencanakan dan
memantau proses produksi dan interfensi itu sendiri antara organisasi dan
dengan pihak luar.
10
Menurut Melnyk (2002), manajemen operasional merupakan pembelajaran
dari suatu organisasi dimana kita diharuskan untuk mengerti, menjelaskan,
menembak, serta merubah suatu organisasi dan pengaruh strategi dari proses
transformasi atau perubahan. Dengan kata lain, manajemen operasional merupakan
efektivitas dan efisiensi manajemen dari suatu proses perubahan atau transformasi.
Menurut Constable (2006), manajemen operasional lebih difokuskan pada
kebutuhan untuk produksi. Walaupun produk tersebut merupakan produk manufaktur
maupun jasa. Pada dasarnya manajemen operasional termasuk dalam manajemen
produksi namun lebih difokuskan pada distribusi dan pada supply manajemen.
Manajemen operasional pada prinsipnya lebih fokus pada arus fasilitas yang tersedia
seperti tenaga kerja dan modal untuk menjamin bahwa mereka akan bertemu dengan
arus kebutuhan pasar. Hal ini juga difokuskan oleh desain
yang original atau
perluasan pada semua fasilitas dimana selama pengaruh tersebut merupakan sistem
operasi.
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2005:283) manajemen
operasional adalah perancangan, operasi, dan pengendalian proses transformasi yang
mengubah sumber daya menjadi barang jadi atau jasa.
Berdasarkan pemahaman – pemahaman tersebut, ada tiga poin penting dalam
manajemen operasional :
1) Keputusan
Definisi ini mengarah pada “membuat keputusan” sebagai elemen terpenting
dari manajeman operasional. Saat manajer membuat keputusan, langsung
terfokus pada pengambilan keputusan dari Operasional.
2) Fungsi atau kegunaan
Operasional
merupakan
fungsi
utama
dari
setiap
organisasi
yang
berhubungan secara utuh dengan semua fungsi bisnis lainnya. Fungsi operasi
bertanggung jawab untuk menyediakan atau memproduksi barang atau jasa
untuk bisnis.
3) Proses
Manajer operasional bertugas merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
11
serta mengontrol proses produksi beserta hasilnya. Tetapi lebih difokuskan
pada pendistrbusian dan supply manajemen. Selain itu operasional merupakan
kegiatan mengubah input melalui proses yang menghasilkan output.
2.2.2 Sistem Operasi
Sistem Operasi menciptakan nilai dengan cara mengubah masukan menjadi
keluaran, dimana sistem tersebut menerima masukan berupa orang, teknologi, modal,
peralatan, bahan mentah, dan informasi kemudian mengubahnya melalui beberapa
proses, prosedur, kegiatan, dan kerja yang menghasilkan barang jadi atau jasa.
Sistem operasi secara menyeluruh dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini :
Masukan
1. Orang
2. Teknologi
3. Modal
4. Peralatan
5. Bahan
6. Informasi
Masukan
Proses
Transformasi
Keluaran
1.Barang
2.Jasa
Keluaran
Sumber : Robbin, Stephen P. dan Mary Coulter (2005:283). Manajemen jilid 2 (edisi 8). Jakarta : PT.
Indeks.
Gambar 2.2 Komponen – Komponen Utama Dalam Manajemen Operasional
Menurut Melnyk (2002), manajemen operasional terintegrasi pada tiga komponen
utama yang mendukung dalam proses organisasi, diantaranya :
1)
Customer
(pelanggan)
Customer merupakan seseorang yang selalu mengkonsumsi kebutuhan pada sistem
manajemen operasional. Customer merupakan orang yang memiliki peran khusus
dimana selalu memberikan saran serta pendapat diawal dan diakhir sistem
manajemen operasional. Paling tidak perusahaan dengan jelas dapat mengidentifikasi
pada segmen pasar dan pada segmen customer itu sendiri. Keefektivitas serta
keefisienan fungsi manajemen operasional tidak dapat terstruktur.
2)
Process
12
(proses)
Sebuah proses dalam perusahaan merupakan hubungan dari semua aktivitas yang
diperlukan untuk mengubah input menjadi output. Proses menggambarkan
keseluruhan input, aktivitas perubahan, dan output pada keseluruhan sistem. Hal itu
menandakan hal – hal yang dibutuhkan dalam sebuah kegiatan serta menspesifikasi
bahan apa yang dibutuhkan dan seberapa besar jumlahnya. Proses juga
menggambarkan kegiatan yang diperlukan untuk mengubah input menjadi output.
Pada akhirnya, seluruh kegiatan pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa
semua memenuhi standar kualitas, kuantitas, leadtime, atau pembagian waktu. Proses
manajemen operasional dapat melibatkan produksi pada produk atau jasa, serta
menghasilkan informasi – informasi yang dapat digunakan untuk menjalankan suatu
bisnis.
3)
Capacity
(kapasitas)
Saat proses menjelaskan bagaimana sistem manajemen operasional bekerja, kapasitas
mendeterminasikan seberapa besar sistem produksi. Untuk kebanyakan orang,
kapasitas mengartikan seberapa besar dari hasil yang diproduksi perusahaan, bahkan
membatasi hasil per unit dalam satu satuan waktu.
Menurut jurnal Elena Revilla, Desiree Knoppen (2012) “Contextual antecedents and
performance of team vision in product development”. The purpose of this paper is to
build and empirically test a conceptual model (input – process – output) of team
vision at the product development level to establish the relationship between the
contextual antecedents such as trust and learning culture (inputs), team
vision(process), and product development performance in terms of process outcomes
(i.e. team effectiveness) and product outcomes(i.e. value to customer). Artinya tujuan
dari makalah ini adalah untuk membangun dan menguji secara empiris sebuah model
konseptual (input – proses – output) visi tim di tingkat pengembangan produk untuk
membangun hubungan antara anteseden kontekstual seperti kepercayaan dan budaya
belajar (input), visi tim (proses) dan kinerja pengembangan produk dalam hasil
proses (yaitu efektivitas tim) dan hasil produk (yaitu nilai kepada pelanggan).
2.3 Optimalisasi
13
Menurut Siregar (2004) optimalisasi merupakan suatu langkah untuk
mengoptimalkan kinerja yang dimiliki. Optimalisasi memungkinkan suatu organisasi
atau individu memiliki benefit secara optimal dalam pengelolaan aset. Sebenarnya
kata optimal merupakan sederhana dari optimalisasi yang mengacu kepada kualitas
bukan kuantitas, ini berarti yang terbaik bukan yang terbesar karena optimalisasi
pengelolaan aset itu harus dapat memaksimalkan ketersediaan aset, memaksimalkan
penggunaan aset dan meminimalkan biaya kepemilikan.
Menurut Bloomquist dan Oldach (2005) menyebutkan bahwa optimalisasi
adalah suatu tindakan, proses, atau metodologi yang membuat sesuatu (seperti
desain, sistem atau keputusan) menjadi sesempurna, sefungsional, atau seefektif
mungkin.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa optimalisasi merupakan suatu
proses yang dilakukan organisasi atau individu untuk mengelola sistem secara efektif
dan efisien. Pengelolaan ini dimaksudkan untuk meminimalkan biaya yang akan
dikeluarkan oleh perusahaan dan mampu mengelola sistem tersebut dengan efektif.
2.4 Sistem Distribusi
2.4.1 Pengertian Sistem Distribusi
Sistem distribusi adalah pengaturan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke
konsumen. Sistem distribusi juga seluruh set-up yang terdiri dari prosedur, metode,
peralatan, dan fasilitas, dirancang dan saling berhubungan untuk memfasilitasi dan
memantau arus barang atau jasa dari sumber ke pengguna akhir.
Menurut jurnal “PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI DAN TRANSPORTASI
DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING
(DRP) DAN ALGORITMA DJIKSTRA” yang ditulis oleh Sumiharni Batubara1,
Rahmi Maulidya2, Irma Kusumaningrum3, sistem distribusi adalah suatu proses
yang melibatkan perpindahan produk jadi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Menurut jurnal yang ditulis Tanskanen, Anna, Raussi, Tommi, Partanen, Jarmo, Lohjala,
Juha (2010) yang berjudul “COST AND BENEFIT ANALYSIS FOR A DISTRIBUTION
MANAGEMENT SYSTEM IN ELECTRICITY DISTRIBUTION NETWORKS” the purpose of
this paper is to examine the key outage – cost – influencing applications (fault location and
network restoration, fault reporting, field crew management, and reconfiguration) of the
14
distribution management system (DMS) and analyzes the benefits provided by them. Artinya
tujuan dari makalah ini menggunakan sistem manajemen distribusi untuk mengurangi
kesalahan lokasi, pemulihan jaringan, pelaporan kesalahan, manajemen kru lapangan dan
rekonfigurasi.
2.4.2 Jenis – jenis Sistem Distribusi
1) Sistem distribusi jalan pendek atau langsung yaitu sistem distribusi yang tidak
menggunakan saluran distribusi atau tanpa melalui agen.
2) Sistem distribusi jalan panjang atau tidak langsung yaitu sistem distribusi yang
tidak menggunakan saluran distribusi dalam kegiatan distribusinya biasanya melalui
agen.
2.4.3 Cara – cara Pendistribusian Barang
1) Kanvas
Cara distribusi kanvas adalah langsung membawa berbagai jenis produk dengam
mobil, baik mobil box maupun armada bentuk lain.
2)Taking Order (TO)
Metode Taking Order (TO) adalah cara dimana seorang Salesman hanya perlu
mengunjungi outlet dengan kendaraan kecil (roda dua) untuk mengambil
orderan/pesanan outlet dan mencatatnya lalu kemudian pada hari berikutnya diikuti
oleh pengiriman yang dilakukan oleh driver.
3)Spreading/Motoris/Task Force
Spreading adalah cara dimana perusahaan menggunakan Salesman berkendaraan
roda dua dalam mendistribusikan produknya.
2.4.4 Saluran Distribusi
2.4.4.1 Pengertian Saluran Distribusi
Menurut Warren J Keegan (2003), Saluran Distribusi adalah saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai
15
ke konsumen atau pemakai industri.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/11/saluran-distribusi-definisi-fungsi-dan.html
Menurut Djaslim Saladin (2006:153), Saluran Distribusi adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu
produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Menurut Philip Kotler (2007:122), Saluran Distribusi adalah organisasi –
organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk
atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.
Menurut jurnal yang berjudul “Aplikasi Persediaan dan Pendistribusian
Produk Pertamina Berbasis Web Studi Kasus PT Limas Raga Inti”, Saluran
Distribusi adalah salah satu kekuatan perusahaan dalam memasarkan produk yang
dihasilkan, dengan harapan dapat mencapai penjualan yang besar sehingga dapat
memberikan keuntungan seperti yang diharapkan.
Menurut jurnal yang ditulis Jain, Megha, Khalil, Shadab, Le, Angelina Nhat – Hanh,
Cheng, Julian Ming – Sung (2012) “The glocalisation of channels of distribution : a
case study”. Purpose - this study aims to provide insights into glocalisation of
international channels of distribution. Artinya tujuan – penelitian ini bertujuan untuk
memberikan wawasan ke glocalisation distribusi saluran internasional.
Dari definisi diatas dapat tergambar bahwa saluran distribusi merupakan suatu
lembaga pemasaran baik itu milik produsen maupun bukan yang bertugas untuk
menyalurkan produk baik ke konsumen maupun ke konsumen industri bedasarkan
prinsip manajemen perusahaan yang telah ditetapkan.
Kedudukan saluran distribusi di dalam saluran pemasaran bahwa saluran
distribusi merupakan bagian dari saluran pemasaran yang berfungsi dalam membantu
produsen menyalurkan hasil produksinya untuk bisa ke tangan konsumen dimana
tugasnya mencakup penyebaran promosi transportasi dan sebagainya tetapi saluran
distribusi tidak melakukan tugas yang seperti dilakukan fungsi saluran pemasaran,
dimana tugasnya melakukan seluruh tugas yang dilakukan saluran distribusi
ditambah sebagai fasilitator, artinya orang atau lembaga yang memfasilitasi kegiatan
atau operasional kegiatan perusahaan diantaranya pelayanan perbaikan dan
16
sebagainya sehingga dapat diketahui bahwa cakupan saluran distribusi relatif lebih
kecil daripada saluran pemasaran.
2.4.4.2
Fungsi
Saluran Distribusi
Fungsi Saluran Distribusi mencakup beberapa hal, yaitu :
1)
Informasi
(Information)
Yaitu sebagai pengumpul dan penyebar informasi riset pemasaran tentang potensi
dan kemampuan pasar, pesaing, dan kekuatan – kekuatan lain dalam lingkungan
pemasaran.
2)
Promosi
(Promotion)
Yaitu sebagai pengembangan dan penyebaran komunikasi
3)
Negosiasi
(Negotiation)
Yaitu usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal – hal lain
yang berhubungan dengan perpindahan hak milik.
4)
Pemesanan
(Ordering)
Yaitu komunikasi saluran ke belakang mengenai minat membeli oleh anggota
saluran pemasaran ke produsen.
5)
Pembiayaan
(Financing)
Yaitu permintaan dan penyebaran dana untuk menutup biaya saluran pemasaran
tersebut.
6)
Pengambila
17
n Risiko (Risk Taking)
Yaitu perkiraan besar resiko berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran
tersebut.
7)
Kepemilikan
Fisik (Physical Possession)
Yaitu milik dari penyimpangan dan pergerakan barang secara fisik dari bahan
mentah sampai ke konsumen akhir.
8)
Pembayaran
(Payment)
Yaitu arus pembayaran atau uang kepada penjual atas jasa atau produk yang telah
diserahkan.
9)
Kepemilikan
(Tittle)
Yaitu arus kepemilikan dari suatu lembaga pemasaran ke lembaga pemasaran
lainnya.
Jenis – jenis
2.4.4.3
Saluran Distribusi
Menurut David Sukardi Kodrat (2009:25) jenis – jenis saluran distribusi
sebagai berikut:
Produsen –
1)
Konsumen
Ini merupakan saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana untuk
barang – barang konsumsi, sering juga disebut saluran langsung karena tidak
melibatkan pedagang perantara.
Produsen –
2)
Pengecer – Konsumen
Dalam saluran ini, beberapa pengecer membeli langsung dari produsen.
18
Produsen –
3)
Pedagang besar – Pengecer – Konsumen
Disini produsen hanya mengalami penjualan dalam jalur besar kepada pedagang
besar.
Produsen –
4)
Agen – Pengecer – Konsumen
Produsen sering menggunakan agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sarana penjualan terutama
ditujukan kepada pengecer besar.
Produsen –
5)
Agen – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen
Produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya
kepada pedagang besar kemudian menjualnya kepada toko kecil. Agen yang terlibat
dalam saluran distribusi ini adalah terutama agen penjualan.
2.5
Kerangka Pemikiran
PT. Millenium Pharmacon
International, Tbk
Variabel manusia
Variabel kendaraan
Variabel produk
Variabel orderan
Variabel waktu
Variabel infrastruktur
Variabel harga
Variabel biaya
19
Sistem
pendistribusian
yang berjalan
Identifikasi faktor –
faktor penyebab
keterlambatan barang
Optimalisasi sistem
Pendistribusian
Sistem pendistribusian Optimal
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
2.6 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:93), Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikaitkan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi Hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban yang empiris dengan data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1) Hipotesis 2
Ho : Tidak ada pengaruh signifikan pada faktor – faktor penyebab keterlambatan
barang pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung.
Ha : Ada pengaruh signifikan pada faktor – faktor penyebab keterlambatan barang
pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk cabang bandar lampung.
20
Download