pengaruh budaya terhadap kesuksesan komunikasi organisasi

advertisement
PENGARUH BUDAYATERHADAP
KESUKSESAN KOMUNIKASI ORGANISASI
Kautsar Iman
FKIP BHS. INGGRIS
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat serta
hidayah- Nya sehingga dapat terselesaikanlah makalah ini yang berjudul PENGARUH
BUDAYATERHADAP KESUKSESAN KOMUNIKASI ORGANISASI.
Makalah ini penulis susun sebagai syarat memenuhi UTS mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar. Isinya memuat beberapa hal tentang arti dan definisi budaya dan
organisasi, hal apa saja yang berpengaruh dalam kesuksesan komunikasi organisasi,
Budaya Organisasi, Peran penting tiap individu dalam mencapai kesuksesan komunikasi
dalam organisasi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
khususnya para mahasiswa yang dapat membantu memecahkan masalah dalam
komunikasi dalam organisasi agar mengalami keberhasilan. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak.
BABI
PENDAHULUAN
Perubahan situasi dunia, organisasi menghadapi berbagai tantangan bisa
mengadopsi budaya organisasi yang tidak hanya fleksibel tapi juga harus sensitif
terhadap perebedaan budaya. Perkembangan jumlah, variasi, kedudukan dan peran
organisasi dalam prosestransformasi masyarakat menimbulkan beberapa pertanyaan
mendasar, apakah budaya yang menjadi landasan sosial tetap mampu berfungsi sebagai
kerangka acuan dalam transformasi masyarakat dan membawa manfaat untuk
perubahan yang diinginkan.
Semua organisasi mempunyai satu budaya yang bergantung pada kekuatannya.
Budaya dapat mempunyai pengaruh yang bermakna pada sikap dan perilaku anggotaanggota organisasi (Robbins : 1996). Orang mulai belajar untuk bergantung dan
menaruh harapan pada budaya. Budaya dianggap mampu memberikan stabilitas dan
jaminan bagi mereka, karena mereka dapat memahami hal-hal yang sedang terjadi
dalam masyarakat mereka dan mengetahui cara menanggapinya.
Ada
dua
perubahan
yang
dapat
dialami
orang-orang.
Pertama
diantaranya perpindahan dari satu tempat ke tempat lain dengan budaya yang lain pula.
Kedua adalah perubahan dalam lingkungan mereka sekarang dan belajar menyesuaikan
diri dengan kedua situasi itu untuk menghindari kemungkinan timbulnya konsekuensi
negatif (Davis & Newstron :1985).
Manusia sebagai makhluk budaya, mengandung pengertian bahwa kebudayaan
merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia terhadap dunianya,
lingkungan serta masyarakatnya. Kebudayaan merupakan seperangkat nilai-nilai yang
menjadi landasan pokok untuk menentukan sikap terhadap dunia luarnya, bahkan
mendasari setiap tingkah laku yang hendak dan harus dilaksanakan sehubungan dengan
pola hidup dan susunan kemasyarakatannya. Demikian luasnya cakupan kebudayaan
sehingga muncul wujud kebudayaan dalam kehidupan masyarakat.
Kebudayaan mengikat para anggota yang dilingkupi kebudayaan itu untuk
berperilaku sesuai dengan budaya yang ada. Apabila pengertian ini ditarik ke dalam
organisasi, maka apabila seperangkat norma sudah menjadi budaya dalam organisasi,
maka para anggota organisasi akan bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan budaya
itu tanpa merasa terpaksa. Apabila budaya itu adalah budaya yang bersifat mengarahkan
kepada anggota organisasi untuk mempunyai kinerja yang baik, maka dapat dipastikan
apabila memang semua anggota organisasi sudah menganggap norma itu sebagai
budaya, maka ia akan melaksanakannya dengan baik. Akhirnya pelaksanaan budaya itu
akan menghasilkan output kinerja yang baik.
Model budaya organisasi yang ideal untuk suatu organisasi adalah yang
memiliki paling sedikit dua sifat :
Pertama, kuat(strong), artinya budaya organisasi yang dikembangkan organisasi
harus mampu mengikat dan mempengaruhi perilaku (behavior) para individu pelaku
organisasi (pemilik, manajemen dan anggota organisasi) untuk menyelaraskan
(goalscongruence) antara tujuan individu dan tujuan kelompok mereka dengan tujuan
organisasi. Selain itu, budaya organisasi yang dibangun tersebut, harus mampu
mendorong para pelaku organisasi dan organisasi itu sendiri untuk memiliki tujuan
(goals), sasaran (objectives), persepsi, perasaan, nilai dan kepercayaan, interaksi sosial,
dan norma-norma bersama yang mempunyai arah yang jelas sehingga mereka mampu
bekerja dan mengekspresikan potensi mereka dalam arah dan tujuan yang sama, serta
dalam semangat yang sama pula.
Kedua, dinamis dan adaptif (dynamic and adaptive) artinya budaya organisasi
yang akan dibangun harus fleksibel dan responsif terhadap perkembangan lingkungan
internal dan eksternalorganisasi (mega environments) seperti tuntutan dari stakeholders
eksternal dan perubahan dalam lingkungan hukum, ekonomi, politik, sosial, teknologi
informasi, pemanufakturan dan lainnya.
BAB II
TINJAUAN TEORIA.
A. Definisi Budaya
Ada beberapa definisi budaya dari beberapa ahli berkenaan dengan pengaruhnya
terhadap kesuksesan komunikasi dalam organisasi yaitu sebaagai berikut:
1. Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki
artimengerjakan
tanah,
mengolah,
memelihara
ladang
(menurutSoerjantoPoespowardojo 1993).
2. Menurut The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan
adalahsebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui
kehidupansosial, seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran
manusiadari suatu kelompok manusia.
3. Menurut
Koentjaraningrat
budaya
adalah
keseluruhan
sistem
gagasan
tindakandan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikanmiliki diri manusia dengan cara belajar.
4. Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup
sebagainilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang
dibudayakandalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi perilaku,
cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.
(Sumber : Drs.Gering Supriyadi,MM dan Drs. Tri Guno, LLM )
Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang
ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan
di masa yang akan datang. Manfaat dari penerapan budaya kerja yang baik :
1. Meningkatkan jiwa gotong royong
2. Meningkatkan kebersamaan
3. Saling terbuka satu sama lain.
4. Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5. Meningkatkan rasa kekeluargaan
6. Membangun komunikasi yang lebih baik
7. Meningkatkan produktivitas kerja
8. Tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll
B. Definisi Organisasi
Menurut para ahli terdapat beberapa definisi organisasi sebagai berikut :
 Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan
yang melaluimana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan
bersama.
 James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap
perserikatanmanusia untuk mencapai tujuan bersama.
 Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem
aktivitaskerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
 Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial
yangdikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai
suatu tujuan bersama atausekelompok tujuan.
 Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan ³organisasi ialah setiap bentuk
persekutuanantara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang
/ sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
 Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan ³organisasi ialah suatu sistem
perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja
sama dalam mencapai tujuantertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan
wadah saja.
 Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan ³organisasi adalah struktur
pembagian kerjadan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai tujuan tertentu.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah
organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena
memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang
terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup, akan
tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan
mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur.
C. Definisi Komunikasi
Sedangkan komunikasi itu sendiri adalah sesuatu hal dasar yang selalu dibutuhkan
dan dilakukan oleh setiap insan manusia, karena berkomunikasi merupakan
dasar interaksi antar manusia untuk memperoleh kesepakatan dan kesepahaman yang
dibangun untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal diantara kedua nya. Untuk
mencapai usaha dalam berkomunikasi secara efektif, maka sebaiknya kita harus
mengetahui
sejumlah pemahaman
dan
persoalan
yang
terjadi
dalam
proses
berkomunikasi itu sendiri. Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk dasar
komunikasi. Karena seorang komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat
komunikasi yang menunjang dalam menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana cara
menempatkan kata dalam suatu komunikasi sehingga memiliki arti dan bisa menarik
minat dan simpati dari para pendengarnya dan mengajak peserta untuk ikut aktif dalam
berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi. Pada dasarnya ada dua bentuk
komunikasi yang umum digunakan dalamdunia bisnis, yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal.
D. Budaya Organisasi
Budaya organisasi cenderung bersifat nonformal atau tidak tertulis dan
tidak langsung tetapi mempunyai peranan penting sebagai cara berpikir, menerima
keadaandan merasakan sesuatu dalam perusahaan tersebut. Budaya organisasi dapat
digambarkan sebagai nilai, norma, dan artefak yang diterima oleh anggota perusahaan
sebagai iklimorganisasi ia akan mampu mempengaruhi dan dipengaruhi struktur dan
sistem perusahaan (amstrong, 1992 dalam Lisa, 2003).
Definisi budaya organisasi menurut Schein (1997) adalah pola asumsi
dasar bersama yang dipelajari oleh kelompok saat memecahkan masalah-masalah
adaptasi ekstern dan integrasi internal yang telah berfungsi dengan cukup baik untuk
bisa dianggap absah dan untuk bisa diajarkan kepada anggota kelompok baru sebagai
cara yang benar untuk menerima sesuatu, berfikir dan merasakan dalam hubungan
dengan masalah-masalah tersebut. Sedangkan menurut Harrey dan Bown (1996 dalam
Lisa,2003) merumuskan sebagai suatu sistem nilai dan kepercayaan bersama yang
berinteraksi dengan orang-orang, struktur dan sistem suatu organisasi untuk
menghasilkan norma-norma perilaku.
Secara umum budaya organisasi menurut Cheki (1996) dapat didefinisikan
seperangkat norma pesepsi, pola perilaku yang diciptakan atau dikembangkan dalam
sebuah perusahaan untuk mengatasi asumsi atau pandangan dasar ini yang diyakini
karena telah berjalan baik dalam perusahaan sehingga dianggap bernilai positif
dan pantas diajarkan kepada karyawan baru sebagai cara yang tepat untuk berpikir
dan bertindak dalam menjalankan tugas. Robbins (1996) menyatakan bahwa budaya
organisasi berawal dari fisiologi pikirnya, sekali budaya terbentuk praktek-praktek
dalam organisasi bertindak untuk mempertahankannya, misalnya praktek-praktek
pengelolaan sumber daya manusia. Tiga kekuatan memainkan bagian sangat penting
dalam mempertahankan suatu budaya yaitu praktek seleksi, tindakan manajemen
puncak, dan metode sosialisasi.
Dari definisi budaya organisasi yang diajukan oleh Schein (1997), dapat dilihat
bahwa perumusan budaya suatu perusahaan didasarkan pada pengalaman perusahaan
tersebut dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya yang kemudian
biasanya menjadi gambaran ideal bagaimana perusahaan menghadapi masalah-masalah
pada waktu yang akan datang.
Karena masalah yang dihadapi oleh suatu perusahaan dengan perusahaan
lain berbeda serta berbeda pula gambaran atau pandangan ideal dari suatu perusahaan
dengan perusahaan lainnya, maka perumusan budaya antar permasalahan akan berbeda
pula.
Hofstede, Geert, Michael Harris Bond, dan Chung-Leung (dalam Fuad Mas’ud,
2004) memberikan lima dimensi yang bisa digunakan sebagai kerangka kerja dalam
menggambarkan budaya organisasi. lima dimensi tersebut meliputi :
1. Profesionalisme.
2. Jarak dari manajemen.
3. Percaya pada rekan sekerja
4. Keteraturan.
5. Integrasi
BAB III
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi
Sekolah merupakan sebuah organisasi yang tidak bisa lepas dari budaya yang
diciptakannya. Sekolah yang berprestasi merupakan dambaan setiap komponen
masyarakat, dan menaruh perhatian besar terhadap kuantitas dan kualitas output sekolah
yang dihasilkan. Dalam kondisi seperti ini, jelas sulit diharapkan untuk mewujudkan
sekolah berprestasi, banyak masalah yang diidentifikasi oleh Mukhtar dkk (2003) yang
harus dihadapi oleh organisasi sekolah.
 Pertama adalah guru, dalam hal ini yang memiliki kecerdasan dan intelegensi,
emosional spiritual, dan moral dalam mendidik, akan menghadapi kendala
dalam melaksanakan tugasnya disebabkan karena kurangnya perhatian sekolah
terhadap kesejahteraan guru.
 Kedua kurangnya fasilitas pengajaran yang mendukung guru melakukan inovasi
pada aktivitas pembelajarannya.
 Ketiga, kurangnya kejelasan tugas-tugas yang diemban, atau mungkin terlalu
banyaknya tugasyang diberikan kepadanya, sementara tenaga yang tersedia
sangatlah terbatas.
 Keempat, adalah biaya.
 Kelima adalah kurang tersedianya sarana fasilitas pendukung seperti tenaga
administrasi,laboratoriumdanperpustakaan.
Berkaitan dengan terwujudnya sekolah berprestasi, hal itu tidak terlepas dari kinerja
guru yang berada di organisasi sekolah tersebut. Kinerja guru pada dasarnya terfokus
pada perilaku guru di dalam pekerjaannya. Sedangkan perihal efektivitas kerja guru
dapat dilihat sejauh mana kinerja tersebut dapat memberikan pengaruh kepada anak
didik. Secara spesifik tujuan kinerja juga mengharuskan para guru membuat keputusan
khusus dimana tujuan pembelajaran dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tingkah laku
yang kemudian ditransfer kepada peserta didik.
Pada konteks guru sebagai anggota organisasi sekolah akan lebih mudah mencapai
efektivitas kerja yang tinggi jika ia mempunyai perilaku dan komitmen. Menyadari
bahwa dirinya tidak hanya sebagai anggota dari organisasi sekolah, tetapi juga paham
terhadap tujuan organsiasi sekolah tersebut. Dengan demikian, seorang guru akan dapat
memahami sasaran dan kebijaksanaan organisasi yang pada akhirnya dapat berbuat dan
bekerja sepenuhnya untuk keberhasilan organisasi sekolah. Apabila seorang individu
dapat memahami sasaran dan kebijaksanaan organisasi, dengan kata lain pengembangan
budaya organisasi diharapkan dapat menimbulkan komitmen guru untuk tujuan
dimaksud.
Peran budaya organisasi sekolah adalah untuk menjaga dan memelihara komitmen
sehingga kelangsungan mekanisme dan fungsi yang telah disepakati oleh organisasi
dapat
merealisasikan
tujuan-tujuannya.
Budaya
organisasi
yang
kuat
akan
mempengaruhi setiap perilaku. Hal itu tidak hanya membawa dampak pada keuntungan
organisasi sekolah secara umum, namun juga akan berdampak pada perkembangan
kemampuan dan efektivitas kerja guru itu sendiri. Nilai-nilai budaya yang ditanamkan
pimpinan akan mampu meningkatkan kemauan, kesetiaan, dan kebanggaan serta lebih
jauh menciptkaan efektivitas kerja.
B. Pembahasan
Budaya seringkali menjadi factor yang mempengaruhi komunikasi dalam organisasi.
Budaya juga sering menjadi landasan sukses atau tidaknya suatu hubungan kerjasama
maupun dalam organisasi. Karena setiap individu membawa budaya mereka sejak lahir,
sehingga
kebudayaan
tidak
dapat
dihilangkan
begitu
saja.
Begitu
juga
dalam berorganisasi, setiap individu yang mengikuti organisasi tersebut, tentunya
membawwa budaya mereka masing - masing. Dari budaya itulah tidak jarang terjadi
perbedaan pendapat antar individu dalam organisasi.
Pentingnya memahami budaya tiap individu sangat membantu kelancaran
komunikasi dalam organisasi. Sebagai contoh yaitu dalam suatu organisasi
terdapat beberapa orang yang berlatar belakang kebudayaan yang berbeda - beda.
Seorang pemimpin organisasi tersebut berasal dari Medan dan suku Batak. Beliau
terkenal arogan dan keras dalam memimpin, hal itu karena bawaan dari budaya batak
yang ia kenal sejak kecil, sedangkan anggota organisasi lainnya dari suku Jawa,
Madura, dan Sunda. Masing - masing dari mereka tentunya harus bisa memahami satu
sama lain, begitu juga terhadap pemimpin mereka yang arogan dan keras. Semua itu
adalah demi tercapainya kesuksesan komunikasi dalam organisasi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara
belajar.
Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM
yang ada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai
tantangan di masa yang akan datang.
Organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja
antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah
organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena
memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan
yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup, akan
tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan
mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur.
DAFTAR PUSTAKA
http://sandidwi.blogspot.com/2007/12/faktor-faktor-keberhasilan-danukuran_326.html http://www.rusmanmaslili.com/pdf/pengaruh-budaya-pada-organisasidan-kerja.html http://ibhee.blogspot.com/2010/10/hal-hal-yang-mempengaruhibudaya.html http://www.psikologizone.com/pengertian-budaya-organisasi/06511817
PENGARUH BUDAYA TERHADAP
KESUKSESAN KOMUNIKASI ORGANISASI
Makalah Ilmu Budaya Dasar
Oleh
Kautsar Iman
FKIP UNIVERSITAS
LANCANG KUNING
Download