PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR PERSONA GURU BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PERILAKU SISWA (STUDI PADA SISWA SMK NEGERI 2 KENDARI) *David Yohanis Takapaha **La Ode Muh. Umran ***Jumrana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Haluoleo) Kampus Hijau Bumi Tri Dharma Anduonohu, Kendari 93232 082293277573 [email protected] ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini adalah pengaruh komunikasi antar persona yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling terhadap perilaku siswa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh komunikasi antar persona guru BK terhadap perilaku siswa, mengetahui bentuk komunikasi antar persona antara guru BK dan siswa, mengetahui bagaimana perilaku siswa yang mendapatkan bimbingan konseling. Penelitian ini di laksanakan di SMK Negeri 2 Kendari dengan jumlah sampel sebanyak 61 orang. Data penelitian di kumpulkan melalui Observasi dan kuisioner dengan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Secara simultan Komunikasi Antar Persona Guru BK berpengaruh signifikan pada perilaku siswa SMKN 2 Kendari. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel “Komunikasi Antar Persona Guru BK” pada dimensi Authority (kekuasaan) terhadap variabel “Perilaku Siswa”. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel “Komunikasi Antar Persona Guru BK” pada dimensi Commitment (komitmen) terhadap variabel “Perilaku Siswa”. 4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel “Komunikasi Antar Persona Guru BK” pada dimensi Contrast (kontras) terhadap variabel “Perilaku Siswa”. 5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel “Komunikasi Antar Persona Guru BK” pada dimensi Liking (kesukaan) terhadap variabel “Perilaku Siswa”. 6. Terdapat pengaruh positif Komunikasi Antar Persona Guru BK pada Perilaku Siswa. 7. Terdapat pengaruh positif antara bentuk komunikasi guru BK pada siswa. 8. Terdapat perubahan perilaku yang positif pada perilaku siswa yang mendapatkan bimbingan konseling. Kata kunci : Pengaruh, Komunikasi Antar Persona, Guru Bimbingan Konseling, Perilaku Siswa PENDAHULUAN Siswa merupakan bagian dari masyarakat dituntut dapat berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan dimana siswa berinteraksi. Lingkungan yang dimaksud adalah sekolah. Karena hampir sebagian waktu siswa banyak digunakan untuk berinteraksi di sekolah. Tugas siswa di sekolah yaitu belajar, dengan belajar siswa akan memperoleh perubahan yang positif dan dapat berkembang secara optimal serta siap melaksanakan peranannya dimasa yang akan datang. Maka dalam proses perkembangannya remaja akan selalu bersinggungan dengan situasisituasi sosial yang tentu saja mengharuskan remaja untuk melakukan penyesuaian diri, dengan melakukan penyesuaian diri remaja dapat mengenal, memahami dan menerima sirinya sendiri serta lingkungan. Perubahan yang terjadi masa remaja akan mempengaruhi perilaku individu tergantung pada kemampuan atau kemauan individu pada masa remaja untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain, sehingga ia dapat memperoleh pandangan yang baru dan yang lebih baik. Komunikasi adalah cara untuk mengatasi kecemasaan yang selalu disertai tekanan. Komunikasi menimbulkan reaksi terhadap perubahan, yang terutama ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi. Kesulitan siswa dalam menyesuaikan diri sering dijumpai di sekolah yang ditampilkan dalam bentuk perilaku, seperti rendah hati, agresivitas, mencari rasa aman pada berbagai bentuk mekanisme pertahanan diri (seperti rasionalisasi, proyeksi, egosentris dan sebagainnya), melanggar tata tertib, menetang guru, berkelahi, tidak melaksanakan tugas sekolah, mengisolasi diri dan sulit bekerja sama dalam situasi kelompok, seringkali permasalahan yang biasa dan dianggap wajar terjadi disekolah-sekolah. Siswa yang memiliki kesulitan dalam melakukan komunikasi antar persona akan sulit menyesuaikan diri, seringkali marah, cenderung memaksakan kehendak, egois dan mau menang sendiri sehingga mudah terlibat dalam perselisihan. Keterampilan komunikasi antar persona pada siswa ini menjadi sangat penting karena dalam bergaul dengan teman sebayanya siswa seringkali dihadapkan dengan hal-hal yang membuatnya harus mampu menyatakan pendapat pribadinya tanpa disertai emosi, marah atau sikap kasar, bahkan siswa harus bisa mencoba menetralisasi keadaan apabila terjadi suatu konflik. Bahkan suatu studi menyimpulkan bahwa kelemahan berkomunikasi akan menghambat personal seseorang. Untuk mengatasi perilaku siswa, setiap sekolah mempunyai guru bimbingan konseling atau yang biasa disebut guru BK. BK atau Bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa yang menggunakan prosedur, cara dan bahan agar individu mampu mandiri. Proses kemandirian individu tidak lepas dari adanya Komunikasi dalam proses sosialisasi di lingkungan dimana individu tersebut berada. Komunikasi sangat berperan dalam pembentukan kepribadian individu. Dengan komunikasi, individu dapat melangsungkan hidupnya baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Dilingkungan sekolah, siswa dituntut mampu berkomunikasi dengan baik dengan warga sekolah yakni guru, staf tata usaha dan teman sebaya, maupun personil sekolah lainnya. Siswa yang memiliki perilaku komunikasi antarpribadi yang baik akan mudah bersosialisasi dan lancar dalam memperoleh pemahaman dari guru dan sumber belajar di sekolah. Belajar bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar merupakan proses tak henti-hentinya dalam kehidupan individu. Komunikasi antar persona juga dapat mempengaruhi perilaku siswa, terutama pada siswa yang mendapatkan bimbingan dari guru BK. Seperti yang terjadi di setiap sekolah menengah atas di Kota Kendari, setiap sekolah pernah mengalami permasalahan antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Penulis memfokuskan pada lingkungan sekolah SMKN 2 Kendari, penulis melihat tingkat pelanggaran siswa seperti perkelahian, melanggar tata tertib dan semacamnya cukup tinggi. Hal ini berbanding lurus dengan apa yang selama ini menjadi cerita di masyarakat tentang reputasi siswa SMKN 2 Kendari atau yang biasa disebut siswa STM. Hal ini dikuatkan dengan data jumlah siswa yang telah melanggar dan masuk ke ruangan Bimbingan Konseling pada periode Tahun ajaran 2015/2016. Tabel 1. Data siswa SMKN 2 Kendari yang mendapatkan Bimbingan Konseling tahun ajaran 2015/2016 Jumlah No Kelas (Orang) 1. Kelas XI Teknik Pengelasan 8 2. Kelas XI Sepeda Motor 12 3. Kelas XI Instalasi Listrik 11 4. Kelas XII Audio Video 10 5. Kelas XII Teknik Mesin 10 6. Kelas XII Teknik Konstruksi Kayu 6 7. Kelas XII Teknik Konstruksi Batu dan Beton 4 Jumlah 61 Sumber: SMKN 2 Kendari (Data siswa di ambil pada hari kamis 29 oktober 2015 pukul 10.12 WITA) Penelitian ini menggunakan Teori Model Kemungkinan Elaborasi atau Elaboration Likelihood Model dikembangkan oleh Richard E. Petty dan John T. Cacioppo, pakar komunikasi persuasif dari Ohio State University AS, pada tahun 1980. (ELM) atau dapat disebut dengan teori kemungkinan elaborasi, telah dikembangkan oleh Richard E. Petty dan John T. Cacioppo. Teori ini menjelaskan di mana seseorang memproses pesan koumunikasi yang dilihatnya sehingga menimbulkan sebuah sikap setelah memproses pesan tersebut (Littlejohn, 2008 : 72). Effendy mengemukakan juga bahwa, pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung dengan prosesnya yang dialogis (Liliweri, 1997 : 12). Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri (Tohirin, 2007 : 26). Guru yang melakukan Bimbingan Konseling disekolah disebut guru BK. Para konselor ini menggunakan komunikasi antar persona sebagai cara untuk berkomunikasi kepada siswanya. Hal ini dikarenakan komunikasi antar persona bisa bersifat dialogis. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini berfokus pada tiga hal; 1) apakah ada pengaruh komunikasi antar persona guru bimbingan konseling terhadap perilaku siswa. 2) Bagaimana bentuk komunikasi antar persona guru BK dengan siswa. 3) Bagaimana bentuk komunikasi antar persona guru BK dengan siswa mengingat bahwa banyak siswa SMKN 2 kendari yang sering melanggar peraturan sekolah dan mendapatkan bimbingan dari guru BK. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan SMK Negeri 2 Kendari dengan sampel sebanyak 61 orang. Jenis data yang di gunakan dalam penelitian 1) data kualitatif, yaitu data yang berdasarkan pada informan dari objek yang di teliti. 2) data kuantitatif, yaitu data yang berdasarkan pada angka-angka atau jumlah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Metode pengumpulan data penelitian ini digunakan metode survei dengan cara Kuisioner, dilakukan dengan menyebar pertanyaan kepada para siswa SMKN 2 Kendari. Kuisioner yang dibuat bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa hingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja atau kepada satu jawaban saja. Metode pengolahan data: 1) Tabulasi data yaitu data yang di peroleh akan di susun secara teratur dan selanjutnya di buatkan dalam bentuk tabel sesuai dengan keperluan analisis dan selanjutnya diolah dengan menggunakan perangkat analisis (SPSS versi 20.00). 2) Editing data yaitu melakukan pemeriksaan kembali atas seluruh data yang di peroleh. 3) Interpertasi yaitu menjelaskan hasil pengolahan data dari program (SPSS versi 20.00). Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Pedoman untuk pengukuran semua variabel adalah dengan menggunakan 5 point Likert scale, di mana jika terdapat jawaban dengan bobot rendah maka diberikan skor 1 (satu) dan seterusnya sehingga jawaban yang berbobot tinggi diberi skor 5 (lima). Kategori dari setiap jawaban dengan kriteria sebagai berikut: Sangat Baik/Sangat setuju (skor 5); Baik/Setuju (skor 4); Netral (skor 3); Tidak Baik/Tidak Setuju (skor 2); Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Setuju (skor 1) oleh Malhotra, 2010 dan Cooper & Sehindler, 2003 (Supranto, 2005 : 54). Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi product moment dengan kriteria pengujian pada instrumen yang dikatakan valid jika nilai r 0,30 (cut of point) atau dalam taraf signifikansi 95% atau a = 0,05 ( Sugiyono, 2007 : 71). Hasil uji validitas untuk masing-masing item variabel penelitian berdasarkan hasil pengolahan menggunakan softwer SPSS versi 20.00. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan metode Alpha Cronbach. Nilai batas (cut of point) yang diterima untuk tingkat Alpha Cronbach adalah 0,60 walaupun ini bukan merupakan standar absolut. Instrumen dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah 0,60. Instrumen dikatakan reliabel jika dapat digunakan untuk mengukur variabel berulangkali yang akan menghasilkan data yang sama atau hanya sedikit bervariasi. Jika cronbach`s alpha ≥ dari 0,60 maka instrumen pengamatan dinyatakan reliabel. Jika cronbach`s alpha ≤ dari 0,60 maka instrumen pengamatan dinyatakan tidak reliabel (Sekaran, 2003 : 153). Pengujian realibilitas instrument dalam studi ini menggunakan Software SPPS 20.00. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu : Komunikasi Antar Persona Guru BK dan variabel terikatnya yaitu : Perilaku siswa. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi ini di gunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel independent (X) dan variabel dependent (Y), dari persamaan tersebut dapat diketahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y yang di tunjukkan oleh hubungan yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika yang mempunyai hubungan fungsional antara kedua variabel tersebut. Menurut Sugiyono (2007), persamaan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut : Y = α + βx + e Dimana : Y = Dependent Variabel α = Konstanta X = Independent Variabel β = Koefisien Regresi Populasi e = Standar Error Selanjutnya di sesuaikan dengan penelitian ini dan di peroleh persamaan dalam bentuk perkiraan sebagai berikut : Y = α + βx + e Dimana : Y = Perilaku Siswa α = Konstanta X = Komunikasi Antarpersona Guru BK β = Koefisien Regresi Populasi e = Standar Error HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Indikator Variabel X Authority (Kekuasaan) (X1) Authority merupakan Penyampaian pesan menggunakan persepsi kekuasaan untuk meyakinkan komunikan untuk menerima dan melakukan pesan yang disampaikan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Authority (X1) Frekuensi Jawaban Responden (f) dan Presentase (%) Indikator Jumlah Pernyataan SS (5) S (4) KK (3) J (2) TP (1) Mean (X1) f % f % F % F % f % F % X1.1 28 45.90 26 42.62 6 9.84 1 1.64 0 0.00 61 100 4.33 X1.2 23 37.70 28 45.90 9 14.75 1 1.64 0 0.00 61 100 4.21 X1.3 21 34.43 20 32.79 13 21.31 6 9.84 1 1.64 61 100 3.89 X1.4 26 42.62 22 36.07 10 16.39 2 3.28 1 1.64 61 100 4.16 Rata-Rata Indikator Variabel 4.15 Sumber: Data Primer (Diolah), 2015 Berdasarkan hasil perhitungan nilai skor rata-rata tanggapan responden terhadap Authority (Kekuasaan) X1 diperoleh nilai rata-rata 4,15 atau termasuk pada kategori “baik”. Commitment (Komitmen) (X2) Commitment (komitmen) adalah Komitmen digunakan seorang guru BK untuk menekankan dedikasinya sebagai seorang guru BK dalam menjalankan tugasnya menangani permasalahan yang terjadi pada siswa di sekolah. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Commitment (X2) Frekuensi Jawaban Responden (f) dan Presentase (%) Indikator Jumlah Pernyataan SS (5) S (4) KK (3) J (2) TP (1) Mean (X2) F % f % F % F % f % f % X2.1 24 39.34 22 36.07 13 21.31 2 3.28 0 0.00 61 100 4.11 X2.2 14 22.95 29 47.54 16 26.23 1 1.64 1 1.64 61 100 3.92 X2.3 26 42.62 29 47.54 5 8.20 1 1.64 0 0.00 61 100 4.34 X2.4 29 47.54 24 39.34 8 13.11 0 0.00 0 0.00 61 100 4.36 Rata-Rata Indikator Variabel 4.18 Sumber: Data Primer (Diolah), 2015 Berdasarkan hasil perhitungan nilai skor rata-rata tanggapan responden terhadap Commitment (Komitmen) X2 diperoleh nilai rata-rata 4,18 atau termasuk pada kategori “baik”. Contrast (Kontras) (X3) Contrast adalah saat dimana Komunikan/konselor menggunakan sebuah pembandingan agar siswa dapat mengerti dan mau merubah perilakunya. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Contrast (X3) Frekuensi Jawaban Responden (f) dan Presentase (%) Indikator Jumlah Pernyataan SS (5) S (4) KK (3) J (2) TP (1) Mean (X3) F % F % f % F % f % f % X3.1 19 31.15 25 40.98 11 18.03 5 8.2 1 1.64 61 100 3.97 X3.2 26 42.62 26 42.62 6 9.84 3 4.92 0 0.00 61 100 4.25 X3.3 24 39.34 26 42.62 7 11.48 4 6.56 0 0.00 61 100 4.15 X3.4 20 32.79 24 39.34 13 21.31 3 4.92 1 1.64 61 100 4.00 Rata-Rata Indikator Variabel 4.09 Sumber: Data Primer (Diolah), 2015 Berdasarkan hasil perhitungan nilai skor rata-rata tanggapan responden terhadap Contranst (Kontras) X3 diperoleh nilai rata-rata 4,09 atau termasuk pada kategori “baik”. Liking ( Kesukaan ) (X4) Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Liking (X4) Frekuensi Jawaban Responden (f) dan Presentase (%) Indikator Jumlah Pernyataan SS (5) S (4) KK (3) J (2) TP (1) Mean (X4) f % f % f % f % f % f % X4.1 31 50.82 20 32.79 9 14.75 1 1.64 0 0.00 61 100 4.33 X4.2 30 49.18 21 34.43 9 14.75 1 1.64 0 0.00 61 100 4.31 X4.3 32 52.46 23 37.70 5 8.20 1 1.64 0 0.00 61 100 4.41 X4.4 31 50.82 22 36.07 7 11.48 1 1.64 0 0.00 61 100 4.39 Rata-Rata Indikator Variabel 4.36 Sumber: Data Primer (Diolah), 2015 Liking adalah ketika seorang guru BK menjadi pribadi yang disenangi seorang siswa agar dia dapat mendalami karakter siswa tersebut sehingga konselor dapat menangani permasalahan yang terjadi pada siswa tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan nilai skor rata-rata tanggapan responden terhadap Liking (Kesukaan) X4 diperoleh nilai rata-rata 4,36 atau termasuk pada kategori “ sangat baik”. Deskripsi Indikator Variabel Y Merokok ( Y1) Merokok adalah kegiatan yang merusak perilaku siswa di sekolah serta membuat siswa memiliki sikap yang buruk. Merokok diukur menggunakan 4 (empat) pernyataan positif; (Y1.1), (Y1.2), (Y1.3), (Y1.4) dan masing-masing pernyataan mempunyai poin/skor 1-5. Berdasarkan hasil perhitungan nilai skor rata-rata tanggapan responden terhadap Merokok Y1 diperoleh nilai rata-rata 3,99 atau termasuk pada kategori “baik”. Hal ini mengindikasikan Merokok merupakan suatu perbuatan yang harus di tindak lanjuti oleh guru Bk dengan solusi yang tepat. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Meokok (Y1) Indikator Frekuensi Jawaban Responden (f) dan Presentase (%) Jumlah Pernyataan SS (5) S (4) KK (3) J (2) TP (1) Mean (Y1) f % f % f % f % f % f % Y1.1 24 39.34 22 36.07 13 21.31 2 3.28 0 0.00 61 100 4.11 Y1.2 14 22.95 29 47.54 17 27.87 0 0.00 1 1.64 61 100 3.92 Y1.3 22 36.07 15 24.59 19 31.15 5 8.20 0 0.00 61 100 3.92 Y1.4 18 29.51 25 40.98 17 27.87 1 1.64 0 0.00 61 100 4.02 Rata-Rata Indikator Variabel 3.99 Sumber: Data Primer (Diolah), 2015 Berkelahi (Y2 ) Berkelahi adalah tindakan kekerasan yang di lakukan oleh para siswa dengan siswa di sekolah yang sama. Maupun dengan siswa di sekolah yang berbeda. Berkelahi diukur menggunakan 4 (empat) pernyataan positif; (Y2.1), (Y2.2), (Y2.3), (Y2.4) dan masing-masing pernyataan mempunyai poin/skor 1-5. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel berkelahi (Y2) Frekuensi Jawaban Responden (f) dan Presentase (%) Indikator Jumlah Pernyataan SS (5) S (4) KK (3) J (2) TP (1) Mean (Y2) F % f % f % f % f % f % Y2.1 24 39.34 22 36.07 13 21.31 2 3.28 0 0.00 61 100 4.11 Y2.2 14 22.95 35 57.38 8 13.11 3 4.92 1 1.64 61 100 3.97 Y2.3 26 42.62 22 36.07 9 14.75 3 4.92 1 1.64 61 100 4.16 Y2.4 24 39.34 22 36.07 13 21.31 2 3.28 0 0 61 100 4.11 Rata-Rata Indikator Variabel Sumber: Data Primer (Diolah), 2015 4.09 Berdasarkan hasil perhitungan nilai skor rata-rata tanggapan responden terhadap Berkelahi Y2 diperoleh nilai rata-rata 4,09 atau termasuk pada kategori “baik”. Bolos ( Y3) Bolos adalah tindakan siswa yang di lakukan dengan tidak masuk sekolah atau tidak mengukuti proses belajar mengajar selama berada di sekolah. Bolos diukur menggunakan 4 (empat) pernyataan; (Y3.1), (Y3.2), (Y3.3), (Y3.4) dan masing-masing pernyataan mempunyai poin/skor 1-5. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel bolos (Y3) Frekuensi Jawaban Responden (f) dan Presentase (%) Indikator Jumlah Pernyataan SS (5) S (4) KK (3) J (2) TP (1) Mean (Y3) f % f % f % f % f % f % Y3.1 14 22.95 29 47.54 17 27.87 0 0.00 1 1.64 61 100 3.92 Y3.2 26 42.62 29 47.54 6 9.84 0 0.00 0 0.00 61 100 4.34 Y3.3 29 47.57 24 39.34 8 13.11 0 0.00 0 0.00 61 100 4.36 Y3.4 19 31.15 25 40.98 11 18.03 6 9.84 0 0.00 61 100 3.97 Rata-Rata Indikator Variabel 4.15 Sumber: Data Primer (Diolah), 2015 Berdasarkan hasil perhitungan nilai skor rata-rata tanggapan responden terhadap Bolos Y3 diperoleh nilai rata-rata 4,15 atau termasuk pada kategori “baik”. Uji Validitas Tabel 9. Hasil pengujian validitas instrumen penelitian. Item Koefisien Korelasi (Indikator) (r) X1 Variabel Penelitian Signifikansi Keterangan 0,757 0,000 Valid X2 0,734 0,000 Valid X.3 0,661 0,000 Valid X4 0,706 0,000 Valid X5 0,746 0,000 Valid X6 0,672 0,000 Valid X7 0,683 0,000 Valid ANTARPERSONA GURU BK X8 0,557 0,000 Valid (x) X9 0,631 0,000 Valid X10 0,729 0,000 Valid X11 0,699 0,000 Valid X12 0,654 0,000 Valid X13 0,738 0,000 Valid X14 0,752 0,000 Valid X15 0,714 0,000 Valid X16 0,675 0,000 Valid Signifikansi Keterangan 0,000 Valid KOMUNIKASI Sumber: data primer, diolah Tahun 2015 Item Koefisien Korelasi (Indikator) (r) Y1 0,818 Variabel Penelitian Variabel (Y) Sikapremaja Y2 0,702 0,000 Valid Y3 0,583 0,000 Valid Y4 0,723 0,000 Valid Y5 0,818 0,000 Valid Y6 0,625 0,000 Valid Y7 0,695 0,000 Valid Y8 0,818 0,000 Valid Y9 0,702 0,000 Valid Y10 0,567 0,000 Valid Y11 0,526 0,000 Valid Y12 0,704 0,000 Valid Sumber: data primer, diolah Tahun 2015 Di dalam penelitian ini uji validitas menggunakan sampel sebesar 61 sampel, dimana pengujian validitas ini dilakukan setelah data terkumpulkan. Berdasarkan pada tabel 9 diatas, menunjukkan bahwa semua item indikator yang mengukur masing – masing variabel yaitu Komunikasi antarpersona guru Bk (X), kemudian perilaku siswa (Y) menghasilkan angka koefisien validitas yang lebih dari 0,30 (r > 0,30). Dengan dapat dinyatakan bahwa instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid (Sugiyono, 2007 : 71). Uji Reliabilitas Tabel 10 Hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian. Variabel Item Cronbach's Koefisien Penelitian (Indikator) Alpha Korelasi (r) X1 0,762 Signifikansi Keterangan 0,757 0,000 Reliabel 0,734 0,000 Reliabel Variabel (X) X2 X.3 0,661 0,000 Reliabel X4 0,747 0,000 Reliabel X5 0,748 0,000 Reliabel X6 0,744 0,000 Reliabel X7 0,745 0,000 Reliabel X8 0,745 0,000 Reliabel X9 0,748 0,000 Reliabel X10 0,751 0,000 Reliabel X11 0,753 0,000 Reliabel X12 0,748 0,000 Reliabel X13 0,746 0,000 Reliabel X14 0,746 0,000 Reliabel X15 0749 0,000 Reliabel X16 0,751 0,000 Reliabel Signifikansi Keterangan Sumber : Data Primer, di olah tahun 2015. Variabel Item Cronbach's Koefisien Penelitian (Indikator) Alpha Korelasi (r) Y1 0,735 0,000 Reliabel Y2 0,742 0,000 Reliabel Y3 0,745 0,000 Reliabel 0,742 0,000 Reliabel Y5 0,735 0,000 Reliabel Y6 0,759 0,000 Reliabel Y7 0,740 0,000 Reliabel PERILAKU Y4 0,761 SISWA (Y) Y8 0,735 0,000 Reliabel Y9 0,742 0,000 Reliabel Y10 0,752 0,000 Reliabel Y11 0,752 0,000 Reliabel Y12 0,740 0,000 Reliabel Sumber : Data Primer, diolah tahun 2015. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian, menunjukkan bahwa semua item indicator yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel adalah reliabel, dimana semua item indikator mempunyai koefisien keandalan/alpha lebih besar dari 0,60 ( > 0,60 ) atau 60 % berarti semua item pernyataan yang dijadikan sebagai instrumen dapat dipercaya keandalannya. Hasil analisis regresi Tabel 11 Hasil analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan SPSS 20.00 Variabel bebas (X) Koefisien Regresi (β) thitung tsignifikan Keterangan 0,886 21,607 0,000 Signifikan Komunikasi Antarpersona Guru BK Konstanta (β0) = 2,044 R = 0,942 R Square = 0,888 F Hitung = 466,847 FSignifikan/Sig. f = 0,000 N = 61 α = 0,05 Standar Error Estimate (SEE) = 2,23494 Sumber: data primer, diolah Tahun 2015 Y = a + βX + e Y = 2,044 + 0,886 (X) + 2,23494 Dimana: Y = Perilaku Siswa a = Konstanta (β0) X = Komunikasi Antar Persona Guru BK β = Koefisien Regresi e = Standar Error Dari persamaan di atas diinterpretasikan sebagai berikut : 1. Nilai R (angka koefisien korelasi) sebesar 0,942, ini menunjukkan bahwa keeratan hubungan langsung antara variabel bebas Komunikasi Antarpersona Guru BK (X) terhadap variabel terikat Perilaku Siswa (Y) mendekati 1,00, hubungan ini secara statistika tergolong kuat. Artinya terdapat hubungan yang kuat antara variabel Komunikasi Antarpersona Guru BK (X) terhadap Perilaku Siswa (Y) bahwa perilaku siswa menjadi lebih baik dalam menerima komunikasi antarpersona yang diberikan oleh guru BK kepada mereka. 2. Nilai R Square (R2) = 0,888 menunjukkan besarnya hubungan antara variabel Komunikasi Antarpersona Guru BK (X) terhadap variabel Perilaku Siswa (Y) sebesar 88,8% dan sisanya 12,2% dipengaruhi oleh variabel lain diluar analisis penelitian ini. 3. Standar Error Estimate (SEE) variabel bebas komunikasi antarpersona guru BK = 2,23494 menunjukkan angka yang relatif kecil, berarti model regresi semakin akurat untuk memprediksi perilaku siswa di SMKN 2 Kendari (Y). 4. Sig.t atau tSignifikan adalah untuk menguji signifikansi variabel independent dalam penelitian ini, hal ini menunjukkan variabel komunikasi antarpersona guru BK mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (0,000 ≤ α = 0,05). Oleh karena itu komunikasi antarpersona berpengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku siswa SMKN 2 Kendari PEMBAHASAN Pengaruh Komunikasi Antar Persona Guru BK terhadap perilaku siswa SMKN 2 Kendari Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam studi regresi (pengaruh) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi antarpersona guru Bk (X) terhadap perilaku siswa (Y) pada SMKN 2 Kendari. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara komunikasi antarpersona guru Bk terhadap perilaku siswa. Pengaruh signifikan ini berarti bahwa Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan komunikasi antarpersona yang baik pada para siswa mempunyai tujuan agar siswa dapat merubah perilaku yang kurang baik selama berada di lingkungan sekolah. Komunikasi antar persona tidak lepas dari definisi komunikasi itu sendiri, karena komunikasi antar persona merupakan bagian dari bentuk komunikasi perorangan Komunikasi antarpersona guru Bk bertujuan untuk perbaikan siswa yang dibimbing agar yang dibimbing mampu mengatur kehidupannya sendiri, tidak melanggar aturan sekolah dan mampu menjaga perilaku yang kurang baik selama berada di sekolah, agar tidak menimbulkan permasalah yang dapat terjadi selama berada di sekolah. Penelitian ini dapat di jelaskan dengan menggunakan teori kemungkinan elaborasi atau Elaboration Likelihood Model, teori ini menjelaskan di mana seseorang memproses pesan koumunikasi yang dilihatnya sehingga menimbulkan sebuah sikap setelah memproses pesan tersebut dan teori ini berfokus pada kognitif seseorang. Guru yang melakukan Bimbingan Konseling disekolah disebut guru BK. Para konselor ini menggunakan komunikasi antar persona sebagai cara untuk berkomunikasi kepada siswanya. Hal ini dikarenakan komunikasi antar persona bisa bersifat dialogis dan dapat bersifat sebagai salah satu media yang dapat digunakan guru BK untuk menyampaikan tujuan-tujuan yang diinginkan oleh guru BK untuk merubah perilaku siswanya yang bermasalah. Siswa-siswa yang bermasalah memerlukan bimbingan dan konseling agar rasa ketidakpuasan yang mengganggu dapat dikendalikan dan diarahkan. Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian program layanan yang diberikan oleh sekolah kepada siswa agar mereka mampu berkembang lebih baik dan lebih optimal. Dengan komunikasi antarpersona secara persuasif dan efektif antara guru kepada siswanya dalam bimbingan konseling diharapkan akan membantu motivasi serta mendorong siswa untuk bergerak ke arah yang positif, karena dengan komunikasi yang berjalan baik maka akan membuat siswa lebih terbuka dan dapat berkerja sama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman. Efektivitas komunikasi antarpersona yang digunakan guru BK dan siswa dalam mencegah kenakalan siswa dalam bimbingan konseling di SMKN 2 Kendari mempunyai pengaruh yang signifikan meski mengalami kendala namun telah berjalan dengan efektif dan telah mencapai tujuan yang diharapkan yakni terciptanya lingkungan sekolah bebas dari perilaku nakal. Hal ini terlihat karena secara garis besar siswa telah merasa mempunyai hubungan yang baik dengan guru bimbingan konseling dan terjadinya penurunan jumlah siswa yang masuk ke ruang BK juga bisa menjadi salah satu bukti keefektifan komunikasi Antar persona yang dilakukan oleh guru BK terhadap siswanya. Komunikasi antarpersona guru Bk yang efektif berpengaruh dalam meningkatkan hubungan antara guru bimbingan konseling dan siswa. Meskipun mengalami sedikit kendala terhadap beberapa siswa sifat kurang terbuka kepada guru. Guru Bk SMKN 2 Kendari telah bersikap bijak dalam menghadapi masalah yang dialami siswa, selalu menunjukkan sikap yang ramah, penyayang dan menghargai setiap pendapat siswa yang berbeda-beda serta member kepercayaan kepada siswa dan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan positif siswa. Bentuk Komunikasi Antar Persona Antara Guru BK Dan Siswa Dalam bimbingan konseling guru BK menggunakan teknik komunikasi antarpersona dimana komunikasi lebih intens atau mendalam antara siswa dan guru bimbingan, tatap muka (face to face) yang memungkinkan untuk mudahnya terjalin hubungan diadik. Secara umum pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah bertujuan untuk membantu siswa mengenal dan menerima dirinya, mengenal dan menerima lingkungan secara positif serta mampu mengambil keputusan sesuai dengan keadaan dirinya. Secara khusus layanan Bimbingan konseling di SMKN 2 Kendari bertujuan membantu siswa agar mencapai tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, belajar, dan karir. Dalam proses bimbingan konseling tentunya tak luput dari proses komunikasi, dalam hal ini tertuju pada proses komunikasi antarpersona, pada hakikatnya seorang konselor dapat dibilang berhasil ketika dia berhasil mengubah konseli atau siswa kearah yang lebih positif, ini semua memerlukan pendekatan emosional antar konselor dan konseli, disinalah proses komunikasi antarpesona berperan penting. Pada hakikatnya pola hubungan antarpersona merupakan sebuah siklus dari perkenalan, menuju kebersamaan, menuju perpisahan, kembali rujuk, menuju kebersamaan lagi, dan seterusnya. Pada setiap tahap dalam suatu hubungan interpersonal, komunikasi memainkan peran yang berbeda. Penelitian ini dapat di jelaskan menggunakan Teori Kemungkinan Elaborasi atau Elaboration Likelihood Model. Di mana bentuk komunikasi antarpesoa guru Bk terhadap siswa menggunakan Authority (kekuasaan) Pemberi pesan menggunakan persepsi kekuasaan untuk meyakinkan khalayak untuk menerima keyakinan atau pesan yang disampaikan. Cara ini dapat sangat efektif mempengaruhi perilaku siswa karena efek dari persepsi kekuasaan yang disampaikan oleh guru BK sebagai seorang guru kepada siswanya dapat langsung merubah pikiran orang yang dituju, yang dalam hal ini siswa sebagai komunikan atau orang yang dituju dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi atau bisa langsung merubah sikap siswa yang ditujukan pesan tersebut. Commitment (Komitmen) Komitmen digunakan untuk menekankan dedikasi seseorang kepada sebuah produk, kelompok, partai politik dan sebagainya. Komitmen dapat mempengaruhi sikap siswa karena dalam hal ini siswa diharuskan untuk berkomitmen atau berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi dan juka melanggar untuk yang kedua kalinya maka siswa akan mendapat sanksi yang lebih tegas dari sebelumnya, tentu saja hal ini akan sangat berdampak pada perubahan perilaku siswa menjadi lebih positif. Contrast (Kontras) Komunikan dapat menggunakan efek kontras atau makna kebalikan dari pesan. Hal ini membutuhkan hal yang bisa digunakan sebagai pembanding. Sebagai contoh ketika seorang siswa melakukan kesalahan maka guru BK dalam hal ini sebagai konselor dapan menggunakan pembanding siswa yang baik kepada siswa yang mebuat kesalahan itu dengan tujuan siswa yang membuat kesalahan tersebut akan termotivasi dan mau berubah menjadi baik seperti siswa yang dijadikan pembadingnya atau bahkan menjadi lebih baik daripada siswa itu. Dan terakhir adalah Liking (Kesukaan), pesan “kesukaan / kegemaran” ditekankan pada orang, tempat atau suatau objek. Dalam Liking guru BK menggunakan komunikasi antarpersona yang intens sehingga siswa yang menjadi subjek bimbingan konseling dapat mnemukan sesuatu yang menarik yang membuat nyaman dari dalam diri konselor agar siswa tidak segan dan merasa nyaman menceritakan kendala atau masalah-masalah yang mempengaruhi siswa tersebut. Dalam hal ini konselor berusaha untuk menjadi seseorang yang disukai oleh siswa dalam artian siswa menyukai konselor karena merasa nyaman ketika berbicara tatap muka, terasa berbicara ke sesama teman dan tidak terasa kaku seperti percakapan antara guru dan siswa. Dalam proses bimbingan konseling ada beberapa bentuk komunikasi antarpersona yang digunakan dalam proses bimbingannya ini nantinya diharapkan menjadi alat bantu dalam proses bimbingan agar sesuai dengan apa yang diharapkan. Bentuk komunikasi antarpersona guru Bk dan siswa adalah dengan pemberian nasehat-nasehat kepada para siswa yang bertujuan mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik. Pemberian contoh siswa berprestasi yang akan membuat siswa lain lebih termotivasi dalam mengapai prestasi di bidang- bidang yang mereka tekuni. Dalam pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah diharapkan dapat menjadi jembatan dalam mengontrol tingkah laku siswa yang bermasalah dengan tentunya memperhatikan etika berkomunikasi antarpersona agar pelaksanaannya dapat sesuai dengan yang diharapkan. Perilaku Siswa Yang Mendapat Bimbingan Konseling Komunikasi antarpesona melibatkan dua pihak untuk berinteraksi, sehingga kedua pribadi ini aktif. Hal ini senada dengan pendapat Veredber (Liliweri, 1997 : 9) komunikasi antarpesona merupakan suatu proses interaksi dan pemberian makna yang terkandung dalam gagasan maupun perasaan. Komunikasi antarpersona merupakan bentuk komunikasi manusia yang paling efektif, karena mempunyai keistimewaan yaitu efek dan umpan balik, aksi maupun reaksi verbal dan nonverbal langsung terlihat antara komunikator dan komunikan. Jarak fisik partisipan yang dekat dan dilakukan dengan salingpengertian dapat mengembangkan komunikasi interpersonal yang memuaskan kedua belah pihak. Setiap siswa yang masuk ke ruang BK mempunyai permasalahan sikap yang berbeda-beda hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor sifat dan pembawaan siswa tersebut serta lingkungan tempat tinggal dia berada. Dalam permasalahannya, siswa yang masuk keruang BK mempunyai respon yang berbeda terhadap konseling yang diberikan oleh guru BK. Dalam hal ini guru BK selalu melakukan pendekatan-pendekatan dan komunikasi antar persona yang intens sehingga perilaku siswa yang mendapatkan bimbingan berubah menjadi lebih terbuka dalam menyampaikan pendapatnya. Siswa diajak untuk berdiskusi langsung dengan Konselor dan konselor menggunakan pendekatan menghargai, keterbukaan, dan keakraban, dengan ini para siswa tidak merasa terindimidasi oleh situasi bimbingan konseling yang sedang dia lakukan. Sehingga memungkinkan untuk para siswa yang menjalani bimbingan bersikap terbuka dan transparan. Hal ini menujukkan komunikasi yang efektif yang dilakukan oleh guru BK terhadap siswa bimbingannya. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Bimbingan konseling dapat menjadi pemecah masalah dari perilaku siswa yang menyimpang, tentunya tidak akan terlepas dari penggunaan komunikasi antarpersona yang baik dalam bimbingan konseling yang senantiasa akan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku siswa yang melanggar ini. Komunikasi antarpesona guru BK terhadap perilaku siswa SMKN 2 Kendari sudah membawa pengaruh positif, dengan sudah terlihatnya perilaku siswa yang sudah mulai membaik dari sebelumnya dan siswa juga menjadi lebih terbuka dan jujur kepada guru BK dan tidak ragu untuk berkomunikasi kepada koselor yang ada disekolah mereka. Komunikasi antarpersona guru Bk telah mengubah dan mempengaruhi perilaku siswa untuk dapat membuat dan menentukan pilihannya sendiri dan penyesuaian serta pemecahan masalah secara cerdas. Mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang dapat memicu pelanggaran diantara lingkungan belajar SMKN 2 Kendari. Hal ini tentunya membawa dampak baik pada citra sekolah SMKN 2 di mata masyarakat khususnya masyarakat Kota Kendari. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh signifikan antara komunikasi antarpersona guru Bk terhadap perilaku siswa. Pengaruh signifikan ini terlihat dari hasil uji analisis regresi linear sederhana yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. Hal ini diperkuat juga dengan berkurangnya jumlah siswa yang masuk ke ruang BK dalam tiga tahun terakhir. Hal ini berarti bahwa Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan komunikasi antarpersona yang baik pada para siswa dan dapat merubah perilaku yang kurang baik selama berada di lingkungan sekolah SMKN 2 Kendari. Selain itu Guru BK SMKN 2 Kendari selalu telah bersikap bijak dalam menghadapi masalah yang dialami siswa, selalu menunjukkan sikap yang ramah, penyayang dan menghargai setiap pendapat siswa yang berbeda-beda serta memberi kepercayaan kepada siswa dan memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan positif siswa. 2. Guru bimbingan konseling menggunakan teknik komunikasi antarpersona, dimana komunikasi lebih intens atau mendalam antara siswa dan guru bimbingan, tatap muka (face to face) yang memungkinkan untuk mudahnya terjalin hubungan diadik Secara umum pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah bertujuan untuk membantu siswa mengenal dan menerima dirinya, mengenal dan menerima lingkungan secara positif serta mampu mengambil keputusan sesuai dengan keadaan dirinya. 3. Perilaku siswa yang mendapat bimbingan konseling juga berubah menjadi lebih positif meskipun tidak berlangsung dengan mudah, hal ini dapat menjadi tolak ukur keberhasilan Guru BK dalam menangani siswa yang bermasalah dan membutuhkan bimbingan konseling. Selain itu komunikasi antarpesona guru BK terhadap perilaku siswa SMKN 2 Kendari sudah membawa pengaruh positif dan mempengaruhi perilaku siswa untuk dapat bersikap lebih baik serta membuat dan menentukan pilihannya sendiri dan melakukan penyesuaian serta pemecahan masalah secara cerdas dengan memanfaatkan bimbingan yang diberikan oleh konselor kepada mereka untuk mengurangi kebiasaan-kebiasaan melakukan pelanggaran serta perkelahian antar sesama siswa maupun dengan siswa sekolah lain. DAFTAR PUSTAKA Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Littlejohn, Stephen and Karen, A Foss. 2008 Theories of Human Communication. Ninth Edition. Belmont, CA : Thomson Wadsworth. Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business: A Skill Building Approach Second Edition. Singapore: John Willey & Sons Inc. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitaif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supranto, J. 2005. Statistik Teori dan Aplikasinya. Jakarta: LP3ES. Tohirin. 2007. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. KUISIONER Dalam rangka penelitian mengenai “Pengaruh Komunikasi Antar Persona Guru Bimbingan Konseling Terhadap Perilaku Siswa (Studi Pada Siswa SMK Negeri 2 Kendari)” maka kami mohon kesediaan teman-teman sekalian untuk dapat mengisi kuisioner yang kami ajukan. Kami berharap teman-teman sekalian bersedia mengisinya sesuai dengan apa yang teman-teman rasakan saat ini. Untuk diketahui bahwa kuisioner ini hanyalah untuk kepentingan akademis dan ilmiah saja. Setiap jawaban merupakan bantuan yang tidak ternilai besarnya bagi penelitian kami. Hasil dari penelitian ini hanya dipergunakan bagi keperluan penulisan ilmiah, oleh karena itu kami sangat mengharapkan ketelitian, kejujuran, dan kesungguhan teman-teman sekalian dalam mengisi kuisioner yang dimaksud, sehingga hasilnya dapat mencerminkan keberadaan yang sebenarnya. Kami sangat berterima kasih atas kerjasama dan bantuannya. Petunjuk pengisian angket: 1. Isilah identitas dengan lengkap. 2. Bacalah setiap pernyataan dan pertanyaan dalam angket ini dan pilihlah salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda dengan memberikan tanda centang () pada kolom pilihan jawaban: TP : Tidak Pernah (diberi poin 1) J : Jarang (diberi poin 2) KK : Kadang-kadang (diberi poin 3) S : Sering (diberi poin 4) SS : Sangat Sering (diberi poin 5) 3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai. Nama : Kelas & Jurusan : Jenis Kelamin : Alamat : KOMUNIKASI ANTAR PERSONA GURU BK (X) No. Pernyataan Authority (Kekuasaan) 1. 2. 3. 4. Guru BK saya selalu bijaksana dalam mengambil keputusan Guru BK saya selalu membuat peraturan yang mendisiplinkan siswa Peraturan yang dibuat guru BK selalu dapat diikuti dan dimengerti Guru BK selalu mendengarkan pendapat siswanya Commitment (Komitmen) 5. 6. 7. 8. TP J KK S SS TP J KK S SS Guru BK saya selalu memberikan nasehat dan saran jika terjadi suatu permasalahan Guru BK saya selalu memberikan nasehat dan saran yang mudah di pahami Setiap permasalahan yang diselesaikan guru BK dilakukan dengan sikap yang tidak emosional (arif dan bijaksana) Solusi yang diberikan guru BK terhadap permasalahan saya selalu tepat Contrast (kontras) 9. Pilihan Jawaban TP J KK S SS Guru BK saya selalu membandingkan sikap saya dengan siswa lain Guru BK saya selalu memberikan contoh sikap yang baik kepada 10. siswanya Guru BK saya selalu membandingkan siswa yang malas dengan siswa yang rajin Guru BK selalu membandingkan siswa berprestasi dengan siswa 12. yang tidak berprestasi 11. Liking (Kesukaan) TP J KK S SS 13. Guru BK saya selalu bersikap terbuka pada semua orang Guru BK saya bersikap ramah kepada semua siswa meskipun siswa 14. itu nakal Guru BK saya berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik kepada 15. seluruh siswa Guru BK saya mampu menangani dengan tepat permasalah yang 16. terjadi pada siswa PERILAKU SISWA (Y) No. Pernyataan Merokok 1. 2. 3. 4. Pilihan Jawaban TP J KK S SS Saya mematuhi larangan merokok disekolah Saya selalu mendengarkan nasehat dari guru BK untuk tidak membawa rokok disekolah Ketika ada teman yang merokok di sekolah dan saya diajak bergabung, saya menolak menolak ajakan tersebut Sanksi guru BK membuat saya takut merokok di sekolah Berkelahi Saya selalu menghindari hal-hal yang dapat memicu perkelahian Saya selalu menjaga hubungan baik antar siswa di sekolah Jika ada teman yang bermasalah dengan saya dan mengajak 7. berkelahi, saya selalu menyelesaikannya dengan jalan damai Saya selalu menjaga hubungan baik dengan siswa di sekolah lain 8. agar tidak terjadi perkelahian antar sekolah Bolos 9. Saya selalu mengikuti pelajaran dikelas dan tidak pernah bolos 10. Saya selalu menolak ajakan teman untuk bolos 11. Saya selalu menasehati teman yang suka bolos 12. Sanksi bolos dari guru BK membuat saya tidak pernah mencoba TP J KK S SS 5. 6. TP J KK S SS untuk bolos UJI REGRESI Descriptive Statistics Mean Perilaku Siswa Komunikasi Antar Personal Guru BK Std. Deviation N 48.9180 6.61638 61 67.1311 8.92837 61 Correlations Komunikasi Antar Personal Perilaku Siswa Pearson Correlation Perilaku Siswa Komunikasi Antar Personal Guru BK Sig. (1-tailed) Perilaku Siswa Komunikasi Antar Personal Guru BK N Perilaku Siswa Komunikasi Antar Personal Guru BK Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Variables Entered Removed Method Komunikasi Antar Personal Guru BKa a. All requested variables entered. . Enter Guru BK 1.000 .942 .942 1.000 . .000 .000 . 61 61 61 61 Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Variables Entered Removed Method Komunikasi Antar Personal Guru . Enter BKa b. Dependent Variable: Perilaku Siswa Model Summaryb R Model 1 R Square .942a Change Statistics Adjusted R Std. Error of the Square .888 Estimate .886 R Square Change 2.23494 F Change .888 Durbin- df1 df2 466.847 1 Sig. F Change 59 Watson .000 1.555 a. Predictors: (Constant), Komunikasi Antar Personal Guru BK b. Dependent Variable: Perilaku Siswa ANOVAb Model 1 Sum of Squares Regression Residual Total df Mean Square F 2331.887 1 2331.887 294.703 59 4.995 2626.590 60 Sig. 466.847 .000a a. Predictors: (Constant), Komunikasi Antar Personal Guru BK b. Dependent Variable: Perilaku Siswa Coefficientsa Model 1 (Constant) Unstandardized Standardized 95% Confidence Coefficients Coefficients Interval for B B 2.044 Std. Error 2.188 Beta t .934 Sig. .354 Collinearity Correlations Lower Upper Bound Bound order Partial -2.334 6.423 Statistics ZeroPart Tolerance VIF Komunikasi Antar Personal Guru BK .698 .032 .942 21.607 .000 .634 .763 .942 .942 a. Dependent Variable: Perilaku Siswa Coefficient Correlationsa Komunikasi Antar Personal Guru BK Model 1 Correlations Komunikasi Antar Personal Guru BK 1.000 Covariances Komunikasi Antar Personal Guru BK .001 a. Dependent Variable: Perilaku Siswa Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Komunikasi Antar Personal Guru BK Model Dimensi on 1 1 1.991 1.000 .00 .00 2 .009 15.228 1.00 1.00 Eigenvalue Condition Index (Constant) a. Dependent Variable: Perilaku Siswa Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value Maximum Mean Std. Deviation N 32.0687 -2.703 57.9036 1.441 48.9180 .000 6.23416 1.000 61 61 .286 .831 .385 .124 61 31.4385 -5.63701 -2.522 -2.553 -5.77712 -2.684 .000 .000 .000 57.7909 4.58761 2.053 2.083 4.72627 2.146 7.305 .288 .122 48.8903 .00000 .000 .006 .02776 .004 .984 .021 .016 6.28874 2.21624 .992 1.011 2.30742 1.026 1.603 .044 .027 61 61 61 61 61 61 61 61 61 a. Dependent Variable: Perilaku Siswa .942 1.000 1.000