PERILAKU KOMUNIKASI & PERSEPSI SITUASIONAL DI MASA KRISIS “ public behavior changes easily and the change will depend on two factors such as situation and the opportunity to discuss it with other” (Grunig, 1979) MEDIA MASSA SEBAGAI SUMBER INFORMASI Media massa mempunyai peran penting sebagai salah satu penyedia informasi. Namun demikian, cara media melaksanakan peran penting terkadang memunculkan kontroversi diantara korban. Media massa telah bertindak sebagai sumber informasi yang baik, namun banyak juga yang menilai informasi yang disediakan media tidak dapat dipercaya. Teori ini dapat digunakan sebagai pijakan bagi PR untuk dapat mengidentifikasi dan mengantisipasi apakah individu-individu mempunyai motivasi dan kemampuan untuk menjaga kepentingan atau ketertarikannya sebagai anggota publik dari organisasi. Publik aktif: publik yang dapat memengaruhi operasional organisasi karena mereka secara aktif memerhatikan bahkan mengkritisi organisasi. PR lebih mudah berkomunikasi dengan publik aktif, selain karena mempunyai motivasi berhubungan dengan organisasi, juga karena publik aktif mencari informasi secara aktif tentang organisasi. Tetapi keaktifan mencari sumber informasi ini juga menyebabkan publik aktif lebih sulit dipersuasi dari pada publik yang pasif. Praktisi PR dapat merencanakan strategi komunikasinya lebih akurat dan efektif jia mengetahui seberapa aktif publik dalam mencari informasi (Lattimore, dkk,2007) PR dapat melakukan riset sebelum merancang sebuah program, yang disebut riset formatif. Teknik riset yang dilakukan antara lain: 1. focus group discussion 2. survei Riset yang dilakukan harus berfokus pada upaya mencari informai tentang perilaku komunikasi publik Ketika semakin banyka individu menjadi anggota publik aktif, organisasi dituntut membuka komunikasi dua arah yang timbalbalik agar terjadi pertukaran informasi yang positif dengan publik 1. Menentukan jenis media komunikasi yang tepat dan sesuai untuk menyebarluaskan pesan”nya. jika publik mempunyai perilaku aktif, praktisi PR dpt menggunakan media yg lebih terspesialisasi, seperti: booklet, majalah, seminar, newsletter, company profile atau internet. 2. Merencanakan strategi komunikasi dalam menyusun (encode) pesan-pesan komunikasi. jika publik aktif mencari informasi, gaya dan kreativitas pesan tidak terlalu penting karena orang memang dengan keinginan sendiri berupaya mencari dan mendapatkan informasi sehingga dia akan berupaya memahami pesan-pesan yang akan diperolehnya. Jika publik pasif, pesan” komunikasi harus di manage dengan baik, menarik dan kreatif sehingga dpt menarik perhatian publik, menjaga ketertarikan publik dan merangsang publik agar berkepentingan dengan pesan-pesan tersebut. 3. Membuat segmentasi publik berdasarkan perilaku komunikasinya, apakah aktif atau tidak. artinya, pesan-pesan komunikasi mesti diadaptasikan dengan karakteristik audiens untuk mendapatkan hasil yang efektif (Werder, 2006:337). akan efektif jika PR menyediakan programprogram sosialisasi apa itu bioterorisme, pengaruhnya terhadap kehidupan kita dan bagaimana sikap organisasi terhadap isu. 4. Sebagai antisipasi terjadinya masalah yang besar. PR sejak dini mesti mendeteksi perilaku publik, jangan sampai tiba-tiba muncul active public sebelum organisasi berkomunikasi dengan latent public tentang suatu isu. Dikhawatirkan publik yang aktif ini akan bertindak tanpa mempunyai pengetahuan yang memadai tentang isu tersebut Topik “KRISIS KEUANGAN” Mahasiswa menganalisis, mengkritisi dan memberikan rekomendasi terhadap kasus krisis akibat krisis keuangan Dikerjakan per orangan Selamat belajar, wish u luck..