Pengaruh Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan

advertisement
Pengaruh Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Ade Fitria Ningsih
Jurusan Administrasi Niaga – Politeknik Negeri Bandung
Abstract
In an increasingly integrated world economy it appears that the State is successful in
the economy is the country that successfully promote and sustain the existence of the
trade quickly. Indonesian economic system is an open system (open economic system),
therefore it is an economy open to abroad have far-reaching consequencs on the
economy dalamnegeri. These consequences include aspects of economic and noneconomic for increasingly rapid, economic relations between countries become
intertwining and leading to increased trade flows of goods and money between
countries. International economic developments One way to improve the country's
economic growth, ie international trade. In international trade, one of the things that
should be done in foreign relations is to perform a treaty. The stages in international
treaties, namely: negotiations (Negotiatio), signature (Signature), validation
(Ratifacation). After these steps may be fulfilled, workable international agreement.
The treaty may be bilateral, regional and international levels. International trade is a
trade that is made by a resident suatunegara with residents of other countries on the
basis of mutual agreement.
Keyword: Agreement, Development, Economy, international
1
Pengertian perdagangan internasional
Menurut Sukirno (2004) Perdagangan internasional adalah perdagangan yang
dilakukan oleh penduduk antar satu negara dengan negara lain yang berlandaskan
kepada kesepakatan. Perdagangan internasional ini dapat dilakukan antara individu
dengan pemerintah Negara yang satu negara dengan pemerintah negara lain. Pedapat
lain
dikemukan
dalam
wikipedia
bahasa
indonesia
bahwa
Perdagangan
internasional merupakan kegiatan perdagangan yang dilakukan antara penduduk dalam
negeri dengan penduduk luar negeri yang berdasarkan atas kesepakatan diantara
keduanya. Yang dimaksud dengan penduduk dalam konteks ini dapat berupa transaksi
antar perorangan yaitu individu dengan individu, dan antara perintah dari suatu Negara.
Dalam pengertian lainnya Sutedi (2014:3) menjelaskan bahwa perdagangan
internasional merupakan transaksi jual beli yang dilakuan lintas negara, yang
melibatkan dua pihak serta melintasi batas kenegaraan.
Jika diperbandingkan dengan pelaksanaan perdagangan yang ada di dalam negeri,
perdagangan internasional lebih rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut disebabkan
karena adanya batas-batas politik serta kenegaraan yang menghambat perdagangan,
misalnya dengan adanya, tarif, quota barang impor dan bea (Amir, 2003).
Ekspor dan Impor
Dalam perdagangan internasional tentunya tidak terlepas dengan kegiatan ekspor dan
impor, karena kedua hal ini merupakan nadi dalam perdagangan internasional. Adapun
pengertian Ekspor yang dikemukan oleh Mankiw (2004:240) adalah suatu barang dan
atau jasa yang diproduksi didalam negara dan dijual diluar negeri. Pendapat lain
dikemukan pula oleh Djauhari (2002:1) ekspor adalah perdagangan yang dilakukan
dengan cara mengirim barang keluar negeri dari dalam negeri dan telah melintasi
wilayah pabean.
2
Ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih
dari sekadar membeli serta
menjual barang antar pengusaha-pengusaha yang
bertempat di negara yang berbeda. Namun dalam konteks pertukaran barang serta jasa
yang menyeberangi laut dan darat tidak jarang timbul berbagai masalah yang cukup
kompleks antar pengusaha yang mempunyai kebudayaan, adat istiadat, bahasa, dan
cara yang berbeda-beda” Hutabarat (1989:1). Sedangkan pengertian impor dikemukan
oleh Sutedi (2014:7) ialah memasukkan barang dari luar negeri kedalam Indonesia.
Menurut Sutedi (2014:3) mengemukakan pada hakekatnya ekspor dan impor adalah
suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari sekadar membeli serta menjual barang
antar pengusaha- yang bertempat tinggal atau berdomisili di negara yang berbeda.
Manfaat Perdagangan Internasional
Suatu Negara melakukan kegiatan perdagangan internasional dikarenakan banyaknya
manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan tersebut terutama bagi negara. Adapun
manfaat perdagangan internasional menurut Alam (2007:90) diantaranya:

Memperoleh devisa
Manfaat ini tentu akan diperoleh oleh Negara karena jika Negara mengekspor suatu
komoditas keluar negeri tentu Negara akan memperoleh pembayaran menggunakan
mata uang asing baik dollar maupun mata uangan lainnya. Dan mata uang asing ini
disebut devisa.

Memperluas kesempatan kerja
Hal ini dapat terjadi jika komoditas ekspor memerlukan tenaga kerja yang cukup
banyak, contohnya untuk ekspor gerabah atau rotan tentunya diperlukannya tenaga
kerja pengrajin pada bidang tersebut, sehingga secara otomatis dapat menyerap
tenaga kerja cukup banyak.

Menstabilkan harga-harga
Jika harga barang dalam negeri mengalami kenaikan atau mahal dan jumlah
barang atau jasa
terbatas sehingga hal ini menyebabkan tidak terpenuhinya
3
permintaan pasar, maka barang mau tidak mau tersebut harus diimpor. Hal ini
bertujuan untuk menstabilkan harga barang tersebut kembali normal.

Meningkatkan kualitas konsumsi
Melalui perdagangan internasional, penduduk mampu membeli barang yang belum
dapat dihasilkan didalam negeri atau mutunya belum sebaik produk dalam negeri.
Perdagangan internasional dapat memacu industry dalam negeri untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar
internasional. Di Indonesia barang seperti itu beragam, antara lain televise, pakaian,
sepatu, dan perabotan.

Mempercepat alih teknologi
Agar dapat menggunakan barang impor dari luar negeri yang dirasa cukup asing
bagi masyarakat, maka diperlukannnya pengetahuan atau keterampilan dalam
penggunaan barang tersebut. Sehingga penjual perlu untuk mengadakan pelatihan
penggunaan barang tesebut. Hal ini akan mempercepat alih teknologi dengan
demikian memungkinkan untuk suatu Negara mempelajari teknolgi baru.
Pertumbuhan ekonomi
Jika sebelumnya telah dijelaskan pengertian perdagangan internasional tentunya saat
ini perlu diketahui pula pengertian dari pertumbuhan ekonomi menurut Putong
(2010:141) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti
(dengan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat) dalam perhitungan suatu
periode tertentu. Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu
pertambahan pendapatan nasional yang disebabkan oleh pertambahan secara alami dari
tingkat pertambahan penduduk atau masyarakat yang diimbangi dengan tingakat
tabungan yang meningkat pula. Dan menurut
pakar ekonomi pembangunan,
pertumbuhan ekonomi merupakan bag Negara yang telah maju untuk menyebut
keberhasilan pembangunan negaranya, sementara Negara yang
berkembang
digunakan sebuah istilah pembangunan ekonomi.
4
Factor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

Faktor Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah faktor
terpenting dalam mempengaruhi
pertumbuhan ekonoi, mengapa demikan? Hal ini dikarekan SDM merupakan
subjek yang menjalankan atau melaksanakan proses pembangunan, sehingga
tercapai atau tidaknya suatu pembangunan Negara tergantung pada potensi
yang dimiliki oleh Negara tersebut.

Faktor Sumber Daya Alam
Saat ini Negara berkembang banyak bertumpu pada sumber daya alam yang
dimiliki oleh negaranya untuk melakukan pembangunan. Namun sumber daya
yang melimpah pun tidak menjamin akan keberhasilan pembangunan jika tidak
didukung oleh SDM yang mumpuni dalam pengelolaannya.

Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan IPTEK yang semakin maju saat ini memberikan dorongan yang
cukup kuat terhadap percepatan pembangunan, perubahan pola kerja dari
tradisional (menggunakan tenaga manusia) mengarah kepada pola yang lebih
modern (menggunakan mesin-mesin). Sehingga hal ini berpengaruh pula pada
percepatan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Faktor Budaya
Factor kebudayaan cukup memiliki andil dalam pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi, factor ini mampu memberikan dorongan positif dan
juga negatif, dorongan positif dari factor ini ialah jika disertai dengan adanya
sikap kerja keras, cerdas, jujur serta ulet. Namun factor ini akan memberikan
dorongan negatif apabila disertai dengan budaya KKN, sikap yang anarkis,
egois serta boros.
5

Sumber Daya Modal
Sumber daya modal merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam pengolah
SDA serta meningkatkan kemujuan dalam bidang IPTEK. Hal ini menjadi
penting karena sumber daya modal dapat meningkatkan produktivitas.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Ada begitu banyak teori tentang pertumbuhan ekonomi yang dikemukan oleh para
pakar ekonomi.
Berikut ini merupakan teori-teori pertumbuhan ekonomi
(Ahman:2007)
1. Teori pertumbuhan ekonomi historis
Tokoh yang memperkarsai teori ekonomi historis yaitu Federich List, Karl Bucher,
Werner Sombar dan Walt Whiteman Rostow.

Frederich List (1789-1846)
Ekonom berkebangsaan Jerman ini, membagi setiap tahap pertumbuhan
ekonomi yang dialami suatu Negara berdasarkan pada teknik produksi dan cara
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Tahap pertumbuhan ekonomi
menurut Frderich List digambarkan dalam tingkatan layaknya tangga dan inilah
yang melatar belakangi terori ini dikenal dengan sebutan Stuffen Theorien
(teori tangga). Tahapan tersebut digambarkan:

Karl Bucher (1847-1930)
6
Dalam teorinya Karl Bucher membagai tahap pertumbuhan ekonomi
masyarakat berdasar pada hubungan antar produsen serta konsumen dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Karl
Bucher dibagi sebagai berikut:
-
Rumah tangga tertutup, yaitu kehidupan masyarakat pada tahap ini masih
dalam keadaan yang sangat sederhana dan tertutup. Pada masa ini
masyarakat memproduksi barang hanya untuk kebutuhan pribadi. Dalam
pada masa ini juga belum dikenal adanya transaksi jual beli. Atau dalam
bahasa yang lebih sederhana apa yang mereka hasilkan adalah untuk
kebutuhan pribadi.
-
Rumah tangga kota, yaitu bertambahnya jumlah penduduk akan
berimplikasi pada peningkatan kebutuhan masyarakat dan akan terjadi
secara berkelanjutan dan hal ini kebutuhan pribadi atau antarkelompok
mulai sulit untuk terpenuhi sendiri. Ssehingga hal ini menyebabkan mau
tidak mau mereka harus saling berhbungan satu dengan lainnya dalam satu
kota. Pada masa ini pertukaran barang antarkelompok sudah mulai dikenal.
Dan mereka pada masa ini telah menyepakati suatu tempat untuk dijadikan
tempat bertransaksi atau saat ini sering dikatakan sebagai pasar.
-
Rumah tangga bangsa, yaitu rumah tangga kota yang telah berkembang
sehingga pertukaran yang terjadi antar penduduk satu kota tidak dapat
saling memenuhi. Hal ini akan menuntut pertukaran antarkota dalam satu
Negara. Dengan demikian, akan terbentuk kesatuan masyarakat yang akan
melakukan pertukaran antar kota dalam satu Negara. Pertukaran itu
mengakibatkan ruang lingkup pertukaran mencakup bagian pasar yang
lebih luas yaitu pasar nasional.
-
Rumah tangga dunia, pada tahap ini katakana sebagai rumah tangga dunia
karena kegiatan ekonomi yang semakin berkembang bahkan telah melewati
batas Negara, dan sistem pertukaran pun sudah tidak terbatas.
7

Werner Sombart (1863-1947)
Werner Sombart membagi pertumbuhan ekonomi menjadi empat tahap, yaitu
sebagai berikut:
-
Prakapitalisme (vorkapitalismus), pada tahap ini disebut bahwa
pertumbuhan ekonomi kapitalis purba. Pada zaman ini, belum dikenal
adanya kamu kapitals. Dan kehidupan masyarakat terbilang statis.
Dimasa ini mereka hanya terpaku pada pemenuhan kebutuhan sendiri
dan dalam masa ini pula merka hidupa dengan rasa kekeluargaan yang
tinggi dan mereka juga hanya mengandalkan pertanian sebagai media
pemenuhan kebutuhannya.
-
Zaman kapitalis madya (Fruhkapitalismus), tahap ini kehidupan
masyarakat mulai memikirkan keuntungan serta keinginan untuk
memiliki kekayaan. Kehidupan pada era ini sudah mulai dinami,
individualis, dan telah mengenal alat tukar uang.
-
Zaman kapitalis raya (Hochkapitalismus), saat ini kehidupan
masyarakat telah mengarah untuk mencari laba setinggi-tinginya (Pure
profit motive). Dimana setiap usaha yang dilakukan ditujuakan untuk
memperoleh keuntungan. Ciri-ciri masyarakat pada masa ini ditandai
dengan kemunculan kaum kapitalis yang mulai beruhasa untuk
menguasai alat produksi serta mulai munculnya perburuhan.
-
Zaman kapitalis akhir (Spatkapitalismus) pada zaman ini, mulai muncul
kaum sosialis yang berkeiinginan untuk sejahtera bersama-sama. Ciri
perekonomian pada masa ditandai dengan adanya campur tangan atau
peran serta pemerintah dalam kegiatan perekonomian dan setiap usaha
yang dijalankan merupakan kepentingan bersama sehingga tidak ada
8
lagi peran majikan besar. Hal ini menyebabkan tidak terpinggirkannya
kaum kapitalis.

Walt Whiteman Rostow (1916-1979)
Rostow ialah seorang ekonom Amerika. Ia mengemukakan teori pertumbuhan
ekonomi dalam buku miliknya yang berjudul The Stages Of Economic Growth.
Menurut Rostow pertumbuhan ekonomi dapat dibagi menjadi lima,
diantaranya:
-
Masyarakat
Tradisional
(The
Traditional
Society),
kehidupan
masyarakat pada tahap ini dapat dikatakan sangat sederhana. Dan
dalam kegiatan produksi pada zaman ini masih menggunakan peralatan
tradisional yang digunakan secara turun temurun. Pada zaman ini
mereka belum mengenal teknologi, terikat dengan adat istiadat, serta
tingkat menghasilkan sesuatu atau produktivitas masih sangat rendah.
-
Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off), pada masa
ini masyarakat sadar akan pentingnya pembaruan. Dan telah mengenal
teknologi serta menerima inovasi baru. Serta melakukan perubahan
proses produksi. Dan pada tahap ini sering disebut juga dengan istilah
masa transisi
-
Lepas landas (take off), perekonomian pada tahap ini menunjukkan
pertumbuhan yang dapat dikatakan cepat, hal ini ditandai dengan
penermuan baru pada cara produksi. Dan munculnya investasi hal ini
ditandai dengan peningkatan penanaman modal pada sector neto
industry yang berkisar antara 5%-10% dari pendapatan nasional.
-
Perekonomian yang matang atau dewasa (maturity of economic), pada
masa ini masyarakat terbilang sudah selektif dalam penggunaan
teknologi modern sehingga penggunaannya berjalan efektif dan efisien.
Perekonomian ang bergerak mengarah kepada kedewasaan adalah suatu
9
keadaan perekonomian yang sudah tidak terpengaruh oleh keadaan atau
peristiwa perekonomian yang terjadi di belahan Negara lain. Sehingga
sering disebutkan bahwa masa perekonomian dewasa merupakan
keadaan ekonomi yang paling stabil. Dan ciri lain dari perekonomian
dewasa ialah struktur kerja dari keahlian tenaga kerja mulai bergeser
kearah tengah profesional.
-
ekonomi konsumsi tinggi (High mass consumption), berdasarkan teori
ekonomi yang diungkapkan oleh Rostow masa ekonomi konsumsi
tinggi merupakan masa pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi.
Kaena
pada masa ini pola fikir masyarakat cenderung sudah
memikirkan konsumsi dan memikirkan cara untuk mengalokasikan
uang yang dimiliki dari penghasilan yang mereka peroleh. Dan ciri dari
perekonomian ini yaitu dengan munculnya tingkat konsumsi yang
cukup tinggi hal ini diimbangi pula oleh tingkat perndapatan perkapita
rill yang cukup tinggi pula.
Pengaruh
Perdagangan
Internasional
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Indonesia
Perdagangan internasional memiliki konstribusi yang cukup tinggi terhadap
pertumbuhan ekonomi Negara Indonesia hal ini dapat dilihat dari beberapa dampak
positif perdagangan internasional terhadap pertumbuhan perkonomian Indonesia yang
dikemukan oleh pemerintahan kabupaten Pekalongan, diantaranya:

Terpenuhinya kebutuahan akan berbagai macam kebutuhan barang dan jasa
dalam negeri

Penduduk di Negara yang bersangkutan dapat memperoleh barang dan jasa
dengan mudah dan murah sebagai akibat dari efisiensi dan spesialiasai

Adanya peningkatan devisa Negara

Peluang kerja lebih besar

Terciptanya persahabatan dan kerja sama antar Negara
10

Terdorongnya kegiatan ekonoi dalam negeri.
Selain itu pengaruh perdaganan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia juga dapat dilihat Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi edisi 72 pada bulan
Mei 2016 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat stastistik, adapun hasil laporan tersebut
ialah:

Inflasi
Pada bulan April 2016 terjadi deflasi sebesasr 0,45 % yang terdiri dari 82 kota,
dan tercatat 77 kota mengalami deflasi dan 8 (delapan) kota mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi dialami oleh kota Sibolga sebesar 1,79 % dan deflasi terendah
dialami oleh kota Singaraja yang hanya sebesar 0,06 %. Namun meskipun
demikian tingkat deflasi pada tahun 2016 sebesar 0,45% lebih rendah
disbanding tahun sebelumnya yaitu pada 2015 yang mengalami inflasi sebesar
0,36%. Dan untuk inflasi di tahun kalender 2016 sebesar 0,16% dan tingkat
inflasi tahun ke tahun (april 2016 terhadap terhadapt 2015) sebesar 3,60%. Dan
untuk tingkat inflasi bulan ke bulan, tahun kalender, dan tahun ke tahun dapat
dilihat pada grafik berikut:
11
Sumber: Laporan bulanan data sosial ekonomi BPS

PDB dan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016
Jika dilihat dari triwulan I-2016 dibandingan dengan triwulan I-2015 (y-on-y)
terjadi pertumbuhan sebesar 2,92 persen namun jika dibandingkan degnan
triwulan IV-2015 q-to-q) mengalami kontraksi 0,34 %. Dan dilihat dari sisi
produksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2016 hampir terjadi diseluruh
lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian yang mengalami
kontraksi 0,66 persen, dan untuk pertumbuhan ekonomi tertinggi berada pada
lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi yang mengalami pertumbuhan
sebesar 9,10 persen.
Bila dibandingkan degnan triwulan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi yang
dilihat dari sisi produksi dipengaruhi oleh factor musiman lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan, khususnya pada komoditas padi yang
berada pada tahap panen raya hal ini menyebabkan tumbuhnya ekonomi
mencapai 14,43 persen. Selain itu pertumbuhan juga dipengaruhi oleh beberapa
lapangan usaha lainnya seperti Real estate, jasa keuangan dan penyediaan
akomodasi dan makan minum.
Sumber: Laporan bulanan data sosial ekonomi BPS
12

Ekspor maret 2016 naik mencapai US$11,79 miliar, naik 4,25%
Nilai ekspor pada maret 2016 mengalami kenaikan sebesar 4,25% namun
dibandinkan maret tahun sebelumnya , ekspor turun 13,51%.
Sumber: Laporan bulanan data sosial ekonomi BPS
Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor non migas maaret 2016 terhadap
februari 2016 yang terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$105,9 juta
(10,10%). Hal ini tentunya memberikan dampak pada perekonomian Indonesia
karena dangan adanya peningkatan ekspor terhadap beberapa komoditi tertentu
akan memberikan devisa Negara. Tentunya secara otomatis perekonomian akan
tumbuh kearah yang jauh lebih baik, seperti yang dilangsir oleh Badan Pusat
Statistik bahwa ditahun 2016 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9 persen.
Selain IHPB non migas naik pertumbuhan ekonomi 2016 juga di pengaruhi oleh
IHPB umum yang naik sebesar 2,16% di banding bulan sebelumnya.
13
KESIMPULAN
Perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan antar Negara, dan
pertumbuhan internasional adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti (dengan
meningkatnya pendapatan perkapita) dalam suatu periode perhitungan tertentu.
Perdagangan internasional dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dikarenakan
beberapa faktor diantaranya keadaan sumber daya alam, sumber daya manusia, IPTEK,
dan faktor terpenting yaitu karena adanya pendapatan dari kegiatan ekspor impor yang
mendorong perekonomian suatu Negara semakin meningkat, jika kegiatan ekspor
meningkat dalam suatu komoditas maka secara otomatis pendapatan Negara akan
meningkat. Pada tahun 2016 ini perekonomian Indonesia meningkat 4,9 persen
disbanding tahun sebelumnya pada kwartal yang sama.
14
Daftar Pustaka
Ahman, Eeng & Epi Indriani. 2007. Membina Kompetensi Ekonomi. Bandung:
Alam, S, Drs. 2007. Ekonomi jilid 2 untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: ESIS Imprint
Erlangga
Amir, M.S. 2003. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri Seri Umum No.
2. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
BPS.2016. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi edisi 72 Mei 2016. Jakarta: Badan
Pusat Statistik
Djauhari Ahsar, Amirullah. 2002. Teori dan Praktek Ekspor Impor, Yogja: Graha Ilmu
Grafindo Media Pratama
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
https://m.tempo.co/read/news/2016/05/04/092768397/ekonomi-indonesia-triwulan-itumbuh-4-92-persen
Mankiw, Gregory N. 2004. Principles of macroeconomics. Third edition. The Driyden
Press
Putong, Iskandar & Andjaswati, Nuring, Dyah. 2010. Pengantar Ekonomi Makro.
Jakarta: Mitra Wacana Media
Sukirno, Sadono, 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sutedi, Adrian SH. 2014. Hukum Ekspor Impor. Cetakan kesatu. Raih Asa Sukses
(Penerbar Swadaya Grup): Jakarta Timur
15
Download