MODUL PERKULIAHAN 1 TEORI KOMUNIKASI Pokok Bahasan: Studi Komunikasi Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Periklanan & Marcomm Kuliah Teori Komunikasi Kode MK Disusun Oleh 85004 Morissan, M.A Abstrak Kompetensi Sudah sejak lama orang tertarik mempelajari bagaimana manusia berinteraksi satu sama lainnya, atau dengan kata lain, bagaimana manusia berkomunikasi. Hasil pengamatan terhadap komunikasi antar manusia menghasilkan berbagai teori komunikasi yang pada intinya adalah upaya para ahli menjelaskan bagaimana manusia berkomunikasi dan apa yang terjadi selama komunikasi itu berlangsung. Setelah membaca dan mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat: 1. Memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian teori komunikasi 2. Memahami dan mampu menjelaskan mengenai perbedaan berbagai teori komunikasi 3. Memahami dan mampu menerapkannya dalam penelitian komunikasi Pembahasan Teori komunikasi yang dihasilkan hingga saat ini jumlahnya sangat banyak karena komunikasi itu sendiri merupakan bidang yang sangat luas. Berbagai teori itu kemudian dikelompokkan atau digolongkan menurut mekanisme tertentu sehingga berkembang menjadi ilmu tersendiri pula. Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting namun juga kompleks dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi, khususnya teori komunikasi. Apakah teori itu? Setiap upaya untuk menjelaskan suatu pengalaman adalah teori yaitu gagasan atau ide bagaimana sesuatu dapat terjadi. Setiap orang pada dasarnya menggunakan teori yang digunakan untuk memandu orang memahami berbagai hal dan memberikan keputusan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan. Teori selalu berubah dari waktu ke waktu. Perubahan teori terjadi ketika orang menemukan hal baru atau mendapatkan perspektif baru. Teori dapat menentukan pola-pola dari peristiwa sehingga kita dapat mengetahui apa yang diharapkan akan terjadi. Teori membantu kita memutuskan apa yang penting dan apa yang tidak. Teori juga dapat membantu kita untuk memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya.1 Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya. Orang memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat jelas dan mudah dipahami orang lain namun terkadang makna itu sangat kabur, tidak dapat dipahami dan bahkan bertentangan dengan makna sebelumnya. Dengan memahami teori komunikasi maka orang dapat menafsirkan peristiwa secara lebih fleksibel dan bermanfaat. Jika anda ditanya, apakah komunikasi? Apa yang terjadi jika sejumlah orang bertemu dan berinteraksi? Ketika anda mencoba menjawab kedua pertanyaan itu maka sebenarnya anda tengah menyusun suatu teori komunikasi. Kedua pertanyaan itu tampaknya mudah bahkan orang awam yang bukan ahli pun dapat memberikan jawaban menurut sudut pandangnya. Namun demikian setiap orang akan menjawab kedua pertanyaan itu secara 1Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, Sixth Edition, Wadsworth Publishing Company, Albuquerque, New Mexico, 1999. Hal 2. 2012 2 Teori Komunikasi Morissan, SH, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berbeda-beda. Orang akan memberikan penjelasan yang bermacam-macam. Tidak ada jawaban yang sama. Setiap orang akan melihat hal yang berbeda pada saat orang berkomunikasi. Inilah sebabnya mengapa terdapat begitu banyak teori dalam ilmu komunikasi saat ini khusunya yang dikemukakan para sarjana barat. Pada dasarnya siapapun dapat menyusun teori komunikasi. Lantas apa yang membedakan antara teori komunikasi yang disusun oleh orang awam dengan teori komunikasi yang dihasilkan para ahli komunikasi. Orang awam akan menyusun teorinya berdasarkan perkiraan (guesswork) atas hasil pengamatannya dalam kehidupan yang dialaminya sehari-hari. Para ahli komunikasi akan menyusun teorinya secara ilmiah (scientific) berdasarkan pengamatan (observasi) yang disusun secara sistematis. Membangun teori bukanlah pekerjaan mudah karena membutuhkan upaya yang serius mulai dari observasi yang terfokus, menyusun hipotesa dan bahkan kemudian melakukan revisi terhadap teori yang sudah disusun. Istilah 'teori komunikasi' dapat mengacu kepada suatu teori tunggal namun juga dapat mengacu kepada sejumlah ide atau gagasan yang terkait dengan proses komunikasi 1.1 Studi Komunikasi Walaupun orang telah mempelajari komunikasi sejak zaman purbakala namun perhatian terhadap pentingnya komunikasi baru muncul belakangan yaitu pada awal abad ke-20. Barnett Pearce (1989) menyebutkan munculnya peran komunikasi sebagai 'penemuan revolusioner' (revolutionary discovery) yang sebagian besar disebabkan penemuan teknologi komunikasi seperti radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer. Pada saat yang hampir bersamaan muncul dan berkembang industrialisasi, tumbuhnya korporasi multinasional dan politik global.2 Studi akademik yang lebih serius terhadap ilmu komunikasi dimulai setelah selesainya Perang Dunia I. Selain karena faktor kemajuan teknologi telekomunikasi, perhatian serius terhadap ilmu komunikasi juga ditunjang munculnya pemikiran pragmatisme dan progresivisme dikalangan para ahli ilmu sosial yang mendorong keinginan untuk memperbaiki masyarakat melalui perubahan sosial yang luas. Pada masa itu para akademisi mulai melakukan penelitian atas kegiatan propaganda pemerintah dan pembentukan opini publik. Para peneliti juga memulai studi mengenai sikap dan opini untuk mengetahui bagaimana opini publik dapat dipengaruhi oleh media massa. Pada periode W. Barnet Pearce, Communication and the Human Condition, Carbondale, Southern Illinois University Press, 1989 dalam Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, Ibid hal 6. 2 2012 3 Teori Komunikasi Morissan, SH, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang sama ilmu-ilmu sosial semakin berkembang terutama sosiologi dan psikologi sosial yang muncul sebagai pemimpin dalam studi komunikasi.3 Riset sosiologi yang dilakukan pada tahun 1930-an kebanyakan menyelidiki bagaimana komunikasi dapat mempengaruhi individu dan masyarakat. Sedangkan topik-topik riset yang populer dalam bidang psikologi sosial ketika itu antara lain adalah: riset mengenai efek film terhadap anak-anak, riset mengenai propaganda, persuasi dan dinamika kelompok. Riset lain yang sering dilakukan pada periode ini adalah pada bidang pendidikan misalnya penggunaan radio dalam pendidikan, riset mengenai efek dari berbagai jenis komunikasi terhadap siswa di kelas. Pada masa ini juga dimulai pengajaran mengenai keahlian komunikasi dasar seperti public speaking dan diskusi kelompok.4 Usai Perang Dunia II, ilmu-ilmu sosial telah semakin diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri. Minat para ahli terhadap ilmu psikologi dan sosial semakin kuat. Riset mengenai proses persuasi dan pengambilan keputusan (decision making) dalam kelompok menjadi perhatian utama, tidak hanya di kalangan peneliti tapi juga masyarakat pada umumnya. Tidak lama setelah Perang Dunia II studi komunikasi menjadi semakin intensif.5 Pendekatan terhadap studi komunikasi memiliki arah yang berbeda antara kelompok sarjana di Eropa dan kelompok sarjana di Amerika Serikat (AS). Di AS, para peneliti cenderung mempelajari komunikasi dengan metode kuantitatif untuk mendapatkan objektivitas. Walaupun para sarjana belum sependapat sepenuhnya mengenai standar ideal objektivitas namun metode kuantitatif telah digunakan di AS selama bertahun-tahun. Sebaliknya, para sarjana dan peneliti sosial di Eropa lebih banyak dipengaruhi oleh sejarah dan budaya serta sangat dipengaruhi ajaran Marxisme. Selama bertahun-tahun, perbedaan pandangan telah menimbulkan ketegangan antara dua tradisi keilmuan ini, namun demikian dalam perkembangannya kedua kelompok pemikiran ini saling mempengaruhi.6 1.2 Pemikiran Barat dan Timur Pemikiran mengenai studi komunikasi tidak hanya terbagai antara pemikiran Amerika dan Eropa namun juga antara pemikiran barat yang merupakan gabungan antara Amerika dan Eropa dengan pemikiran timur yaitu Asia. Studi komunikasi di Asia menunjukkan arah pemikiran dan perkembangan tersendiri yang berbeda dibandingkan dengan di barat, Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, Ibid hal 4. Littlejohn, Ibid 5 Ibid 6 Ibid. 3 4 2012 4 Teori Komunikasi Morissan, SH, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id setidaknya inilah yang dikemukakan Lawrence Kincaid (1987) yang menyatakan terdapat sejumlah perbedaan prinsip antara sarjana barat dan timur dalam memformulasikan studi komunikasi. Kincaid menunjukkan empat perbedaan dalam hal studi komunikasi antara timur dan barat.7 1. Perbedaan pertama, menurut Kincaid adalah bahwa teori-teori komunikasi timur cenderung untuk fokus pada keseluruhan (wholeness) yang menjurus kepada kesatuan (unity), sedangkan teori barat sangat dipengaruhi oleh bagian-bagian (parts) dan tidak ingin menyatukan bagian-bagian itu untuk menjadi satu kesatuan. 2. Perbedaan kedua, sebagian besar teori barat terlalu menekankan pada visi individualisme. Orang barat dianggap aktif dalam mencapai tujuan personalnya. Sedangkan teori timur memandang efek komunikasi sebagai tidak terencana sehingga menjadi konsekuensi alami dari berbagai peristiwa (natural consequences of events). Teori timur menekankan pada penyatuan (konvergensi) antara emosi dan spiritual sebagai hasil dari efek komunikasi. 3. Perbedaan ketiga antara teori timur dan barat terletak pada bahasa dan pikiran. Kebanyakan teori barat didominasi oleh bahasa, sedangkan teori timur menilai simbolsimbol verbal sebagai hal yang tidak terlalu penting. Hal ini menjelaskan mengapa bersikap 'diam' menjadi begitu penting dalam komunikasi di timur. Cara berpikir barat juga tidak terlalu dipercaya dalam tradisi timur. Falsafat Asia lebih menekankan pada pandangan intuitif yang diperoleh dari pengalaman langsung. 4. Pada akhirnya, konsep mengenai 'hubungan' (relationship) juga berbeda antara pemikiran timur dan barat. Di barat, hubungan terjadi antara dua individu atau lebih. Sementara dalam tradisi timur, hubungan itu tidak terjadi antara individu tetapi antara posisi-posisi sosial yang terkait dengan peran, status dan kekuasaan. Saat ini ilmu komunikasi telah berkembang dengan pesat dan minat untuk mempelajari ilmu komunikasi juga sudah sangat besar. Namun demikian ilmu komunikasi, pada umumnya merupakan ilmu yang multidisipliner. Hal ini sekaligus menunjukkan kompleksitas ilmu komunikasi. Dari segi teori, tidak ada teori komunikasi yang betul-betul komprehensif. Mencari teori komunikasi terbaik bukanlah tindakan yang bermanfaat karena ilmu komunikasi pada dasarnya mencakup lebih dari satu aktivitas. Setiap teori melihat proses komunikasi dari sudut yang berbeda-beda, dan setiap teori memberikan pengertian-pengertian berdasarkan sudut pandang yang dipilihnya. Tentu saja, D. Lawrence Kincaid (1987), Communication Theory: Eastern and Western Perspective, San Diego, Academic, dalam LittleJohn, Theories of Human Communication. Ibid hal 5 7 2012 5 Teori Komunikasi Morissan, SH, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tidak semua teori memiliki validitas dan manfaat yang sama. Para peneliti hanya akan memilih teori-teori tertentu yang dinilai lebih bermanfaat dari pada lainnya untuk mendukung proyek penelitian tertentu. Bagaimanakah kita seharusnya bersikap ditengah banyaknya teori komunikasi itu? Menurut penulis, kita seharusnya bersikap menerima berbagai teori komunikasi tersebut atau bersikap multitheoretical orientation dari pada menghindari teoriteori yang banyak itu.8 Munculnya ilmu komunikasi sebagai disiplin ilmu tersendiri tidak terlepas dari ilmu-ilmu lainnya. Para peneliti pada awalnya melihat komunikasi sebagai proses sekunder. Misalnya ilmu psikologi yang mempelajari tingkah laku individu akan menganggap komunikasi sebagai salah satu dari tingkah laku individu tersebut. Ahli sosiologi akan lebih fokus pada masyarakat dan proses sosial, maka seorang sosiolog akan melihat komunikasi sebagai salah satu saja dari banyak faktor sosial. Para ahli antropologi lebih tertarik kepada budaya dan jika mereka meneliti komunikasi maka mereka akan memperlakukan komunikasi sebagai salah satu aspek dari topik atau tema budaya yang lebih luas.9 Apakah ini berarti kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi menjadi kurang berarti dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi atau antropologi? Tentu saja tidak. Belakangan ini, banyak ahli yang mengakui bahwa komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Para ahli ini berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti yang disebutkan di atas. Mereka melihat komunikasi sebagai topik utama dalam setiap penelitian mereka. Perhatian mereka yang intensif terhadap aspek komunikasi di bidang mereka masing-masing berhasil memunculkan ilmu komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Saat ini, ilmu komunikasi yang relatif masih muda ini telah menghasilkan begitu banyak teori. Dari sini kita dapat memahami bagaimana ilmu komunikasi muncul dari penelitian yang dilakukan pada disiplin ilmu lain. 1.3 Definisi Komunikasi Walaupun istilah 'komunikasi' sudah sangat akrab di telinga namun membuat definisi mengenai komunikasi ternyata tidaklah semudah yang diperkirakan. Stephen Littlejohn mengatakan: Communication is difficult to define. The word is abstract and, like most terms, Untuk pendalaman lebih lanjut lihat John Waite Bowers dan James J Bradac, Issues in Communication Theory: A Metatheoretical Analysis dalam Communication Yearbook 5, ed M Burgoon, New Brunswick, 1982 8 9 Littlejohn, 1999 hal 6 2012 6 Teori Komunikasi Morissan, SH, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id posses numerous meanings (Komunikasi sulit untuk didefinisikan. Kata 'komunikasi' bersifat abstrak, seperti kebanyakan istilah, memiliki banyak arti).10 Kesulitan dalam mendefinisikan kata 'komunikasi', baik bagi kepentingan akademis maupun penelitian, disebabkan kata kerja 'to communicate' (berkomunikasi) sudah sangat mapan sebagai kosa kata yang sangat umum dan karenanya tidak mudah ditangkap maknanya untuk keperluan ilmiah. Kata komunikasi menjadi salah satu kata yang paling sering digunakan dalam percakapan baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia.11 Para ahli telah melakukan berbagai upaya untuk mendefinisikan komunikasi, namun membangun suatu definisi tunggal mengenai komunikasi terbukti tidak mungkin dilakukan dan mungkin juga tidak terlalu bermanfaat.12 Frank Dance (1970) melakukan terobosan penting dalam upayanya memberikan klarifikasi terhadap pengertian komunikasi. Ia mengklasifikasikan teori komunikasi yang banyak itu berdasarkan sifat-sifatnya. Dance mengajukan sejumlah elemen dasar yang digunakan untuk membedakan komunikasi. Ia menemukan tiga hal yang disebutnya dengan 'diferensiasi konseptual kritis' (critical conceptual differentiation) yang membentuk dimensi dasar teori komunikasi yang terdiri atas: 1) dimensi level observasi; 2) dimensi kesengajaan; dan 3) dimensi penilaian normatif.13 1. Level Observasi Dimensi pertama adalah level observasi (level of observation). Menurutnya beberapa definisi mengenai komunikasi bersifat sangat luas (inclusive) sementara definisi lainnya bersifat terbatas. Misalnya, definisi komunikasi yang menyatakan komunikasi adalah: the process that links discontinous parts of the living world to one another (proses yang menghubungkan bagian-bagian yang terputus dari dunia yang hidup satu sama lainnya) dinilai sebagai definisi yang terlalu umum atau luas.14 Sebaliknya definisi yang menyatakan, communication as the means of sending military messages, orders etc, as Stephen W Littlejohn (1999), Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, Albuquerque, New Mexico. Hal 6. 11 Theodore Clevenger, Jr (1991) Can One Not Communicate? A Conflict of Model, Communication Studies dalam Littlejohn. 12 Stephen W Littlejohn (1999). Opcit Hal 6 13 Frank E.X Dance, The Concept of Communication, Journal of Communication, dalam Littlejohn hal 6. 14 Jurgen Ruesch, 'Technology and Social Communication' dalam 'Communication Theory and Research' ed. L. Thayer (1957), hal 462 dalam Littlejohn, hal 6. Terjemahan yang lebih sederhana untuk memudahkan pengertian dari definisi tersebut adalah "komunikasi adalah proses yang menghubungkan antara berbagai makhluk hidup di dunia." 10 2012 7 Teori Komunikasi Morissan, SH, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id by telephone, telegraph, radio, couriers.15 (komunikasi adalah alat untuk mengirim pesan militer, perintah dan sebagainya melalui telepon, telegraf, radio, kurir) sebagai terlalu sempit. 2. Kesengajaan Dimesi kedua adalah intentionality atau kesengajaan. Sebagian definisi mengenai komunikasi yang dikemukakan para ahli hanya memasukkan faktor pengiriman dan penerimaan pesan yang memiliki kesengajaan atau maksud tertentu (purposeful); sementara definisi lain tidak memasukkan batasan ini. Definisi berikut ini merupakan contoh definisi yang memasukkan faktor kesengajaan atau maksud tertentu misalnya: komunikasi adalah those situations in which a source transmits a massage to a receiver with conscious intent to affect the latter's behaviors.16(situasi dimana sumber mengirimkan pesan kepada penerima dengan sengaja untuk mempengaruhi tingkah laku penerima). Sedangkan definisi yang tidak memerlukan kesengajaan atau maksud tertentu misalnya: It is a process that makes common to two or several what was the monopoly of one or some.17(komunikasi adalah proses yang membuat dua atau beberapa orang memahami apa yang menjadi monopoli satu atau beberapa orang lainnya). ________________ The American College Dictionary (1964), Random House, New York, hal 244 dalam Littlejohn, Ibid hal 6. 16 Jurgen Ruesch, Opcit 17 Gerald R Miller (1966), On defining Communication: Another Stab, Jornal of Communication 16, hal 92, Ibid Littlejohn, hal 6-7 15 2012 8 Teori Komunikasi Morissan, SH, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, Sixth Edition, Wadsworth Publishing Company, Albuquerque, New Mexico, 1999. W. Barnet Pearce, Communication and the Human Condition, Carbondale, Southern Illinois University Press, 1989 D. Lawrence Kincaid (1987), Communication Theory: Eastern and Western Perspective, San Diego, Academic, dalam LittleJohn, Theories of Human Communication. Ibid hal 5 John Waite Bowers dan James J Bradac, Issues in Communication Theory: A Metatheoretical Analysis dalam Communication Yearbook 5, ed M Burgoon, New Brunswick, 1982 Theodore Clevenger, Jr (1991) Can One Not Communicate? A Conflict of Model, Communication Studies dalam Littlejohn. Frank E.X Dance, The Concept of Communication, Journal of Communication, dalam Littlejohn hal 6. Jurgen Ruesch, 'Technology and Social Communication' dalam 'Communication Theory and Research' ed. L. Thayer (1957 The American College Dictionary (1964), Random House, New York, hal 244 dalam Littlejohn, Ibid hal 6. Gerald R Miller (1966), On defining Communication: Another Stab, Jornal of Communication 16, hal 92, Ibid Littlejohn, hal 6-7 2012 9 Teori Komunikasi Morissan, SH, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id