perencanaan promosi - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Integrated Marketing Communication (IMC) 1
Pokok Bahasan:
PERENCANAAN PROMOSI
Fakultas
Program Studi
KOMUNIKASI
MARCOMM
Abstrak
Tatap Muka
05
Kode MK
Disusun Oleh
MK10230 MORISSAN, M.A
Kompetensi
Bagi kebanyakan perusahaan, perencanaan Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa
promosi telah menjadi bagian integral dari diharapkan
 Dapat memahami dan mampu menjelaskan
strategi pemasaran. Dengan demikian, orang
tentang perencanaan promosi.
yang
bertanggung
jawab
terhadap

Dapat memahami dan mampu menjelaskan
perencanaan promosi harus mengetahui
tentang analisa internal dan eksternal.
peran iklan dan elemen bauran pemasaran

Dapat memahami dan mampu menjelaskan
lainnya
dalam
keseluruhan
program
tentang analisa proses komunikasi
pemasaran.
PERENCANAAN PROMOSI
Bagi kebanyakan perusahaan, perencanaan promosi telah menjadi bagian integral dari
strategi pemasaran. Dengan demikian, orang yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan promosi harus mengetahui peran iklan dan elemen bauran pemasaran lainnya
dalam keseluruhan program pemasaran. Rencana promosi harus dirancang sebagaimana
merancang suatu rencana pemasaran. Perencanaan promosi harus mengacu dan fokus
pada rencana pemasaran dalam menentukan strategi promosi.
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki dua jenis rencana yaitu: rencana strategis
(strategic planning) atau sering disebut dengan strategi saja dan rencana taktis (tactical
planning) atau sering disebut dengan taktik saja. Menurut Dominick (2000), strategic plans
involve long-range, general goals that the organization wishes to achieve (rencana strategis
mencakup tujuan jangka panjang dan bersifat umum yang ingin dicapai perusahaan).1
Rencana strategis disusun oleh manajemen puncak. Sedangkan rencana taktis bersifat lebih
spesifik yang merinci tugas yang harus dicapai oleh masing-masing departemen yang ada
pada perusahaan untuk mencapai rencana strategis yang sudah ditetapkan.
Bentuk konkrit dari suatu rencana adalah program kerja. Setiap praktisi pemasaran
dituntut untuk dapat menyusun program kerjanya, baik program jangka panjang maupun
jangka pendek. Program kerja harus dipersiapkan secara cermat dan hati-hati agar dapat
memberikan hasil yang nyata. Tanpa adanya program yang terencana maka pekerjaan
akan dilakukan berdasarkan naluri atau insting saja sehingga mudah kehilangan arah,
gampang tergoda mengerjakan hal-hal baru, sementara pekerjaan yang lama belum
terselesaikan. Pada akhirnya, kita sulit memastikan sejauh mana kemajuan dan hasil-hasil
konkrit yang telah dicapai.2
Dalam merencanakan program, kita harus mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tujuan bisa satu, bisa lebih dari satu. Jumlah tujuan
yang layak dan menarik untuk dikejar memang nyaris tak terbatas; akan tetapi jumlah tujuan
yang hendak dicapai sepenuhnya tergantung pada ukuran kapasitas dan sumber daya
(khususnya pendanaan) yang dimiliki.
Bagaimana caranya menetapkan tujuan? Tujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemui dari riset yang telah dilakukan. Ada dua cara melakukan riset. Cara pertama adalah
dengan melakukan riset khusus atau riset formal guna mengidentifikasi masalah yang
Joseph R Dominick, The Dynamic of Mass Communication: Media in the Digital Age, 7th edition, McGraw Hill, Boston,
2002. Hal 348 dan seterusnya.
2 Frank Jefkins, Public Relations, 4th edition, Pitman Publishing Co, 1992 terjemahan bahasa Indonesia oleh Penerbit
Erlangga 1995, hal 50.
1
‘13
2
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sekiranya memerlukan penyelesaian humas. Cara kedua adalah dengan melakukan riset
informal misalnya dengan mengadakan serangkaian diskusi atau konsultasi secara
mendalam dengan berbagai pihak guna mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan komunikasi
paling mendasar yang dirasakan.3
Berdasarkan hasil riset dapat diketahui masalah yang dihadapi. Upaya untuk mengatasi
masalah merupakan tujuan suatu program. Dengan demikian penetapan tujuan program
tidak hanya berdasarkan perkiraan saja namun harus didukung dengan riset. Dari sekian
banyak masalah yang bisa dijadikan tujuan kegiatan promosi, berdasarkan riset antara lain:

Tujuan promosi untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas dalam hal
hasil riset menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen masih belum mengetahui
keberadaan perusahaan.

Tujuan promosi untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif
dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan jika hasil riset
menunjukkan sebagian besar khalayak pengguna atau konsumen belum memahami
manfaat produk yang dihasilkan perusahaan.

Tujuan promosi untuk mengubah citra perusahaan di mata khalayak karena adanya
produk atau kegiatan baru jika hasil riset menunjukkan khalayak belum mengetahui
bahwa perusahaan telah menghasilkan produk baru atau kegiatan baru.
Daftar tujuan tersebut di atas masih bisa ditambah lagi sehingga menghasilkan sejumlah
tujuan. Hasil riset dapat menghasilkan satu atau sejumlah temuan berupa masalah yang
akan dipecahkan. Masalah yang ditemui dari riset inilah yang menjadi tujuan promosi.
Perencanaan memiliki peran yang sangat fundamental dalam merancang dan
melaksanakan program promosi yang efektif. Setiap individu yang terlibat dalam kegiatan
promosi harus mendesain perencanaan promosi (promotional plan) yang memberikan suatu
kerangka kerja (framework) untuk merancang, melaksanakan dan mengawasi program
komunikasi pemasaran terpadu. Mereka yang bertanggung jawab terhadap perencanaan
promosi harus menentukan peran dan fungsi dari masing-masing elemen pada promotional
mix,
menetapkan
dan
mengembangkan
strategi
untuk
setiap
elemen
dan
melaksanakannya.
Analisa Situasi
Setelah meninjau ulang keseluruhan rencana pemasaran sebagaimana dijelaskan di
atas, langkah selanjutnya dalam membuat suatu rencana promosi adalah melakukan
analisa situasi (situation analysis) terlebih dahulu. Pada program IMC, situasi analisis
3
Diadaptasi dari Frank Jefkins, Public Relations. Ibid hal 67.
‘13
3
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memusatkan perhatiannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi atau relevan dalam
mempersiapkan suatu strategi promosi. Sebagaimana analisa situasi pemasaran, maka
analisa situasi program promosi meliputi analisa eksternal dan analisa internal.
Analisa Internal. Analisa internal dilakukan untuk menilai berbagai hal relevan yang terlibat
atau bertanggung jawab dalam proses penawaran barang atau jasa ke pasaran. Pada tahap
ini, praktisi pemasaran harus mengkaji ulang kemampuan perusahaan untuk mendesain
dan melaksanakan suatu program promosi yang berhasil, menilai struktur organisasi
departemen promosi dan juga melihat kembali keberhasilan dan kegagalan program
promosi yang telah dilakukan sebelumnya. Analisa situasi juga harus mengkaji keuntungan
dan kerugian melaksanakan kegiatan promosi yang dilakukan sendiri oleh perusahaan
dibandingkan dengan menggunakan tenaga ahli dari luar perusahaan. Misalnya, analisa
internal menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu merencanakan, melaksanakan dan
mengelola aspek-aspek tertentu program promosi maka akan lebih bijaksana untuk
menggunakan tenaga ahli dari luar misalnya biro iklan, konsultan humas dan sebagainya.
Jika perusahaan ternyata telah menggunakan jasa konsultan eksternal maka perhatian
harus ditujukan kepada kualitas pekerjaan konsultan bersangkutan serta hasil-hasil yang
sudah dicapai pada kampanye yang telah dilakukan atau yang tengah dilakukan saat ini.
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa internal adalah penilaian
terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan atau merek dari perspektif citra atau image
yang dimiliki. Sering kali citra yang dibawa perusahaan atau merek ke pasaran memberikan
dampak yang signifikan dalam menentukan keberhasilan promosi yang dilakukan.
Perusahaan atau merek yang belum dikenal atau perusahaan yang memiliki citra yang tidak
bagus harus berkonsetrasi dan berupaya untuk juga memperbaiki citra dan tidak hanya
mengandalkan pada keuntungan atau atribut dari produk yang ditawarkan. Dengan kata
lain, perusahaan yang sudah memiliki reputasi atau citra yang bagus akan berada pada
posisi yang selangkah lebih maju dalam memasarkan produknya.
Analisa internal juga harus menilai kekuatan dan kelemahan produk yang dipasarkan,
keunikan produk dibandingkan produk lainnya, kemasan produk, harga, desain produk,
keuntungan membeli produk bersangkutan dan sebagainya.
Informasi tersebut sangat
penting bagi para pekerja kreatif yang harus mendesain pesan iklan bagi merek
bersangkutan.
Analisa Eksternal. Analisa eksternal (external analysis) mempelajari faktor-faktor seperti
karakteristik konsumen, segmentasi pasar, pesaing dan strategi positioning yaitu
bagaimana perusahaan menciptakan citra atas produknya. Salah satu hal penting dari
analisa eksternal adalah pengamatan yang cermat terhadap karakteristik pelanggan dan
‘13
4
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pola belanja, proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Perhatian juga harus diberikan terhadap sikap dan gaya hidup
konsumen. Untuk mengetahui sebagian dari hal-hal tersebut diperlukan riset pemasaran.
Satu elemen penting dari analisa eksternal adalah penilaian (assessment) terhadap
pasar. Dalam hal ini, daya tarik dari berbagai segmen pasar harus dievaluasi dan target
segmen harus diidentifikasi. Sekali suatu segmen dipilih, maka praktisi pemasaran harus
menentukan bagaimana memposisikan produk bersangkutan pada segmen yang sudah
dipilih. Citra seperti apa yang ingin ditanamkan praktisi pemasaran di benak konsumen
terhadap produk bersangkutan.
Analisa eksternal juga mencakup pengamatan yang mendalam pada kondisi pesaing,
baik pesaing langsung maupun tidak langsung. Perhatian terbesar harus diberikan pada
pesaing utama dan langsung. Dalam hal ini harus diperoleh informasi mengenai strategi
segmentasi, targeting serta positioning yang dipilih pesaing dan juga strategi promosi yang
mereka gunakan. Perlu juga diketahui, jumlah anggaran promosi yang dikeluarkan pesaing,
strategi media yang dipilih serta pesan yang dikirimkan pesaing ke konsumen juga harus
dipertimbangkan.
Analisa Proses Komunikasi
Tahap selanjutnya dari proses perencanaan promosi adalah mengetahui bagaimana
perusahaan dapat berkomunikasi secara efektif dengan konsumen yang berada pada pasar
sasaran yang diinginkan. Mereka yang terlibat pada rencana promosi harus mengetahui
bagaimana
proses yang terjadi pada diri konsumen dalam menanggapi pesan yang
diterima dalam komunikasi pemasaran. Proses munculnya tanggapan atau reaksi dari
konsumen untuk membeli suatu produk yang dipromosikan adalah sangat berbeda antara
konsumen yang memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap produk bersangkutan
dibandingkan dengan produk kebutuhan sehari-hari yang memang rutin dibeli. Perbedaan
ini akan mempengaruhi strategi promosi yang digunakan.
Keputusan yang terkait dengan hal-hal seperti sumber (source) yang akan digunakan,
bentuk pesan serta saluran yang dipilih harus dipertimbangkan dengan cermat. Perencana
promosi harus mengetahui berbagai efek dari media yang digunakan terhadap konsumen
dan apakah media yang dipilih memang sudah sesuai dengan produk yang dipromosikan.
Dalam hal sumber pesan yang akan digunakan, perencana promosi harus mempelajari
apakah
akan menggunakan seorang
selebriti
terkenal
atau
orang
lain
dengan
mempertimbangkan faktor biaya. Pada tahap ini, mereka yang terlibat dalam kegiatan
promosi juga harus mendiskusikan pilihan media yang akan digunakan (media mix option)
seperti media cetak, TV, radio atau pemasaran langsung serta implikasinya terhadap
anggaran.
‘13
5
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hal penting lainnya yang terkait dengan analisa proses komunikasi adalah menentukan
sasaran atau tujuan komunikasi. Dalam hal ini kita harus membedakan terlebih dahulu
antara tujuan pemasaran (marketing objectives) dan tujuan komunikasi (communication
objectives). Tujuan pemasaran mengacu kepada apa yang akan dicapai oleh program
pemasaran secara keseluruhan. Tujuan pemasaran sering dinyatakan dalam nilai penjualan
dan pangsa pasar yang ingin dicapai serta tingkat keuntungan yang diinginkan. Sedangkan
tujuan komunikasi mengacu pada apa yang ingin dicapai perusahaan atau organisasi
dengan program promosi yang dilakukan. Tujuan komunikasi sering dinyatakan dengan
sifat-sifat pesan yang akan disampaikan atau efek seperti apa yang diharapkan terjadi
terhadap diri konsumen. Termasuk dalam tujuan komunikasi adalah menciptakan
kesadaran
atau
pengetahuan
mengenai
produk
dengan
berbagai
atributnya,
menginformasikan kelebihan produk, menciptakan citra produk, atau menciptakan sikap
yang positif, preferensi dan keinginan membeli produk bersangkutan. Tujuan komunikasi ini
haruslah menjadi penuntun dalam mempersiapkan tujuan dan strategi komunikasi
pemasaran secara keseluruhan dan juga menjadi tujuan dari masing-masing elemen dalam
promotional mix.
Penentuan Anggaran
Setelah tujuan komunikasi ditentukan maka perhatian selanjutnya harus diarahkan pada
anggaran promosi. Dua pertanyaan harus dijawab terkait dengan hal ini yaitu: berapa besar
anggaran promosi yang dibutuhkan serta bagaimana mendistribusikan anggaran tersebut?
Idealnya, jumlah anggaran promosi yang digunakan harus ditentukan berdasarkan apa yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan komunikasi yang sudah ditetapkan. Namun dalam
realitasnya, anggaran promosi seringkali ditentukan dengan menggunakan cara yang lebih
sederhana seperti berapa banyak dana yang tersedia atau berdasarkan prosentasi dari
hasil penjualan yang diperoleh suatu perusahaan. Pada tahap ini, nilai anggaran promosi
seringkali bersifat sementara hingga dapat dipastikan strategi promotional mix yang akan
digunakan.
Merencanakan Program IMC
Sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya bahwa setiap elemen dalam bauran
promosi atau promotional mix memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap proses
perencanaan, keputusan harus dibuat mengenai peran dan tingkat kepentingan dari setiap
elemen bauran promosi serta koordinasi antara berbagai elemen tersebut. Setiap elemen
bauran promosi memiliki tujuan yang berbeda, dan setiap tujuan memiliki anggaran serta
strateginya masing-masing. Keputusan harus dibuat dan kegiatan harus dijalankan guna
mewujudkan program promosi yang sudah direncanakan. Selain itu, suatu prosedur harus
‘13
6
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ditentukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang sudah dilakukan dan melakukan perubahanperubahan yang diperlukan.
Jika misalnya perencana promosi menetapkan menggunakan iklan media massa maka
juga harus ditentukan tujuan dari iklan itu yang mencakup mulai dari bentuk pesan yang
akan disampaikan, daya tariknya serta efeknya terhadap audien. Dengan adanya tujuan ini
maka manajer iklan atau perusahaan biro iklan akan mendapatkan perkiraan mengenai
jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyebarkan pesan iklan tersebut.
Terdapat dua aspek penting dari perencanaan program iklan yaitu pertama, aspek
perencanaan pesan dan kedua, aspek strategi media. Perencanaan pesan sering mengacu
pada strategi kreatif yaitu penentuan daya tarik utama (basic appeal) dari pesan yang ingin
disampaikan kepada audien sasaran. Strategi media adalah kegiatan untuk menentukan
saluran komunikasi apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan iklan kepada
audien sasaran. Dalam hal ini, harus terdapat keputusan jenis media yang akan digunakan
(surat kabar, majalah, radio, televisi, billboard dll). Jika memilih iklan televisi maka harus
ditentukan pada program atau acara televisi apa iklan itu harus muncul dan apa alasannya.
Pekerjaan ini membutuhkan evaluasi yang hati-hati terhadap media yang akan dipilih
termasuk juga memperhitungkan keunggulan dan keterbatasan suatu media, biaya yang
dibutuhkan serta kemampuan untuk menyampaikan pesan secara efektif kepada audien
sasaran.
Jika strategi pesan dan strategi media sudah diputuskan, maka tahap selanjutnya
adalah mengambil langkah-langkah untuk melaksanakan strategi tersebut. Pada umumnya
perusahaan besar akan menggunakan jasa biro iklan untuk merencanakan dan
memproduksi pesan iklan. Biro iklan juga dipercaya melakukan pembelian waktu atau ruang
iklan pada media yang dipilih dan melakukan evaluasi terhadap iklan yang sudah
disebarluaskan media. Biro iklan akan bekerjasama secara erat dengan perusahaan yang
menggunakan jasanya (klien) dalam merencanakan dan memilih media karena pada
akhirnya perusahaanlah yang akan menyetujui dan membayar semuanya.
Proses yang sama berlaku juga untuk elemen IMC lainnya yaitu dimulai dari penentuan
tujuan, penentuan strategi dan juga penentuan strategi pesan dan strategi media serta
langkah-langkah yang harus diambil untuk melaksanakannya. Jika pemasang iklan memilih
perusahaan biro iklan untuk melaksanakan fungsi-fungsi IMC ini, selain iklan media, maka
biro iklan harus menyewa atau membayar tenaga ahli yang memiliki kemampuan
menangani hal-hal tersebut, misalnya, tenaga ahli untuk menangani pemasaran langsung,
pemasaran interaktif dan/atau promosi penjualan dan juga konsultan humas.
‘13
7
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengawasan dan Evaluasi
Tahap akhir dari proses perencanaan promosi adalah melakukan pengawasan dan
evaluasi program promosi. Adalah penting untuk menentukan seberapa baik program
promosi yang dijalankan telah memenuhi sasaran komunikasi yang ditetapkan dalam upaya
membantu perusahaan mencapai target pemasaran secara keseluruhan. Mereka yang
terlibat dalam perencanaan promosi tentu saja ingin mengetahui tidak saja seberapa baik
program promosi telah dijalankan namun juga mengapa. Jika iklan media massa dinilai tidak
berhasil maka masalah yang muncul dapat disebabkan bentuk atau sifat pesan yang
disampaikan tidak tepat atau salah dalam memilih media sehingga pesan tidak mencapai
konsumen sasaran dengan efektif. Dalam hal ini manajer yang bertanggung jawab harus
mengetahui alasan mengapa hal itu terjadi agar dapat diambil langkah yang tepat untuk
memperbaiki program promosi yang dilaksanakan. Tahap akhir dalam proses ini adalah
memberikan umpan balik (feedback) kepada manajemen perusahaan terkait dengan
efektivitas program promosi yang telah dilakukan sebagai masukan untuk proses
perencanaan manajemen ke depan.
Perspektif
Pendidikan atau pelatihan bidang periklanan dan komunikasi pemasaran selama ini
cenderung menggunakan pendekatan tradisional yaitu memisahkan secara tegas berbagai
elemen yang terdapat dalam bauran promosi sebagai fungsi-fungsi yang terpisah. Sebagai
akibatnya, orang-orang yang bekerja pada biro iklan, atau mereka yang menangani promosi
penjualan, pemasaran langsung serta humas (public relations) cenderung melihat masalah
komunikasi pemasaran dari perspektif atau kacamata keahlian mereka masing-masing.
Orang yang bekerja pada biro iklan akan memandang bahwa tujuan komunikasi pemasaran
hanya akan dapat dicapai melalui iklan di media massa, sementara mereka yang bekerja di
bidang hubungan masyarakat akan memandang kampanye kehumasan dalam membangun
citra positif sebagai cara terbaik. Sedangkan mereka yang terbiasa menangani promosi
penjualan menilai masalah komunikasi pemasaran dapat dipecahkan melalui berbagai
bentuk promosi langsung, misalnya pemberian diskon dan hadiah-hadiah. Cara pandang
yang berbeda-beda ini tentu saja tidak mengejutkan karena setiap orang telah dilatih untuk
memandang komunikasi pemasaran melulu dari satu perspektif.
Dalam dunia bisnis kontemporer saat ini, mereka yang bekerja di bidang pemasaran,
periklanan dan bidang-bidang promosi lainnya diharapkan memahami dan dapat
menggunakan berbagai instrumen komunikasi pemasaran yang tersedia tidak hanya
mengandalkan satu instrumen yang menjadi keahliannya saja. Biro iklan, misalnya, tidak
boleh membatasi jasa mereka hanya menangani pemasangan iklan di media massa. Saat
ini, cukup banyak biro iklan yang juga terlibat dalam kegiatan promosi penjualan, kegiatan
‘13
8
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kehumasan, pemasaran langsung, sponsor acara (event sponsorship) dan bentuk
komunikasi pemasaran lainnya. Sedangkan mereka yang bekerja pada perusahaan
khususnya mereka yang menangani bidang promosi atau pemasaran harus merencanakan
program pemasaran mereka dengan menggunakan berbagai metode komunikasi
pemasaran yang ada.
Buku ini
akan membahas iklan dan promosi dari perspektif komunikasi pemasaran
terpadu. Kita akan mengkaji seluruh elemen bauran promosi dan menentukan peran
masing-masing elemen dalam komunikasi pemasaran terpadu pada suatu organisasi atau
perusahaan secara lebih mendalam. Walaupun iklan media massa merupakan program
komunikasi yang paling jelas, memahami peran iklan media dalam dunia pemasaran
kontemporer memerlukan perhatian terhadap wilayah promosi lainnya seperti Internet,
pemasaran interaktif, pemasaran langsung, promosi penjualan, humas serta penjualan
personal.
Tidak seluruh wilayah atau elemen dalam bauran promosi berada di bawah pengawasan
langsung dari manajer departemen komunikasi pemasaran dan iklan. Misalnya, penjualan
personal merupakan fungsi pemasaran yang bersifat khusus yang biasanya berada di luar
kontrol departemen promosi dan iklan. Begitu pula, kegiatan humas juga ditangani oleh
suatu departemen yang berbeda. Seluruh departemen ini harus berkomunikasi untuk
mengkoordinasikan instrumen komunikasi pemasaran yang akan digunakan.
Tujuan dari buku ini adalah untuk memberikan suatu pengertian yang menyeluruh
terhadap berbagai elemen yang terdapat pada promotional mix dan menunjukkan kepada
anda bagaimana berbagai elemen itu dikombinasikan sehingga menghasilkan suatu
program komunikasi pemasaran terpadu. Untuk dapat merencanakan, mengembangkan
dan melaksanakan suatu program IMC yang efektif maka mereka yang terlibat di bidang ini
harus memahami dasar-dasar pemasaran, tingkah laku (behavior) konsumen dan proses
komunikasi pemasaran yang terjadi.
‘13
9
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Alexander, S Ralph (ed). Marketing Definition, American Marketing Association, Chicago,
1965.
Belch, E George & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing
Communications Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York 2001, hal 13.
Cutlip, M Scott, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition,
Prentice Hall International, Inc, 2000.
Dominick, R Joseph, The Dynamic of Mass Communication: Media in the Digital Age, 7th
Edition, McGraw Hill, 2000.
Duncan, Tom dan Sandra E. Moriarty, A Communication-Based Model for Managing
Relationship, Journal of Marketing, 1998.
Jefkin, Frank, Public Relations, edisi ketiga (alih bahasa Aris Munandar), Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1992.
Majalah Business Week, artikel Can Nike Still Do It ? oleh Louise Lee, Februari 200.
Ray L Michael. Advertising and Communication Management, Englewood Cliffs, Prentice
Hall, 1982.
Zyman, Sergio. The End of Marketing As We Know It, Harper-Businesss, New York, 1999.
Cappo, Joe. Agencies: Change or Die, Advertising Age, 1992.
‘13
10
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download