MODUL PERKULIAHAN Integrated Marketing Communication (IMC) 1 Pokok Bahasan: PERENCANAAN PROMOSI Fakultas Program Studi KOMUNIKASI MARCOMM Abstrak Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh MK10230 MORISSAN, M.A Kompetensi Bagi kebanyakan perusahaan, perencanaan Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa promosi telah menjadi bagian integral dari diharapkan Dapat memahami dan mampu menjelaskan strategi pemasaran. Dengan demikian, orang tentang perencanaan promosi. yang bertanggung jawab terhadap Dapat memahami dan mampu menjelaskan perencanaan promosi harus mengetahui tentang analisa internal dan eksternal. peran iklan dan elemen bauran pemasaran Dapat memahami dan mampu menjelaskan lainnya dalam keseluruhan program tentang analisa proses komunikasi pemasaran. PERENCANAAN PROMOSI Bagi kebanyakan perusahaan, perencanaan promosi telah menjadi bagian integral dari strategi pemasaran. Dengan demikian, orang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan promosi harus mengetahui peran iklan dan elemen bauran pemasaran lainnya dalam keseluruhan program pemasaran. Rencana promosi harus dirancang sebagaimana merancang suatu rencana pemasaran. Perencanaan promosi harus mengacu dan fokus pada rencana pemasaran dalam menentukan strategi promosi. Pada umumnya setiap perusahaan memiliki dua jenis rencana yaitu: rencana strategis (strategic planning) atau sering disebut dengan strategi saja dan rencana taktis (tactical planning) atau sering disebut dengan taktik saja. Menurut Dominick (2000), strategic plans involve long-range, general goals that the organization wishes to achieve (rencana strategis mencakup tujuan jangka panjang dan bersifat umum yang ingin dicapai perusahaan).1 Rencana strategis disusun oleh manajemen puncak. Sedangkan rencana taktis bersifat lebih spesifik yang merinci tugas yang harus dicapai oleh masing-masing departemen yang ada pada perusahaan untuk mencapai rencana strategis yang sudah ditetapkan. Bentuk konkrit dari suatu rencana adalah program kerja. Setiap praktisi pemasaran dituntut untuk dapat menyusun program kerjanya, baik program jangka panjang maupun jangka pendek. Program kerja harus dipersiapkan secara cermat dan hati-hati agar dapat memberikan hasil yang nyata. Tanpa adanya program yang terencana maka pekerjaan akan dilakukan berdasarkan naluri atau insting saja sehingga mudah kehilangan arah, gampang tergoda mengerjakan hal-hal baru, sementara pekerjaan yang lama belum terselesaikan. Pada akhirnya, kita sulit memastikan sejauh mana kemajuan dan hasil-hasil konkrit yang telah dicapai.2 Dalam merencanakan program, kita harus mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai yang sudah ditetapkan sebelumnya. Tujuan bisa satu, bisa lebih dari satu. Jumlah tujuan yang layak dan menarik untuk dikejar memang nyaris tak terbatas; akan tetapi jumlah tujuan yang hendak dicapai sepenuhnya tergantung pada ukuran kapasitas dan sumber daya (khususnya pendanaan) yang dimiliki. Bagaimana caranya menetapkan tujuan? Tujuan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemui dari riset yang telah dilakukan. Ada dua cara melakukan riset. Cara pertama adalah dengan melakukan riset khusus atau riset formal guna mengidentifikasi masalah yang Joseph R Dominick, The Dynamic of Mass Communication: Media in the Digital Age, 7th edition, McGraw Hill, Boston, 2002. Hal 348 dan seterusnya. 2 Frank Jefkins, Public Relations, 4th edition, Pitman Publishing Co, 1992 terjemahan bahasa Indonesia oleh Penerbit Erlangga 1995, hal 50. 1 ‘13 2 Integrated Marketing Communication Morissan, M.A. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sekiranya memerlukan penyelesaian humas. Cara kedua adalah dengan melakukan riset informal misalnya dengan mengadakan serangkaian diskusi atau konsultasi secara mendalam dengan berbagai pihak guna mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan komunikasi paling mendasar yang dirasakan.3 Berdasarkan hasil riset dapat diketahui masalah yang dihadapi. Upaya untuk mengatasi masalah merupakan tujuan suatu program. Dengan demikian penetapan tujuan program tidak hanya berdasarkan perkiraan saja namun harus didukung dengan riset. Dari sekian banyak masalah yang bisa dijadikan tujuan kegiatan promosi, berdasarkan riset antara lain: Tujuan promosi untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas dalam hal hasil riset menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen masih belum mengetahui keberadaan perusahaan. Tujuan promosi untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan jika hasil riset menunjukkan sebagian besar khalayak pengguna atau konsumen belum memahami manfaat produk yang dihasilkan perusahaan. Tujuan promosi untuk mengubah citra perusahaan di mata khalayak karena adanya produk atau kegiatan baru jika hasil riset menunjukkan khalayak belum mengetahui bahwa perusahaan telah menghasilkan produk baru atau kegiatan baru. Daftar tujuan tersebut di atas masih bisa ditambah lagi sehingga menghasilkan sejumlah tujuan. Hasil riset dapat menghasilkan satu atau sejumlah temuan berupa masalah yang akan dipecahkan. Masalah yang ditemui dari riset inilah yang menjadi tujuan promosi. Perencanaan memiliki peran yang sangat fundamental dalam merancang dan melaksanakan program promosi yang efektif. Setiap individu yang terlibat dalam kegiatan promosi harus mendesain perencanaan promosi (promotional plan) yang memberikan suatu kerangka kerja (framework) untuk merancang, melaksanakan dan mengawasi program komunikasi pemasaran terpadu. Mereka yang bertanggung jawab terhadap perencanaan promosi harus menentukan peran dan fungsi dari masing-masing elemen pada promotional mix, menetapkan dan mengembangkan strategi untuk setiap elemen dan melaksanakannya. Analisa Situasi Setelah meninjau ulang keseluruhan rencana pemasaran sebagaimana dijelaskan di atas, langkah selanjutnya dalam membuat suatu rencana promosi adalah melakukan analisa situasi (situation analysis) terlebih dahulu. Pada program IMC, situasi analisis 3 Diadaptasi dari Frank Jefkins, Public Relations. Ibid hal 67. ‘13 3 Integrated Marketing Communication Morissan, M.A. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memusatkan perhatiannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi atau relevan dalam mempersiapkan suatu strategi promosi. Sebagaimana analisa situasi pemasaran, maka analisa situasi program promosi meliputi analisa eksternal dan analisa internal. Analisa Internal. Analisa internal dilakukan untuk menilai berbagai hal relevan yang terlibat atau bertanggung jawab dalam proses penawaran barang atau jasa ke pasaran. Pada tahap ini, praktisi pemasaran harus mengkaji ulang kemampuan perusahaan untuk mendesain dan melaksanakan suatu program promosi yang berhasil, menilai struktur organisasi departemen promosi dan juga melihat kembali keberhasilan dan kegagalan program promosi yang telah dilakukan sebelumnya. Analisa situasi juga harus mengkaji keuntungan dan kerugian melaksanakan kegiatan promosi yang dilakukan sendiri oleh perusahaan dibandingkan dengan menggunakan tenaga ahli dari luar perusahaan. Misalnya, analisa internal menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu merencanakan, melaksanakan dan mengelola aspek-aspek tertentu program promosi maka akan lebih bijaksana untuk menggunakan tenaga ahli dari luar misalnya biro iklan, konsultan humas dan sebagainya. Jika perusahaan ternyata telah menggunakan jasa konsultan eksternal maka perhatian harus ditujukan kepada kualitas pekerjaan konsultan bersangkutan serta hasil-hasil yang sudah dicapai pada kampanye yang telah dilakukan atau yang tengah dilakukan saat ini. Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa internal adalah penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan atau merek dari perspektif citra atau image yang dimiliki. Sering kali citra yang dibawa perusahaan atau merek ke pasaran memberikan dampak yang signifikan dalam menentukan keberhasilan promosi yang dilakukan. Perusahaan atau merek yang belum dikenal atau perusahaan yang memiliki citra yang tidak bagus harus berkonsetrasi dan berupaya untuk juga memperbaiki citra dan tidak hanya mengandalkan pada keuntungan atau atribut dari produk yang ditawarkan. Dengan kata lain, perusahaan yang sudah memiliki reputasi atau citra yang bagus akan berada pada posisi yang selangkah lebih maju dalam memasarkan produknya. Analisa internal juga harus menilai kekuatan dan kelemahan produk yang dipasarkan, keunikan produk dibandingkan produk lainnya, kemasan produk, harga, desain produk, keuntungan membeli produk bersangkutan dan sebagainya. Informasi tersebut sangat penting bagi para pekerja kreatif yang harus mendesain pesan iklan bagi merek bersangkutan. Analisa Eksternal. Analisa eksternal (external analysis) mempelajari faktor-faktor seperti karakteristik konsumen, segmentasi pasar, pesaing dan strategi positioning yaitu bagaimana perusahaan menciptakan citra atas produknya. Salah satu hal penting dari analisa eksternal adalah pengamatan yang cermat terhadap karakteristik pelanggan dan ‘13 4 Integrated Marketing Communication Morissan, M.A. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pola belanja, proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perhatian juga harus diberikan terhadap sikap dan gaya hidup konsumen. Untuk mengetahui sebagian dari hal-hal tersebut diperlukan riset pemasaran. Satu elemen penting dari analisa eksternal adalah penilaian (assessment) terhadap pasar. Dalam hal ini, daya tarik dari berbagai segmen pasar harus dievaluasi dan target segmen harus diidentifikasi. Sekali suatu segmen dipilih, maka praktisi pemasaran harus menentukan bagaimana memposisikan produk bersangkutan pada segmen yang sudah dipilih. Citra seperti apa yang ingin ditanamkan praktisi pemasaran di benak konsumen terhadap produk bersangkutan. Analisa eksternal juga mencakup pengamatan yang mendalam pada kondisi pesaing, baik pesaing langsung maupun tidak langsung. Perhatian terbesar harus diberikan pada pesaing utama dan langsung. Dalam hal ini harus diperoleh informasi mengenai strategi segmentasi, targeting serta positioning yang dipilih pesaing dan juga strategi promosi yang mereka gunakan. Perlu juga diketahui, jumlah anggaran promosi yang dikeluarkan pesaing, strategi media yang dipilih serta pesan yang dikirimkan pesaing ke konsumen juga harus dipertimbangkan. Analisa Proses Komunikasi Tahap selanjutnya dari proses perencanaan promosi adalah mengetahui bagaimana perusahaan dapat berkomunikasi secara efektif dengan konsumen yang berada pada pasar sasaran yang diinginkan. Mereka yang terlibat pada rencana promosi harus mengetahui bagaimana proses yang terjadi pada diri konsumen dalam menanggapi pesan yang diterima dalam komunikasi pemasaran. Proses munculnya tanggapan atau reaksi dari konsumen untuk membeli suatu produk yang dipromosikan adalah sangat berbeda antara konsumen yang memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap produk bersangkutan dibandingkan dengan produk kebutuhan sehari-hari yang memang rutin dibeli. Perbedaan ini akan mempengaruhi strategi promosi yang digunakan. Keputusan yang terkait dengan hal-hal seperti sumber (source) yang akan digunakan, bentuk pesan serta saluran yang dipilih harus dipertimbangkan dengan cermat. Perencana promosi harus mengetahui berbagai efek dari media yang digunakan terhadap konsumen dan apakah media yang dipilih memang sudah sesuai dengan produk yang dipromosikan. Dalam hal sumber pesan yang akan digunakan, perencana promosi harus mempelajari apakah akan menggunakan seorang selebriti terkenal atau orang lain dengan mempertimbangkan faktor biaya. Pada tahap ini, mereka yang terlibat dalam kegiatan promosi juga harus mendiskusikan pilihan media yang akan digunakan (media mix option) seperti media cetak, TV, radio atau pemasaran langsung serta implikasinya terhadap anggaran. ‘13 5 Integrated Marketing Communication Morissan, M.A. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hal penting lainnya yang terkait dengan analisa proses komunikasi adalah menentukan sasaran atau tujuan komunikasi. Dalam hal ini kita harus membedakan terlebih dahulu antara tujuan pemasaran (marketing objectives) dan tujuan komunikasi (communication objectives). Tujuan pemasaran mengacu kepada apa yang akan dicapai oleh program pemasaran secara keseluruhan. Tujuan pemasaran sering dinyatakan dalam nilai penjualan dan pangsa pasar yang ingin dicapai serta tingkat keuntungan yang diinginkan. Sedangkan tujuan komunikasi mengacu pada apa yang ingin dicapai perusahaan atau organisasi dengan program promosi yang dilakukan. Tujuan komunikasi sering dinyatakan dengan sifat-sifat pesan yang akan disampaikan atau efek seperti apa yang diharapkan terjadi terhadap diri konsumen. Termasuk dalam tujuan komunikasi adalah menciptakan kesadaran atau pengetahuan mengenai produk dengan berbagai atributnya, menginformasikan kelebihan produk, menciptakan citra produk, atau menciptakan sikap yang positif, preferensi dan keinginan membeli produk bersangkutan. Tujuan komunikasi ini haruslah menjadi penuntun dalam mempersiapkan tujuan dan strategi komunikasi pemasaran secara keseluruhan dan juga menjadi tujuan dari masing-masing elemen dalam promotional mix. Penentuan Anggaran Setelah tujuan komunikasi ditentukan maka perhatian selanjutnya harus diarahkan pada anggaran promosi. Dua pertanyaan harus dijawab terkait dengan hal ini yaitu: berapa besar anggaran promosi yang dibutuhkan serta bagaimana mendistribusikan anggaran tersebut? Idealnya, jumlah anggaran promosi yang digunakan harus ditentukan berdasarkan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan komunikasi yang sudah ditetapkan. Namun dalam realitasnya, anggaran promosi seringkali ditentukan dengan menggunakan cara yang lebih sederhana seperti berapa banyak dana yang tersedia atau berdasarkan prosentasi dari hasil penjualan yang diperoleh suatu perusahaan. Pada tahap ini, nilai anggaran promosi seringkali bersifat sementara hingga dapat dipastikan strategi promotional mix yang akan digunakan. Merencanakan Program IMC Sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya bahwa setiap elemen dalam bauran promosi atau promotional mix memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap proses perencanaan, keputusan harus dibuat mengenai peran dan tingkat kepentingan dari setiap elemen bauran promosi serta koordinasi antara berbagai elemen tersebut. Setiap elemen bauran promosi memiliki tujuan yang berbeda, dan setiap tujuan memiliki anggaran serta strateginya masing-masing. Keputusan harus dibuat dan kegiatan harus dijalankan guna mewujudkan program promosi yang sudah direncanakan. Selain itu, suatu prosedur harus ‘13 6 Integrated Marketing Communication Morissan, M.A. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ditentukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang sudah dilakukan dan melakukan perubahanperubahan yang diperlukan. Jika misalnya perencana promosi menetapkan menggunakan iklan media massa maka juga harus ditentukan tujuan dari iklan itu yang mencakup mulai dari bentuk pesan yang akan disampaikan, daya tariknya serta efeknya terhadap audien. Dengan adanya tujuan ini maka manajer iklan atau perusahaan biro iklan akan mendapatkan perkiraan mengenai jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyebarkan pesan iklan tersebut. Terdapat dua aspek penting dari perencanaan program iklan yaitu pertama, aspek perencanaan pesan dan kedua, aspek strategi media. Perencanaan pesan sering mengacu pada strategi kreatif yaitu penentuan daya tarik utama (basic appeal) dari pesan yang ingin disampaikan kepada audien sasaran. Strategi media adalah kegiatan untuk menentukan saluran komunikasi apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan iklan kepada audien sasaran. Dalam hal ini, harus terdapat keputusan jenis media yang akan digunakan (surat kabar, majalah, radio, televisi, billboard dll). Jika memilih iklan televisi maka harus ditentukan pada program atau acara televisi apa iklan itu harus muncul dan apa alasannya. Pekerjaan ini membutuhkan evaluasi yang hati-hati terhadap media yang akan dipilih termasuk juga memperhitungkan keunggulan dan keterbatasan suatu media, biaya yang dibutuhkan serta kemampuan untuk menyampaikan pesan secara efektif kepada audien sasaran. Jika strategi pesan dan strategi media sudah diputuskan, maka tahap selanjutnya adalah mengambil langkah-langkah untuk melaksanakan strategi tersebut. Pada umumnya perusahaan besar akan menggunakan jasa biro iklan untuk merencanakan dan memproduksi pesan iklan. Biro iklan juga dipercaya melakukan pembelian waktu atau ruang iklan pada media yang dipilih dan melakukan evaluasi terhadap iklan yang sudah disebarluaskan media. Biro iklan akan bekerjasama secara erat dengan perusahaan yang menggunakan jasanya (klien) dalam merencanakan dan memilih media karena pada akhirnya perusahaanlah yang akan menyetujui dan membayar semuanya. Proses yang sama berlaku juga untuk elemen IMC lainnya yaitu dimulai dari penentuan tujuan, penentuan strategi dan juga penentuan strategi pesan dan strategi media serta langkah-langkah yang harus diambil untuk melaksanakannya. Jika pemasang iklan memilih perusahaan biro iklan untuk melaksanakan fungsi-fungsi IMC ini, selain iklan media, maka biro iklan harus menyewa atau membayar tenaga ahli yang memiliki kemampuan menangani hal-hal tersebut, misalnya, tenaga ahli untuk menangani pemasaran langsung, pemasaran interaktif dan/atau promosi penjualan dan juga konsultan humas. ‘13 7 Integrated Marketing Communication Morissan, M.A. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengawasan dan Evaluasi Tahap akhir dari proses perencanaan promosi adalah melakukan pengawasan dan evaluasi program promosi. Adalah penting untuk menentukan seberapa baik program promosi yang dijalankan telah memenuhi sasaran komunikasi yang ditetapkan dalam upaya membantu perusahaan mencapai target pemasaran secara keseluruhan. Mereka yang terlibat dalam perencanaan promosi tentu saja ingin mengetahui tidak saja seberapa baik program promosi telah dijalankan namun juga mengapa. Jika iklan media massa dinilai tidak berhasil maka masalah yang muncul dapat disebabkan bentuk atau sifat pesan yang disampaikan tidak tepat atau salah dalam memilih media sehingga pesan tidak mencapai konsumen sasaran dengan efektif. Dalam hal ini manajer yang bertanggung jawab harus mengetahui alasan mengapa hal itu terjadi agar dapat diambil langkah yang tepat untuk memperbaiki program promosi yang dilaksanakan. Tahap akhir dalam proses ini adalah memberikan umpan balik (feedback) kepada manajemen perusahaan terkait dengan efektivitas program promosi yang telah dilakukan sebagai masukan untuk proses perencanaan manajemen ke depan. Perspektif Pendidikan atau pelatihan bidang periklanan dan komunikasi pemasaran selama ini cenderung menggunakan pendekatan tradisional yaitu memisahkan secara tegas berbagai elemen yang terdapat dalam bauran promosi sebagai fungsi-fungsi yang terpisah. Sebagai akibatnya, orang-orang yang bekerja pada biro iklan, atau mereka yang menangani promosi penjualan, pemasaran langsung serta humas (public relations) cenderung melihat masalah komunikasi pemasaran dari perspektif atau kacamata keahlian mereka masing-masing. Orang yang bekerja pada biro iklan akan memandang bahwa tujuan komunikasi pemasaran hanya akan dapat dicapai melalui iklan di media massa, sementara mereka yang bekerja di bidang hubungan masyarakat akan memandang kampanye kehumasan dalam membangun citra positif sebagai cara terbaik. Sedangkan mereka yang terbiasa menangani promosi penjualan menilai masalah komunikasi pemasaran dapat dipecahkan melalui berbagai bentuk promosi langsung, misalnya pemberian diskon dan hadiah-hadiah. Cara pandang yang berbeda-beda ini tentu saja tidak mengejutkan karena setiap orang telah dilatih untuk memandang komunikasi pemasaran melulu dari satu perspektif. Dalam dunia bisnis kontemporer saat ini, mereka yang bekerja di bidang pemasaran, periklanan dan bidang-bidang promosi lainnya diharapkan memahami dan dapat menggunakan berbagai instrumen komunikasi pemasaran yang tersedia tidak hanya mengandalkan satu instrumen yang menjadi keahliannya saja. Biro iklan, misalnya, tidak boleh membatasi jasa mereka hanya menangani pemasangan iklan di media massa. Saat ini, cukup banyak biro iklan yang juga terlibat dalam kegiatan promosi penjualan, kegiatan ‘13 8 Integrated Marketing Communication Morissan, M.A. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kehumasan, pemasaran langsung, sponsor acara (event sponsorship) dan bentuk komunikasi pemasaran lainnya. Sedangkan mereka yang bekerja pada perusahaan khususnya mereka yang menangani bidang promosi atau pemasaran harus merencanakan program pemasaran mereka dengan menggunakan berbagai metode komunikasi pemasaran yang ada. Buku ini akan membahas iklan dan promosi dari perspektif komunikasi pemasaran terpadu. Kita akan mengkaji seluruh elemen bauran promosi dan menentukan peran masing-masing elemen dalam komunikasi pemasaran terpadu pada suatu organisasi atau perusahaan secara lebih mendalam. Walaupun iklan media massa merupakan program komunikasi yang paling jelas, memahami peran iklan media dalam dunia pemasaran kontemporer memerlukan perhatian terhadap wilayah promosi lainnya seperti Internet, pemasaran interaktif, pemasaran langsung, promosi penjualan, humas serta penjualan personal. Tidak seluruh wilayah atau elemen dalam bauran promosi berada di bawah pengawasan langsung dari manajer departemen komunikasi pemasaran dan iklan. Misalnya, penjualan personal merupakan fungsi pemasaran yang bersifat khusus yang biasanya berada di luar kontrol departemen promosi dan iklan. Begitu pula, kegiatan humas juga ditangani oleh suatu departemen yang berbeda. Seluruh departemen ini harus berkomunikasi untuk mengkoordinasikan instrumen komunikasi pemasaran yang akan digunakan. Tujuan dari buku ini adalah untuk memberikan suatu pengertian yang menyeluruh terhadap berbagai elemen yang terdapat pada promotional mix dan menunjukkan kepada anda bagaimana berbagai elemen itu dikombinasikan sehingga menghasilkan suatu program komunikasi pemasaran terpadu. Untuk dapat merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan suatu program IMC yang efektif maka mereka yang terlibat di bidang ini harus memahami dasar-dasar pemasaran, tingkah laku (behavior) konsumen dan proses komunikasi pemasaran yang terjadi. ‘13 9 Integrated Marketing Communication Morissan, M.A. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Alexander, S Ralph (ed). Marketing Definition, American Marketing Association, Chicago, 1965. Belch, E George & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York 2001, hal 13. Cutlip, M Scott, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International, Inc, 2000. Dominick, R Joseph, The Dynamic of Mass Communication: Media in the Digital Age, 7th Edition, McGraw Hill, 2000. Duncan, Tom dan Sandra E. Moriarty, A Communication-Based Model for Managing Relationship, Journal of Marketing, 1998. Jefkin, Frank, Public Relations, edisi ketiga (alih bahasa Aris Munandar), Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992. Majalah Business Week, artikel Can Nike Still Do It ? oleh Louise Lee, Februari 200. Ray L Michael. Advertising and Communication Management, Englewood Cliffs, Prentice Hall, 1982. Zyman, Sergio. The End of Marketing As We Know It, Harper-Businesss, New York, 1999. Cappo, Joe. Agencies: Change or Die, Advertising Age, 1992. ‘13 10 Integrated Marketing Communication Morissan, M.A. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id