BAB I PENGERTIAN DAN SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU KOMUNIKASI A. PENDAHULUAN Dalam Bab I ini akan dibahas pengertian komunikasi, sejarah pertumbuhan ilmunya serta komunikasi sebagai suatu proses. Dengan mempelajari Bab I ini maka mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang komunikasi baik sebagai disiplin ilmu maupun sebagai suatu proses serta sebagai dasar untuk mempelajari pokok-pokok bahasan pada babbab berikutnya. Setelah mengikuti dan mempelajari bab I ini mahasiswa dapat menjelaskan definisi komunikasi dan berbagal perspektif, sejarah pertumbuhan ilmu komunikasi serta komunikasi sebagai suatu proses yang dinamik, interaktif, irreversible dan yang berlangsung dalam berbagal konteks yang ada. B. PENYAJIAN 1. Definisi Komunikasi Mengawali mempelajari ilmu komunikasi maka perlu diketahui terlebih dahulu definisi komunikasi. Sampal tahun 1980an saja, sudah ada Iebih dan 150 definisi komunikasi yang beragam. Dan sekian banyak definisi tersebut, menurut Dance dalam Littlejohn (1983) ada 15 aspek komunikasi yang terdapat pada berbagai definisi. Oleh Robby I. Chandra kemudian digolonggolongkan sebagai berikut: a. Definisi-definisi komunikasi yang berdasarkan perspektif yang bersifat behavioristik. Perspektif ini datang dari ilmu jiwa perilaku yang menekankan hubungan antara rangsangan yang dibuat seseorang dengan respons dan orang lain terhadapnya. Dengan demikian perhatian dalam meneliti komunikasi ditujukan kepada pengaruh pesan terhadap penerima pesan. b. Definisi-definisi komunikasi yang berdasarkan pada teori transmisi. Menurut teori ini komunikasi terutama merupakan transfer informasi dari suatu pihak yang berperan sebagai pengirim pesan kepada pihak lain yang berperan sebagai penerima pesan. Karena itu, untuk meneliti komunikasi, hal yang perlu diamati ialah peranan media, waktu, sekuens dan beritanya. c. Definisi-definisi yang berdasarkan perspektif yang menekankan interaksi. Perspektif ini menyadari bahwa seorang pengirim dan seorang penerima pesan saling berespons. Karenanya, diusulkan agar efek timbal balik dan umpan balik merupakan perhatian utama bagi orang yang meneliti komunikasi. d. Definisi yang menekankan transaksi. Pada definsi serupa ini, komunikasi dilihat sebagai pengalaman yang pesertanya ambil bagian dengan aktif. Karena itu, tekanan penelitian diletakkan kepada pemahaman akan konteks, proses dan fungsi komunikasi yang terjadi. Dari penggolongan di atas, berikut ini beberapa definisi yang dapat menggambarkan berbagai perspektif komunikasi yang ada. a. Definisi-definisi yang menekankan pada aspek proses antara lain: - Definisi Everett M. Rogers Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dan sumben kepada penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Congara, 1998: 18) - Menurut J Carrol & Henry L Tosi Komunikasi adalah proses memindahkan informasi dan pengertian dan orang yang satu ke orang yang lain. (1977: 239) b. Definisi komunikasi yang menekankan aspek behavioristik - Menurut Carl I. Hoviand Komunikasi adalah proses dimana individu (komunikator) mengoperkan rangsangan (biasanya berupa simbol-simbol verbal) untuk mengubah tingkah laku individu-individu lain (komunikan). (dalam Onong U. Efendy, 1990: 10) - Menurut R.A. Sharma (1982: 240) Komunikasi adalah proses yang didalamnya suatu gagasan dipindah dan sumber kepada penerima dengan maksud merubah perilaku penerima. c. Definisi komunikasi yang menekankan aspek transmisi informasi. - Menurut Berelon dan Gary A. Stainer Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. (Thomas M. Scheidel, 1976: 5). - Menurut Joseph L. Massie & John Douglas (1977: 347) Communication can be defined as the process of transmitting the ideas and images of one person to another person. d. Definisi komunikasi yang menekankan aspek interaksi - Menurut Lawrence Kincoid dan Wilbur Schramm Komunikasi adalah proses saling membagi dan menggunakan informasi secara bersama dan bertahan antara peserta dalam proses komunikasi. (Anwar Arifin, 1998: ) - Menurut Djajusman, 1985 Komunikasi adalah interaksi sosial melalui pesan. e. Definisi komunikasi yang menekankan aspek transaksi - Menurut william I Gorden (1978: 28) Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan. - Menurut Myers & Myers (dalam Ruslan, Rosady, 1999: 80) Komunikasi adalah memungkinkan seseorang mengkoordinasikan suatu kegiatan kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama, tetapi komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian informasi/pesan dan transfer makna saja. Artinya, komunikasi mengandung arti suatu proses transaksional, yaitu berkaitan erat dimana orang berkomunikasi dengan pihak lainnya dalam upaya mempertahankan suatu simbol dan membentuk serta mengembangkan harapan-harapannya. Disamping definisi-deflnisi komunikasi yang menekankan pada aspek- aspek di atas, masih banyak deflnisi komunikasi yang lain, yang menekankan pada aspek stimulus, pengurangan ketidakpastian, pemahaman, kuasa, kaitan dan lain-lain. Membahas tentang pengertian komunikasi, menurut Onong U. Effendy dapat ditinjau dari 2 sudut pandang, yaitu komunikasi dalam pengertian secara umum dan pengertian secara paradigmatis. (1986: 3 - 4). Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dua segi, yaitu pengertian secara etimologis dan pengertian secara terminologis. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio, dengan asal kata communis, yang berarti “sama’’ dalam arti sama makna di antara pihakpihak yang berkomunikasi. Sedangkan pengertian komunikasi secara terminologi adalah proses penyampaian pesan/informasi dari seseorang kepada orang/pihak lain. Dengan demikian maka pengertian komunikasi secara terminologis menekankan pada proses penyampaian pesan antar manusia, baik secara langsung maupun dengan menggunakan media. Oleh karena itu, proses penyamapaian informasi/pesan di luar “antar manusia” bukan menjadi bahan kajian ilmu komunikasi. Pengertian komunikasi secara paradigmatis, merupakan suatu proses penyampaian pesan/pernyataan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Dengan demikian kegiatan komunikasi tersebut bersifat intensional, mengandung tujuan tertentu. Oleh karena itu, dalam kegiatan komunikasi tersebut harus dilakukan dengan perencanaan tertentu. Adapun tujuan aktifitas komunikasi itu dapat berupa penyampaian informasi, merubah sikap, merubah pendapat, merubah perilaku dan mempengaruhi orang lain. Yang dipelajari dan diteliti oleh ilmu komunikasi adalah komunikasi secara paradigmatis. 2. Sejarah Komunikasi Berbicara dan membahas tentang sejarah komunikasi maka banyak pakar yang mengatakan komunikasi antar manusia itu hampir sama tuanya dengan peradaban manusia. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu dicatat, antara lain komunikasi sudah dilakukan oleh nenek moyang kita lebih dan 500.000 tahun yang lalu dan merupakan hasil belajar manusia. Adapun bahasa lisan sudah dimulai jauh sebelum komunikasi tertulis (Neanderthold) yang hidup sekitar 60.000 tahun yang lalu. Kemampuan manusia purba dalam komunikasi lisan ini diperkuat dengan bukti-bukti yang ada, antara lain dan Hoid yaitu tulang berbentuk U yang menyangga Iidah dan otot-ototnya yang dapat menjelaskan kemampuan komunikasi lisan dari Neandenthold, disamping dari ukuran otak mereka, selain dari perkiraan yang didasarkan pada kemungkinan sosialisasi mereka, seperti kemampuan mereka untuk bekerja sama dalam usaha komunalnya. Namun demikian komunikasi lisan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk berkembang. Bahkan belum ada kesepakatan dan para ahIi apakah bahasa lisan dikembangkan diberbagai tempat di dunia, atau hanya berkembang di suatu tempat saja. Ada bukti-bukti paling awal dari fasilitas komunikasi nenek moyang manusia ditemukan berupa goresan dan sketsa-sketsa yang ada di gua-gua di Perancis Selatan, Spanyol dan Afrika Utara yang dibuat kira-kira pada 35.000 tahun SM. Berdasarkan analisis para ahli, sketsa dan lukisan-lukisan tersebut digunakan dan berhubungan dengan ritual dan religius yaitu untuk memohon perlindungan dan pertolongan dan para dewa. Perkembangan berikutnya yang penting untuk dicatat adalah sekitar 3000 tahun SM di Sumenia dan Mesopotamia ditemukan sistem tulisan yang diterakan pada tanah hat yang merupakan bentuk-bentuk “tersimpan”. Para arkeolog juga menemukan semacam buletin pertanian yang ada sekitar tahun 1800 SM di Irak. Pada Romawi Kuno, pihak kerjaan menggunakan cara penyebarluasan informasi dengan menggunakan “papan pengumuman” di tempat-tempat dimana biasanya banyak rakyat berkumpul, sepenti di alun-alun kota atau di tanah lapang, yang disebut “Acta Diurna”. Acta Diurna ini yang dianggap sebagai embrio surat kabar modern. Adapun secara etimologis akta berati catatan dan diurna berarti harian, sehingga artinya catatan kejadian sehari-hari. Dari sini dikenal istilah Diurnarii, yang kemudian hari dikenal menjadi Jurnalis. Dalam beberapa budaya, “ingatan” sangat dihargai dan manusia dapat mengulang kata demi kata secara tepat ajaran-ajaran agama atau cerita-cerita penting yang berhubungan dengan perjuangan atau kepahlawanannya. AlQur’an misalnya dalam budaya Islam dihafal tanpa ada kesalahan oleh orangorang tertentu dari berbagai penjuru dunia. Demikian juga di Tibet, Dalai Lama dalam tradisi asal menginterpretasikan dan mengajarkan ajaran Budha dari satu generasi ke generasi selama 25 abad tanpa henti. Tradisi yang sama dilakukan suku Indian di USA dan Kanada yang melantunkan “The Code of Handsome Lake” suatu seneca pujian yang menceritakan kejayaan suku Iraquis sebelum mereka ditaklukkan orang kulit putih. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi tumbuh dan berkembang di berbagai tempat penjuru dunia dan merupakan suatu kegiatan utama dalam kegiatan manusia berinteraksi dan bermasyarakat. 3. Komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu Secara ringkas ilmu adalah pengetahuan yang telah diverifikasikan kebenarannya. Ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu antara lain: a. harus mempunyai obyek studi b. harus mempunyai sistimatika, dimana harus mempunyai tolok ukur c. dan kriteria yang jelas dalam membuat teori mengenai hal-hal yang d. menjadi “focus of interestnya” e. harus mempunyai metoda f. bersifat universal g. sudah menjadi suatu realitas h. terikat pada disiplin logika, i. dan lain-lain. Dengan demikian komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu juga harus memenuhi syarat-syarat di atas. Adapun definisi Attemp to formulate in Rigorous fashiorable principles by which information in transmitted and opinion and attitudes are formed” (suatu sistematika yang mencoba untuk merumuskan secara tegas asas penyampaian informasi dan pembentukan pendapat dan sikap) Dari definisi tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa untuk mempelajari ilmu komunikasi perlu meliputi 2 aspek yaitu: Pengertian luas dalam arti mekanikal. Pengertian tentang bagaimana menggunakan media komunikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk memberi pengertian, mempengaruhi, meyakinkan atau untuk menghibur orang lain. Sementara itu berdasarkan formula Lasswell dapat dikatakan bidang-bidang studi komunikasi antara lain: • control studies • Content analysis • Media analysis • Audience analysis • Effects analysis 4. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Komunikasi Membahas tentang sejarah pertumbuhan dan perkembangan ilmu komunikasi dapat ditinjau dan 3 alur: a. Retorika b. Jurnalistik c. Publisistik Secara berurutan akan perkembangan ilmu komunikasi. a. Retorika dan komunikasi lisan diuraikan sejarah pertumbuhan dan Menurut Ruben (1992: ) Aristoteles dan Plato merupakan dua figur sentral pada awal studi kornunikasi. Keduanya rnenganggap kornunikasi sebagai suatu seni yang dipraktekkan, dan pada sisi lain sebagai suatu bidang studi. Disini komunikasi dilihat melalui partisipasi warga negara didalam berdemokrasi, dirnana seorang orator menyusun suatu argumen yang dipresentasikan dalam suatu pidato kepada khalayak. Dengan demikian, komunikasi merupakan suatu aktifitas verbal dimana seorang orator mencoba mempengaruhi khalayak melalui kemampuan mengkonstruksi argumen dan menyampaikan suatu pidato. Filosof lain, Cicero (106-43 SM) dan Quintilian (35 SM — 95 SM) memberikan kontribusi untuk berkembangnya teori komunikasi. Disini komunikasi dilihat sebagai suatu masalah akademik dan praktikal yang begitu komprehensif, termasuk semua yang sekarang meliputi domaindomain ilmu sosial. Sementara Quintilian yang dikenal sebagai seorang pendidik, pada masa hidupnya terkenal dengan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan komunikasi. Dengan memudarnya tradisi oral dan demokrasi, maka aktifitas retorika dan komunikasi lisan mulai menyusut. Pada akhir abad 14, banyak teori-teori yang dikembangkan dalam retorika kemudian dipelajari dalam religi, seperti yang dilakukan oleh Augustial. Ia menulis interpretasi alkitab, yang merupakan penggabungan aspek-aspek praktis dan teoritis dari studi komunikasi. Pada akhir abad 18, fokus studi komunikasi pada argumen-argumen tertulis dan literatur-literatur, disamping banyak yang tertarik mempelajari gaya berbicara, artikulasi dan gesture. Pada akhir abad 19, sebagian ollege dan universitas di Amerika Serikat memasukkan retorika dan komunikasi lisan kedalam Departemen Bahasa. Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Komunikasi dan Alur Jurnalistik Praktek jurnalistik diyakini pada pakar dimulai di Mesir sekitar 3700 tahun yang lalu. Kemudian pada masa Romawi Kuno dikenal embrio suratkabar “Acta Diurna” dan “Acta Senatus”. Dari kata “Diurna” ini kemudian dikenal menjadi istilah jurnalis. Surat kabar pada awalnya merupakan penggabungan dari Newsletter, pamflet, balada, pengumuman dan traktat politik yang memberitakan dan menjelaskan berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat. Awal suratkabar modern di Amerika Serikat terbit di Boston pada 1690 dengan nama “Publick Occurences Both Foregn and Domestick”. Menurut Weaver and Gray (1980) sejarah pertumbuhan jurnalistik terbagi atas 4 periode: 1) Masa Jurnalistik sebagai Seni (1700-1870) Pada masa ini kegiatan jurnalistik yang dilakukan Iebih diwarnai oleh kegiatan magang yang dilakukan oleh para peminat bidang itu. Untuk menyempurnakan keahlian menulis di suratkabar, maka mereka menempuh pendidikan di “Liberal Arts” di beberapa universitas swasta. Dengan demikian jurnalistik pada masa itu dikenal sebagai studi tentang suratkabar. 2) Masa Jurnalistik sebagai Ilmu Sosial (1870-1930) Pada masa ini jurnalistik mulai diajarkan secara formal di universitas-universitas, walaupun belum menjadi suatu disiplin ilmu secara khusus. Adalah Robert Lee yang menjadi penintis pendidikan jurnalistik di Washington College. Oleh Pulitzer, maka profesi jurnalis dan kegiatan jurnalistik berkembang pesat di Amerika Serikat. Jika pada awalnya jurnalistik menjadi bagian dari Departemen Bahasa, maka pada akhir periode ini sudah berkembang sebagai disiplin tersendiri. 3) Masa Jurnalistik menjadi Komunikasi Massa (1930-1950) Masa ini diawali dengan begitu besarnya efek propaganda Jerman yang menarik perhatian dunia, yang menggunakan media massa (suratkabar, radio, film, selebaran) untuk propaganda perang dan menjatuhkan mental lawan. Banyak penelitian-penelitian dilakukan untuk mengetahui tentang pengaruh media yang dilakukan oleh para pakar, baik dibidang psikologi, sosiologi, komunikasi massa dan lain-lain. Kemudian istilah jurnalistik tersisih dan lebih popular dengan istilah komunikasi massa. 4) Masa Komunikasi Massa menjadi Ilmu Komunikasi (1950-sekarang) Diawali oleh Wilbur Schramm yang memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Schramm pula yang banyak melakukan penelitian tentang komunikasi lisan, komunikasi pembangunan dan lain-lain serta mempertemukan jurnalistik dengan komunikasi lisan. Sedangkan menurut Ruben (1992) sejarah perkembangan ilmu komunikasi dan alur jurnalistik terbagi atas beberapa permode, seperti yang diuraikan berikut ini: Periode 1900-1940an Secara formal studi jurnalistik tidak berkembang pesat sampai tahun 1900an. Universitas Wisconsin pada tahun 1905 mengadakan kursus jurnalistik yang pertama kali dalam sejarah. Sesudah itu, bukubuku dan topik-topik jurnalistik mulai diterbitkan dan dipublikasikan. Kondisi pada tahun 1940an memberi dorongan terhadap pandanganpandangan yang luas tentang konsep-konsep jurnalistik. Perkembangan studi komunikasi pada periode itu tidak terbatas pada komunikasi lisan dan jurnalistik karena banyak kontribusi dan ahli filsafat, ahli antroplogi, sosiologi dan psikolog yang memfokuskan pada komunikasi dan peranannya dalam kehidupan manusia maupun peranannya pada individu dalam proses sosial. Demikian juga para ahli bahasa memberi kontribusi pada kemajuan studi komunikasi. Periode 1940an-1950an Periode ini disebut perkembangan interdisipliner. Para ahli dari berbagai ilmu sosial mulai mengembangkan teori komunikasi dan lingkup bidang komunikasi berkembang secara substansial. Para ahli psikologi memfokuskan para persuasi, terbentuknya dan berubahnya sikap dan pengaruhnya pada perilaku. Ahli sosiologi dan politik mempelajari media massa dalam berbagai aktifitas sosial dan politik. Para ahli antropologi memfokuskan pada riset-riset tentang “gesture’’ studi retorika dan komunikasi berkembang termasuk dalam interpretasi oral, psikologi dan patologi pidato. Perkembangan jurnalistik dan studi media massa pertumbuhannya semakin dramatis terutama karena popularitas televisi dan dampak media massa (suratkabar, majalah, radio, televisi), efek media dan komunikasi massa. Pada akhir tahun 1950an, sejumlah buku dan artikel-artikel komunikasi diterbitkan. Perkembangan ini merupakan tahap-tahap yang mempercepat perkembangan komunikasi massa. Periode 1960an dikenal sebagai tahap integrasi Pada periode ini para ahil mensintesakan perkiraan dari retorika, komunikasi lisan, jurnalistik dan media massa serta berbagai disiplin ilmu sosial lainnya, baik itu ahli sosiologi, ahli politik dan ahli administrasi. Periode 1970an disebut periode perkembangan dan spesialisasi Pada periode ini komunikasi interpersonal menjadi suatu bidang yang semakin popular, demikian juga dengan komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi interpersonal dan komunikasi lintas budaya mulai menjadi bidang studi yang spesifik. Disamping itu, retorika, public speaking, debat, public relations terus berkembang. Hal yang sama juga terjadi pada komunikasi lisan dan komunikasi massa. Ekspansi dan diversiflkasi dari studi komunikasi direfleksikan didalam kurikulum universitas dan College. Sejumlah departemen komunikasi dibentuk selama tahun 1970an dan program-program komunikasi lisan berubah nama menjadi komunikasi. Demikian juga departemen jurnalistik dirubah menjadi komunikasi massa atau departemen komunikasi. Periode tahun 1980-1990an disebut abad informasi Periode ini dikenal dengan semakin besarnya peranan komunikasi, informasi dan media dalam kehidupan personal maupun profesional. Komunikasi dan informasi merupakan esensi dibidang telekomunikasi, publishing, industry komputer, perbankan, asuransi, novel dan riset. Abad ini juga menitikberatkan pada meningkatnya peran-peran media-media baru. Berarti juga pesan dirancang dan disusun serta dikirimkan dengan lebih mudah dan cepat dari sebelumnya. Dari uraian di atas dapat diketahui bagaimana komunikasi sebagai suatu ilmu sosial dan bagaimana kontribusi dan hubungannya dengan ilmu-ilmu yang lain seperti sosiologi, psikologi, antropologi, politik, komputer, teknik, ekonomi dan lain-lain. Adapun pengertian ilmu komunikasi itu sendiri dikemukakan oleh: Corl I Hovlard (dalam Efendy, 1990:4) “a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed”. Sedang Joseph De Vito mendefinisikan ilmu komunikasi: Communication is the study of the science of communication, particularly that subsection concerned with communication by and among humans. 5) Pertumbuhan Ilmu Komunikasi Dan Alur Publisistik Publisistik berasal dari bahasa Jerman Publizistik, yang bersumber dari bahasa latin: publicatio, yang mengandung makna = mengumumkan. Adapun pertumbuhan ilmunya dimulai pada tahun 1884 oleh Prof. Swiss yang mempelajari dan mengembangkan Zeitungkunde tentang persuratkabaran, Prof. Bucher inilah yang mengajarkan pengetahuan tentang persuratkabaran di Universitas Bazel. Dari sini Zeitungkunde berubah menjadi Zeitung Wiseenchaft pada tahun 1927, yang berarti ilmu tentang persuratkabaran. Kemudian Zeitung Wissenchaft ini dikembangkan di Jerman, yang dihubungkan dengan politik. Prof.Dr. Karel D. Ester merupakan orang pertama yang membuat disertasi tentang persuratkabaran pada tahun 1907. Pada tahun 1946 Zeitung Wissenchaft dikembangkan oleh Prof.Dr. Hagemann di Munster dan disebut dengan istilah Publisistik, karena dengan adanya perkembangan teknologi terutama ditemukannya radio, film dan lain-lain, maka Zeitung Wissenchaft dianggap tidak memadal lagi oleh karena itu Publisistik ini dimensinya lebih luas dari Zeitung Wissenchaft, karena mencakup tidak hanya suratkabar tetapi juga media massa yang lain, termasuk pembentukan opini dan pengaruh penyebaran suatu pesan. Sedangkan definisi publisistik sendiri menurut Walter Hagennan: Publisistik adalah suatu ajaran tentang pernyataan umum mengenai isi kesadaran yang aktual. Sementara Adinegoro mendefinisikan : Publisistik adalah ilmu pernyataan antar manusia yang umum lagi aktual dan bertugas menyelidiki secara ilmiah pengaruh-pengaruh dan pernyataan itu dari mula ditumbuhkan orang, sampai tersiar dalam pers, radio dan sebagainya serta akibatnya kepada penenima pernyataan-pernyataan itu. (Astrid S Susanto, 1974: 8) Dengan demikian dapat disimpulkan objek studi publisistik adalah pernyataan umum dan manusia dalam masyarakat. 6) Komunikasi Sebagai Suatu Proses Banyak sekali definisi komunikasi sebagai suatu proses. Namun perlu diketahui apa karakteristik komunikasi sebagai suatu proses, antara lain: • Komunikasi itu dinamik Yaitu suatu aktifItas yang terus berlangsung dan selalu berubah. • Komunikasi itu interaktif Yaitu terjadi diantara dua pihak (sumber dan penerima), dimana terjadi timbal balik yang memungkinkan setiap pihak untuk mempengaruhi pihak lain. • Komunikasi itu tidak bisa dibalik (irreversible) Disini berarti sekali penyampai pesan (sumber) mengirimkan pesan dan diterima oleh penerima yang kemudian mendecode pesan, maka penerima tidak dapat lagi menarik kembali pesan tersebut dan sama sekali meniadakan pengaruhnya. • Komunikasi berlangsung dalam konteks fisik dan konteks sosial Dalam arti pada saat terjadi interaksi antara penyampai dan penerima pesan, interaksi itu tidak terisolasi, melainkan ada dalam Iingkungan fisik tertentu dan dinamika sosial tertentu. Dengan demikian, komunikasi sebagai suatu proses merupakan suatu kegiatan yang berjalan secara terus menerus, dinamis, selalu bergerak dan berubah, dimana komponen-komponen yang ada saling berinteraksi sehingga keberadaan komponen mempengaruhi komponen yang lain dan sebaliknya. yang satu akan Sebagai contoh: Seorang sumber informasi dalam menyampaikan pesan akan dipengaruhi dan mempertimbangkan media yang akan dipakai, sehingga cara penyampaian pesan akan disesuaikan dengan media yang dipakai dan siapa yang menjadi sasaran (komunikan)nya. Tanpa mempertimbangkan karakteristik dan penerima pesan, sebuah sumber informasi tidak akan dapat menyesuaikan pesan dengan kebutuhan penerimanya. Dengan demikian tujuan komunikasinya tidak akan tercapai. Menurut Baron, proses decoding, proses interpreting, umpan bahk dan sebagainya, variabel-variabel mikro proses ini bergabung untuk menghasilkan variabel makro-proses, yaitu komunikasi. Contoh: Proses encoding: Yaitu proses mengubah ide, perasaan, yang akan disampaikan kepada orang lain kedalam bentuk tanda-tanda/informasi atau isyarat yang dapat dikirimkan kepada komunikan. Proses encoding ini adalah proses yang kompleks karena ide atau gambaran yang ada didalam sistem syaraf tidak dapat dioperkan secara langsung, tanpa terlebih dahulu diubah dalam bentuk tanda-tanda. LATIHAN 1. Coba Saudara perbandingkan antara definisi-definisi komunikasi yang menekankan pada perspektif behavioristik, transmisi, interaksi dan transaksi. Saudara jelaskan persamaan dan perbedaannya, serta beri contoh masingmasing! 2. Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan ilmu komunikasi dari tiga alur ada garis merahnya. Jelaskan perbedaan antara retorika, jurnalistik dan publisistik ditinjau dari pertumbuhan ilmunya! 3. Menyimak formula Lasswell maka terdapat 5 bidang studi komunikasi. Coba Sdr. Cari contoh masing-masing bidang studi komunikasi yang ada serta kemukakan tujuan dari masing-masing bidang studi tersebut! 4. Mengamati pertumbuhan komunikasi yang dimulai dari komunikasi oral baru kemudian berkembang menjadi komunikasi tercetak, maka di berbagai budaya yang ada di Indonesia dapat ditemukan fenomena-fenomena tersebut.Coba Sdr berikan contoh-contoh budaya lisan dan komunikasi cetak yang tumbuh dan berkembang di Indonesia sampai sekarang dan deskripsikan secara jelas dan lengkap! 5. Coba Sdr. Amati beberapa proses komunikasi yang ada, jelaskan mengapa dalam proses komunikasi mempunyai ciri dinamis, interaktif, tidak bisa dibalik dan terjadi dalam konteks tertentu! 6. Jelaskan pengertian = retorika, publisistik, jurnalistik dan komunikasi baik secara etimologis maupun secara terminologis. Jelaskan pula persamaan dan perbedaan diantara keempatnya! RANGKUMAN Dari pokok bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikaasi mempunyai beragam pengertian/definisi yang menekankan pada perspektif yang berbeda. Dengan demikian sebagai suatu proses, komunikasi antar manusia merupakan proses yang sangat kompleks karena masing-masing pihak bersifat dinamis. Selain itu komunikasi juga kegiatan yang interaktif, tidak bisa dibalik dan berlangsung dalam konteks-konteks tertentu. Ditinjau dari pertumbuhan ilmunya, maka ilmu komunikasi tumbuh dan berkembang dari tiga alur, yaitu retorika, jurnalistik dan publisistik. Sebagai ilmu sosial, komunikasi tidak bisa dilepaskan dari pengaruhnya dan kontribusi ilmu-ilmu yang lain, seperti sosiologi, psikologi, filsafat, hukum, ekonomi, komputer dan lain-lain. Karena itu ilmu komunikasi bersifat interdisipliner dan multidisipliner. C. PENUTUP TES FORMATIF Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memilih jawaban yang ada! 1. Definisi komunikasi dan Lasswell menekankan pada perspektif: a. Tansmisi b. Interaksi c. Behavioristik 2. Definisi yang menekankan pada interaksi ditandai dengan: a. Ada efek timbal balik b. Pengaruh pesan c. Penyampaian pesan 3. Komunikasi bersifat dinamis berarti: a. konstan b. tidak bisa dibalik c. terus menerus 4. Jurnalistik adalah: a. Pengetahuan tentang persuratkabaran b. Keahlian tentang persuratkabaran c. Keahlian dan pengetahuan tentang persuratkabar dan media massa Iainnya. 5. Publisistik mempunyal objek studi: a. Pesan yang disampaikan b. Pernyataan umum manusia yang ada di masyarakat dan efek pernyataan. c. Pengaruh pernyataan 6. Retorika pada masa modern berkembang menjadi: a. Propaganda b. Komunikasi hsan c. Debat 7. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan komunikasi sebagai ilmu adalah: a. Perang Dunia II b. Lahirnya media-media baru seperti radio, film, TV c. Kondisi sosial politik 8. Ilmu komunikasi sebagai ilmu sosial bersifat interdisipliner artinya: a. Tidak berhubungan dengan ilmu-ilmu lain. b. Saling berhubungan dan dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lain. c. Dipengaruhi oleh satu atau dua ilmu lain. UMPAN BALIK : Coba Saudara cocokkan jawaban Saudara dengan kunci tes formatif di bawah ini. Jika Saudara memperoleh nilai 6-8 pada tes formatif, maka Saudara dinyatakan mampu memahami pokok bahasan ini, sedangkan jika Saudara memperoleh nilai 6-4 maka Saudara dinyatakan cukup, dan jika memperoleh nilai di bawah 3 Saudara dinyatakan kurang mampu memahami pokok bahasan ini. KUNCI TES FORMATIF 1.C 2.A 3.C 4.C 5.B 6.B 7.B 8.B