Sejarah PR

advertisement
Tugas mereview buku “membuat narasi dan mind mapping tentang pengembangan Public
Relations, baik sebagai aktiitas social, praktik/pofesi, dan kajian ilmu”.
Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Public Relations sudah lahir pada
permulaan abad ke-20, bahkan sebelum negara Amerika ada. Dalam perkembangannya, Public
Relations melalui beberapa tahap, dimana tahap-tahap tersebut berbeda-beda menurut kajian
Public Relations. Dari hasil review yang kami dapat dari beberapa literature, diantaranya :
1. Public Relations sebagai Praktik/Profesi
a. Tradisi ahli retorika dan agen pemberitaan
Pelopor Public Relations pada zaman modern ini dapat ditemukan pada karya
para ahli retorika. Sejak dahulu para pembuat pidato disebut dengan ahli retorika,
karena telah memberikan pelayanan komunikasi, seperti membuat naskah pidato,
berbicara pada klien, mengajarkan untuk memilah argument yang baik dan benar,
menjawab pertanyaan yang sulit, dan kemampuan persuasif. Contohnya, di masa
Plato, 427-347 SM retorika sebuah ilmu telah ada. Pada masa itu, dipercaya bahwa
pekerjaan ahli retorika itu mengajarkan kemampuan persuasif pada orang lain lebih
banyak dari sebelumnya. Opini public sangat penting, karena menentukan suatu
masalah, besar atau kecil, mulai dari proyek public sampai mengadili tindak
criminal.
Kemampuan persuasif ini telah digunakan untuk mempengaruhi public selama
ratusan tahun. Peristiwa perang salib dan petualangan para penakhluk Spanyol
dalam mencari Eldorado adalah contoh aktifitas public relations di masa lalu.
(Lattimore, dkk. 2010 : h. 22)
b. Tradisi Jurnalistik dan pubisitas
Sekitar abad ke-19 setelah revolusi industri Amerika memberikan jalan bagi
berkembangnya sebuah model baru yang dominan bagi praktik public relations.
Industrialisasi mengubah masyarakat dan menciptakan kondisi yang membutuhkan
keahlian public relations. Korporasi menyadari bahwa sikap akal-akalan,
manipulasi serta kepura-puraan merupakan respon yang tidak tepat terhadap
tantangan media dan pemerintah. Akibatnya public relations kemudian menjadi
fungsi penting yang diterima di korporasi besar dalam menghadapi ketidak-
ramahan itu dan untuk mendapatkan dukungan publik. Oleh karena itu, istilah
public relations masih digunakan sampai saat ini. (Lattimore, dkk. 2010 : h. 25)
c. Tradisi membangun hubungan dan kmunikasi dua arah
Kami mereview Arthur Page yang memandang public relations sebagai basis yang
luas, mengutamakan publisitas jurnalistik dan tradisi kampanye komunikasi
persuasive. Page mengatakan untuk mendapatkan keyakinan public, diperlukan
tidak hanya kemampuan menjawab kritik tetai juga diperlukan sebuah program
public relations berkelaanjutan dan terencana. Untuk mengehindari kontroversi,
perusahaan harus berhubungan langsung dengan public. Contohnya, dengan
membuat program film untuk ditayangkan di sekolah-sekolah atau kelompok
kewarganegaraan Arthur Page membuat perusahaan selalu bertindak atas dasar
pandangan public, walaupun pandangan tersebut bertentangan dengan pandangan
operasional perusahaan (Lattimore, dkk. 2010 : h. 31-32)
d. Masyarakat informasi global
Perkembangan public relations selanjutnya, pada tahun 1990 ditandai dengan
penggunaan internet dan tekonologi komunikasi baru lainnya. Perusahaanperusahaan besar telah menyejajarkan program corporate giving-nya dengan
program community relations. Secara umum perusahaan telah lebih focus
melakukan kegiatan tanggung jawab social perusahaa ketimbang melakukan
kegiatan corporat giving dalam makna yang terbatas. Semua lebih sistematis
meggunakan database computer dan system tracking di mana organisasi dapat
bergabung dalam chat-group, list serve, dan blog.
Yang bersejarah lagi, dicapai ketika diketahui semakin banyaknya praktisi
public relations yang melanjutkan studi master merek. Tahun 1990 ini merupakan
masa meledaknya pertumbuhan public relations dan perusahaan komunikasi yang
disebabkan oleh internet komunikasi global, dan berkembangnya saluran
komunikasi. (Lattimore, dkk. 2010 : h. 42)
e. Tradisi kampanye komunikasi persuasive
Pendukung utama dari tradisi persuasi ini adalah Edward Bernay. Setelah
perang dunia I, dia menjadi penulis sains dan kemudian menjadi promotor teater, di
mana dia mengombinasikan kerja jurnalistiknya dengan persuasi. Dalam buku
pertamanya, Crytalizing Public Opinion. Pada waku itu dia memandang public
relations kurang lebih sama dengan propaganda, di mana dia mendefinisikan public
relations sebagai “manipulasi sadar dan terorganisasi terhadap kebiasaan serta
pendapat massa”. Sepanjang kariernya, Bernays menggambarkan public relations
sebagai ilmu pengetahuan dalam menciptakan situasi, mengumpulkan peristiwa
yang dianggap memiliki nilai berita.
2. Public relations sebagai aktifitas
Makna public relations tergantung bagaimana anda menafsirnya. Bila menurut
anda public relations adalah usaha menciptakan suatu citra baru yang suda ada, maka
ini adalah konsep yang keliru. Sumber esalahan ini adalah karena apa yang dinamakan
sebagai image hanya ada dalam benak manusia, sedangkan dalam kehidupan nyata,
jelas bahwa tidak semua hal terasa menyenangkan. Pada intinya public relations
senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan
dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang
berdampak. Dengan demikian public relations adalah suatu bentuk komunikasi yang
berlaku untuk semua jenis organisasi, baik ang bersifat komersial maupun yang non
komersial.
Dikatakan bahwa kitab-kitab suci dari agama-agama besar di dunia
mengandung suatu bentuk public relations. Di dalam kitab-kitab suci ini dikabarkan
bahwa sejak dahulu manusia selalu berusaha menciptkan suatu pemahaman atas iman
yang mreka anut. Berbagai teknik public relations sudah diterapkan sejak berabad-abad
yang lalu sampai detik ini. Gagasannya, sendiri sebenarnya sudah sangat tua sehingga
kita harus memutar waktu sampai ribuan tahun yang lampau untuk menemukan asal
mulanya. Ternyata, public relations itu bahkan sama tuanya dengan peradaban manusia.
Pada tahun 1948, Sir Stephen Tallens menjadi presiden pertama bagi sebuah lembaga
formal pertama yang bertujuan mengembangkan bidang public relations (Jefkins. 2003
: h. 1-4)
3. Public relations sebagai kajian ilmu
Rachmadi menyeutkan public relations adalah salah satu bidang ilmu
komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi atau
perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen. Public relations berfungsi
menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen memberikan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Pakar lain menyebutkan bahwa public relations
adalah “ two simple word “ yang merupakan bidang ilmu dan kegiatan praktis yang
sedang dan akan terus berkembang ( Soemirat dan Elvinaro. 2012 : h. 11-12 )
Kesimpulan :
Setelah kami mereview buku, dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan public
relations sebagai ilmu, aktivitas maupun profesi dapat dituangkan dalam sebuah peta konsep
seperti dibawah ini :
Tradisi ahli retorika
agen pemberitaan
1. PUBLIC
RELATIONS
SEBAGAI
PROFESI
Tradisi jurnalistik
dan pubisitas
Tradisi
membangun
hubungan dan
komunikasi dua
arah
PERKEMBANGAN
PUBLIC RELATIONS
Masyarakat
informasi global
Kampanye
komunikasi
persuasif
PUBLIC RELATIONS
SEBAGAI AKTIFITAS
PUBLIC RELATION
SEBAGAI KAJIAN ILMU
Download