Uploaded by User89483

AFIFAH DAN PUTRI

advertisement
PUTRI WAHYULI
AFIFAH GERMY
NABILA
Retorika dan Logika, Retorika dan Tata
Bahasa, Retorika dan Sastra
Retorika dengan Filsafat
Retorika dan
Logika
Dalam menyampaikan sesuatu sebagai topik pembicaraan, retorika
menganjurkan agar apa yang dibicarakan mempunyai dasar-dasar
kebenaran, bukan asal bicara. Demikian juga ulasan yang digunakan
harusnya ulasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan demikian, penemuan topik pembicaraan, penemuan ulasan dan
penggunaannya sebagai pendukung gagasan, retorika telah banyak
menyarankan agar pembicara menggunakan nalar, dasar kebenaran,
kejujuran, dan kejernihan pikiran.
Dalam menata dan memilih bahasa, retorika juga menyarankan dan
menekankan pentingnya kelogisan. Atau secara umum seperti yang
dianjurkan oleh semantik umum (general semantics), pembicara
hendaknya berpikir jernih dan jujur dalam memecahkan masalah, dan
dengan pikiran yang jernih (sanity) menyampaikannya.
Retorika dan Tata
Bahasa
Dalam sejarah perkembangan bahasa dan studi tutur
muncul anggapan bahwa retorika adalah bagian tata
bahasa karena saat itu tata bahasa dipandang sebagai
perangkat kaidah yang mengajarkan bagaimana
berbahasa yang baik. Sebuah tutur dikatakan baik
apabila bahasa yang dipakai sesuai dengan kaidah
yang digariskan oleh tata bahasa.
Retorika bukanlah bagian dari tata bahasa karena
keduanya memiliki prinsip dan fungsi yang berbeda.
Namun perbedaan itu bukan berarti tidak ada
hubungan antara retorika dengan tata bahasa.
Sebaiknya seorang penutur menguasai kaidah-kaidah
bahasa untuk kemudian digunakan dalam berbicara
yang disertakan dengan retorika yang bagus dan
meyakinkan.
Retorika dan Sastra
Pada zaman pertengahan dan renaisan (Renaissance), retorika
lebih dikenal sebagai studi sastra. Salah satu kemungkinan yang
melatarbelakangi anggapan ini adalah pandangan umum dari
zaman pertengahan yang mengatakan bahwa hanya karya
sastralah yang memakai bahasa yang baik. Karena itu, jika orang
ingin mengetahui bahasa yang baik atau ingin menguasai
bahasa yang baik, maka ia harus menguasai sastra.
Kritik sastra pada zaman itu lebih banyak ditekankan pada
masalah pemahaman bahasa sastra sebagai sarana membina
kemampuan berbicara seperti yang biasa dipakai para
sastrawan. Pengertian retorika yang ditampilkan pada zaman
pertengahan dan renaisan itu kemudian berkembang subur dan
mencapai puncaknya pada abad ke-18.
Retorika dengan
Filsafat
Retorika Modern
Retorika memerlukan ilmu lain diungkapkan pertama kali oleh
Aritoteles pada abad ke IV SM. Dia mengatakan seorang
penutur yang ingin sukses itu harus mengetahui dan memiliki
pengetahuan umum yang luas, agar dapat memilih ulasan
yang baik sehingga bisa menempatkannya pada posisi yang
tepat. Aristoteles mengemukakan bahwa retorika tidak bisa
lepas dari fIlsafat karena ilmu ini mengajarkan kebenaran
serta bimbingan orang bertindak dan mengambil keputusan
berdasarkan kebenaran. Jadi, filsafat merupakan ilmu
kebenaran yang memperkuat kehadiran retorika.
THANK YOU
Download