Mata Kuliah Hari / Jam Dosen : Komunikasi Politik (E-learning) : Selasa, 14 April 2015 / 10:00 – 12:00 : Felicciana Yayi Amanova, S.IP, M.Soc.Sc Persuasi Politik Dalam Komunikasi Politik “Komunikasi Politik yang tidak berusaha untuk mempersuasi (membujuk) orang lain agar tidak sependapat dengannya adalah lebih langka daripada binatang yang dilindungi” (Dan Nimmo,2005) Kutipan dari Dan Nimmo diatas menjelaskan bahwa hanya ada satu tujuan dalam semua aspek kegiatan Komunikasi Politik yaitu membujuk masyarakat dalam berbagai level untuk mendukung kuasa para Politisi. Seperti yang telah dibahas dalam pertemuan sebelumnya, dukungan masyarakat akan membawa Politisi kepada kemenangan dalam Pemilu, struktur organisasi Politik yang kuat, serta kepatuhan masyarakat pada kebijakan pemerintah, dimana elemen-elemen tersebut merupakan kunci utama untuk melanggengkan sebuah kuasa politik dalam pemerintahan. Akan tetapi, persuasi atau kegiatan membujuk dalam Komunikasi Politik tidaklah semudah seperti apa yang kita pahami secara harfiah. Persuasi politik yang dilakukan berarti menanamkan opini baru, menggiring sudut pandang, dan mempengaruhi nilai-nilai kepercayaan masyarakat. Dengan demikian persuasi politik dilakukan melalui pesan-pesan lisan, tulisan dan simbol yang disampaikan dengan cara yang sangat terorganisir dan menjangkau aspek psikologis masyarakat. Persuasi politik dikemas dengan beberapa teknik yaitu: proganda, retorika dan iklan politik. Propaganda Politik Pihak yang melakukan propaganda disebut propagandis. Propaganda politik bermakna kegiatan menyebarkan dan mengembangkan informasi terpilih, baik informasi yang benar maupun tidak benar dengan tujuan meyakinkan masyarakat agar menganut keyakinan, sikap dan tindakan sesuai dengan kepentingan politik propagandis. Semua ideologi politik dan pemerintahan dalam suatu negara menggunakan propaganda serta memanfaatkan media untuk mencapai pendengarnya (masyarakat). Target dari kegiatan propaganda bukan hanya sekedar untuk membuat masyarakat menerima dan setuju dengan kepentingan politik si propagangandis, tetapi lebih dari itu, penerimaan dan persetujuan masyarakat tersebut harus direalisasikan sampai ke tingkat sikap dan tindakannya. Disitulah letak keberhasilan sebuah propaganda politik. Bagaimana propaganda dilakukan? Dengan kalimat-kalimat lisan maupun tulisan yang dibuat logis, menarik, yang berkesan membawa manfaat bagi masyarakat, contohnya informasi tentang citra positif politisi, visi dan misi yang patriotik, janji-janji yang bermanfaat bagi kehidupan ekonomi, sosial, politik masyarakat. Dalam hal ini daya tarik personal politisi (status, usia, kredibilitas, penampilan) juga menunjang keberhasilan propagandanya. Selain itu, propaganda dilakukan dengan cara mengungkapkan informasi yang dibumbui bias dan kenyataan semu tentang citra positif diri politisi ataupun tentang citra negatif lawan politiknya, contohnya berita tentang kegiatan serta pencapaian politisi untuk negara dan masyarakat, atau berita tentang kegagalan lawan politiknya yang di blow up secara intens dengan kalimatkalimat yang berlebihan / mengelirukan pikiran masyarakat. Beberapa hal yang dipaparkan diatas merupakan cara propagandis untuk mempengaruhi dan menguasai jalan pikiran masyarakat. Setelah jalan pikiran masyarakat dapat dikuasai maka tindakan-tindakan masyarakat akan dapat dikendalikan / dikuasai pula, dengan sendirinya masyarakat akan suka rela memberikan sikap dan tindakan yang sesuai dengan kepentingan politik si propagandis. Retorika Retorika merupakan seni berbicara dihadapan orang banyak atau juga disebut sebagai public speaking. Secara mendalam, retorika merupakan keterampilan seseorang dalam berbicara menyampaikan informasinya secara langsung kepada khalayak yang meliputi pilihan kata yang efektif, kalimat demi kalimat, intonasi / penekanan suara, ekspresi wajah, bahasa tubuh, wawasan, ingatan, kesungguhan dan totalitas. Retorika bukan hanya berarti kemampuan berbicara / pidato yang lancar, tetapi kemampuan berbicara / pidato secara singkat, jelas, padat, persuasif dan mengesankan. Tujuan retorika adalah membangkitkan kesadaran ataupun perasaaan audiens pada sebuah isu sosial. Contohnya pidato Sukarno untuk menanamkan nasionalisme dan semangat juang rakyat pada masa penjajahan, ataupun orasi ketua pergerakan mahasiswa yang akan melakukan demo kepada pemerintah. William. N Brigance mengemukakan terdapat empat unsusr persuasi yang harus dilakukan dalam sebuah retorika / pidato, yaitu: 1. rebut perhatian audiens, 2. buat audiens untuk mempercayai karakter dan kemampuan anda, 3. Pikirkan keinginan audiens, kembangkan dan tangani setiap gagasan / poin sesuai dengan sikap audiens. 4. Dalam kegiatan Komunikasi Politik yang bersifat persuasif, retorika merupakan modal yang sangat penting. Kegiatan komunikasi massa (kampanye, program debat televisi, rapat umum, dll) dan kegiatan propaganda akan lebih mudah membuahkan sukses apabila disokong dengan retorika yang handal dari politisi. Iklan Politik Iklan politik tidak berbeda dengan berbagai iklan produk komersil yang ditayangkan / dimuat dalam media massa dengan tujuan mempromosikan, memikat, menjual dan sekaligus di sisi lain juga memenuhi kebutuhan masyarakat. Iklan politik memikat serta menjual kemampuan dan janji-janji politisi agar masyarakat percaya bahwa jika politisi tersebut memimpin maka ia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Iklan politik disajikan secara visual dengan bahasa yang persuasif, slogan dan lambang yang padat makna namun mudah diingat, jingle yang menarik dan penayangan yang berulangulang. Selain fungsi utamanya sebagai wahana promosi yang bersifat persuasif, iklan politik juga berfungsi sebagai reminder atau pengingat masyarakat terhadap citra politisi yang telah dibangun melalui beragam kegiatan Komunikasi Politik. Simpati dan kepercayaan masyarakat bisa saja memudar dengan banyaknya informasi lain yang dikonsumsi masyarakat melalui media, dengan menayangkan lambang dan slogan politik secara teratur dan berulang akan membawa masyarakat untuk mengingat kembali serta familiar dengan pilihan mereka dan tanpa disadari akan menumbuhkan perasaan terbujuk yang lebih dalam lagi.