Nama

advertisement
Nama : Erga Pradipta
NIM : H0511077
Kelas : Peternakan A
UKD 3
MIKROBIOLOGI
1. Apa arti penting pemanfaatan mikrobiologi pada Bidang Teknologi Hasil
Ternak?
Mikrobiologi merupakan ilmu terapan yang memanfaatkan mikroorganisme.
Mikroorganisme mempunyai dampak yang bisa berpengaruh positif dan negative.
Arti penting pemanfaatan mikrobiologi pada bidang teknologi hasil ternak adalah
bagaimana kita dapat mengetahui jenis-jenis mikroorganisme yang bersifat
menguntungkan maupun merugikan terhadap hasil ternak yang ada. Selain itu
manfaat mikrobiologi terhadap teknologi hasil ternak adalah mengidentifikasi adanya
kebusukan dan kerusakan bahan pangan akibat adanya kontaminasi dari bakteri dan
jamur. Mikroorganisme bisa dimanfaatkan sebagai bahan utama proses untuk
membuat beberapa bahan makanan, misal pembuatan bir dan minuman anggur
dengan menggunakan ragi, pembuatan roti dan produk air susu dengan bantuan
bakteri asam laktat, dan pembuatan cuka dengan bantuan bakteri cuka. Sebagai
contohnya:
a. Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu,selanjutnya sebagian
besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt,
yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri
tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya
disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45o C. Selama penyimpanan tersebut
pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat.
Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
b. Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan
Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi sebagai fermentasikan laktosa dalam
susu menjadi asam laktat.
c. Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan
Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.
Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.
Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap
dimakan.
d. Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi
menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang
berupa gula dan alkohol.
e. Kecap
Pembuatan kecap dengan bantuan jamur Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit
gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri
asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan
campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama
akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
2. Mengapa kombinasi protease dan hemiselulose dapat meningkatkan kinerja
ayam broiler?
Bahan pakan merupakan sumber energi bagi ternak. Sebagian dari bahan pakan
ternak yang berasal dari tanaman mengandung serat, seperti jagung, kedelai, padi,
gandum, bunga matahari, wheat pollard dan lain-lain. Serat merupakan suatu
senyawa yang terdapat pada bahan pakan yang berasal dari tanaman dan merupakan
senyawa yang tidak dapat didigesti oleh ternak monogastrik. Maksudnya adalah ayam
broiler dikhawatirkan mempunyai efek negatif pada digesti mineral dan protein
terhadap pakan ternak yang mengandung serat. Ayam broiler tidak mempunyai
kemampuan untuk memecah selulosa, karena pencernaan serat kasar hanya terjadi
pada caecum yang jumlah bakterinya sangat sedikit dan aktivitasnya sangat rendah ,
sehingga ransum berserat hanya sedikit yang dapat dicerna.
Protease adalah enzim yang mengubah Proteosa, pepton dan polipeptida menjadi
asam amino. Proteosa itu sendiri adalah suatu modifikasi dari asam amino yang
susunannya lebih sederhana daripada susunan asam amino dalam Protein sehingga
dapat lebih mudah diubah menjadi asam amino penyusunnya. Untuk mengubah
Protein menjadi Proteosa, pepton dan polipeptida di perlukan bantuan bantuan dari
Enzim Pepsin.
Hemiselulosa merupakan suatu polisakarida lain yang terdapat dalam tanaman
dan tergolong senyawa organik. Hemiselulosa bersifat non-kristalin dan tidak bersifat
serat, mudah mengembang karena itu hemiselulosa sangat berpengaruh terhadap
bentuknya jalinan antara serat pada saat pembentukan lembaran, lebih mudah larut
dalam pelarut alkali dan lebih mudah dihidrolisis dengan asam. Perbedaan
hemiselulosa dengan selulosa yaitu hemiselulosa mudah larut dalam alkali tapi sukar
larut dalam asam, sedang selulosa adalah sebaliknya. Hemiselulosa juga bukan
merupakan serat-serat panjang seperti selulosa. Hasil hidrolisis selulosa akan
menghasilkan D-glukosa, sedangkan hasil hidrolisis hemiselulosa akan menghasilkan
D-xilosa dan monosakarida lainnya. Hemiselulosa tersusun dari gabungan gula-gula
sederhana dengan lima atau enam atom karbon. Degradasi hemiselulosa dalam asam
lebih tinggi dibandingkan dengan delignifikasi, dan hidrolisis dalam suasana basa
tidak semudah dalam suasana asam.
Adanya hemiselulosa mengurangi waktu dan tenaga yang diperlukan untuk
melunakkan serat selama proses mekanis dalam air Hemiselulosa berfungsi sebagai
pendukung dinding sel dan berlaku sebagai perekat antar sel tunggal yang terdapat
didalam batang pisang dan tanaman lainnya. Hemiselulosa memiliki sifat nonkristalin dan bukan serat, mudah mengembang, larut dalam air, sangat hidrofolik,
serta mudah larut dalam alkali. Kandungan hemiselulosa yang tinggi memberikan
kontribusi pada ikatan antar serat, karena hemiselulosa bertindak sebagai perekat
dalam setiap serat tunggal. Pada saat proses pemasakan berlangsung, hemiselulosa
akan melunak, dan pada saat hemiselulosa melunak, serat yang sudah terpisah akan
lebih mudah menjadi berserabut.
Penggunaan kombinasi protease dan hemiselulosa adalah Protease mengubah
Proteosa, pepton dan polipeptida menjadi asam amino. Sedangkan hemiselulosa dapat
mepercepat pencernaan serat kasar mengingat pencernaan pada Unggas tidak
mempunyai kemampuan untuk memecah selulosa, karena pencernaan serat kasar
hanya terjadi pada caecum yang jumlah bakterinya sangat sedikit dan aktivitasnya
sangat rendah , sehingga ransum berserat hanya sedikit yang dapat dicerna. Serat
kasar yang tidak tercerna membawa zat pakan keluar bersama feses sehingga dapat
mempercepat laju kecernaan pada saluran pencernaan. Kalau laju pencernaan pada
ayam cepat akan menyebabkan ayam akan mengalami lapar terus menerus hal itu
membuat para peternak harus memberikan pakan lagi. Efisiensi pakan yang buruk
akan memberikan dampak pengeluaran modal pakan yang besar yang membuat
peternak merugi. Pemberian pakannya banyak tetapi tidak memperoleh hasil yang
maksimal. Untuk itu perlu digunakan kombinasi protease dan hemiselulose untuk
penyerapan pakan oleh ayam berlangsung secara maksimal. Sebagai hasilnya
peningkatan kinerja ayam broiler akan terbentuknya daging yang banyak.
3. Mengapa bakteri Butyrivibrio fibrisolvens yang ditambahkan pada pakan dapat
menghasilkan susu dengan kandungan asam linoleat tinggi ?
Karena pada bakteri Butyrivibrio fibrisolvens menghasilkan enzim linoleat
isomerase yang berfungsi untuk mengkatalisis CLA secara biosintesa yang dihasilkan
dari linoleat oleh enzim isomerase yang pada usus ternak ruminansia. Di dalam
rumen, CLA disintesa dari asam linoleat melalui reaksi isomerisasi oleh enzim
linoleat isomerase yang dihasilkan oleh bakteri Butyribrio fibrisolvens. Isomer-isomer
tersebut sesungguhnya merupakan senyawa antara (intermediate) dari tahapan
biohidrogenasi asam linoleat menjadi asam oleat dan stearat, tetapi dapat terabsorpsi
masuk ke dalam aliran darah dan terdistribusi ke jaringan tubuh inang. Bakteri
Butyrivibrio fibrisolvens yang menghasilkan enzim linoleat isomerase dapat
mempengaruhi susu yang dihasilkan memiliki kandungan asam linoleat yang tinggi.
Susu yang mengandung asam linoleat terkonjugasi yang dapat dipercaya
menambah kekebalan tubuh dan mengurangi pertumbuhan tumor. Kandungan asam
linoleat dalam susu organik lebih tinggi. Hal ini kemungkinan di karenakan pada sapi
organik lebih banyak di beri makan rumput dan pakan alami daripada pakan
berkosentrat.
Download