Kewirausahaan II Dalam materi ini akan dibahas mengenai rencana keuangan strategis usaha kecil dan menengah (perusahaan pemula) serta kesimpulannya. 2014 Fakultas Program Studi EKONOMI MANAJEMEN 1 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10 A51415EL Drs. Yasan Endrawan, MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi Kata Pengantar Catatan kuliah ini terinspirasi dari beberapa guru saya (terutama Christian Barrere) yang membuat catatan kuliah yang banyak yang salinannya dibagi-bagi kepada mahasiswa untuk dibaca dan didiskusikan di pertemuan kuliah minggu berikut. Masukan dari mahasiswa dijadikan rujukan untuk meningkatkan mutu penulisan, sehingga setelah ditulis dan direvisi selama beberapa semester, catatan kuliah tersebut diterbitkan sebagai buku ajar. Catatan ini tidak bersifat menggantikan buku ajar yang dijadikan rujukan utama dalam mata kuliah Kewirausahawan II, namun hanya sebagai rujukan untuk memudahkan mahasiswa untuk membaca buku ajar yang dianjurkan. Banyak sekali yang masih kekurangan dan perlu perbaikan-perbaikan dalam tulisan ini. Oleh karena itu masukan berupa kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untu meningkatkan mutu penulisan catatan kuliah ini di masa mendatang. Harapan penulis semoga buku ini dapat diterbitkan di masa mendatang. 2014 2 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi Modul 9 Rencana Keuangan • Salah satu alat yang sangat diperlukan untuk dalam pengelolaan usaha adalah rencana keuangan yang terancang baik, praktis dan realistis. • Rencana keuangan meliputi rencana penggunaan dana dan dari mana dana tersebut diperoleh. • Rencana keuangan sangat penting untuk membantu wirausahawan mengelola usaha secara efektif dalam rangka menghindari jebakan yang menyebabkan kegagalan. • Wirausahawan yang mengabaikan aspek keuangan dari usahanya akan beresiko melihat usahanya menjadi tambahan data statistik kegagalan. • Investor dan pemberi pinjaman potensial juga memerlukan rencana keuangan sebelum menempatkan uangnya ke dalam perusahaan. Membuat proyeksi keuangan • Membuat proyeksi laporan keuangan membantu rencana usahanyamenjadi kenyataan. • Pertanyaan utama yang perlu diajukan adalah : wirausahawan mewujudkan – Berapa laba yang diharapkan dapat diperoleh dari usaha? – Jika tujuan laba perusahaan adalah x rupiah, berapa banyak penjualan harus terjadi? – Berapa biaya tetap dan biaya variabel yang terjadi ketika pemilik perusahaan mengharapkan penjualan terjadi pada tingkatan tersebut? • 2014 Salah satu tugas yang paling penting yang dihadapi oleh wirausahawan adalah menentukan modal awal yang diperlukan untuk meluncurkan usahanyadan mempertahankannya terus hingga perusahaan mulai menciptakan arus kas yang positif. 3 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi 2014 • Jumlah uang yang diperlukan untuk memulai usaha tergantung dari jenis operasi, lokasi, persediaan yang diperlukan, volume penjualan, persyaratan kredit, dll. • Perusahaan perlu membayar semua biaya awal yang meliputi biaya untuk menyewa dan membeli pabrik, peralatan dan alat, membayar gaji dan upah, iklan, izin, listrik dan air, biaya perjalanan, dll. • Sering terjadi, wirausahawan terlalu optimis dalam rencana keuangan dan gagal menghitung pengeluaran awal yang melebihi pendapatan, yang akibatnya menciptakan kebocoran arus kasnya. • Pada tahap awal, kerugian dan menyebabkan kekurangan kas adalah wajar dan dapat berlangsung dari beberapa bulan hingga beberapa tahun. • Selama itu, wirausahawan harus membayar gaji, mempertahankan persediaan yang cukup, memberikan kredit kepada pelanggan, dsb. • Berikut ini adalah model yang menunjukkan hubungan antara berbagai ramalan laporan keuangan (laba rugi, neraca, dan arus kas). 4 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi Gbr 9. Prosedur pembuatan proyeksi keuangan Ramalan Penjualan • Ketika membuat proyeksi laporan keuangan, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat ramalan penjualan. • Ada dua pilihan: 1. Membuat ramalan penjualan dan menjabarkannya ke bawah, hingga mencapai sasaran laba. 2. Menentukan sasaran laba dan menjabarkannya ke atas, hingga sampai ke ramalan penjualan. • 2014 Sasaran penjualan ini perlu dibandingkan dengan untuk menentukan apakah realistis. 5 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi hasil rencana pemasaran • Walaupun ramalan keuangan hanya proyeksi, ramalan itu harus didasarkan pada kenyataan. Kalau tidak, ramalan itu tidak lebih dari mimpi di siang bolong. Proyeksi Laba Rugi 2014 • Langkah berikut adalah memperkirakan dalam rangka menciptakan penjualan. • Selisih antara penjualan dan pengeluaran adalah laba, atau sasaran penghasilan. • Di dalam UKM, laba harus cukup besar untuk mendatangkan pengembalian modal untuk waktu yang dihabiskan oleh pemilik untuk menjalankan usaha, dan pengembalian modal untuk investasi dalam perusahaan yang didirikannya. • Idealnya, pendapatan yang diciptakan dari UKM harus sama dengan yang diperoleh oleh pemilik ketika bekerja di tempat lain. • Kalau seorang pendiri perusahaan, memiliki uang Rp 100 juta, dan dapat disimpan di bank atau diinvestasikan di pasar modal yang menghasilkan 8% per tahun, usaha sendiri yang hanya menghasilkan tingkat pengembalian modal hanya 3% per tahun, bukan pilihan terbaik. • Langkah • Sasaran penghasilan wirausahawan adalah jumlah gaji yang masuk akal untuk waktu yang dihabiskan menjalankan usaha dan pengembalian modal yang normal untuk jumlah uang yang diinvestasikan dalam perusahaan. • Langkah berikutnya adalah menerjemahkan penjualan untuk periode yang diramalkan. • Misalkan wirausahawan ingin membuka penjualan bibit tanaman dan menentukan sasaran penghasilannya adalah Rp 60 juta (Rp 5 juta/ bulan) di tahun mendatang. • Menurut informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, margin laba bersih dari perusahaan penjual bibit tanaman adalah sekitar 10%. • Berdasarkan data tersebut, wirausahawan dapat memperkirakan tingkat penjualan yang diperlukan untuk menciptakan laba bersih sebesar Rp 60 juta per tahun. • Margin laba bersih = (Laba bersih)/ (Penjualan tahunan) 6 semua pengeluaran yang terjadi pertama adalah menciptakan proyeksi laporan laba rugi (pro-forma). Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. sasaran laba ini ke perkiraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi • Penjualan tahunan = (Laba bersih) / (Margin laba bersih) • Penjualan tahunan = 60.000.000/ 0,1 = Rp. 600 juta / tahun Apakah penjualan sebesar itu masuk akal ?. Kalau dihitung per hari penjualan yang harus dicapai adalah Rp 600 juta / 312 hari = Rp 1,9 juta/hari. • Kalau penjualan sebesar itu sulit dicapai, wirausahawan perlu menurunkan sasaran penghasilan bulanan (tahunan) yang ingin diperolehnya. • Berdasarkan nilai penjualan di atas, wirausahawan harus menghitung harga pokok penjualan (biaya barang yang terjual). Anggaplah HPP adalah 45% dari penjualan, dan biaya operasi 45% dari penjualan. • Margin laba kotor = Penjualan - HPP = (Rp 600 jt ) - (0,45)(Rp 600 jt) = Rp 600 jt - Rp 270 jt = Rp 330 juta Laba bersih = Margin laba kotor - biaya operasi = Rp 330 jt - (0,45)(Rp.600 jt) = Rp 330 jt - Rp 270 jt = Rp 60 juta. 2014 • Setelah ramalan penjualan ditentukan, perhatian diarahkan pada penentuan biaya. • Usahakan semua biaya teridentifikasi, jangan ada yang luput dari perhatian. • Perhitungan biaya relatif lebih realistis dibandingkan dengan penentuan penjualan. • Salah satu contoh perhitungan biaya bulanan • Kas yang dibutuhkan untuk menutupi biaya tersebut disajikan dalam kolom 2 berdasarkan penjelasan dari kolom 3. 7 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi disajikan dalam tabel berikut. 2014 8 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi 2014 9 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi Proyeksi neraca • Setelah membuat proyeksi laba atau rugi, wirausahawan harus membuat proyeksi neraca (neraca proforma/ sementara) yang menunjukkan aset, kewajiban dan modal perusahaan yang akan diluncurkan. • Kebanyakan wirausahawan berfokus pada tingkat laba potensial dari usaha mereka, tetapi aset yang digunakan untuk menciptakan laba, tidak kalah penting. • Dalam banyak kasus, UKM memulai usaha dengan pondasi keuangan yang lemah , karena pemiliknya gagal menentukan aset total yang dibutuhkan perusahaan. Aktiva (aset) lancar :Kas • 2014 Kas adalah aset yang paling berguna yang dimiliki perusahaan, karena dapat dikonversi dengan mudah menjadi aset lainnya . 10 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi • Berapa banyak jumlah kas yang dibutuhkan perusahaan. Tidak ada rumus baku. • Aturan sederhana yang praktis yaitu saldo kas perusahaan harus menutupi biaya operasi (dikurangi biaya depresiasi, sebagai pengeluaran bukan kas) untuk satu periode perputaran persediaan. • Berdasarkan aturan tersebut, saldo kas yang dibutuhkan wirausahaan penjual bibit yaitu: • Biaya operasi = Rp 270 jt (dari proyeksi laba rugi) • Kurang depresiasi (2% dari penjualan tahunan) = 0,02 (Rp 600 jt) = Rp 12 jt. • Pengeluaran kas tahunan = Rp 270 jt – Rp 12 jt = Rp 258 jt • Kas yang diperlukan adalah = (Pengeluaran kas) / (rasio perputaran persediaan ratarata*) • *Rasio perputaran persedian rata-rata = (Harga pokok penjualan)/(persediaan rata-rata) • Rasio perputaran ini diasumsikan 13 kali lipat. • Jadi, Kas yang diperlukan = Rp 258 jt / 13, Sekitar Rp 20 jt • Catatan : Ada hubungan terbalik antara persediaan rata-rata dengan kas yang diperlukan. Semakin cepat persediaan berputar, semakin pendek waktu yang mengikat kas dalam dalam bentuk persediaan, dan semakin sedikit jumlah kas yang diperlukan perusahaan. • Bila rasio perputaran persediaan rata-rata meningkat menjadi 17 kali lipat, maka kas yang diperlukan menjadi = Rp 258 jt / 17 = Rp 15,2 jt Aktiva lancar: Persediaan yang dibutuhkan • 2014 Keputusan penting lainnya adalah jumlah persedian yang perlu ditentukan. Bila persedian terlalu rendah, pelanggan dapat kecewa, karena barang yang diinginkan tidak ada. Namun, bila persedian terlalu tinggi, uang kas terikat dalam bentuk persediaan. 11 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi • Perkiraan jumlah persediaan dapat dihitung berdasarkan proyeksi pendapatan dan data yang dikumpulkan dari perusahaan-perusahaan sebanding yang bergerak dalam bidang yang sama. Harga pokok penjualan = Rp 270 juta (dari proyeksi pendapatan) – Perputaran persediaan rata-rata = (HPP)/(Persediaan rata-rata) – Persediaan rata-rata = (HPP)/ (Perputaran persediaan rata-rata) = (Rp 270 jt)/ 13 kali lipat (asumsi sebelumnya) Sekitar Rp 21 jt • Ke dalam aktiva lancar ini perlu ditambahkan aktiva lancar lainnya sekitar 10 % dari (Kas + Persediaan ) yaitu 10% (Rp 20 jt + rp 21 jt) = Rp 4, 1 juta Aktiva tetap yang dibutuhkan • Perkiraan aktiva (aset) tetap yang dibutuhkan untuk penjualan bibit a.l. yaitu : – Perbaikan tempat / meja tatakan – Pompa dan tangki air – Rak / konter Rp 7,5 jt Rp 4 jt – Komputer/mesin kas • 2014 Rp 5 jt Rp 6 jt – Lampu /kabel Rp 2 jt – Papan merek Rp 0,5 jt – Alat siram /selang Rp 6 jt – Aktiva tetap lainnya Rp 3 jt Keseluruhan aktiva tetapRp 34 jt. 12 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi Proyeksi aktiva Kas Rp 20 jt – Persediaan Rp 21jt – Lain-lain Rp 4,1jt • Aktiva lancar Rp 45,1 jt • Aktiva tetap Rp 34 • Aset keseluruhan jt Rp 79,1 jt Proyeksi passiva (sumber dana) 2014 • Berdasarkan penggunaan dana dalam bentuk aset sebesar Rp 79,1 juta , wirausahawan mencari sumber dana (pembiayaan). • Modal sendiri yang dimiliki adalah Rp 50 jt. • Sisanya Rp 29,1 jt harus dipinjam dari sumber lain. • Pemasok bersedia memberi penundaan pembayaran atas barang yang dipasoknya selama satu bulan sebesar Rp. 5 jt. • Kekurangannya menjadi Rp 24,1 jt. • Mertua bersedia memberi pinjaman jangka panjang Rp 15 jt. • Dan seorang kawan juga bersedia menutup sisa kebutuhan dana sebesar Rp 9,1 juta dalam bentuk pinjaman jangka pendek 3 bulan. • Sehinga passiva perusahaan penjual bibit : • Hutang jangka pendek (Rp 5 jt + 9,1 jt), Hutang jangka panjang Rp 15 jt, dan Modal pemilik Rp 50 jt. 13 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi Proyeksi Neraca Penjual bibit tanaman 31 Januari 20XX Aktiva • Kas Rp 20 jt • Persediaan Rp 21 jt • Lain-lain Rp 4,1 jt Aktiva lancar Rp 45,1 jt Aktiva tetap Rp 34 jt Jumlah Passiva • Pemasok Rp 5 jt • Hutang lain Rp 9,1 jt Hutang lancar Rp 14,1 jt Htg jk panjang Rp 15 jt Hutang Rp 29,1 jt Modal pemilik Rp 50 jt Jumlah Rp 79,1 jt Rp 79,1 jt Sumber dana yang mungkin diperoleh oleh UKM Bla bla bla Analisa kembali pokok 2014 • Analisa kembali pokok (disebut juga analisa volume-laba) menentukan suatu titik penjualan dimana pendapatan total sama dengan biaya total sehingga perusahaan tidak menghasilkan laba dan juga tidak rugi (kembali pokok). TR (total revenue) = TC (total cost). • Ketika penjualan lebih besar dari titik itu, perusahaan menghasilkan laba dan pada saat penjualan lebih sedikit dari itu, perusahaan mengalami kerugian. • Dengan menganalisa titik kembali pokok, wirausahawan dapat menghitung tingkat kegiatan minimum yang diperlukan untuk mempertahankan usahanya tetap beroperasi. • Teknik ini juga dapat memproyeksikan penjualan yang diperlukan untuk mencapai tingkat tertentu laba yang diinginkan. • Kebanyakan investor dan pemberi pinjaman juga memerlukan analisa kembali modal untuk menilai potensi keuntungan dan peluangnya untuk berhasil. 14 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi Rumus kembali pokok (dalam rupiah) • TR = TC => Penerimaan total = biaya total • P.Q = F + V.Q => (Harga/unit) X (jumlah yang dihasilkan) = [biaya tetap + (biaya variabel/ unit) X ( jumlah yang dihasilkan) • PQ – VQ = F • (P – V) Q = F • Q = F / (P-F) => titik kembali pokok dalam unit • QRp = F / 1 – V/P =>titik kembali pokok dalam rupiah • Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan berubahnya volume penjualan atau produksi. Misalnya sewa, biaya depresiasi asuransi, gaji, sewa, pembayaran cicilan, dll,. • Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dengan perubahan volume penjualan atau produksi. Misalnya biaya bahan baku, komisi penjualan, upah per jam, dll. • (P – V ), selisih antara harga dan biaya variabel disebut juga margin kontribusi. Contoh perhitungan titik kembali pokok (dalam rupiah) • Perusahaan Trilex Manufacturing Company memperkirakan biaya tetap dalam baris produksi mesin kecil adalah USD 390.000. Biaya variabel adalah USD 12,10 / unit dan harga jual adalah USD 17,50 /unit. • Titik kembali pokok Q = (Biaya tetap)/(margin kontribusi) = 390.000/ (17,50 -12,10) = 72,222 unit • 2014 Nilai penjualan pada titik kembali pokok adalah 72,222 X 17,50 = USD 1.264 15 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi • Jika perusahaan ingin mencapai suatu sasaran laba, misalkan USD 60.000, maka laba tersebut seolah-olah dihitung sebagai tambahan biaya tetap. • Untuk mencapai laba sebesar USD 60.000 maka penjualan harus dinaikkan menjadi • Q = (390.000 + 60.000)/ (17,50 – 12,10) = 83,333 unit ( sekitar 11 unit lebih banyak dari titik kembali pokok). Atau nilai penjualan sebanyak 17,5 X 83,333 = USD 1.459 2014 16 Kewirausahaan 2 Drs. Yasan Endrawan, MM. Pusat Bahan Ajar dan eLearning Psykologi