RESUME Abstrak Evaluasi kinerja pada sektor kesehatan penting karena termasuk dalam entitas sektor publik. dalam pengukuran kinerja di sektor kesehatan lebih kompleks dan terdapat dalam lingkungan yang dinamis. Hal ini ditandai dengan banyaknya interaksi antar stakeholders, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, meningkatnya informasi yang dimiliki pasien, dan meningkatnya harapan pasien serta adanya penurunan pembiayaan sumber daya publik. Di Eropa, pengukuran kinerja sektor kesehatan mempunyai banyak variasi variabel dan tingkat transparansinya. Pengukuran kinerja di rumah sakit mempunyai karakteristik khusus karena kompleknya dan kualitas tinggi terhadap pemberian pelayanan dan penggunaan sumber daya yang besar. Penelitan dengan metode interpretasi ini ingin menjelaskan konsep kinerja di bidang kesehatan, mengidentifikasi kesulitan dalam pengukuran dan memberikan usulan konsep baru sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap pengukuran kinerja manager dan sektor kesehatan di Rumania. Latar Belakang Pengertian kinerja dan evaluasinya pada sektor kesehatan merupakan prioritas bagi peneliti. Pentingnya pembahasan ini karena semakin komplek dan dinamisnya lingkungan kesehatan yang dikarakterisitkan oleh interaksi banyak stakeholders, kemajuan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan, level kebutuhan informasi dan harapan pada pasien yang semakin meningkat, dan semakin kecilnya sumberdaya keuangan. Di Eropa, terdapat variasi antar negara terkait pendekatan kinerja baik dari segi variabel yang terlibat dan dalam hal transparansi. Terlepas dari cara yang mana kinerja ditentukan atau disajikan ke dalam entitas sektor publik, rumah sakit mengambil tempat khusus baik oleh kompleksitas dan kualitas tinggi layanan kesehatan yang diberikan dan dengan konsumsi besar sumber daya. Di negara romania, kinerja rumah sakit umum adalah tidak komprehensif didefinisikan, dan pengukuran kinerja dilakukan pada manajer. penelitian interpretatif ini menjelaskan konsep kinerja dalam rumah sakit umum, mengidentifikasi kesulitan mengukur dankami mengusulkan konsep baru untuk Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 1 memberikan kontribusi nyata evaluasi kinerja manajer dan kesehatan entitas sektor publik di Rumania. Literature Review Sifat layanan dalam sektor publik ditandai dengan adanya interaksi Stakeholders seperti pemodal, pembeli, pemasok, dan konsumen. Kinerja pada sektor kesehatan telah diinduksi dengan adanya hubungan yang bertolakbelakang antara adanya kebutuhan pengembangan obat dengan pengurangan anggaran untuk belanja. Dekade akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 dalam literatur profesional menyampaikan adanya pendapat yang saling bertentangan mengenai kinerja sistem publik: di satu sisi ada telah didukung pendapat bahwa gagasan kinerja ke dalam sektor publik belum pernah kredibel/terbaik, sulit untuk melaksanakan, dan di sisi lain ada mendukung gagasan kinerja yang dapat didefinisikan dan diukur melalui sistem indikator. Meyer dan Gupta (1994) menyatakan bahwa kinerja dalam entitas sektor publik adalah sebuah paradoks. Mereka menganggap bahwa indikator pengukuran kinerja kehilangan nilai alat ukur; dua penulis mendukung pernyataan ini dengan mendefinisikan empat proses (Proses pertama disebut the positif learning dengan adanya peningkatan kinerja, indikator semakin kehilangan kekuatan untuk mendeteksi kinerja rendah. Menurut proses kedua, the wrong learning, entitas telah mempelajari aspek-aspek kinerja yang diukur dan aspek apa tidak, dan mereka menggunakan informasi untuk memanipulasi evaluasi. Proses ketiga, seleksi, mengacu pada penggantian unsur yang tidak signifikan dengan unsur yang signifikan, yang mengurangi perbedaan mengenai kinerja. Proses keempat akan disembunyikan jika perbedaan-perbedaan yang terkait dengan kinerja diabaikan. Pendapat yang sama dinyatakan oleh Jones dan Pendlbury (2000) yang setuju adanya kesulitan dalam melakukan pengukuran hasil dan juga tidak adanya indikator untuk mengukur kinerja. Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 2 Likierman (1993) pendekatan kinerja ke sektor publik dalam hal indikator. Menurutnya, alat manajerial yang berharga jika hanya digunakan dengan tepat; dengan demikian, nilai indikator menjamin bahwa sumber daya tidak terbuang dan tindakan manajerial tidak terdistorsi. Meyer dan Gupta (1994), atas dasar kritis analisis indikator kinerja, mengusulkan kepada enititas untuk adopsi model evaluasi dengan beberapa indikator kinerja yang tidak berkorelasi yang bisa dibandingkan meskipun hanya fitur variabelnya; juga mengusulkan penggunaan target dan membandingkan lama waktu diantara entitas dan / atau antara entitas dari kelompok yang sama. Leatherman (Le Pogam et al., 2009), indikator kinerja diinterpretasikan dari perspektif lain, yaitu mereka mewakili instrumen peraturan, tata kelola, tanggung jawab. hal ini menyebabkan peningkatan pengetahuan para profesional melalui praktek, dan secara tidak langsung dengan perbandingan referensi dari kalangan profesional, yang juga berupaya untuk peningkatan kompetensi mereka. Jones and Pendlebury (2000) menyatakan bahwa pendekatan kinerja dan evaluasi kinerja merupakan bagian dari perencanaan dan pengendalian menejemen. Pengukuran kinerja dilakukan dalam bentuk ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Rudman ((1995) setuju bahwa input terkait dengan output dan mengatakan bahwa pengukuran ekonomi tidak cukup untuk mengukur kinerja ekonomi. Efisiensi diukur dengan 2 kategori yaitu efisiensi akuntansi dan efisiensi ekonomi. Robert and Colibert (2008) mengukur kinerja pada publik sektor berdasarkan basis akrual. Prinsip prinsipal agent sisi lain dari teori ekonomi yang membawa konsep kinerja dalam sistem kesehatan. Agar memberikan hasil yang baik, sistem kesehatan harus secara permanen memiliki fungsi sebagai berikut: (i) Penggunaan sumber daya yang tepat untuk memberikan pelayanan. (ii) Penialaian dan terhadap penyembuhan pencapaian masalah target kesehatan (pencegahan, dan diagnosa masalah sosial, penurunan kesenjangan mengenai kesehatan); (iii) Menyiapkan model terintegrasi, koordinasi antara bagian, jaminan kualitas; (iv) Menghasilkan dan merawat nilai Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 3 Loacker (2010) menyatakan bahwa dalam pengukuran kinerja dalam sistem kesehatan memerlukan instrumen baru kepemimpinan dengan transfer toeri sktor private ke sektor publik diantaranya dengan mekanisme kunci dengan biaya rendah dan standar yang lebih baik. Kasus Rumania Rumania berada pada urutan ke-99 dari 191 negara anggota WHO dalam kategori tingkat efisiensi sistem pelayanan kesehatan. Untuk menuju pertumbuhan kinerja pelayanan kesehatan di Rumania, harus diidentifikasi penyebab inefisiensi pelayanan kesehatan di negara tersebut sekaligus kemungkinan solusinya. Tidak terdapat definisi yang jelas mengenai kinerja dan rekomendasi untuk penentuan konsep kinerja pada sektor publik di Rumania. Bahkan tidak terdapat referensi mengenai kinerja pada sistem Jaminan Kesehatan pada Pemerintah sebagai penentu kebijakan sistem pelayanan kesehatan yang ada. Kinerja sebuah rumah sakit bisa didefinisikan melalui bagaimana pelayanan diberikan, kontribusi rumah sakit terhadap kemajuan kesehatan pasien, pemenuhan ekspektasi pasien, dan kepastian kesetaraan dalam memberikan pelayanan kesehatan, termasuk masalah pembayaran dan kontribusi dari asuransi pelayanan kesehatan. Kinerja dari sebuah sistem pelayanan kesehatan seharusnya mempertimbangkan (Ristea et al., 2009) : - Penyesuaian kebijakan yang dilakukan; - Aspirasi masyarakat terhadap sistem dan tanggung jawab yang lebih baik; - Tindakan yang sulit dilakukan bergantung pada kompleksitas determinan kesehatan; - Campur tangan pada produksi, distribusi, dan pembiayaan layanan kesehatan; - Tindakan politik. Kinerja dari sebuah sistem tergantung pada tujuan sistem tersebut dibangun oleh publik atau warga negara. Dalam konteks belum optimalnya kinerja sektor publik di Rumania, teridentifikasi kinerja yang diterapkan adalah bagaimana pembatasan penggunaan anggaran pendapatan menuntun pada peningkatan Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 4 anggaran pendapatan atau pengurangan aktivitas institusi. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena keterbatasan sumber daya, kelangkaan beberapa material pelayanan kesehatan dan obat-obatan, kurangnya motivasi sumber daya manusia, migrasi dokter dan petugas kesehatan, dan depresiasi pelayanan medis. Sistem Pelayanan Kesehatan Pada Tingkat Internasional WHO mengatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan merupakan perpaduan dari organisasi, entitas, sumber daya yang terlibat, yang dirancang untuk aktivitas promosi, pemeliharaan, dan peningkatan kondisi kesehatan populasi penduduk. Sistem pelayanan kesehatan meliputi : - Keuangan; - Material; - Sumber daya manusia dan kompleksitasnya; - Karakteristik sebagian besar entitas yang berpartisipasi; - Pasien; Pada tingkatan global, berdasarkan fungsinya, terdapat dua kategori sistem pelayanan kesehatan, yaitu : - Sistem wajib : berdasarkan atas asuransi wajib atau pajak; - Sistem sukarela : fokus pada asuransi sukarela dan pembayaran langsung. Sekarang ini, sistem pelayanan kesehatan yang ada telah dioptimalkan agar semakin besar berdasarkan model Bismarck dan Beveridge yang mempunyai dasar karakteristik sebagai berikut: BISMARCK Karakteristik BEVERIDGE Berdasarkan asuransi Berdasarkan pada pajak Meliputi seluruh populasi sosial. Sumber daya finansial Sumber daya finansial berasal dari pekerja dan terutama berasal dari pemberi kerja. pendapatan dari pajak dengan Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 5 Kontribusi yg harus dibayarkan ditentukan Sistem diatur oleh pemerintah oleh besaran upah. Terdapat sektor privat Manajemen pembiayaan Akses pelayanan untuk dilakukan oleh lembaga semua warga negara nirlaba. Perjanjian kerja dengan berdasarkan jumlah pasien pelaku berdasarkan pada yang ditangani pajak dan anggaran global. Keuntungan Dokter dibayar Kinerja medis relatif tinggi Terdapat reward untuk prestasi tertentu. Orang memiliki akses pada pelayanan kesehatan berdasarkan pajak atas pendapatan sehingga terdapat kesetaraan tingkatan sosial. Tidak sulit bagi populasi untuk mengikuti Kerugian Pembiayaan yang tinggi Biaya manajemen sistem untuk tindakan medis yang tinggi tertentu Daftar tunggu panjang Birokrasi yang berbelit Beresniak dan Duru (2008) membagi sistem pelayanan kesehatan ke dalam dua kategori: 1. Sistem layanan kesehatan yang direncanakan Sumber dana utama sistem ini adalah pajak yang dibayarkan oleh entitas ekonomi dan populasi kepada negara. Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 6 2. Sistem layanan kesehatan liberal Sistem ini bertumpu pada kontribusi populasi pada asuransi pelayanan kesehatan swasta dan pembayaran langsung ke rumah sakit. Faktor budaya, demografi, dan ekonomi, mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan tiap negara. Beresnian dan Duru (2008) memberikan dua kriteria dalam membandingkan sistem pelayanan kesehatan, yaitu 1. Efisiensi penugasan dan produktifitas efisiensi penugasan merefleksikan alokasi alat-alat yang tepat, efisiensi produktifitas berhubungan dengan proses produksi yang mencapai target dengan menggunakan peralatan seminimal mungkin. 2. Keadilan. Sistem ini dikatakan adil bila sesuai dengan keinginan pasien, kemampuan membayar pada perawatan kesehatan dasar, jaminan untuk semua orang mendapat kebutuhan dan perawatan kesehatan sesuai kontribusi masingmasing. Organisasi Pelayanan Kesehatan di Rumania Dalam sistem pelayanan kesehatan di Rumania terdiri dari entitas berikut: 1. Konsumen (pasien) 2. Penyedia layanan (rumah sakit, klinik medis individu,unit sanitasi,dokter) 3. Peserta layanan kesehatan lainnya (membayar melalui pihak ketiga). Untuk rumah sakit di Rumania, terdiri atas Rumah Sakit yang lagsung dibawah koordinasi Pusat, serta Rumah Sakit di daerah berdasar asas desentralisasi. Regulator yang berwenang adalah kementerian bidang kesehatan dalam mengatur praktik pelayanan kesehatan, dan lembaga asuransi kesehatan yang mengatur pembiyayaan atas jasa kesehatan. Disamping itu juga ada keterlibatan pihak swasta dalam menyuplai kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan. Mekanisme pembiayaan disamping dari asuransi yang dibayarkan oleh warga, juga berasal dari dana sumbangan, donasi, lembaga masyarakat yang dikelola oleh departemen khusus. Asuransi sosial kesehatan berfungsi sebagai sistem yang memastikan pencapaian tujuan dari sistem kesehatan, yaitu membayar biaya medis dalam kasus penyakit atau kecelakaan universal, seuai dengan paket dasar dengan adil dan nonAkuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 7 diskriminatif. Metedologi yang dipakai dalam jurnal ini adalah metode analisis kualitatif, yaitu interpretasi atas dua hal yaitu : 1. Konsep tentang kinerja, serta 2. Regulasi yang mengatur tentang sistem pelayanan kesehatan di negara-negara Uni Eropa yang kemudian dibandingkan sistem pada negara Rumania. Penelaahan tentang definisi dan konsep kinerja diperoleh dari studi literatur (kinerja pada organisasi sektor publik). Kemudian studi investigasi, dan studi interpretasi atas informasi yang diperoleh dari lembaga-lembaga profesional penyedia layanan kesehatan uni eropa. Pengukuran kinerja pada rumah sakit di Rumania berkaitan erat dengan organisasi tempat RS tersebut berafiliasi, apakah pada kementrian pusat atau otoritas lokal setempat. Pada dasarnya pengukurannya sama saja, yang berbeda adalah pada wewenang serta kompleksitas indikator yang diukur. Seorang manager (kepala) rumah sakit terikat kontrak dalam manajemen dengan pihak kementrian kesehatan dlam jangka waktu 3 tahun, bisa diperpanjang atau tidak tergantung hasil penilaian kinerja. Penilaian kinerjanya terbagi dalam 2 kategori. 1. Sesuai dengan target yang ditetapkan oleh si manager itu sendiri saat menerima pekerjaan. (skala penilaian sangat baik --- tidak puas) 2. Sesuai target yang ditetapkan oleh otoritas/kementerian. (skala penilaian 0-5) dengan indikator antara lain : a. Indikator Manajemen Personalia b. Indikator Keberlangsungan Pelayanan c. Indikator Ekonomi Keuangan d. Indikator Khusus Pelayanan Kesehatan Kesulitan dalam realisasi pengukuran indikator dalam penetapan target untuk kasus-kasus kematian, penanganan penyakit khusus, serta penanganan layanan darurat. Hasil penelitian menunjukan kinerja para manager cenderung sebatas pada pencapaian indikator yang menjadi target individunya saja. Demikian pula dengan pengukuran kinerja lebih menitikberatkan pada pengukuran individu, padahal banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan rumah sakit itu. Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 8 Di sisi lain, pengkuran kinerja rumah sakit dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan pencapaian indikator antar rumah sakit yang ada di Rumania termasuk didalamnya indikator keuangan. Metode ini mempunyai beberapa kekurangan yaitu : 1. Pembandingan antar RS kurang relevan mengingat setiap RS mempunyai karakteristik fungsi dan lingkungan yang beragam. 2. Mengingat hubungan antara indikator pelayanan dengan aksesbilitas RS yang berbeda 3. Tidak adanya pengukuran seberapa maksimal penggunaan asset RS 4. Kurangnya penekanan pada hubungan dengan pihak eksternal melalui kemitraan publik 5. Indikator kinerja rendah tidak selalu akibat dari kesalahan manager 6. Tidak adanya model homogen untuk penilaian nasional 7. Keterlibatan pasien hanya dihitung dari jumlah keluhan / claim Beberapa tantangan peningkatan kinerja pelayanan kesehatan di Rumania antara lain adalah : 1. Semakin banyaknya informasi yang di miliki oleh pasien / calon pasien 2. Semakin canggihnya teknologi meningkatkan ekspektasi dari pasien 3. Terbukanya persaingan dengan RS di Negara lain 4. Semakin mahalnya upah tenaga medis, dan biaya pemenuhan sumber daya yang diperlukan. 5. Krisis ekonomi mengakibatkan pengurangan alokasi anggaran. Oleh karena itu, perlu dikembangkan metode pengukuran kinerja dalam pelayanan kesehatan. Penulis merekomendasikan sebuah system dengan standar pengukuran kinerja yang seragam secara nasional, namun tetap melihat bahwa RS tersebut terafiliasi di entitas pusat atau daerah. Kemudian perlu ditambhkan beberapa kriteria dalam pengukuran indikator, antara lain : 1. Kriteria pengukuran kualitatif untuk para tenaga medis, dengan mengukur aktivitas, kehadiran, peningkatan kualifikasi, profesionalisme, penegakan kode etik, inovasi ilmu pengetahuan, serta resiko malpraktik yang mungkin terjadi Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 9 2. Kriteria pengukuran kinerja keuangan, dengan mengukur biaya-biaya yang mungkin dikeluarkan untuk menyelesaikan sebuah kasus akibat kesalahan penanganan. 3. Kriteria pelayanan kesehatan, tentang berapa lama pasien harus menunggu, hasil investigasi yang telah ditindak lanjuti. 4. Kriteria pengukuran kinerja manajemen, kompetensi para pekerja, tingkat kecelakaan kerja, transparansi informasi 5. Kriteria hubungan dengan lingkungan sekitar, pengelolaan limbah dan sampah. Perumusan tujuan dan target dalam suatu organisasi pelayanan kesehatan merupakan kepanjangan tagan dari tujuan Negara dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Penganggaran sebagai dapur pacu aktivitas yang tepat akan meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan sehingga manfaat yang dirasakan bisa memuaskan pasien. Perlu sinkronisasi dalam system pelayanan baik pusat maupun daerah. Pada dasarnya seluruh warga berhak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Kesimpulan Negara-negara yang jaman dahulu secara politik merupakan negara komunis seperti Rumania tidak punya informasi mengenai kinerja sistem layanan kesehatan mereka. Kinerja sistem dinegara tersebut diukur secara tidak langsung berdasarkan model evaluasi dari kinerja manajer. Model analisis tersebut mempunyai beberapa kekurangan : 1. Tidak adanya homogenitas indikator 2. Indikator yang ada sulit digunakan untuk mengukur kinerja 3. Indikator tidak dapat dibandingkan pada tingkat nasional 4. Model tersebut mempunyai tekanan pada efisiensi, efektivitas dan kegunaan ekonomi dari sumber daya tapi tidak bisa mengidentifikasi sumber daya baru 5. Kurang transparan Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 10 Oleh karena itu model untuk mengevaluasi kinerja manajer berbasis pada indikator klinis dan indikator financial yang homogen. Ini termasuk kegiatan pengalokasian dan pengidentifikasian Sumber Daya yang diperlukan untuk pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Saran Penilaian Kinerja menggunakan model uniform dari penilaian kinerja dari rumah sakit publik di rumania. Keunggulan model itu adalah mendefinisikan kriteria yang jelas dengan indikator yang dapat diukur berdasarkan tanggung jawab masing-masing kontributor yang berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan. Model tersebut mengacu pada kriteria : 1. Pengukuran kinerja dari SDM 2. Spesifikasi suplier layanan kesehatan (dokter, staf medis dan staf administrasi) 3. Kinerja keuangan 4. kinerja manajemen 5. kinerja lingkungan Penggunaan model tersebut dilengkapi dengan promosi publik tentang konsep kinerja, model penilaian dan hasil evaluasi penilaian oleh badan profesional (Kementerian Kesehatan) dari sistem pelayanan kesehatan Akuntansi Sektor Publik | The Task of Summarizing The Journal Perfomance Measurement 11