Performance Measurement in Romanian Public Hospitals

advertisement
Performance Measurement in
Romanian Public Hospitals
academy of economic studies, bucharest, romania
Aditya Yunianto
Eko Budi Hariyanto
Rahmat Budi Setiyawan
Latar Belakang
• Pentingnya evaluasi kinerja pada sektor kesehatan karena
termasuk dalam entitas sektor publik
• Pengertian kinerja dan evaluasinya pada sektor kesehatan
merupakan prioritas para peneliti.
• Pentingnya pembahasan ini karena pengukuran kinerja di
sektor kesehatan mempunyai karakteristik khusus karena
semakin komplek dan dinamisnya lingkungan kesehatan yang
dikarakteristikkan oleh interaksi banyak stakeholders,
kemajuan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan, level
kebutuhan informasi dan harapan pada pasien yang semakin
meningkat, dan semakin kecilnya sumberdaya keuangan.
• Di negara Romania, kinerja rumah sakit umum adalah tidak
komprehensif didefinisikan dan pendekatan pengukuran
kinerja dilakukan pada manajer
Tujuan
Penelitan ini bertujuan ingin menjelaskan :
1. Konsep kinerja pada sektor kesehatan
2. Mengidentifikasi kesulitan dalam pengukuran
kinerja
3. Memberikan usulan konsep baru penilaian
kinerja pada sektor kesehatan
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk
memberikan kontribusi terhadap pengukuran
kinerja manager dan sektor kesehatan di
Romania
Tinjauan Literatur
• Sifat layanan dalam sektor publik ditandai dengan
adanya interaksi stakeholders seperti pemodal,
pembeli, pemasok, dan konsumen.
• Pada dekade akhir abad ke-20 dan awal abad ke21 terdapat pendapat yang saling bertentangan
mengenai kinerja sistem publik: di satu sisi ada
yang mendukung gagasan kinerja ke dalam sektor
publik belum pernah kredibel dan sulit untuk
melaksanakan, dan di sisi lain ada mendukung
gagasan kinerja yang dapat didefinisikan dan
diukur melalui sistem indikator.
• Meyer dan Gupta (1994) menyatakan bahwa
kinerja dalam entitas sektor publik adalah sebuah
paradoks yaitu indikator pengukuran kinerja
kehilangan nilai.
• Jones dan Pendlbury (2000) setuju bahwa adanya
kesulitan dalam melakukan pengukuran hasil dan
juga tidak adanya indikator untuk mengukur
kinerja.
• Likierman (1993) pendekatan kinerja ke sektor
publik dengan indikator. Menurutnya, alat
manajerial yang bernilai jika hanya digunakan
dengan tepat; dengan demikian, nilai indikator
menjamin bahwa sumber daya tidak terbuang
dan tindakan manajerial tidak terdistorsi.
• Meyer dan Gupta (1994) mengusulkan kepada
enititas untuk adopsi model evaluasi dengan
beberapa indikator kinerja yang tidak
berkorelasi yang bisa dibandingkan meskipun
hanya fitur variabelnya; juga mengusulkan
penggunaan target dan membandingkan lama
waktu diantara entitas dan/atau antara entitas
dari kelompok yang sama.
• Leatherman (Le Pogam et al., 2009), indikator
kinerja diinterpretasikan dari perspektif lain,
yaitu mewakili instrumen peraturan, tata
kelola, tanggung jawab. Hal ini menyebabkan
peningkatan pengetahuan para profesional
melalui praktek.
• Jones and Pendlebury (2000) menyatakan
bahwa pendekatan kinerja dan evaluasi
kinerja merupakan bagian dari perencanaan
dan pengendalian menejemen. Pengukuran
kinerja dilakukan dalam bentuk ekonomi,
efisiensi, dan efektivitas.
• Rudman ((1995) setuju bahwa input terkait
dengan output dan mengatakan bahwa
pengukuran ekonomi tidak cukup untuk
mengukur kinerja ekonomi. Efisiensi diukur
dengan 2 kategori yaitu efisiensi akuntansi dan
efisiensi ekonomi.
• Robert and colibert (2008) mengukur kinerja
pada publik sektor berdasarkan basis akrual.
• Pearson et al (Contrandriopoulus, 2007) memberikan
definisi kinerja dalam sistem kesehatan berdasarkan
konsep sistem klasifikasi kesehatan. Kinerja
didefinisikan menurut 4 fungsi yang harus dilaksanakan
oleh organisasi. Sehingga agar memberikan hasil yang
baik, sistem kesehatan harus secara permanen
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Penggunaan sumber daya yang tepat untuk memberikan
pelayanan.
2. Penilaian terhadap pencapaian target (pencegahan,
diagnosa dan penyembuhan masalah kesehatan dan
masalah sosial, penurunan kesenjangan mengenai
kesehatan.
3. Menyiapkan model terintegrasi,
koordinasi antara
bagian, jaminan kualitas.
4. Menghasilkan dan mempertahankan values
• Loacker (2010) menyatakan bahwa dalam
pengukuran kinerja dalam sistem kesehatan
memerlukan instrumen baru kepemimpinan
dengan adopsi sektor private diantaranya
dengan mekanisme dengan biaya rendah dan
standar yang lebih baik.
Kinerja Sistem Pelayanan Kesehatan
di Rumania
Kasus Di Rumania
• Rumania berada pada urutan ke-99 dari 191 negara anggota
WHO dalam kategori tingkat efisiensi sistem pelayanan
kesehatan.
• Untuk menuju pertumbuhan kinerja pelayanan kesehatan di
Rumania, harus diidentifikasi penyebab inefisiensi pelayanan
kesehatan di negara tersebut sekaligus kemungkinan
solusinya.
• Tidak terdapat definisi yang jelas mengenai kinerja dan
rekomendasi untuk penentuan konsep kinerja pada sektor
publik di Rumania.
• Bahkan tidak terdapat referensi mengenai kinerja pada sistem
Jaminan Kesehatan pada Pemerintah sebagai penentu
kebijakan sistem pelayanan kesehatan yang ada.
Kasus Di Rumania
• Belum optimalnya kinerja sektor publik di Rumania
• Teridentifikasi kinerja yang diterapkan adalah bagaimana
pembatasan penggunaan anggaran pendapatan menuntun
pada peningkatan anggaran pendapatan atau pengurangan
aktivitas institusi.
• Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena keterbatasan
sumber daya, kelangkaan beberapa material pelayanan
kesehatan dan obat-obatan, kurangnya motivasi sumber daya
manusia, migrasi dokter dan petugas kesehatan, dan
depresiasi pelayanan medis.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
PADA TINGKAT INTERNASIONAL (1)
• WHO mengatakan bahwa sistem pelayanan kesehatan merupakan
perpaduan dari organisasi, entitas, sumber daya yang terlibat, yang
dirancang untuk aktivitas promosi, pemeliharaan, dan peningkatan
kondisi kesehatan populasi penduduk.
• Sistem pelayanan kesehatan meliputi :
1. Keuangan;
2. Material;
3. Sumber daya manusia dan kompleksitasnya;
4. Karakteristik sebagian besar entitas yang berpartisipasi;
5. Pasien;
Kinerja dari sebuah sistem pelayanan kesehatan
seharusnya mempertimbangkan (Ristea et al.,
2009) :
• Penyesuaian kebijakan yang dilakukan;
• Aspirasi masyarakat terhadap sistem dan
tanggung jawab yang lebih baik;
• Tindakan yang sulit dilakukan bergantung
pada kompleksitas determinan kesehatan;
• Campur tangan pada produksi, distribusi, dan
pembiayaan layanan kesehatan;
• Tindakan politik.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
PADA TINGKAT INTERNASIONAL (2)
Terdapat dua kategori sistem pelayanan kesehatan, yaitu :
1. Sistem wajib : berdasarkan atas asuransi wajib atau pajak;
2. Sistem sukarela : fokus pada asuransi sukarela dan
pembayaran langsung.
Model Bismarck dan Beveridge
Karakteristik
BISMARCK
 Berdasarkan asuransi sosial.
 Sumber daya finansial berasal dari
pekerja dan pemberi kerja.
 Kontribusi yg harus dibayarkan
ditentukan oleh besaran upah.
 Manajemen pembiayaan dilakukan oleh
lembaga nirlaba.
 Perjanjian kerja dengan pelaku
berdasarkan pada pajak dan anggaran
global.
Keuntungan
Kinerja medis relatif tinggi
Kerugian


Pembiayaan yang tinggi
Biaya manajemen sistem yang tinggi
BEVERIDGE
 Berdasarkan pada pajak
 Meliputi seluruh populasi
 Sumber daya finansial terutama berasal
dari pendapatan dari pajak dengan
 Sistem diatur oleh pemerintah
 Terdapat sektor privat
 Akses pelayanan untuk semua warga
negara
 Dokter dibayar berdasarkan jumlah
pasien yang ditangani
 Terdapat reward untuk prestasi tertentu.
 Orang memiliki akses pada pelayanan
kesehatan berdasarkan pajak atas
pendapatan sehingga terdapat kesetaraan
tingkatan sosial.
 Tidak sulit bagi populasi untuk mengikuti
 Daftar tunggu panjang untuk tindakan
medis tertentu
 Birokrasi yang berbelit
Kriteria Kinerja Sistem Pelayanan (Beresnian and
Buru, 2008)
Dua kriteria dalam membandingkan sistem pelayanan kesehatan, yaitu
1.
Efisiensi penugasan dan produktifitas
efisiensi penugasan merefleksikan alokasi alat-alat yang tepat, efisiensi
produktifitas berhubungan dengan proses produksi yang mencapai target
dengan menggunakan peralatan seminimal mungkin
.
2. keadilan.
Sistem ini dikatakan adil bila sesuai dengan keinginan pasien, kemampuan
membayar pada perawatan kesehatan dasar, jaminan untuk semua orang
mendapat kebutuhan dan perawatan kesehatan sesuai kontribusi
masing-masing.
Unit Kerja Sistem Pelayanan Kesehatan
di Rumania
1. Konsumen Layanan (pasien)
2. Supplier Layanan (rumah sakit, klinik individu,
dokter)
3. Pembeli Layanan (pembayaran dari pihak ketiga)
4. Pengatur, pengkoordinasi, dan pengawas
kebijakan layanan kesehatan (Kementerian
Kesehatan)
5. Pengelola sumber pembiayaan layanan (kantor
jaminan kesehatan)
Metedologi
Dalam jurnal ini, menggunakan metode analisis
kualitatif yaitu :
1. Studi literatur (konsep dan definisi )
2. Interpretasi terhadap aturan yang mengatur
tentang pengukuran kinerja di bidang kesehatan
Pelayanan Kesehatan di Rumania
• Dilakukan oleh penyedia jasa (Klinik RS
Pemerintah / Swasta, Dokter Pribadi )
• Skema
pembayaran
melalui
asuransi
kesehatan baik yang dibayar oleh pemerintah
ataupun swasta.
• Terdapat departemen khusus pembiayaan
kesehatan
Indikator Kinerja
• Manajer membuat proposal rencana kerja
pada awal penugasan, kemudian dievaluasi
dengan skala penilaian oleh otoritas setempat
• Manajer juga diberikan indikator kinerja oleh
pemerintah baik pada aspek teknis maupun
finansial
Kondisi Yang Ditemukan
• Para manajer lebih focus mengejar target untuk
kinerja pribadi
• Pengukran kinerja lebih focus ke manajer padahal
kesuksesan pelayanan juga melibatkan banyak pihak
• Metode pengukuran kinerja Rumah Sakit dengan
cara membandingkan dengan RS lainnya tidak
relevan
Rekomendasi
Membuat sistim pengukuran yang seragam dan
menambahkan kriteria dalam penentuan
indikator :
1. Kualifikasi personal
2. Kinerja finansial
3. Kualitas pelayanan
4. Hubungan dengan lingkungan
Tantangan
1.
2.
3.
4.
Tuntutan konsumen yang semakin tinggi
Kompleksitas pelayanan kesehatan
Transparansi Informasi
Krisis ekonomi berdampak pemangkasan
anggaran
Anggaran dan Kinerja
• Perumusan tujuan dan target dalam suatu
organisasi pelayanan kesehatan merupakan
kepanjangan tangan dari tujuan negara dalam
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
• Penganggaran (sebagai dapur pacu aktivitas)
yang tepat akan meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan sehingga manfaat yang
dirasakan bisa memuaskan pasien.
KESIMPULAN
• Negara-negara yang jaman dahulu secara
politik merupakan negara komunis seperti
Rumania tidak punya informasi mengenai
kinerja sistem layanan kesehatan mereka.
• Kinerja sistem dinegara tersebut diukur secara
tidak langsung berdasarkan model evaluasi
dari kinerja manajer
Model analisis tersebut mempunyai beberapa
kekurangan :
1. tidak adanya homogenitas indikator
2. indikator yang ada sulit digunakan untuk
mengukur kinerja
3. indikator tidak dapat dibandingkan pada tingkat
nasional
4. Model tersebut mempunyai tekanan pada
efisiensi, efektivitas dan kegunaan ekonomi dari
sumber daya tapi tidak bisa mengidentifikasi
sumber daya baru
5. Kurang transparan
• Model untuk mengevaluasi kinerja manajer
berbasis pada indikator klinis dan indikator
financial yang homogen. Ini termasuk kegiatan
pengalokasian dan pengidentifikasian sumber
daya yang diperlukan untuk pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.
SARAN
• Penilain kinerja menggunakan model uniform
dari penilaian kinerja dari rumah sakit publik
di rumania. Keunggulan model itu adalah
mendefinisikan kriteria yang jelas dengan
indikator yang dapat diukur berdasarkan
tanggung jawab masing-masing kontributor
yang berpengaruh pada kualitas pelayanan
kesehatan.
Model tersebut mengacu pada kriteria :
1. Pengukuran kinerja dari SDM
2. Spesifikasi suplier layanan kesehatan (dokter,
staf medis dan staf administrasi)
3. Kinerja keuangan
4. Kinerja manajemen
5. Kinerja lingkungan
• Penggunaan model tersebut dilengkapi dengan
promosi publik tentang konsep kinerja, model
penilaian dan hasil evaluasi penilaian oleh badan
profesional (Kementerian Kesehatan) dari sistem
pelayanan kesehatan
Kritisi Jurnal
Apakah
permasalahan
dalam artikel
memberikan
kontribusi yang
signifikan
terhadap
pengukuran
kinerja di
sektor publik?
• Penulisan artikel ini memberikan kontribusi bagi sistem
pengukuran kinerja, secara umum pada negara yang
belum menerapkan indikator kinerja yang jelas pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan khususnya di
Pemerintah Rumania
• Model uniform dapat mengukur tingkat efektifitas dan
efisiensi kinerja pemerintah dalam melayani kesehatan
• Tuntutan masyarakat terhadap pelayan pemerintah
menjadikan sistem pengukuran kinerja menjadi penting
• Permasalahannya Pemerintah Rumania akan sulit
menyesuaikan dengan sistem yang baru, mengingat
sejarah politik negara tersebut
Kritisi Jurnal
Apakah Tujuan
Penelitian, Konsep
kinerja pada sektor
kesehatan, tercapai ?
• Tujuan tercapai
• mendefinisikan konsep kinerja pada sektor kesehatan
• Menunjukkan konsep kinerja sektor kesehatan yang
dipakai pada pemerintah Rumania
Apakah Tujuan
Penelitian,
Mengidentifikasi
kesulitan dalam
pengukuran kinerja,
tercapai ?
• Standar pengukuran kinerja sangat sulit untuk
dirumuskan, karena tergantung kondisi masing-masing
• Adanya pihak-pihak yang secara politik terlibat dalam
penentuan standar kinerja mengakibatkan penilaian
kinerja belum berjalan optimal
Kritisi Jurnal
Apakah Tujuan
Penelitian,
Memberikan
usulan konsep
baru penilaian
kinerja pada
sektor
kesehatan,
tercapai ?
• Penelitian memberikan usulan model
uniform untuk penentuan standar kinerja
pada sektor pelayanan kesehatan.
• Penelitian belum menunjukkan apakah
model tersebut benar-benar sesuai untuk
kasus Rumania dan bisa berjalan dengan
baik.
• Penelitian belum memberikan alternatif
solusi apabila terdapat permasalahan
dalam implementasi model baru tersebut.
Kritisi Jurnal
Apakah
metodologi,
studi kasus,
tepat dan
lengkap
sehingga
mudah di
replika
pembaca?
•tidak ada
penjelasan lengkap
mengenai alasan
memilih subjek
studi kasus tersebut
Download