HUBUNGAN ANTARA USIA IBU SAAT MELAHIRKAN DAN

advertisement
HUBUNGAN ANTARA USIA IBU SAAT MELAHIRKAN DAN PERKEMBANGAN
MOTORIK ANAK BERUSIA DI BAWAH TIGA TAHUN DI KOTA PONTIANAK
DIAJUKAN OLEH :
ARIF WICAKSONO
MARDJAN
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk
mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai
studi menunjukkan bahwa periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak merupakan ‘masa
emas’ (golden period) atau ‘jendela kesempatan’ (window opportunity) dalam meletakkan
dasar-dasar tumbuh kembang seorang anak. Kualitas tumbuh kembang anak pada masa ini
akan menentukan kualitas kesehatan fisik, mental, emosional, sosial, kemampuan belajar, dan
perilaku sepanjang hidupnya. Oleh karena itu golden period harus dimanfaatkan sebaik
mungkin untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan potensi yang
dimilikinya(BKKBN, 2013).
Kehamilan, persalinan dan nifas beresiko pada empat kelompok ibu yang sering di sebut
dengan 4 terlalu, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak. Data SKDI
2003 menunjukkan kehamilan terlalu muda 4,1 % . Kehamilan terlalu muda akan berpotensi
melahirkan pada usia muda juga. Hamil dan melahirkan di usia muda tidak dianjurkan karena
secara fisik dan mental ibu belum matang dan beresiko pada persalinan yang sulit, dapat
menimbulkan berbagai resiko sampai morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin(BKKBN,
2007).
Morbiditas atau ketidak matangan yang disebabkan oleh ibu yang melahirkan dapat
menggangu proses tumbuh kembang anak. Pertumbuhan anak dapat dilihat secara kuantitatif
melalui tinggi badan, berat badan dan indeks massa tubuh; sedangkan perkembangan dapat
dinilai secara kualitatif melalui kognisi, memori dan motorik anak.
Angka Kelahiran menurut umur ibu / Age Spesific Fertility Rate (ASFR) pada usia 15-19
tahun pada 15 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 2000
tercatat ASFR sebesar 47, tahun 2005 tercatat ASFR sebesar 84 dan 104 di tahun 2010. Pada
provinsi Kalimantan Barat, ASFR terendah ada di Kota Pontianak yakni sebesar 17. Dalam
waktu yang relatif singkat, data akan dapat diambil secara mewakili di kota tersebut(SP
2010).
2
Sampai saat ini belum ada penelitian yang khusus meneliti mengenai usia ibu saat melahirkan
dan perkembangan motorik anak sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji hal ini.
1.1. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini adalah apakah usia ibu saat melahirkan berhubungan dengan
perkembangan motorik anak?
1.2.Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara usia melahirkan dan perkembangan motorik anak
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui perkembangan motorik anak yang dilahirkan oleh ibu berusia kurang
dari 20 tahun
2. Mengetahui perkembangan motorik anak yang dilahirkan oleh ibu berusia 21-36
tahun
3
METODOLOGI PENELITIAN
Sumber Data, Unit Analisis dan Ukuran Sampel
Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder dari berbagai sensus, survei dan
pendataan sebagai data awal untuk menentukan sampel dan sumber data penelitian
adalah data primer yang didapatkan dari ibu yang melahirkan dan anak yang
dilahirkannya.
Unit Analisis
Variabel yang dianalisis adalah:
1. Usia
Data akan dikelompokkan menjadi usia dibawah 20 tahun dan usia 20-35 tahun
dengan skala nominal.
2. Perkembangan Motorik
Data akan diinterpretasikan menjadi normal, abnormal, meragukan dan tidak
dapat dinilai dengan skala nominal
Ukuran Sampel
Berdasarkan data SP 2010, maka jumlah kelahiran dihitung menggunakan rumus
ASFR , didapatkan jumlah kelahiran 4.705, 481 dibulatkan menjadi 4.705. ini menjadi
populasi penelitian.
Jumlah sampel menggunakan rumus Notoadmojo n = N/ 1+(d2)
Dengan
N = 4.705
d= 0,2(tingkat kepercayaan 80%)
didapatkan hasil 24,87 dibulatkan menjadi 25 sampel untuk
masing-masing kelompok
Sehingga jumlah sampel adalah 25 (kontrol) + 25 (Kasus) = 50 Sampel
4
Analisis, Model dan Metode
Analisis
Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini adalah
1. Kuesioner data demografi
2. Daftar tilik perkembangan motorik anak yang diadopsi dari DDST
Analisis data
Data akan mengalami dua analisis
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat kemaknaan menggunakan uji chi-square dengan
uji fisher sebagai uji alternatif, dan RR untuk melihat pola
kecenderungan antar variabel.
Model
Subjek penelitian
Populasi target adalah seluruh ibu yang sudah melahirkan dan anak
yang dilahirkannya di Kalimantan barat
Populasi terjangkau adalah seluruh ibu yang sudah melahirkan dan
anak yang dilahirkannya di kota pontianak
Sampel
Sampel pada penelitian adalah seluruh ibu primigravida yang sudah
melahirkan normal dan anak yang dilahirkannya di kota pontianak
yang sesuai dengan kriteria penelitian dan mewakili populasi
terjangkau
Kriteria inklusi
Kelompok kontrol
1. Wanita yang menikah
2. Berusia 21-36 tahun saat melahirkan
3. Melahirkan anak hidup
4. Anak tersebut berusia ≤ 3 tahun saat pemeriksaan
Kelompok kasus
1. Wanita yang menikah
2. Berusia kurang dari 20 tahun saat melahirkan
3. Melahirkan anak hidup
5
4. Anak tersebut berusia ≤ 3 tahun saat pemeriksaan
Kriteria eksklusi
1. Wanita yang lupa usianya saat melahirkan
2. Wanita yang tidak bersedia mengikuti penelitian
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol dengan ibu yang melahirkan
dibawah usia 20 tahun sebagai kelompok kasus dan ibu yang melahirkan dalam usia
21-36 tahun sebagai kelompok kontrol
6
HASIL PENELITIAN
Jalannya Penelitian
Pada tahap awal dilakukan survei pada puskesmas-puskesmas di wilayah kerja kota
Pontianak. Data Ibu dan anak dapat didapatkan dengan baik dan terkini pada puskesmas yang
menerima persalinan 24 jam. Terdapat 4 puskesmas yang melayani persalinan 24 jam yaitu :
1. Puskesmas Karya Mulia
2. Puskesmas Alianyang
3. Puskesmas Kampung Dalam
4. Puskesmas Siantan Hilir
Survei dilakukan di masing-masing puskesmas dan didapatkan data bahwa dalam waktu satu
tahun persalinan pada usia dibawah 20 tahun bisa mencapai 30-50 kasus. Kemudian
ditentukan untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol sebanyak:
1. 6 orang di wilayah kerja Puskesmas Karya Mulia
2. 6 orang di wilayah kerja Puskesmas Alianyang
3. 6 orang di wilayah kerja Puskesmas Kampung Dalam
4. 7 orang di wilayah kerja Puskesmas Siantan Hilir
Sebanyak 6 orang mahasiswa diberikan pelatihan, tata cara wawancara dan tata cara
observasi untuk kelompok umur yang akan diteliti. Sampai akhir Juli 2014 telah masuk 39
data, 20 data kelompok kasus dan 19 data kelompok kontrol. Pada awal agustus seluruh data
penelitian telah terkumpul.
Hasil Penelitian
Karakteristik subjek penelitian adalah sebagai berikut :
Usia
Pada kelompok kasus, terdapat 1 orang berusia 15 tahun, 3 orang berusia 16 tahun, 5 orang
berusia 17 tahun, 5 orang berusia 18 tahun dan 11 orang berusia 19 tahun.
7
Pada kelompok kontrol terdapat masing-masing 1 orang yang berusia 23, 25 dan 27 tahun,
masing-masing 2 orang yang berusia 28, 29 dan 32, masing-masing 3 orang berusia 22 dan
32 tahun serta masing-masing 5 orang berusia 21 tahun dan 26 tahun.
Pekerjaan
Dua puluh dua orang merupakan ibu rumah tangga, 2 orang bekerja di sektor swasta dan satu
orang merupakan mahasiswi pada kelompok kasus sedangkan pada kelompok kontrol
didapatkan masing-masing satu orang yang bekerja sebagai honorer dan pedagang sayur, 2
orang PNS, 5 orang swasta dan 16 orang merupakan ibu rumah tangga.
Keluhan saat Hamil
Terdapat dua orang yang mengeluhkan sakit saat hamil baik pada kelompok kasus maupun
pada kelompok kontrol.
Pemeriksaan Kehamilan
Sebagian besar subjek penelitian kontrol rutin setiap bulan baik pada kelompok kasus
maupun pada kelompok kontrol, dengan dua orang yang jarang memeriksakan kehamilan
pada kelompok kasus dan satu orang yang jarang memeriksaan kehamilannya pada kelompok
kontrol.
Jenis Kelamin Anak
Pada kelompok kasus terdapat 12 orang laki-laki dan 13 orang anak perempuan, sedangkan
pada kelompok kontrol terdapat 14 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.
8
Riwayat Imunisasi
Pada kelompok kasus terdapat 10 anak yang tidak lengkap imunisasinya, sedangkan pada
kelompok kontrol ditemukan 6 anak yang tidak lengkap imunisasinya.
Usia Anak
Usia anak kelompok kasus pada saat dilakukan pemeriksaan adalah 4 anak berusia 12 bulan,
1 anak berusia 15 bulan, 6 anak berusia 18 bulan, 10 anak berusia 24 bulan dan 4 anak
berusia 30 bulan.
Pada kelompok kontrol usia anak pada saat dilakukan pemeriksaan adalah 3 anak berusia 12
bulan, 6 anak berusia 15 bulan, 5 anak berusia 18 bulan, 3 anak berusia 24 bulan dan 8 anak
berusia 30 bulan.
Perkembangan Motorik
Penilaian perkembangan motorik dilakukan dengan melakukan observasi pada anak dengan
tugas-tugas tertentu sesuai dengan usia mereka dan diketegorikan menjadi:
1. Normal, jika dapat mengerjakan seluruh tugas aktivitas motorik
2. Meragukan, jika:
a. Terdapat dua kegagalan melakukan tugas di salah satu aktivitas ( motorik kasar
atau motorik halus)
b. Terjadi penolakan melakukan tugas aktivitas motorik
3. Abnormal. Jika : Terdapat dua kegagalan melakukan tugas atau lebih di ke dua
aktivitas (motorik kasar dan motorik halus) (Soetjiningsih. 1995)
Data menunjukkan bahwa pada kelompok kasus didapatkan perkembangan motorik normal 7
anak, meragukan 15 anak dan abnormal 3 anak.
Pada kelompok kontrol didapatkan perkembangan motorik normal pada 22 anak dan
meragukan 3 anak.
9
Analisis bivariat
Variabel merupakan data nomimal dengan:
variabel bebas adalah usia ibu saat melahirkan yaitu:
1. Muda( di bawah usia 20 tahun)
2. Tepat(usia reproduksi sehat, 21-36 tahun)
Variabel tergantung adalah perkembangan motorik yaitu:
1. Normal
2. Gangguan ( merupakan gabungan antara hasil pemeriksaan meragukan dan abnormal)
Data terdistribusi normal sehingga dilakukan uji chi-square untuk melihat kemaknaan
hubungan antar variabel. Hasil menunjukkan p = 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang
sangat bermakna antara usia ibu saat melahirkan dan perkembangan motorik anak.
Kemudian untuk melihat resiko dilakukan uji resiko relatif(RR) dengan tabel sebagai berikut:
Motorik terganggu
Motorik normal
Jumlah
Usia Muda
18
7
25
Usia Tepat
3
22
25
Jumlah
21
29
50
Rumus RR
= (a/a+b) / ( c/c+d)
= (18/25) / (3/25)
= 0,72 / 0,12
=6
Hal ini berarti kelompok usia muda memiliki resiko 6x lebih besar bagi anaknya untuk
mengalami gangguan perkembangan motorik dibandingkan dengan kelompok usia tepat.
10
PEMBAHASAN
Usia Ibu saat Melahirkan dan Kematangan Sistem Reproduksi
Data di kota Pontianak menunjukkan bahwa dalam satu tahun tercatat 30-50 kasus ibu
berusia dibawah 20 yang melahirkan pada setiap puskesmas yang melayani
persalinan, yang berarti setiap bulannya terdapat 2-5 orang ibu berusia dibawah 20
yang melahirkan. Data ini bisa tetap atau bahkan naik.
Usia subjek penelitian saat melahirkan termuda adalah 15 tahun, tertua 19 tahun
dengan rerata 17,88 tahun. Usia pubertas dimulai pada usia 8-13 tahun, perkembangan
seksual sekunder menyusul sampai 15 tahun dan kesiapan alat reproduksi dimulai
pada usia 17 tahun (Marieb, 2007). Belum ada pernyataan atau penelitian yang seara
eksplisit mengatakan bahwa uterus belum siap di bawah usia 17 tahun atau benarbenar siap di usia 17 tahun. Pengaruh hormonal, psikis, nutrisi dan lingkungan dapat
mempengaruhi
anatomi
dan
fisiologi
uterus,
yang
merupakan
tempat
implantasi(Rizzo, 2001).
Kehamilan di usia yang sangat muda ini ternyata berkorelasi dengan angka kematian
dan kesakitan ibu. Disebutkan bahwa anak perempuan berusia 10-14 tahun berisiko
lima kali lipat meninggal saat hamil maupun bersalin dibandingkan kelompok usia
20-24 tahun, sementara risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15-19
tahun( Fadlyana, 2009).
Anatomi tubuh anak belum siap untuk proses mengandung maupun melahirkan,
sehingga dapat terjadi komplikasi berupa obstructed labour serta obstetric fistul.
Pernikahan anak berhubungan erat dengan fertilitas yang tinggi, kehamilan dengan
jarak yang singkat, juga terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.Anatomi panggul
yang masih dalam pertumbuhan berisiko untuk terjadinya persalinan lama sehingga
meningkatkan angka kematian bayi dan kematian neonatus. Depresi pada saat
berlangsungnya kehamilan berisiko terhadap kejadian keguguran, berat badan lahir
rendah dan lainnya. Depresi juga berhubungan dengan peningkatan tekanan darah,
sehingga meningkatkan risiko terjadinya eklamsi yang membahayakan janin maupun
ibu yang mengandungnya( Fadlyana, 2009).
11
Kematangan Sistem Saraf
Gerakan yang kita lakukan, baik sadar maupun tidak dikontrol oleh sistem saraf.
Motorik kasar seperti duduk, berdiri dan gerakan yang berhubungan dengan postur
dilakukan oleh otot-otot besar dalam tubuh kita, sedangkan gerakan kecil atau
membutuhkan detail dilakukan oleh otot-otot kecil yang spesifik untuk gerakan
tertentu pula(hamill,2003).
Sistem saraf akan mengatur gerakan baik gerakan sadar maupun tidak sadar atau
gerakan reflek pada suatu individu. Sistem saraf mulai terbentuk pada usia janin 3
minggu sampai akhir kehamilan dan terus bekerja selama kehidupan. Adanya
kelainan atau penyulit di awal atau selama masa kehamilan dapat mempengaruhi
perkembangan sistem saraf yang nantinya akan berpengaruh pada bagian akan akan
dipersarafinya, salah satunya adalah gerakan(moore,2007).
Saat ibu yang masih bertumbuh mengalami proses kehamilan, terjadi persaingan
nutrisi dengan janin yang dikandungnya, sehingga berat badan ibu hamil seringkali
sulit naik, dapat disertai dengan anemia karena defisiensi nutrisi, serta berisiko
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Didapatkan bahwa sekitar 14% bayi yang
lahir dari ibu berusia remaja di bawah 17 tahun adalah prematur. (fadlyana, 2009).
Gangguan Perkembangan Motorik
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas subjek penelitian di kelompok kontrol
(88 %) memiliki perkembangan motorik normal. Pada kelompok kasus, mayoritas
subjek penelitian (60%) memiliki perkembangan motorik yang meragukan.
Perkembangan motorik yang meragukan atau bisa kita sebut gangguan perkembangan
motorik merupakan kejadian saat adanya keterlambatan pada perkembangan
kemampuan
motorik,
atau
kesulitan
melakukan
koordinasi
gerakan
yang
menyebabkan anak tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Dapat dilakukan
pemeriksaan lanjutan untuk menentukan apakah penyebab anak tersebut merupakan
kelainan
fisik,
saraf
atau
kebiasaan,
dan
bisa
terjadi
lebih
dari
satu
penyebab(Missiuna, 2011).
12
Pendapat lain menyatakan bahwa gangguan motorik terlihat saat anak mengalami
keterlambatan
perkembangan
dibandingkan
dengan
anak
lain
seusianya.
Perkembangan ini dapat meliputi beberapa area yang berbeda, tetapi penelitian ini
hanya melihat perkembangan motorik saja, yang terbagi menjadi motorik kasar
seperti cara anak bergerak/bersikap, dan motorik halus seperti bagaimana anak
memanipulasi objek dan menggunakan tangan mereka. Gangguan motorik dapat
disertai gangguan fisiologis maupun gangguan mental(Reddihough dkk, 2009).
13
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
1. Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara usia ibu saat melahirkan dan
perkembangan motorik anak berusia di bawah tiga tahun
2. Ibu yang melahirkan dibawah usia 20 tahun memiliki resiko 6x lebih besar bagi
anaknya untuk mengalami gangguan perkembangan motorik dibandingkan dengan ibu
yang melahirkan pada usia reproduksi sehat.
Saran
1. Memberikan informasi dan pemahaman pada remaja mengenai pentingnya menikah
pada usia reproduksi sehat
2. Memberikan masukan kepada pemerintah dan pihak terkait untuk membuat kebijakan
mengenai batas usia pernikahan
3. Melakukan penelitian lebih lanjut yang lebih holistik untuk mengetahui faktor-faktor
lain yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik dan melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai penyebab gangguan perkembangan motorik.
4. Melakukan pendampingan pada ibu yang menikah pada usia di bawah 20 tahun dan
pada anak-anak mereka untuk melakukan stimulasi perkembangan yang sesuai
dengan usia anak atau sesuai dengan gangguan/keterlambatan yang di alami.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arief, N. 2009. Panduan
Pressindo.Yogyakarta
Ibu
Cerdas
ASI
dan
Tumbuh
Kembang.
Media
BKKBN. 2013. Panduan Pelaksanaan Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) Yang
Terintegrasi Dalam Rangka Penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik
Integratif. BKKBN. Jakarta
BKKBN. 2007. Ingin Memiliki Kesehatan Reproduksi Prima? Hindari Kehamilan 4 Terlalu.
Direktorat Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak. Jakarta
BPS. 2010. Sensus Penduduk 2010. BPS. Jakarta
Chiu S. 2011. Learn Pediatrics :Basics to the Approach of Developmental Delay. UBC.
Canada
Fadlyana E, Larasati S. 2009. Pernikahan Usia Dini dan permasalahannya. Sari Pediatri, Vol.
11. No. 2 Agustus 2009, hal 136-41
Faizah N. 2000. Tumbuh kembang Anak. UPI. Bandung
Hamill J; Knutzen KM. 2003. Biomechanical Basis of Human Movement. 2nd Ed. Lippincott
Williams & Wilkins. Philadelphia
Harlimsyah FP. 2003. Pentingnya Memahami Perkembangan Si Kecil. Tabloid Nova.Jakarta
Marieb EN, Hoehn K. 2007. Human Anatomy and Physiology. Benjamin Cummings. San
Francisco
Missiuna C, Rivard L, Pollock N. 2011. Children with Developmental Disorder.CanChild
Centre for Childhood Disability Research, McMaster University. Canada
Moore Kl, Persaud TVN. 2007.the developing human. 8th edition. Saunders. Philadelphia
Reddihough D,Marraffa C, Rowell M, Carne R, Ferguson L.2009. Developmental Delay. The
Royal Children’s Hospital. Melbourne
Rizzo DC. 2001.Fundamentals Of Anatomy and physiology. Delmar. New york
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
15
Download