PERKEMBANGAN ANAK SECARA HOLISTIK SEBAGAI PRIBADI YANG UNIK Oleh: Sri Rosdianawati Sambungan ... Edisi Sebelumnya 3. Perkembangan anak sebagai pribadi yang unik Perkembangan bagi setiap anak sebagai individu mempunyai sifat yang unik. Dalam hal ini Saufrock dan Yussen (1972:17) menyatakan sebagai berikut "Each us develops some other individuals, and like individuals, like some other individuals, and like no other individuals". (Rohman Wahab, 1998/1999:10-11). Pernyataan di atas maksudnya bahwa masing-masing individu berkembang dengan cara-cara tertentu, seperti semua individu yang lain, seperti beberapa individu yang lain, dan seperti tidak ada individu yang lain. Jadi di samping adanya kesamaan-kesamaan umum dalam pola-pola perkembangan yang dialami oleh setiap individu, terjadinya vanasi individual dalam perkembangan anak bisa terjadi pada setiap saat. Hal ini terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang kompleks, melibatkan berbagai unsuryang saling berpengaruh satu sama lain. Sesuai dengan konsep anak sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Maksudnya bahwa perkembangan itu terjadi tidak hanya dalam aspek yang saling terjalin (interwoven) satu sama lain. (Rohman Wahab, 1998/1999:15). Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokan ke dalam tiga domain; proses biologis, kognitif, dan psikososial (Santrock dan Yussen, 1992; Seifert dan Hoffnung, 1991). Ketiga domain proses perkembangan tersebut merupakan sesuatu yang terpadu dan saling berpengaruh satu sama lain. Proses-proses biologis atau perkembangan fisik mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem saraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Selain dari pada yang termasuk perkembangan biologis adalah perubahan-perubahan dalam cara menggunakan tubuh atau keterampilan motorik, perkembangan seksual, dan perubahan dalam kemampuan fisik. Proses kognitif melibatkan perubahan-perubahan dalam kemampuan dan pola berfikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman, merefleksikan peran merupakan proses kognitif dalam perkembangan anak. Perkembangan kognitif perlu dibedakan dengan perubahan dalam arti belajar. Perkembangan kognitif mengacu kepada perubahan-perubahan penting dalam pola dan kemampuan berfikir serta kemahiran berbahasa, tetapi belajar cenderung lebih terbatas pada perubahan-perubahan sebagai hasil dari pengalaman atau peristiwa yang relatif spesifik. Selain itu, perubahan-perubahan yang dipelajari seringkali dipelajari dalam waktu yang singkat, tetapi perkembangan kognitif terjadi dalam kurun waktu yang relatif lama. Perkembangan kognitif anak dan pengalaman belajar ini sangat erat kaitannya dan saling berpengaruh satu sama lain. Yaitu perkembangan kognitif anak akan menfasilitasi atau membatasi kemampuan belajar anak, sebaliknya pengalaman belajar anak akansangat menfasilitasi perkembangan kognitifnya. Proses-proses psikososial melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi, dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian perkembangan identitas diri (self identity) dan krisis-krisis yang menyertainya serta perkembangan cara dan pola hubungan dengan anggota keluarga, teman sebaya, guru-guru, dan yang lainnya dapat dikelompokkan ke dalam domain perkembangan ini. Contoh dari proses-proses, psikososial antara lain: perilaku agresif anak terhadap teman bermain, rasa percaya diri dan keberanian anak, juga perkembangan hubungan pertemanan di antara anak. Pengelompokan aspek perkembangan anak sebagai individu menJ'adi 3 domain di atas memberikan suatu gambaran bahwa ketiga domain tersebut, proses biologis, proses kognitif, serta proses psikososial saling berpengaruh satu sama lainnya serta secara terpadu dan menyeluruh membentuk suatu karakteristik individu yang unik yang membedakan dengan individu yang lainnya. Berkaitan dengan hal ini anak sebagai individu yang unik dapat dibedakan dengan orang dewasa dalam segala aspek bukan hanya aspek fisik saja melainkan keseluruhan aspek dalam dirinya sehingga anak bukan miniaturnya orang dewasa. Secara fisik anak sedang mengalami pertumbuhan yang pesat sedangkan pada orang dewasa proses pertumbuhan fisik relatif tak berkembang lagi, demikian juga secara kognitif pola fikir seorang anak masih terbatas pada hal-hal yang kongkret tak seperti orang dewasa yang sudah mampu berfikir abstrak, dari segi emosional seorang anak tentunya masih bersifat egosentris sedangkan orang dewasa lebih mampu berfikir empatik dan sosial. Pembahasan mengenai perbedaan anak sebagai pribadi yang unik akan lebih jelas bila dikaji lebih dalam mengenai bidang-bidang perbedaannya. Di dalam diri individu terdapat perbedaan dalam bermacam-macam aspek dari keseluruhan kepribadiannya. Tetapi karena tidak ada satu sifatpun yang berdiri sendiri, berfungsinya satu sifat akan mempengaruhi keseluruhan pola tingkah laku individu. Sebagai contoh, seorang anak yang telah mengetahui makna tentang kerajinan bagi dirinya dan orang lain, anak tersebut akan mempraktekan berbuat rajin di sekolah maupun di rumah. Carry 1963 (Oxendine, 1984:317) mengkategori-kan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut: 1) Perbedaan fisik; usia, tinggi dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, kemampuan bertindak. 2) Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, suku. 3) Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap. 4) Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar. 5) Perbedaan kecakapan dan kepandaian di sekolah. (Sunarto, 1994:8). Perbedaan fisik, di samping ciri yang dapat diamati oleh panca indera, seperti tinggi badan, warna kulit, jenis kelamin, nada suara, dan bau keringat, juga ciri yang hanya dapat diketahui setelah diperoleh informasi atau diadakan pengukuran, seperti usia, berat badan, kecepatan lari, golongan darah, pendengaran, penglihatan, dan sebagainya. Dalam kehidupannya, setiap manusia berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan di luar dirinya. Tiap manusia berhubungan dengan manusia lain, dengan sesamanya, manusia bersosialisasi, maka teljadilah perbedaan status sosial dan ekonomi manusia. Manusia juga bemubungan dengan sang Pencipta atau dengan Tuhannya, maka manusia beragama. Manusia hidup berikelompok dan berkeluarga, sesuai dengan sifat genetik orang tuanya, mengenal kelompok-kelompok/suku yang berbeda. Semua itu merupakan faktor-faktor yang benpengaruh terhadap terjadinya perbedaan individu. Secara kodrati, manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial membedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak. Walaupun demikian, potensi dasar yang dimilikinya itu tidaklah sama bagi masing-masing manusia. Oleh karena itu sikap, minat, kemampuan berpikir, watak, perilakunya, hasil belajarnya berbeda-beda antara manusia satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perilaku manusia di rumah maupun di sekolah. Gejala yang dapat diamati adalah bahwa manusia menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan dengan orang lain. Sebagian manusia lebih mampu dalam bidang seni atau bidang ekspresi yang lain, seperti olah raga dan keterampilan, sebagian lagi dapat lebih mampu dalam orang lain. Sebagian manusia lebih mampu dalam bidang seni atau bidang ekspresi yang lain, seperti olah raga dan keterampilan, sebagian lagi dapat lebih mampu dalam bidang kognitif atau yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Dari bidang-bidang perbedaan di atas, dapat diamati suatu gejala yaitu apakah mereka itu menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan dengan orang lain, di sini potensi dasar yang dimiliki tiap orang berbeda. Bidang perbedaan lain yang menarik untuk dipelajari sehingga dapat membentuk suatu pribadi yang unik adalah. - Perbedaan Koginitif; Kemampuan ini merupakan hasil belajar yang .merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan. Faktor kecerdasan masing-masing anak berbeda dan sangat mempengaruhi kemampuan kognitifnya. - Perbedaan dalam kecakapan berbahasa; Kecakapan berbahasa merupakan kemampuan untuk menyatakan buah pikiran dalam bentuk ungkapan kata/kalimat. Kemampuan ini dipengaruhi oleh kecerdasan dan faktor lingkungan. - Perbedaan dalam kecakapan motorik; Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik dan dikoordinir oleh syaraf pusat. Kecakapan motorik seseorang menunjukkan fungsi fisik semakin matang sehingga mampu menunjukkan kemampuan yang lebih baik di samping itu kemampuan ini dipengaruhi juga oleh kemampuan berfikir. - Perbedaan dalam Latar Belakang; Disini perbedaan dalam latar belakang dapat memperlancar atau menghambat prestasi siswa, teriepas dari potensi dasarnya. Dengan latar belakang yang berbeda akan menghasilkan sikap, minatdan motivasi yang berbeda pula. - Perbedaan dalam Bakat. Bakat adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang akan berkembang bila mendapat rangsangan dan pemupukan yang tepat. - Perbedaan dalam Kesiapan belajar; Perbedaan ini bukan hanya dipengaruhi oleh keragaman dalam hal kematangan namun juga dipengamhi oleh keragaman di dalam sosio ekonomi dan sosio kultural. Kesimpulan Individu adalah manusia yang berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, tunggal dan khas. Manusia sebagai subyek yang merupakan suatu kesatuan psikofisik dengan berbagai kemampuannya untuk berhubungan dengan lingkungan, dengan sesama dan dengan Tuhan yang menciptakannya. Manusia terns mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut dialami semenjak manusia masih di dalam kandungan. Perkembangan anak sebagai pribadi yang unik dimaksudkan bahwa masing-masing anak berkembang dengan cara-caratertentu sesuai dengan karakteristiknya. Perkembangan anak itu secara holistik dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh, tidak hanya terjadi dalam aspek tertentu saja, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang sating terjalin, yaitu proses biologis, kognitifdan psikososial. DaftarPustaka Agus Sugianto, Halem Lubis, Taufik Hadi, (1982), PsikologiKepribadian, Aksara Barn, Jakarta Elida Prayitno, (1991/1992), Psikologi Perkembangan, Depdikbud, Ditjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga kependidikan. Rohmat Wahab, Solehudin, (1998/1999), Perkembangan dan Belajar Peserta Didik, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project) IBRD 1:LOAN3496-IND. Sunarto, Agung Hartono, (1994), Perkembangan Peserta Didik, Proyek Pembinaan & peningkatan Mulu Tenaga Kependidikan, Diljen Dikti Depdikbud. Syamsu Mappa, Anisah Baslemen, (1994), Teori Belajar Orang Dewasa, Proyek Perkembangan & http://www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/Pppg_Tertulis/08_2001/Perkembangan_An ak_Holistik.htm