PENGENALAN LESSON STUDY DI WILAYAH PERBATASAN

advertisement
PENGENALAN LESSON STUDY DI WILAYAH PERBATASAN
KALIMANTAN UTARA-MALAYSIA
Jero Budi Darmayasa & Woro Kusmaryani
[email protected]
Pendahuluan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan. Sebagai
negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki perbatasan laut dan
darat dengan negara tetangga. Secara geografis, Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia,
Timur Leste, dan Papua New Guinea (PNG). Selain itu, Indonesia juga berbatasan laut
dengan Australia, Malaysia, Phillipina, dan beberapa negara lainnya. Sebagai bagian dari
NKRI, daerah perbatasan seyogyanya mendapat perhatian yang sama dengan daerah lainnya
di Indonesia. Hal itu penting karena wilayah perbatasan merupakann wajah dari negara ini.
Salah satu yang menjadi bagian penting dalam pembangunan wilayah perbatasan adalah
sektor pendidikan. Kualitas pendidikan merupakan salah satu cerminan wajah perbatasan.
Selama ini, berbagai media telah memberitakan kondisi pendidikan di wilayah perbatasan,
salah satunya perbatasan Propinsi Kalimantan Utara dengan Malaysia, yaitu di Kecamatan
Krayan. Perbaikan pendidikan di kecamatan tersebut secara terus-menerus perlu
dikembangkan dengan melibatkan berbagai pihak, yaitu pemerintah, pemerintah daerah,
perguruan, tinggi, dan masyarakat. Keterlibatan perguruan tinggi sangat dibutuhkan karena di
merupakan tempat para ahli mengembangkan ilmu pengetahuan. Begitu juga para ahli di
Universitas Borneo Tarakan dapat melaksanakan perannya dalam memajukkan pendidikan di
perbatasan Kaltara dan sabah. Partisipasi para ahli di UBT dapat berupa penelitian dan
pengabdian masyarakat. Berbagai temuan dalam penelitian atau kajian pustaka perlu
disebarluaskan sehingga memberikan imbas pada keajuan pendidikan,, khususnya di wilayah
perbatasan.
Perbatasan
Terdapat dua pengertian wilayah perbatasan dalam konteks pembangunan Nasional di
Indonesia (Budianta, 2014)i. Dalam konteks Negara, wilayah perbatasan melingkupi daerahdaerah yang berbatasan langsung dengan wilayah teritorial negara tetangga, sedangkan dalam
tulisan ini wilayah perbatasan lebih diartikan sebagai bagian dari suatu wilayah administrasi
1
Makalah disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
“IbM Master Mendampingi Guru di Wilayah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal Propinsi Kalimantan Utara (2MG-3T Kaltara), di Kec Krayan,
Kabupaten Nunukan, 10-17 Juni 2015
tertentu yang berbatasan langsung dengan wilayah administrasi lain di sekitarnya dalam
kerangka NKRI. Kedua tipe wilayah perbatasan tersebut merupakan bagian integral
pelaksanaan pembangunan Nasional Negara Indonesia.
Sapriya (2014)ii menyatakan Wilayah perbatasan, termasuk pulau-pulau kecil terluar
memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, serta merupakan wilayah yang sangat
strategis bagi pertahanan dan keamanan negara. Lebih lanjut, Sapriya menyatakan Daerah
Perbatasan merupakan wilayah pembinaan yang luas dengan pola penyebaran penduduk yang
tidak merata, sehingga menyebabkan rentang kendali pemerintah, pengawasan dan
pembinaan teritorial sulit dilaksanakan dengan mantap dan efisien.
Sebagai Negara kepulauan, Indonesia berbatasan dengan 10 negara secara Maritim
dan berbatasan dengan tiga negara untuk wilayah daratan. Ketiga negara yang berbatasan
langsung untuk wilayah daratan yaitu Malaysia, Timur Leste, dan Papua New Guinea. Untuk
wilayah Kalimantan Utara, terdapat dua Kabupaten yang berbatasan darat dengan Malaysia.
Kedua kabupaten tersebut yaitu kabupaten Nunukan. Untuk wilayah Nunukan, kecamatan
Krayan, Sebatik, Seimenggaris, dan Tulin Onsoi merupakan kabupaten yang berbatasan
langsung. Dari keempat kecamatan tersebut, kecamatan Krayan memiliki keistimewaan.
Keistimewaanya dapat dilihat dari akses transportasi. Untuk sampai di Kecamatan Krayan,
masyarakat hanya dapat mengakses lewat transportasi udara. Terdapat penerbangan pesawat
perintis dan pesawat logistik milik Tentara Nasional Indonesia.
Kondisi geografis Kecamatan Krayan menjadi salah satu faktor rendahnya kualitas
pendidikan di wilayah tersebut. Berbagai permasalahan pendidikan dialami bahkan hampir
pada setiap jenjang pendidikan. Permasalahan terjadi secara menyeluruh, baik dari segii
sarana dan prasarana, pemerataan pendidik, kualitas pendidik, pembiayaan, serta pembinaan
guru. Oleh karena itu, perhatian praktisi pendidikan pada perguruan tinggi diharapkan dapat
membantu memperbaiki kualitas pendidikan di daerah perbatasan Kaltara-Malaysia itu
melalui program-program unggulannya. Salah satunya adalah bentuk perhatian berupa
sosialisi kebijakan terbaru dalam bidang pendidikan ataupun inovasi dalam bidang
pendidikan.
Lesson Study
Sebagai suatu inovasi dalam bidang pembelajaran, berbagai pertanyaan muncul berkaitan
dengan Lesson Study. Pertanyaan-pertanyaan yang umum disampaikan berhubungan dengan
2
Makalah disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
“IbM Master Mendampingi Guru di Wilayah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal Propinsi Kalimantan Utara (2MG-3T Kaltara), di Kec Krayan,
Kabupaten Nunukan, 10-17 Juni 2015
apa itu Lesson Study?, siapa yang melaksanakan Lesson Study?, bagaimana melaksanakan
Lesson Study?, dan bagaimana melaksanakan Lesson Study?.
a. Pengertian Lesson Study
Berdasarkan kata “Lesson Study” dapat diartikan Belajar dari pembelajaran (Suyoso,
2013)iii. Hal itu berarti, dari setiap pembelajaran seorang atau sekelompok guru selalu
dapat belajar. Disamping itu, Lesson study dapat diartikan sebagai model pembinaan
(pelatihan) profesi pendidik berbasis sekolah melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual
learning untuk membangun komunitas belajar. Secara umum 7 kunci dalam Lesson Study
yaitu pembinaan profesi, pengkajian pembelajaran, kolaboratif, berkelanjutan, kolegalitas,
mutual learning, dan komunitas belajar. Lesson Study bertujuan untuk melakukan
pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan profesionalitas
pendidik terus menerus. Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka jelas bahwa Lesson
Study bukan merupakan model/metode/pendekatan pembelajaran. Bahkan, dalam
pelaksanaan Lesson Study guru atau sekelompok guru dapat menggunakan berbagai
model dan pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut, Lesson Study merupakan kegiatan
praktek pembelajaran dari sejumlah guru dann pakar pembelajaran dalam suatu
komunitas.
Memperhatikan kembali prinsip kolegalitas dan mutual learning (saling belajar) yang
diterapkan dalam berkolaborasi, maka peserta Lesson Study seyogyanya tiak ada yang
merasa superior (merasa paling pintar) atau imperior (mersa rendah diri). Dengan
demikian, peserta yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang lebih
seyogyanya selalu membagikan dan menyebbarkan pengetahuannya serta membimbing
peserta lain yang mengalami kelemahan. Berbagi pengalaman dan pengetahuan tidak
terbatas pada kemampuan profesional, melainkan kemampuan didaktik metodiknya.
b. Tahap-tahap Pelaksanaan Lesson Study
Lesson Study merupakan praktek pembelajaran yang terdiri dari 3 tahapan. Adapun
ketiga tahapannya yaitu Plan (Perencanaan), Do (Pelaksanaan), dan See (Refleksi).
Ketiga tahapan tersebutdapat dikemas dalam sebuah siklus dan dapat diulangi secara terus
menerus untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Adapun gambaran hubungan ketiga
siklus dapat dilihat pada gambar berikut:
3
Makalah disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
“IbM Master Mendampingi Guru di Wilayah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal Propinsi Kalimantan Utara (2MG-3T Kaltara), di Kec Krayan,
Kabupaten Nunukan, 10-17 Juni 2015
Gambar 1.
Tahap-tahap Lesson Study
Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada setiap tahapan, yaitu:
1. Plan (Perencanaan)
Beberapa kegiatan yang dilakukan selama proses Plan (Perencanaan) diantaranya:
 Perencanaan tahunan/semesteran untuk pelaksanaan Open Lesson sekaligus
menjadwalkannya.
 Menentukan guru yang akan tampil pada Open Lesson
 Guru yang akan tampil bersama MGMP-nya atau KKG-nya membuat persiapanpersiapan untuk kegiatan belajar mengajar dan dapat juga didampingi oleh tenaga
ahli.
 Melaukakan uji coba media atau alat peraga
 Membuat denah tempat duduk siswa berisi nama-nama siswa untuk dibagikan
kepada observer.
 Ruang kelas untuk Open Lesson harus menyediakan tempat untuk para observer.
2. Do (Pelaksanaan)
 Pra-Open Lesson (10-15 menit). Pada bagian ini, kepala sekolah memberikan
pengarahan kepada semua orang yang akan terlibat dalam Open Lesson.
 Guru menjelaskan kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan, termasuk
materi pelajaran, metode pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi proses dan
hasil belajar mengajarnya.
 Open-Lesson: Selama guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar, semua
observer melaksanakan pengamatan, mencatat, mengkaji, dan tidak diperkenankan
untuk mengintervensi jalanya kegiatan belajar mengajar.
4
Makalah disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
“IbM Master Mendampingi Guru di Wilayah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal Propinsi Kalimantan Utara (2MG-3T Kaltara), di Kec Krayan,
Kabupaten Nunukan, 10-17 Juni 2015
 Obserrver
tidak
diperkenankan untuk
melakukan kegiatan yang dapat
mengalihkan perhatian siswa seperti menyalakan HP, mengobrol, keluar masuk
ruang kelas, dan kegiatan lainnya yang sejenis. Namun, observer diperkenankan
untuk mengamati dari dekat pada kegiatan-kegiatan tertentu. Misalnya, pada saat
siswa kerja kelompok maka observer diijinkan untuk mendekati. Kondisi lain
yang memungkinkan observer mendekati siswa misalnya pada saat ada dua siswa
yang sedang mengobrol, maka observer boleh menguping pembicaraannya, tetapi
tidak diijinkan untuk menegur.
 Semua informasi yang ditemukan oleh observer selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung sebaiknya dicatat atau direkam sebagai bahan diskusi pada tahap See.
3. See (Refleksi)
 Kepala sekolah memimpin diskusi temuan-temuan selam kegiatan belajar
mengajar
 Guru yang telah melakukan kegiatan belajar mengajar menyampaikan hal-hal
yang dialaminya.
 Guru model menyampaikan perubahan-perubahan yang dilakukan selama
kegiatan belajar mengajar dan merupakan perubahan yang disengaja.
 Setiap observer diberikan kesempatan untuk menyampaikan temuan-temuan
selama melaksanakan pengamatan. Dalam kesempatan itu, setiap permasalahan
ditemukan dibahas secara tuntas serta dicarikan solusinya.
 Tidak dibenarkan menyalahkan dan memojokkan guru model ketika refleksi. Jika
ada siswa yang teramati tidak dapapt belajar dengan baik, maka tekankan kenapa
hal itu terjadi sehingga ditemukan solusinya.
 Apabila memungkinkan, hadirkan tenaga ahli untuk memberikan masukan dan
saran-saran perbaikan pembelajaran.
 Pada akhir refleksi, notulis membacakan kembali solusi-solusi dan rekomendasi
perbaikan pembelajaran yang akan dijadikan pertimbangan untuk perencanaan
pembelajaran berikutnya.
c. Keuntungan Lesson Study
Sebagai inovasi dalam perbaikan pembelajaran, Lesson Study memiliki beberapa
keuntungan, diantaranya:
5
Makalah disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
“IbM Master Mendampingi Guru di Wilayah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal Propinsi Kalimantan Utara (2MG-3T Kaltara), di Kec Krayan,
Kabupaten Nunukan, 10-17 Juni 2015
1. Kajian pembelajaran langsung pada konteks proses belajar mengajar
2. Melibatkan banyak guru dalam satu kegiatan
3. Media pembinaan guru (supervisi)
4. Media penelitian pembelajaran.
Penutup
Lesson Study merupakan program perbaikan kualitas pembelajaran yang disebarluaskan di
Indonesia dengan sistim Top-down. Pemerintah bekerjasama dengan universitas terkemuka di
Indonesia menyebarluaskan pola pembinaan guru tersebut dengan melalaui pelatihan, hibah,
dan pendampingan. Sebagai program rintisan, penyebarluasan pola pembinaan dan perbaikan
kualitas pembelajaran melalui Lesson Study secara bertahap menyentuh guru-guru di berbagai
wilayah, baik melalui sekolah sebagai pelaksana, MGMP, ataupun KKG. Oleh karena itu,
guru-guru di daerah perbatasan (termasuk Krayan) juga layak untuk mendapatkan pelatihan
yang sejenis. Dengan mencoba menerapkan diiringi pendampingan secara serius, bukan hal
yang mustahil pelaksanaan pola pembinaan kualitas pembelajaran tersebut dapat berjalan
dengan lancar selayaknya di daerah lain di Indonesia.
Referensi
i
Budianta, Aziz. 2014. Pengembangan Wilayah Perbatasan Sebagai Upaya Pemerataan
Pembangunan
Wilayah
di
Indonesia.
Diunduh
dari:
http://jurnalsmartek.files.wordpress.com/2012/04/7_aziz-budianta-so-edit-peb-2010.pdf
pada Hari Sabtu, 23 Agustus 2014.
ii
Sapriya & Mulyawan, Rahman. 2014. Pembangunan Karakter Bangsa Di Wilayah Perbatasan Antar
Negara Indonesia Dengan Timor Leste (Studi Kasus Di Kabupaten Belu Propinsi Nusa
Tenggara
Timur).
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2013/10/pustaka_unpad_pembangunan_karakter.pdf (diunduh hari Sabtu, 23
Agustus 2014).
iii
Suyoso. 2013. Lesson Study Sebagai sarana Pengembangan Profesi Guru. Makalah. Disajikan pada
Seminar Lesson Study guru-guru SMP N 2 Berbah.
6
Makalah disampaikan dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
“IbM Master Mendampingi Guru di Wilayah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal Propinsi Kalimantan Utara (2MG-3T Kaltara), di Kec Krayan,
Kabupaten Nunukan, 10-17 Juni 2015
Download