Presented by : DIDI SUPRIADIE 195604041984031003 [email protected] 081808080317 CONTINOUS PROFESSIONAL DEVELOPMENT CPD adalah semua program dan kebijakan pengembangan profesional yang tersedia untuk mendukung pengembangan kompetensi pendidik , kepala sekolah, dan pengawas sekolah. CPD adalah aktivitas reflektif yang dirancang untuk meningkatkan kemam puan, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan seseorang. CPD menunjang kebutuhan seseorang dan memperbaiki praktek-praktek profesionalnya. (1) Membantu seseorang secara lebih efektif untuk mencapai standar yang lebih tinggi dalam pekerjaannya bagi yang bekerja dan lebih tinggi hasil belajarnya bagi yang belajar, (2) Meningkatkan retensi (tidak minta berhenti bekerja), (3) Memberikan konstribusi positif terhadap etos kerja dan mampu memotivasi, (4) Menciptakan masyarakat untuk belajar sepanjang hayat, (5) Mewujudkan tanggung jawab seorang profesional untuk selalu meningkatkan keprofesiannya, (6) Menghemat uang karena biaya merekrut dan menginduksi guru baru relatif mahal (Bubb & Earley, 2008). DOSEN PROFESIONAL Foundation skills 1. 2. 3. 4. Kemampuan Kemampuan Kemampuan Kemampuan berkomunikasi berkolaborasi teknologi evaluasi Critical component 1. 2. 3. 4. Kemampuan bidang subtansi Kemampuan pedagogik Kemampuan leadership Atribut personal (kepribadian) DOSEN PROFESIONAL Sejak tahun 1900-an “lesson study” dikembangkan pertama kalinya oleh Guru Pendidikan dasar di Jepang yang disebut dengan“Jugyokenkyu”. “Jugyokenkyu” berasal dari dua kata; yaitu : “Jugyo” artinya “lesson” (pembelajaran) dan “kenkyu” artinya pengkajian atau studi. “Lesson Study” yang populer (1960-an) di Jepang adalah “lesson study” yang diselenggarakan oleh suatu sekolah dikenal sebagai “konaikenshu”. “Konaikenshu” berasal dari kata “konai” artinya “sekolah” dan “kenshu” artinya “training”. “Konaikenshu” artinya “School-base in- service training” atau “in-house workshop”. Tahun 1995-an “lesson study” berkembang di Amerika (dan 39 negara lainnya) yang dilatar belangi oleh “studi untuk membandingkan pencapaian hasil belajar Matematika dan IPA (kelas 8 = kelas 2 SMP)” melalui “The Third Internasional Mathematics and Science (TIMSS). Upaya Amerika melakukan reformasi tidak selalu berhasil u meningkatkan mutu; dan akhirnya sejumlah ahli pendidikan Amerika di kirim ke Jepang untuk belajar tentang “jugyokenkyu” “Lesson Study” sejak (Oktober 1998) berkembang di Indonesia melalui IMSTEP (Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project). IMSTEP di implementasikan di 3 IKIP (Bandung, Yogyakarta, Malang) yang bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Secara Umum IMSTEP bertuan untuk untuk meningkatkan mutu pendidikan Matematika dan IPA. “Lesson Study” adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan kepada prinsipprinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun learning community. 1. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana peserta didik belajar dan an pendidik mengajar ; 2. Untuk memperoleh hasil yang bermanfaat bagi para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran; 3. Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui “inquiry colaborative”; 4. mengembangkan pemahaman “pedagogis” 1. pendidik dapat mendokumentasikan kemajuan kinerjanya ; 2. pendidik memperoleh umpan balik (feed back) dari teman sejawatnya; 3. Pendidik dapat mempublikasikan hasil akhir dari “lesson study” yang telah dilakukannya; Hasil observasi di beberapa sekolah di Japang (Catherine lewis (2004) 1. 2. Didahului oleh kesepakatan bersama tentang tujuan jangka panjang bersama dan cakupan yang lebih luas untuk hal-hal yang ingin ditingkatkan (Contoh : “pengembangan belajar yang menyenangkan”, dsb); Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran peserta didik/mahasisiwa; 3. Lesson study memfokuskan pada studi tentang mahasiswa secara cermat mengenai tindak belajar yang dilakukan mahasiswa; seperti : apakah mahasiswa menunjukkan minat dan motivasi dalam belajar, bagaimana maha siswa mengerjakan tugas-tugas yang berikan oleh dosen ; bagaimana “learning activities” mahasiswa , dsb. (Artinya “lesson Study” tidak sematamata ditujukan kepada bagaimana unjuk kerja mengjarnya); 4. Obbservasi pembelajaran secara langsung merupakan fokus utama (Jantung-nya) “lesson study” dalam upaya memperoleh fakta maupun data tentang bagaimana pembelajaran yang sebenarnya terjadi atau dilakukan guru. 1. 2. 3. 4. Lesson Study dapat meningkatkan keterampilan dalam melakukan pembelajaran; yakni belajar dari suatu pembelajaran; Lesson study merupakan salah satu bentuk pembinaan profesionalitas guru yang dilakukan di wilyah nyata kerja dosen dan sejawatnya; Lesson study merupakan studi kolaboratif dosen dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran beserta “rearch lessonnya”; Lesson study merupakan wahana meningkatkan kolaborasi akademik yang dapat dilakukan secara berkelanjutan, dan untuk kepentingan monitoring dan evaluasi dengan cara melakukan “perekaman” baik audio maupun visual atau audio visul. 1. Lesson study Berbasis Institusi Mulyana (2007) 2. Lesson study Berbasis Forum/ Aosiasi MK Lesson Study Berbasis Institusi ; Adalah upaya pembinaan profesionalitas pendidik/dosen melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dilakukan oleh semua dosen dari berbagai mata kuliah bersama dengan Ka Prodi . Tujuannya adalah agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua MK dapat lebih ditingkatkan. Lesson Study Berbasis Forum/Asosiasi MK Tujuannya adalah agar kualitas proses dan hasil pembelajaran MK dapat lebih ditingkatkan) Adalah upaya pembinaan profesionalitas pendidik/dosen secara kolaboratif yang dilakukan oleh dosen serumpun mata kuliah tertentu yang datang dari berbagai PT untuk melakukan pengkajian pembel ajaran secara mendalam. Lesson study tipe ini dilakukan pada tingkat wilayah 3 Tahap Pelaksanaan Lesson Study PLAN Alur “Lesson Satudy” PLAN (PERENCANAAN) DO (PELAKSANAAN) SEE (REFLEKSI) DO SEE PLAN (Perencanaan) Kegiatan yang dilakukan dosen (secara kolaboratif) : 1. Menganalisis permasalahan pembel 2. Menganalisis siswa 3. Menganalisis kurikulum 4. Mengembangkan Silabi & SAP (RPS) Analisis Kurikulum Dosen (Kolaborasi) Analisis Mahasiswa (Need Assessment) Permasalahan Pembelajaran) Kembangkan Kembangkan SILABUS SAP Kegiatan Utama : DO (pelaksanaan) 1. Pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang dosen; 2. Pengamatan yang dilakukan oleh anggota komunitas “ lesson study” (Ka Prodi, dosen sejawat ) 1. Pelaksanaan Pembelajaran disesuaikan dengan SAP; 2. Upayakan mahasiswa lebih Bebera Hal Penting “natural”; Dalam Tahap 3. Prilaku pengamatan dieksPelaksanaan presikan secara “natural” dan tidak mengganggu; 4. Pengamat melakukan ke giatan lebih teliti; 5. Pengamat harus dapat bel – ajar dari pembelajaran dan tidak semata mengevaluasi dosen; 6. Pengamat melakukan “perekaman” untuk kepentingan dokumen tasi dan bahan analisis lebih lanjut; 7. Pengamat melakukan pencatatan tentang tindak belajar siswa mau pun tindakmengajar (dosen). SEE (Refleksi) Kegiatan : 1. setelah selesai Pelaksanaan Pembelajaran, dilakukan diskusi antara dosen dengan pengamat dan dosen lainnya yang dipandu oleh kepala sekolah atau personel yanag ditunjuk; 2. Dosen (model) mengawali dengan menyampaikan kesan dalam pelaksanaan pembelajarannya; 3. Selanjutnya pengamat diminta memberikan komentar dan “leason learnt” dari pembelajaran yang telah berlangsung”; 4. “Redign” (Replan) pembelajar an berikut nya. dies 1. Bangun kesepakatan (Ka Prodi, dosen sejawat), (mungkin) pakar, untuk bersama-sama meningkatkan kinerja profesional dosen (dalam Pembelajaran); 2. Daftar sejumlah masalah yang dirasakan dosen sebagai hal penting untuk ditingkatkan dalam memperbaiki kinerja profesionalnya; 3. Bentuk tim (kolaborator) yang terdiri atas Ka Prodi, sejawat (peer), (mungkin) pakar (dengan tugas peran masing-masing) untuk bersama-sama melakukan pengkajian pembelajaran; 4. Siapkan FPKD (Format Penilaian Kinerja Dosen) atau APKD (Alat Penilaian Kinerja Dosen); 5. Tugasi dosen (model) untuk mengembangkan SAP (Tahap “Plan”); 6. Siapkan siswa; dies 7. Siapkan sarana dan prasarana; 8. Dosen (model) melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai SAP (tahap “Do”); 9. Ka Prodi , sejawat (peer), (mungkin) pakar melakukan pengamatan (Tahap “Do” = observasi); 10. Setelah selesai, dosen (model), Ka Prodi, sejawat (peer), (mungkin) pakar melakukan “refleksi” (Tahap “See”) a. Berikan kesempatan pertama kepada dosen (model) untuk menyampaikan kesan-kesannya dalam melaksanakan pembelajaran; b. Selanjutnya Ka Prodi , sejawat (peer), (mungkin) pakar, secara bergiliran memberikan masukan untuk perbaikan dan/atau informasi untuk hal-hal yang telah baik sesuai kaidah/standar secara objektif; 11. Jika simpulannya masih belum cukup baik, maka dilakukan pengulangan (mungkin dari mulai perbaikan SAP atau hanya mengulang “pelaksanaan pembelajaran”, dan seterusnya sampai pada meningkatnya kinerja dosen). Gambaran Umum LS Mengembangkan SAP dan melakukan anailis kebutuhan siswa dan merencanakan untuk “Lesson Study”; Tujuan Utama Menggunakan data hasil observasi untuk kepentingan refleksi; Meningkatkan kemampuan/ penguasaan materi ajar; Meningkatkan kemampuan ten tang “teaching method and teaching skill” Meningkatkan kemampuan untuk melakukan observasi kegiatan pembelajaran; Meningkatkan dan menguatkan hubungan “kolegial”; Jika diperlukan, maka dapat melakukan perencanaan ulang untuk melakukan “lesson study” (mungkin pada kelas yang lain). Meningkatkan pemahaman dosen dalam melakukan analisis kegiatan keseharian dan oreintasi pengembangan kualitas ke depan; Melaksanakan Kegiatan Pem belajaran, dan melakukan kegiatan observasi; Hasil Memerlukan perbaikan atau meningkatnya kulitas pem belajaran