PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM REGULASI BERBASIS

advertisement
PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM REGULASI BERBASIS
LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU
Elysa Putri Eka Valentina, Istamar Syamsuri, Masjhudi
Univertas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran
Biologi berbasis lesson study dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batu pada materi sistem regulasi. Data
dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi langsung, angket, dan tes.
Data yang didapatkan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi berbasis lesson study
dapat: 1) meningkatkan motivasi belajar siswa untuk setiap siklus, nilai klasikal
dari hasil observasi 58% menjadi 98%, dan dari hasil angket motivasi dari 63%
menjadi 81%; 2) meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan
meningkatnya hasil belajar Biologi pada post-test pertama ke post-test kedua,
rata-rata nilai pada post-test pertama adalah 84, dan rata-rata nilai post-test kedua
adalah 86, dengan KKM 75.
Kata kunci: lesson study, motivasi belajar, hasil belajar
Untuk meraih pendidikan yang optimal dan berkualitas diperlukan adanya
motivasi siswa, keahlian dan keterampilan guru, metode pembelajaran yang
menarik dan materi yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Seiring dengan
perkembangan zaman dan semakin maju teknologi, maka tuntutan dalam dunia
pendidikan berubah. Sekarang, tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama
yaitu teacher centered, karena pengajaran tersebut bersifat monoton sehingga
siswa cenderung pasif. Tetapi hal ini sepertinya masih banyak diterapkan dalam
proses pembelajaran di kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah
praktis, ekonomis dan tidak menyita banyak waktu.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Batu,
diketahui bahwa ada beberapa siswa membicarakan hal di luar topik ketika
diskusi atau pada saat guru menerangkan, ada juga yang menggunakan laptop
untuk bermain facebook, twitter, dan bermain game. Rasa percaya diri siswa
masih
tergolong
rendah,
ditandai
dengan
siswa
masih
belum
berani
menyampaikan pendapatnya karena takut kalau pendapatnya salah. Semakin
rendah motivasi siswa, maka aktivitas yang dilakukan juga rendah, sehingga
semakin kecil pula peluang siswa untuk dapat menyerap informasi. Hal tersebut
1
dapat mempengaruhi prestasi belajar, terbukti hampir sebagian siswa nilainya
tidak tuntas pada ulangan harian semester ganjil lalu.
Dari hasil wawancara dengan siswa tentang pembelajaran yang dilakukan
di kelas, siswa menjawab bahwa mereka biasanya mengerjakan LKS, tanyajawab, dan praktikum. Kebiasaan tersebut menyebabkan siswa menjadi kurang
aktif dalam pembelajaran. Salah satu cara penyelesaian untuk masalah tersebut
adalah dengan membuat rencana pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif,
yaitu dengan melaksanakan pembelajaran yang berbasis lesson study.
METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kualitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian kolaboratif,
yaitu penelitian yang melibatkan beberapa pihak yang berkaitan untuk
memperbaiki atau meningkatkan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dalam
8 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari 3 tahapan, yaitu plan, do, dan see.
Sebelum masuk pada siklus 1, dilakukan penelitian pra-penelitian terlebih dahulu
agar siswa dan observer terbiasa dengan dilaksanakannya lesson study.
Setiap akhir siklus selalu terdapat tahap see yang dimaksudkan untuk
mengungkapkan kelebihan dan kekurangan pembelajaran, sehingga kelemahan
tiap siklus dapat diperbaiki. Materi yang dibahas pada penelitian adalah tentang
sistem saraf dan sistem indera yang masing-masing memiliki waktu 4 siklus,
sehingga setiap 4 siklus diadakan post-test.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap plan meliputi analisis pembelajaran,
guru berkolaborasi untuk memperkaya ide tentang RPP, baik dalam aspek
pengorganisasian bahan ajar, pedagogis, ataupun penyiapan alat bantu
pembelajaran. Sedangkan kegiatan yang dilakukan pada tahap do meliputi
pengimplementasian hasil RPP yang telah dibuat pada waktu plan. Observer
melakukan observasi sesuai dengan lembar observasi yang telah disepakati, dan
tidak boleh mengganggu siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Obserser
tidak boleh berbicara dengan siswa, guru, ataupun dengan observer lain. Fokus
pengamatan ditujukan pada interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan bahan
ajar, siswa dengan guru, dan siswa dengan lingkungan (Syamsuri dan Ibrohim,
2
2008). Hasil yang diperoleh pada saat do kemudian akan dibahas pada tahap see.
Pada tahap see diungkapkan semua kelebihan dan kekurangan yang terjadi saat
pembelajaran berlangsung. Penganalisisan masalah yang terjadi dalam kelas juga
dibahas beserta jalan keluarnya, sehingga diharapkan pada siklus berikutnya tidak
terjadi kembali kekurangan tersebut.
Data motivasi pada penelitian ini diukur menggunakan lembar observasi
motivasi dan angket motivasi yang terdiri dari 4 aspek, yaitu attention, relevance,
confidence, dan satisfaction. Sedangkan untuk hasil belajar diukur menggunakan
soal pre-test dan post-test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek yang diobservasi selama proses pembelajaran Biologi berbasis
lesson study adalah motivasi dan hasil belajar siswa. Data motivasi belajar diukur
menggunakan lembar observasi motivasi dan angket motivasi, sedangkan untuk
hasil belajar siswa diukur menggunakan soal pre-test dan post-test.
Lesson Study dapat Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Motivasi merupakan dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku siswa. Dorongan mental dapat berupa keinginan, perhatian, kemauan
atau cita-cita yang diraih (Dimyati dan Mudjiono, 1994). Berdasarkan hal tersebut, siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka ia akan memiliki
semangat dan kekuatan mental yang besar untuk belajar, begitu juga sebaliknya.
Motivasi belajar siswa yang diperoleh pada waktu pre-penelitian hanya
sebesar 50%, kemudian mengalami peningkatna pada waktu pelaksanaan
penelitian. Persentase motivasi belajar siswa dari hasil observasi pada saat
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan hasil dari angket motivasi dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Persentase Motivasi Hasil Observasi selama Kegiatan Lesson Study
Aspek Motivasi
Siklus
Satisfac
AttentiRelevanConfidenkeKriteria
Kriteria
Kriteria -tion
Kriteria
on (%)
ce (%)
ce (%)
(%)
Sangat
1
73
Baik
40
Kurang
33
67
Baik
kurang
2
78
Baik
53
Cukup
43
Kurang
67
Baik
Sangat
3
83
60
Cukup
53
Kurang
73
Baik
baik
3
Nilai
Motivasi
Klasikal
(%)
58
65
71
Aspek Motivasi
Siklus
Attentikeon (%)
4
85
5
96
6
96
7
100
8
100
Kriteria
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Relevance (%)
Kriteria
Confidence (%)
Kriteria
Satisfac
-tion
(%)
73
Baik
56
Cukup
80
93
93
100
100
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
83
80
90
93
Tabel 2. Persentase Motivasi Hasil Angket
Sebelum Lesson Study
Aspek
Skor
Kriteria
% Attention
64
Cukup
% Relevance
64
Cukup
% Confidence
60
Cukup
% Satisfaction
64
Cukup
Motivasi klasikal
63
Cukup
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
100
93
100
100
Kriteria
Nilai
Motivasi
Klasikal
(%)
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Setelah Lesson Study
Skor
Kriteria
79
Baik
Sangat
82
baik
79
Baik
Sangat
83
baik
Sangat
81
baik
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar
siswa pada setiap aspek motivasi maupun pada motivasi klasikalnya. Peningkatan
yang terjadi untuk motivasi hari dasil observasi adalah dari 58% menjadi 98%.
Sedangkan hasil motivasi dari angket berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan motivasi setelah dilaksanakan pembelajaran Biologi berbasis
lesson study. Peningkatan juga terjadi pada setiap aspek, sehingga motivasi
klasikalnya juga mengalami peningkatan. Peningkatan yang terjadi dari hasil
angket pada motivasi klasikalnya adalah dari 63% menjadi 81%.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa
motivasi belajar siswa cenderung mengalami peningkatan selama pelaksanaan
lesson study mulai dari pra-penelitian sampai penelitian. Motivasi mengalami
peningkatan dari 50% yang didapatkan pada saat pra-penelitian menjadi 76% saat
siklus 4, dan 98% saat siklus 8. Namun pada siklus 5 sempat terjadi penurunan
motivasi secara klasikal. Hal tersebut terjadi oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi, antara lain adalah kondisi siswa saat menerima pembelajaran,
4
76
93
91
97
98
tingkat kesulitan dari materi, ataupun dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pada hari tersebut kurang membuat siswa aktif dalam kelas.
Hasil peningkatan dari observasi motivasi yang dilakukan oleh observer
terlihat pada nilai observasi secara klasikal terjadi peningkatan dari 50% dengan
kriteria kurang pada saat pra-penelitian menjadi 98% dengan kriteria sangat
bagus. Peningkatannya adalah 48%. Sedangkan dari hasil angket yang dibagikan
sebelum pelaksanaan lesson study hasil motivasi belajar siswa yang didapat
adalah 63% dengan kriteria cukup, dan untuk hasil angket motivasi belajar siswa
setelah pelaksanaan lesson study adalah 81% dengan kriteria sangat baik. Hasil
dari angket motivasi dan observasi motivasi menunjukkan terjadinya peningkatan
motivasi belajar siswa setelah dilakukan lesson study.
Motivasi belajar dapat bersumber dari dalam diri sendiri yang dikenal
dengan motivasi internal, dan dari luar diri seseorang yang dikenal dengan
motivasi eksternal (Dimyati dan Mudjiono, 1994). Salah satu yang memengaruhi
timbulnya motivasi eksternal adalah peranan guru dalam menerapkan metode dan
strategi pembelajaran yang digunakan. Guru bertugas untuk membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk mempelajari suatu materi untuk dipelajari. Jadi, diusahakan guru mampu merancang pembelajaran yang dapat menarik dan memotivasi
siswa, disamping penguasaan materi yang bagus.
Aspek motivasi attention mengalami peningkatan dari setiap siklus. Hasil
motivasi belajar siswa dari angket mengalami peningkatan dari 65% menjadi
79%. Sedangkan untuk obserasi motivasi mengalami peningkatan dari 73%
menjadi 100%. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena setiap siklus lesson
study diberikan penyajian fenomena atau masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari di awal pembelajaran sebagai apersepsi, bertujuan agar
siswa menjadi tertarik dan memiliki motivasi yang besar untuk mempelajarinya.
Dengan adanya motivasi yang besar di awal pembelajaran, dapat menjadikan
modal yang bagus untuk motivasi di tahap pembelajaran berikutnya.
Aspek motivasi relevance atau keterkaitan merupakan kondisi yang
menunjukkan hubungan antara motivasi belajar dengan kebutuhan dan kondisi
siswa (Keller, 2010). Aspek ini mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hasil
motivasi belajar siswa dari angket mengalami peningkatan dari 64% menjadi
5
82%. Sedangkan untuk obserasi motivasi mengalami peningkatan dari 40%
menjadi 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap siswa sudah mulai
memahami pentingnya materi yang dipelajari terhadap kehidupan sehari-harinya.
Peningkatan tersebut dapat terjadi karena pada setiap pembelajaran yang
dilakukan, materi selalu dihubungakan dengan fenomena yang terjadi di
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengetahui
sebabnya.
Aspek motivasi confidence mengalami peningkatan dari setiap siklus.
Hasil motivasi belajar siswa dari angket mengalami peningkatan dari 60% menjadi 79%. Sedangkan untuk obserasi motivasi mengalami peningkatan dari 33%
menjadi 93%. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena setiap siklus lesson study
pembelajaran yang dilakukan guru model serius tetapi pelaksanaannya lebih
santai, sehingga siswa lebih berani untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan. Selain itu pembelajaran juga dilakukan oleh siswa, yaitu melakukan tutor
sebaya untuk mendiskusikan LKS, sehingga siswa tidak merasa malu untuk
bertanya pada temannya.
Aspek motivasi satisfaction mengalami peningkatan dari setiap siklus.
Hasil motivasi belajar siswa dari angket mengalami peningkatan dari 64%
menjadi 83%. Sedangkan untuk obserasi motivasi mengalami peningkatan dari
67% menjadi 100%. Peningkatan tersebut dapat terjadi karena pembelajaran yang
bersifat lebih kontekstual, sehingga siswa dapat menghubungkan sendiri materi
yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, metode yang digunakan dalam pembelajaran bersifat lebih santai dengan adanya praktikum sederhana,
sehingga siswa tidak hanya berdiskusi dengan duduk di bangku secara melingkar
dengan anggota kelompoknya, tetapi juga dapat berdiskusi dengan santai saat
melakukan praktikum. Selain itu, guru juga sering memberikan pujian kepada
siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru ataupun siswa lainnya.
Menurut Setyo (2005) dalam Kusuma (2011), salah satu cara yang harus dipenuhi
agar dapat meningkatkan motivasi siswa adalah dengan cara memberikan
satisfaction (kepuasan) kepada siswa. Salah satu caranya adalah dengan memberkan pujian kepada siswa atau kelompok yang bersedia menjawab pertanyaan
ataupun menyampaikan pertanyaan.
6
Terjadinya peningkatan motivasi belajar siswa tidak terlepas dari peranan
guru sebaai fasilitator. Untuk menjadi seorang fasilitator yang baik, guru harus
dapat melakukan pembelajaran yang variatif dan kontekstual. Dengan adanya
lesson study, guru dapat mengkolaborasikan ide yang ada untuk menciptakan
suatu pembelajaran yang menarik dan inovatif. Selain itu, dengan adanya lesson
study, guru akan menjadi lebih siap dalam membelajarkan siswa karena telah
mendapatkan saran dan masukan saat kegiatan see pada siklus sebelumnya. Oleh
karena itu, pelaksanaan pembelajaran berbasis lesson study sangat membantu
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan adanya peningkatan motivasi
belajar siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Lesson Study dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dimyati dan Mudjiono (1994) hasil belajar merupakan hasil proses belajar
yang terjadi berkat evaluasi guru, dan pada umumnya meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan hasil penguasaan pengetahuan
atau ketrampilan dan usaha untuk memperoleh suatu tambahan ilmu berupa
penguasaan konsep, kaidah, prinsip dan teori dari hasil belajarnya yang bisa
dicapai siswa ketika mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran yang diberikan
oleh guru pada waktu yang telah ditentukan dan hasil tersebut dapat disimpulkan
melalui angka-angka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil yang dicapai siswa melalui proses
belajar. Dari ketiga aspek tersebut, yang diamati peneliti selama penelitian yaitu
aspek kognitif.
Pengukuran hasil belajar didapatkan dari 2 kali tes, dengan materi sistem
saraf dan sistem indera. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada saat prapenelitian adalah 75 dengan ketuntasan klasikalnya 72%. Pada tahap penelitian,
ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 93%. Peningkatan hasil
belajar siswa saat penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pre-test dan Post-test Pertama dan Kedua
Ketuntasan
Nilai
Sistem Saraf
Sistem Indera
(%)
Pre-test
Post-test
Ketuntasan
(%)
42
0
52
0
84
93
86
93
7
Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh pada
saat pre-test tentang materi sistem saraf maupun sistem indera menyatakan bahwa
tidak ada siswa yang tuntas. Hal tersebut dapat terjadi karena pada pemberian pretest siswa belum mendapatkan peng-ajaran tentang materi, sehingga pada kegiatan
ini dapat diketahui pengetahuan awal siswa. Setelah dilaksanakan pembelajaran
tentang materi dan dilakukan post-test, terlihat peningkatan pada setiap siswa.
Pada materi sistem saraf terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 42%, sedangkan
pada materi sistem indera peningkatannya sebesar 34%. Peningkatan tersebut
terjadi karena post-test dilaksanakan setelah pembelajaran, sehingga siswa dapat
memperbaiki dan menambah pengetahuan, sehingga untuk menjawab soal pada
post-test akan dapat diperoleh nilai maksimal karena pemahaman siswa sudah
meningkat.
Hasil dari post-test pertama dan kedua menunjukkan suatu peningkatan.
Nilai rata-rata kelas pada saat post-test pertama adalah 84, sedangkan nilai posttesy kedua nilai rata-ratanya 86. Nilai yang diperoleh pada tes yang dilaksanakan
pada pra-penelitian adalah 75, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa
dari 75 menjadi 86, yaitu sebesar 11% pada hasil belajar siswa. Dari hasil rata-rata
kelas yang didapatkan pada saat post-test yang kedua terjadi peningkatan hasil
belajar siswa. Hal tersebut terjadi karena siswa lebih dapat bertanggung jawab
untuk belajar, dan motivasi siswa yang lebih bagus daripada di awal-awal siklus.
Peningkatan motivasi belajar siswa menyebabkan siswa lebih dapat menyerap
banyak informasi pada saat pembelajaran, sehingga hasil belajar yang didapatkan
juga semakin bagus.
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah juga diketahui mengalami
peningkatan. Terbukti dengan adanya nilai post-test kedua yang diperoleh masingmasing siswa lebih tinggi daripada saat post-test pertama. Jawaban yang ada pada
lembar jawaban siswa sudah lebih bagus daripada sebelumnya. Hal tersebut dapat
terjadi karena pada saat pembelajaran dilaksanakan, siswa diharuskan berfikir
lebih kritis untuk menganalisis jawaban yang ada pada LKS, sehingga siswa lebih
dapat memecahkan masalah yang level kognitifnya lebih tinggi. Berdasarkan
pemaparan tersebut, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Lesson study dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
8
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan
bahwa
pembelajaran
Biologi
berbasis
lesson
study
dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Batu
melalui proses. Pelaksanaan Lesson study terdiri dari tahap plan, do, dan see. Pada
tahap plan terjadi kolaborasi ide untuk menghasilkan RPP yang berkualitas.
Selain itu pemberian saran dan masukan dari observer serta hasil dari tahap see
pada siklus sebelumnya juga menjadi pertimbangan dalam pembentukan RPP.
Dari hasil see juga didapatkan masukan-masukan bagi guru untuk meningkatkan
pembelajarannya.
Dengan adanya RPP yang berkualitas dan guru yang lebih siap untuk
melakukan pembelajaran, maka dapat menyebabkan siswa lebih aktif dan lebih
termotivasi saat belajar di dalam kelas. Dari hasil observasi pada pra-penelitian
dan penelitian terjadi peningkatan dari 50% menjadi 98%. Sedangkan dari angket
motivasi mengalami peningkatan dari 63% menjadi 81%. Karena motivasi siswa
yang tinggi, maka siswa akan lebih banyak menyerap informasi saat
pembelajaran, sehingga hasil belajar yang hasilkan semakin meningkat. Dari hasil
post-test diketahui terjadi peningkatan dari rata-rata kelas 84 menjadi 86,
sedangkan untuk hasil belajar pada saat pra-penelitian adalah 75, sehingga
mengalami peningkatan sebesar 11%. Begitu juga dengan ketuntasan klasikalnya
yang meningkat dari 72% menjadi 93%.
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Keller, J. M. 2010. Motivational Design for Learning and Performance. New
York: Springer.
Kusuma, A. S. H. M. 2011. Implementasi Pembelajaan Berbasis Lesson study
untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik
Kelas VII SMP Negeri 5 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
FMIPA UM.
Syamsuri, I dan Ibrohim. 2008. Lesson Study: (Studi Pembelajaran). Malang:
FMIPA.
9
Download