Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Sebagai manusia yang

advertisement
Bab 1
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial, tentunya perlu berkomunikasi
dengan sesama. Untuk itu, manusia memakai bahasa sebagai sarana untuk
berkomunikasi. Bahasa adalah alat yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi
dan bahasa itu sendiri terbentuk untuk menciptakan identitas tersendiri bagi
sekelompok masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut.
Definisi mengenai bahasa diperkuat dalam KBBI online (2012), bahasa adalah
sistem lambang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.
Kemudian menurut Sukini (2010: 1) bahasa sebagai salah satu bidang ilmu,
dipelajari secara khusus dalam ilmu bahasa atau linguistik. Dalam ilmu bahasa atau
linguistik terdapat beberapa cabang ilmu yaitu fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, pragmatik, dan analisis wacana.
Pada penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti bidang linguistik yang
merupakan salah satu bagian dari bahasa. Menurut Parera (1991: 19-20) linguistik
adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek pembicaraan dan penelitian ilmu
dan ilmu yang memilih bahasa menjadi objek analisis dan penelitiannya. Bidang
linguistik sendiri juga memiliki periodisasi sejarahnya yang menandakan
pembentukkan dan perubahannya.
Zaman Yunani kuno pada abad kelima sebelum masehi. Pada zaman ini dapat
dicirikan dengan dasar-dasar pikiran filsafat. Hal-hal yang menarik ialah
pertentangan antara fisis dan nomos, antara anomali dan analogi.
Periode ini
1
dibedakan atas periode Plato, periode Aristoteles, periode Kaum Stoik/Stoisi, dan
periode Alexandria.
Zaman Romawi. Zaman ini perlu diperhatikan karena besarnya pengaruh
kebudayaan Romawi terhadap Eropa juga peranan Yunani sangat erat dengan
kebudayaan Eropa.
Zaman Pertengahan. Zaman ini dicirikan dengan jatuhnya Kekaisaran Romawi
sebagai satu kesatuan dan munculnya Renaissance. Tokoh zaman ini umpamanya
Boethius yang melakukan terjemahan karya-karya Aristoteles. Pokok masalah yang
diutamakan ialah soal Etimologi dan Tata Bahasa Preskriptif.
Linguistik Abad ke 19. Yang utama dalam abad ini ialah perkembangan
Linguistik Historis dan Linguistik Komparatif, karena ada penemuan-penemuan baru
naskah-naskah India. Bangsa Jerman memegang peranan yang penting. Dalam
penghujung abad ini pula muncul pada mulanya strukturalisme.
Linguistik Abad 20. Linguistik abad 20 ini disebut pula Linguistik Modern dan
atau puncak strukturalisme. Oleh karena dalam abad ini tempat linguistik sebagai
salah satu ilmu yang otono, dan bahasa mendapatkan otonomitasnya sebagai obyek
yang dapat ditelaah secara ilmiah, maka perkembangannya pun sangat pesat. Tiap
negara dan wilayah dan hampir tiap lima tahun muncul tokoh-tokoh baru, gagasan
baru, dan pendiria-pendirian baru.
Linguistik abad 20 ini pun ditandai pula dengan perkembangan yang dianggap
sebagai revolusi dalam teori-teori kebahasaan. Pada abad 20 ini menjelang akhir
perkembangannya teori-teori kebahasaan transformasi juga melanda dunia ilmu
bahasa atau linguistik.
Adapun anak cabang yang akan diteliti oleh penulis adalah bidang sintaksis.
Menurut Sukini (2010: 2) sintaksis adalah berasal dari bahasa Yunani yang memiliki
2
kata suntattein, yang dibentuk dari sun yang berarti ‘dengan’, dan tattein yang berarti
‘menempatkan’ secara bersamaan dengan kata-kata menjadi kelompok kata atau
kalimat dan kelompok kata menjadi kalimat.
Adapun pengertian sintaksis menurut Kridalaksana dalam Sukini (2010:2) adalah
pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan-satuan yang
lebih besar atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu dalam bahasa.
Untuk itu manusia memerlukan bahasa, baik bahasa ibu untuk dipakai dalam
kehidupan sehari-hari maupun bahasa asing untuk dipakai pada saat kita bertemu
dengan orang yang berasal dari bangsa lain. Orang Indonesia memakai bahasa
Indonesia untuk berkomunikasi sehari-hari, tetapi ada kalanya kita memerlukan
bahasa-bahasa seperti bahasa Inggris, Mandarin atau pun Jepang. Maka dari itu
sebagai pembelajar bahasa Jepang, kita perlu untuk mempelajari bahasa tersebut
mulai dari huruf, tata bahasa, kosakata bahkan kebudayaannya.
Dengan banyaknya perbedaan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang,
mulai dari huruf yang dipakai, adanya pemakaian pola kalimat dalam bahasa Jepang,
dan kebudayaan yang berbeda, membuat bahasa Jepang menjadi bahasa yang sulit
untuk dipelajari oleh masyarakat Indonesia.
Walaupun terdapat begitu banyaknya perbedaan antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Jepang, kedua bahasa tersebut juga memiliki persamaan. Salah satu
persamaan dari bahasa Indonesia dan bahasa Jepang adalah verba atau kata kerja
yang memiliki arti dalam bahasa Jepang adalah doushi. Doushi adalah sebuah kata
yang digunakan untuk menerangkan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh subyek
maupun obyek.
Kemudian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (2012) verba adalah
kata yang menggambarkan proses, perbuatan atau keadaan; kata kerja.
3
Untuk memasukan verba tersebut ke dalam sebuah kalimat, dalam bahasa
indonesia terkadang terjadi perubahan bentuk atau morfemis pada kata kerja tersebut.
Perubahan bentuk tersebut seperti penambahan imbuhan ke verba tersebut seperti
me-kan, me-, ter-, di-kan, dan masih banyak lagi. Sama halnya dengan bahasa Jepang,
kata dasar dari kata kerja atau verba perlu mengalami perubahan bentuk dengan
menambahkan jodoushi.
Dalam sebuah bahasa terdapat istilah diathesis voice. Diathesis voice
menjelaskan hubungan antara aksi atau keadaan sebuah kata kerja dengan subjek
maupun objek sebuah kalimat. Bila subjek merupakan agen atau pelaku yang
melakukan aksi, maka kalimat tersebut disebut dengan kalimat aktif. Tetapi bila
subjek pada kalimat tersebut merupakan pihak sasaran dari aksi, maka kalimat
tersebut merupakan kalimat pasif. Hal tersebut bisa kita lihat dari contoh kalimat
berikut ini. Kalimat aktif : “Kucing mengejar tikus.” Sedangkan kalimat pasif dari
kalimat aktif tersebut menjadi “Tikus dikejar oleh kucing.” Kedua kalimat tersebut
memiliki situasi yang sama. Hanya saja perbedaan di antara kedua kalimat tersebut
terletak pada subjek, objek dan perubahan kata kerja tersebut.
Di dalam bahasa Jepang juga terdapat diathesis voice. Tidak jauh berbeda dengan
bahasa lainnya, di dalam diathesis voice bahasa Jepang juga terdapat kalimat aktif
dan kalimat pasif. Berikut penulis berikan contoh kalimat aktif dan pasif dalam
「猫がネズミを追いかけた。」sedangkan kalimat
pasif dari kalimat tersebut menjadi 「ネズミが猫に追いかけられた。」. Kedua
bahasa Jepang. Kalimat aktif :
kalimat diatas sama dengan kalimat aktif dan kalimat pasif yang terdapat dalam
paragraf sebelumnya. Kedua kalimat tersebut dapat diteliti dari 3 sisi yaitu secara
semantis, sintaksis, dan morfologis. Secara semantis, perbedaan kalimat aktif dan
pasif di atas terletak pada subjek pembicaraannya. Subjek yang terdapat pada kalimat
4
aktif merupakan pelaku atau agen dari aksi yang ada. Secara sintaksis, perbedaan
tersebut dapat dilihat dari partikel yang ada. Sedangkan secara morfologis, perbedaan
dapat dilihat dari pembentukkan kata kerja. Kata kerja yang terdapat dalam kalimat
「追いかけた」sedangkan kata kerja
dalam kalimat pasif menjadi 「追いかけられた」. Dapat dilihat kata kerja bentuk
pasif mengalami perubahan bentuk dengan menambahkan jodoushi -ラレ- yang
aktif merupakan kata kerja bentuk dasar yaitu
merupakan salah satu karakteristik kalimat pasif bahasa Jepang.
Tetapi, di dalam bahasa Jepang juga terdapat bentuk lain yang memiliki tata cara
perubahan yang sama dengan kalimat pasif. kanoukei atau bentuk potensial juga
memiliki penambahan jodoushi
-ラレ- . Contohnya kata kerja 食べられた
memiliki 2 arti yaitu bisa makan yang merupakan bentuk potensial atau dimakan
yang merupakan bentuk pasif. Hal ini dapat dibedakan dari konteks suatu kalimat.
Hal ini sering membuat para pembelajar bahasa Jepang kebingungan dalam
mempelajari bentuk pasif Jepang. Tidak hanya itu saja, terkadang saat mempelajari
kalimat pasif muncul pertanyaan-pertanyaan seperti kapan harus memakai bentuk
pasif dan mengapa harus memakai bentuk pasif.
Maka dari itu penulis akan meneliti kalimat pasif yang terdapat pada komik Star
Ocean Till The End of Time karya Akira Kanda. Alur cerita dalam komik tersebut
berdasarkan cerita dari game yang berjudul Star Ocean 3 Till The End of Time yang
dirilis oleh Square Enix pada tahun 2003 lalu.
Penulis memilih komik tersebut sebagai korpus data dalam penelitian ini karena
penulis merasa kata-kata yang digunakan dalam komik lebih mudah dimengerti
daripada kata-kata yang digunakan dalam novel.
5
1.1.1 Biografi Singkat Square Enix
Dalam Wikipedia Encyclopedia Bebas (2011) Square Enix adalah sebuah
produsen permainan video dan manga di Jepang. Square enix sangat dikenal untuk
seri permainan role-playing gamenya, termasuk seri Final Fantasy dan seri Dragon
Quest (pada awalnya lebih dikenal dengan nama Dragon Warrior di Amerika Utara).
Square Enix merupakan hasil dari penggabungan antara perusahaan Square Co.
Ltd. dan Enix pada tanggal 1 April 2003. Secara resmi Enix menarik Square, dimana
para pemegang saham Square menerima 0,81 bagian saham dalam perusahaan baru
ini sedangkan para pemegang saham Enix menerima satu banding satu. Akan tetapi,
posisi-posisi pimpinan dalam struktural perusahaan baru ini diduduki oleh pejabatpejabat tinggi dari Square, termasuk presiden Square Yoichi Wada, yang ditunjuk
sebagai presiden perusahaan yang baru.
Square Enix beroperasi per daerah, termasuk Square Enix, Inc. (untuk semua
Amerika Utara) dan Square Enix Ltd (untuk Eropa dan daerah lainnya yang
menggunakan sistem televisi-PAL).
Pada Juli 2003, Square Enix memindahkan
kantor utamanya ke Yoyogi, Shibuya-ku, Tokyo. Pada Maret 2004 Square Enix
mendapatkan UIEvolution, Inc. untuk menguatkan pasar wirelessnya. Pada Agustus
2005 Square Enix mengumumkan pengakuisisian Taito Corporation, yang dikenal
dengan permainan arcade, Space Invaders dan seri Bubble Bobble.
Pada 28
September 2005, Square Enix menguasai Taito secara keseluruhan.
Sejauh ini properti permainan video Square Enix adalah aset yang paling berharga.
Salah satu game ciptaan Square Enix yang berjudul Dragon Quest diduga kuat
menjadi seri permainan terpopuler kedua setelah Pokemon.
Beberapa waktu lalu, Michihiro Sasaki yang merupakan wakil presiden senior
“Oleh karena kami tidak mau Playstation 3 menjadi terburuk, kami akan
6
membantunya, tetapi kami juga tidak ingin menjadikan mereka yang terbaik, maka
kami tidak dapat membantu mereka lebih dari ini.”
Berikut adalah daftar game yang telah dirilis dibawah naungan Square Enix,
Dragon Quest, Final Fantasy, Itadaki Street, Saga, Seiken Densetsu, Chrono Trigger,
Front Mission, Star Ocean, Valkyrie Profile, Kingdom Heart, Drakengard, dan
Radiata Stories.
Kemudian Square Enix juga menggarap manga yang diadaptasikan dari beberapa
game hasil garapan mereka yang terpopuler. Berikut adalah daftar manga yang
dihasilkan oleh Square Enix melalui mangaka handal yang bernaung dibawah
pimpinan Square Enix: Papuwa, Pani, Poni, Spiral, Star Ocean : Blue Sphere, Star
Ocean : The Second Story (manga), Star Ocean : Till The End of Time, dan Full
Metal Alchemist. Tidak hanya itu, pada masa yang akan datang Square Enix akan
merilis manga terbaru mereka yang diadaptasikan dari salah satu game terpopuler
mereka yang berjudul Kingdom Hearts.
1.2. Rumusan Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam proposal ini adalah pembentukkan
kalimat pasif pada bahasa Jepang dalam komik Star Ocean Till The End Of Time
karya Akira Kanda. Penulis juga akan membahas kondisi pemakaian kalimat pasif
yang terdapat di dalam komik tersebut.
1.3. Ruang Lingkup Permasalahan
Penulis hanya akan meneliti pembentukkan dan pemakaian kalimat-kalimat pasif
yang terdapat di dalam komik Star Ocean Till The End Of Time karya Akira Kanda
jilid 1 sampai dengan jilid 4.
7
1.4. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
a. Mengetahui struktur pembentukan kalimat pasif pada bahasa Jepang
b. Mengklasifikasikan kalimat pasif bahasa Jepang yang terdapat dalam korpus data
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mempermudah pembelajar untuk
mempelajari pembentukan pasif bahasa Jepang dan mengerti kondisi yang tepat
untuk memakai bentuk pasif pada bahasa Jepang.
1.5. Metode Penelitian
Metode pencarian sumber yang akan dipakai adalah dengan metode kepustakaan
yaitu Metode Kepustakaan adalah metode yang dilakukan dengan mencari,
mengumpulkan, membaca, dan mempelajari data yang diperoleh dari sumber data
(Susilo, 2007, hal. 11). Sedangkan untuk metode analisis data, penulis akan
menggunakan metode analisis deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan apa yang terjadi saat ini yang di dalamnya terdapat usaha deskripsi,
pencatatan analisis, dan menginterpretasikan apa-apa yang terjadi saat ini (Sutedi,
2004, hal. 24). Penulis akan menganalisa data yang terkumpul dan dikaitkan dengan
teori yang ada, dari hasil analisa tersebut akan ditarik kesimpulan.
1.6. Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibagi menjadi lima bab dan masing-masing bab dibagi menjadi
beberapa sub bab.
Dalam bab 1 penulis menjelaskan mengenai latar belakang alasan memilih topik
ini, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat penulisan yang berisi tentang
8
maksud penulis dan sasaran yang hendak dicapai, serta metode penelitian yang berisi
tentang cara melakukan penelitian dan sistematika penulisan skripsi ini.
Dalam bab 2 penulis menjelaskan teori-teori yang digunakan sebagai landasan
penelitian.
Dalam bab 3 penulis menguraikan analisis data dengan menggunakan teori-teori
yang terdapat dalam bab 2
Dalam Bab 4 penulis memberikan simpulan berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan pada bab sebelumnya. Juga berisi saran tentang topik skripsi ini yang
diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
Bab 5 berisi ringkasan dari isi tiap bab sehingga pembaca dapat dengan mudah
memahami isi tulisan ini.
9
Download