Name : Uies Christanti NIM : ____________ Paper Akademik A Linguistic Imperialism I. Pendahuluan Imperialisme merupakan sebuah kebijakan dimana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas negara lain dengan tujuan agar negara tersebut bisa berkembang. Kata lain dari imperialisme adalah penjajahan. Imperialisme tidak hanya terjadi dalam hal penjajahan suatu wilayah atau daerah saja tetapi juga diberbagai bidang. Salah satunya adalah linguistik imperialisme yaitu terjadinya penjajahan dalam bidang ilmu bahasa. Linguistik imperialisme terjadi dengan adanya penyebaran bahasa asing yang telah masuk dan menjadi bahasa global yang unggul di suatu negara. Kemudian penyebaran dan penggunaannya mulai mempengaruhi atau bahkan telah merusak hak bahasa-bahasa lain dan mengenyampingkan peluang bahasa lokal untuk pendidikan multibahasa yang luas. Salah satu contoh linguistik imperialisme adalah penyebaran dan penggunaan bahasa Inggris yang meluas. Bahasa Inggris menjadi bahasa global sehingga bahasa tersebut menjadi Bahasa Internasional, yaitu bahasa yang digunakan sebagai bahasa komunikasi di tingkat dunia. Karena itu, Bahasa Inggris digunakan hampir di semua negara di dunia.Sebagai bahasa internasional, sangat mudah bagi bahasa tersebut untuk masuk ke sebuah negara dan berkembang penggunaannya. II. Linguistik Imperialisme 1 Menurut Phillipson Sejak abad ke 18 penyebaran bahasa Inggris telah disertai niat politik dan ekonomi dari negara-negara berbahasa Inggris untuk menaklukkan negara-negara lain. Dia mengklaim hal itu membahayakan cita-cita budaya mereka, cara mereka hidup dan juga membahayakan bahasa pribumi mereka. Di masyarakat juga terjadi mitos mengenai pentingnya dan perlunya belajar bahasa Inggris bagi mereka. Hal ini mempermudah perkembangan bahasa Inggris masuk ke wilayahwilayah baru. Dalam perkembangannya bahasa Inggris telah meluas pengajarannya sebagai bahasa asing di seluruh dunia. Argumen Phillipson juga telah memicu sejumlah kritik, di antaranya adalah bahwa pernyataan tersebut membuat guru merasa bersalah karena telah mengajar bahasa Inggris dan mengadopsi sikap merendahkan terhadap negara-negara berkembang dengan asumsi bahwa mereka tidak mampu membuat keputusan sendiri mengenai pilihan bahasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahasa itu sendiri sebetulnya tidak bisa bisa dikatakan imperialistik dan posisi guru sebagai pengajar bahasa menjadi sulit karena dianggap telah berperan dalam menjadikan bahasa sebagai alat imperialisme. Beberapa hal yang masih menjadi perdebatan yaitu antara lain: Apakah guru bahasa Inggris menjadi promotor imperialisme linguistik? Atau apakah mereka memberikan akses bagi pelajar melalui penguasaan bahasa Inggris untuk membantu mengembangkan pribadi dan ekonomi mereka agar mampu bersaing secara global? Pertanyaan-pertanyaan perlu dipertimbangan dengan t serius, karena telah menjadi sebuah fenomena yang memunculkan pandangan dan argumen yang pro dan kontra tentang adanya linguistik imperialisme. Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut perlu kiranya kita melihat tujuan pengajaran bahasa Inggris di negara kita. Tujuan semula belajar bahasa Inggris yaitu sebagai alat bagi siswa untuk membuka cakrawala ilmu pengetahuan di dunia. Sehingga empat kemampuan dalam menguasai bahasa Inggris yaitu; mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis dapat dikembangkan sebanyak mungkin. Namun 2 citra sebagai warga Negara Indonesia yang mempunyai budaya adi luhur sebagai orang timur tidak boleh luntur. Kesantunan, menghargai, gotong-royong, peduli dan berbudaya adalah citra bangsa Indonesia yang tetap harus kita unggulkan dalam pergaulan. Penyebaran Bahasa Inggris secara global akan mengancam bahasa lokal, budaya dan identitas bangsa Indonesia jika para guru dan pelajar tidak lagi menghargai budaya tradisional Indonesia karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya. Meskipun bahasa Inggris menjadi bahasa global namun bahasa pribumi atau daerah perlu dilestarikan karena bahasa adalah salah satu aset budaya dan menjadi identitas bangsa. Karena itu bahasa pribumi harus dipertahankan penggunaannya dan tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya usaha yang berkelanjutan dari seluruh warga negara indonesia. Dalam hal ini, guru sebagai ujung tombak pendidikn di Indonesia memiliki tugas untuk ikut melestarikan Bahasa Indonesia agar tidak terpengaruh dengan imperialisme linguistik. Tugas para guru adalah memberikan pengertian tersebut sehingga pelajar tidak meninggalkan bahasa pribumi dan bahkan mampu menyelamatkan Bahasa Indonesia dari ancaman linguistik imperialisme. Yang perlu kita lakukan untuk mempertahankan penggunaan bahasa Indonesia di negeri sendiri adalah: 1. Bangga menjadi bangsa Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. 2. Menghargai NKRI dengan menghargai bahasa Indonesia dengan cara menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. 3. membiasakan penggunaan bahasa Indonesia pada lingkup terkecil kita, yaitu keluarga. Dengan berrbagai cara tersebut maka bahasa Indonesia tetap menjadi alat komunikasi di negeri sendiri meskipun penggunaan bahasa Inggris secara global mulai digunakan. Bahasa Indonesia tetap akan terpelihara dan lestari penggunaannya jika semua rakyat 3 Indonesia merasa bangga, menghargai bahasa Indonesia dan akhirnya mengenalkan kepada generasi muda. Selain itu penting untuk melakukan komunikasi dengan pemilik bahasa asing dengan melakukan demokrasi linguistik. Demokrasi linguistik dilakukan dengan kerja sama dan kolaborasi antara dua bahasa tersebut. Sehingga perbedaan yang timbul antar kedua bahasa tidak menjadi ancaman tetapi menjadi alat untuk memperkaya bahasa pribumi kita. Kerjasama adalah untuk saling memahami bahasa dan mencari persamaan dan budaya masing-masing, bukan mempermasalahkan adanya perbedaan bahasa dan budaya. Dengan mengatasi kesalah pahaman dan meminimalkan perbedaan maka imperialisme linguistik tidak akan terjadi. III. Simpulan Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran bahasa Inggris penting dilakukan karena bahasa Inggris menjadi bahasa Internasional. Perlu bagi pelajar untuk menguasai bahasa Inggris agar dapat bersaing secara global sehingga dapat memperjuangkan nasib bangsa Indonesia di dunia internasional. Imperialisme linguistik dapat dikendalikan dengan memberikan pengertian akan pentingnya bahasa Indonesia kepada semua warga negara khususnya guru sebagai pendidik dan siswa sebagai generasi muda penerus bangsa. Selain itu juga perlu adanya demokrasi linguistik, yaitu adanya kerjasama dan kolaborasi antar bahasa. Bahasa Indonesia tidak akan punah hanya karena kita menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi di dunia internasional. Sebagai bangsa yang berbudaya kita harus tetap mempertahankan bahasa Indonesia meskipun kita mempelajari dan menggunakan bahasa Inggris untuk tujuan dan kepentingan tertentu demi kemajuan bangsa dan negara kita. _______alhamdulillah________ 4 5