Atribusi Sosial - Universitas Mercu Buana

advertisement
Modul ke:
Atribusi Sosial
Pengertian atribusi sosial, teori-teori atribusi,
kesalahan dalam atribusi
Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom
Pengertian Atribusi
• Atribusi merupakan proses-proses untuk
mengidentifikasi penyebab-penyebab perilaku
orang lain dan kemudian diketahui tentang
sifat-sifat menetap dan disposisi mereka
(Baron dan Byrne, 2010). Atribusi juga dapat
diartikan dengan upaya kita untuk memahami
penyebab dibalik perilaku orang lain, dan
dalam beberapa kasus juga penyebab perilaku
kita sendiri.
• Untuk mengetahui tentang orang-orang yang
ada di sekitar kita dapat melalui beberapa
macam cara :
1. Melihat apa yang tampak (fisik) . misalnya
cara berpakaian, cara penampilan diri.
2. Menanyakan langsung kepada yang
bersangkutan, misalnya tentang pemikiran,
tentang motif dari perilaku yang
bersangkutan. Hal ini merupakan sumber
yang paling penting.
Pengertian Atribusi menurut beberapa tokoh
• Menurut Myers (dalam Sarlito, 2012),
kecenderungan memberi atribusi disebabkan
oleh
kecenderungan
manusia
untuk
menjelaskan segala sesuatu, termasuk apa
yang ada dibalik perilaku orang lain.
• Kajian tentang atribusi pada awalnya dilakukan
oleh Frizt Heider (1958). Menurut Heider,
setiap individu pada dasarnya adalah
seseorang ilmuwan semu (pseudo scientist)
yang berusaha untuk mengerti tingkah laku
orang lain dengan mengumpulkan dan
memadukan potongan-potongan informasi
sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan
masuk akal tentang sebab-sebab orang lain
bertingkah laku tertentu.
Jenis atribusi
• a. Atribusi internal atau atribusi disposisional.
Pada atribusi internal kita menyimpulkan
bahwa tingkah laku seseorang disebabkan oleh
sifat-sifat atau disposisi (unsur psikologis yang
mendahului tingkah laku).
• b. Atribusi eksternal atau atribusi lingkungan.
Pada atribusi eksternal kita menyimpulkan
bahwa tingkah laku seseorang disebabkan oleh
situasi tempat atau lingkungan orang itu
berada.
•
TEORI ATRIBUSI
1. Psikologi “Naif” dari Heider
Usaha untuk memahami arti perilaku orang lain,
khususnya bagaimana kita mengidentifikasi
sebab-sebab tindakannya. Heider juga dianggap
sebagai bapak Atribusi. Secara umum, perilaku
dapat disebabkan oleh daya-daya personal
(personal forces), dan oleh daya-daya lingkungan
(environmental forces.
2. Teori Atribusi dari Kelley
• Teori Harold Kelley merupakan perkembangan
dari Heider. Fokus teori ini, apakah tindakan
tertentu disebabkan oleh daya-daya internal
atau daya-daya eksternal. Kelley berpandangan
bahwa suatu tindakan merupakan suatu akibat
atau efek yang terjadi karena adanya sebab.
• Kelley mengajukan tiga faktor dasar yang kita
gunakan untuk memutuskan hal tersebut,
yaitu:
™Konsistensi
™Informasi consensus
™Kekhususan (distinctiveness)
3. Teori Correspondence Interference (Jones
dan Davis)
• Teori ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah suatu perilaku itu disebabkan oleh
disposisi (karakteristik yang bersifat relatif
stabil) pada individu atau tidak. Hal pertama
yang harus diketahui adalah akibat. Dengan
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu
tindakan yang dilakukan indivisu dapat
diketahui intense atau niat individu.
• Untuk meyakini adanya faktor disposisional,
maka harus ada dua hal yang dipenuhi, yaitu:
1. Noncommon effects (akibat khusus)
• Perilaku tersebut bersifat unik pada
2. Social desirebility (kepantasan atau kelayakan
sosial)
• Seberapa jauh perbuatan mempunyai nilai
sosial yang tinggi.
4. Teori Bernard Weiner
Untuk memahami seseorang dalam kaitannya
dengan suatu kejadian, Weiner menunjuk dua
dimensi, yaitu:
™dimensi internal-eksternal sebagai sumber
kausalitas
™dimensi stabil-tidak stabil sebagai sifat
kausalitas
Kesalahan dalam atribusi
• Bagaimanapun juga, pemberian atribusi bisa
salah. Kesalahan itu menurut Baron & Byrne
(dalam Baron 2010) dapat bersumber pada
beberapa hal:
• 1. Kesalahan atribusi yang mendasar
(fundamental error)
• 2. Efek Pelaku Pengamat
• 3. Pengutamaan Diri Sendiri
4. Menyalahkan diri (self-blame)
5. Efek relevansi dengan keuntungan pribadi
(hedonic relevance)
6. Bias egosentrisme
Download