PROGRAM PRIORITAS BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA 1 PROFIL BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Rembuk Nasional danKebudayaan Kebudayaan 2016 Rembuk NasionalPendidikan Pendidikan dan 2016 Sawangan, 2016 Sawangan,21 21 Februari Februari 2016 Sejarah Berdiri Badan Bahasa Tahun 1930 2 Pemerintah kolonial Belanda sudah mulai mengadakan penelitian tentang kebudayaan yang ada di Indonesia. Penelitian itu disalurkan melalui Lembaga Pendidikan Universiter, Kantoor voor Inlandsche Zaken, en Oudheidkundige Dienst. Sementara itu, usaha swasta sejak tahun 1930 diwakili oleh Yayasan Matthes, Tahun 1947 (Instituut voor Taal en Cultuur Onderzoek) Pembentukan suatu lembaga yang disebut Instituut voor Taal en Cultuur Onderzoek (ITCO) yang bertujuan menampung kegiatan ilmiah universitas, terutama dalam bidang bahasa dan kebudayaan. Tahun 1947 (Panitia Pekerja) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan menugasi R.T. Amin Singgih Tjitrosomo untuk menyiapkan pembentukan suatu lembaga negara yang menangani masalah pemeliharaan dan pembinaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah Tahun 1948 (Balai Bahasa) Pemerintah Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, Mr. Santoso, menugasi R.T. Amin Singgih Tjitrosomo untuk menyiapkan pembentukan lembaga bahasa secara lengkap. Beberapa bulan setelah itu, dibentuklah suatu lembaga otonom yang berada langsung di bawah Jawatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Lembaga tersebut bernama Balai Bahasa, yang diresmikan pada bulan Maret 1948 di Yogyakarta atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, Mr. Ali Sastroamidjojo, Nomor 1532/A tanggal 26 Februari 1948. Sumber: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id Sejarah Berdiri Badan Bahasa (lanjutan) 3 Tahun 1952 (Lembaga Bahasa dan Budaya) Lembaga Bahasa dan Budaya, yang merupakan gabungan dari Lembaga Penyelidikan Bahasa dan Kebudayaan (ITCO) dan Bagian Penyelidikan Bahasa, Balai Bahasa, dan Jawatan Kebudayaan Tahun 1959 (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69626/B/S, tanggal 1 Juni 1959, Lembaga Bahasa dan Budaya berganti nama menjadi Lembaga Bahasa dan Kesusastraan Tahun 1966 (Direktorat Bahasa dan Kesusastraan) Berdasarkan Surat Keputusan Presidium Kabinet Nomor 75/V/Kep/i/1966, tanggal 3 November 1966 Lembaga Bahasa dan Kesusastraan diubah namanya menjadi Direktorat Bahasa dan Kesusastraan Tahun 1969 (Lembaga Bahasa Nasional) Atas dasar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mashuri, S.H., Nomor 034/1969 Tahun 1969, mulai tanggal 24 Mei 1969 nama Direktorat Bahasa dan Kesusastraan diganti menjadi Lembaga Bahasa Nasional Sumber: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id Sejarah Berdiri Badan Bahasa (lanjutan) 4 Tahun 1974 (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa) Atas dasar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 dan 45 Tahun 1974, Lembaga Bahasa Nasional diubah namanya menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Tahun 2000 (Pusat Bahasa) Tahun 2010 (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) Pada tahun 2009 Pemerintah dan DPR RI periode 2004 - 2009 mengesahkan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara. Serta Lagu Kebangsaan. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 dan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Pusat Bahasa berganti nama menjadi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dibawah Kementerian Pendidikan Nasional Sumber: http://badanbahasa.kemdikbud.go.id 5 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta dipimpin oleh Kepala Badan 6 VISI MISI Terwujudnya insan berkarakter dan jati diri bangsa melalui bahasa dan sastra Indonesia 1. Meningkatkan mutu kebahasaan dan pemakainya 2. Meningkatkan keterlibatan peran bahasa dan sastra dalam membangun ekosistem pendidikan dan kebudayaan 3. Meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra 4. Meningkatkan peran aktif diplomasi dalam internasionalisasi kebahasaan 7 TUGAS BADAN BAHASA MELAKSANAKAN PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN DI BIDANG BAHASA DAN SASTRA FUNGSI BADAN BAHASA 1. 2. 3. 4. 5. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, dan anggaran pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra Pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra Pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra Pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 8 STRUKTUR BADAN BAHASA 9 10 11 TEMA RNPK BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA INTERNASIONAL Kegiatan yang mendukung untuk penyebarluasan Bahasa Negara melalui BIPA Pelatihan pelatih guru BIPA di luar negeri Pengiriman tenaga pengajar BIPA Bahan ajar untuk anak-anak Bahan ajar untuk orang dewasa Bahan latihan untuk setiap keterampilan berbahasa untuk setiap level PENYELENGGARA BIPA DI DUNIA 12 NO. NEGARA JUMLAH NO. NEGARA JUMLAH 1. AMERIKA SERIKAT 13 LEMBAGA 14. ARAB SAUDI 4 LEMBAGA 2. AMERIKA SELATAN 2 LEMBAGA 15. HONGKONG 1 LEMBAGA 3. BELANDA 5 LEMBAGA 16. TIONGKOK 2 LEMBAGA 4. ITALIA 10 LEMBAGA 17. INDIA 1 LEMBAGA 5. PRANCIS 3 LEMBAGA 18. KORSEL 1 LEMBAGA 6. BULGARIA 1 LEMBAGA 19. MESIR 1 LEMBAGA 7. JERMAN 12 LEMBAGA 20. AUSTRALIA 38 LEMBAGA 8. RUSIA 5 LEMBAGA 21 SEKOLAH-SEKOLAH DI BAWAH SEAMEO 9. INGGRIS 2 LEMBAGA 22 RUMAH BUDAYA DI LN 10. POLANDIA 2 LEMBAGA 23 NEW ZEALAND 11. AZERBAIJAN 2 LEMBAGA 12. JEPANG 37 LEMBAGA 13. IRAK 1 LEMBAGA 51 SEKOLAH 10 PENYELENGGARA BIPA DI ASEAN 13 No Negara Lembaga 1 Filipina 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ateneo de Manila Quezon City KBRI Manila Quezon City KJRI Ecoland Quezon City KJRI Davao Quezon City Sekolah Indonesia Davao University de Philippines Quezon City 2 Vietnam 1. USSH-Ho Chi Minh City 2. Universitas Hong Bang 3 Thailand 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Maejo University Thamasat University Chiang Mai University, Srinakharinwirot University, Prince of Songkla University Wailalak University Mae Fah Luang University PENYELENGGARA BIPA DI ASEAN 14 4 Singapura 5 Kamboja 6 7 8 Myanmar Laos Timor Leste 1. 2. 1. 2. 3. 4. 5. National University of Singapore Nanyang Technology of University KBRI Pnom Phen Cambodia-India Entrepreneurship Development Institute Industrial Technical Institute Regional Polytechnic Institute Techno Sen Takeo National Polytechnic Institute of Cambodia Sekolah Indonesia KBRI Yangoon KBRI Laos Pusat Kebudayaan Indonesia Dili ALOKASI PENGIRIMAN TENAGA PENGAJAR BIPA 2016 15 NEGARA JUMLAH NEGARA ATDIKBUD JUMLAH NEGARA SEAMEO JUMLAH ASEAN 56 SINGAPURA 1 INDIA 10 AUSTRALIA 8 THAILAND 3 MALAYSIA 5 AMERIKA 2 FILIPINA - THAILAND 10 EROPA 6 TIMOR LESTE 3 MYANMAR 4 ASIA TIMUR 4 JEPANG 2 LAOS 2 AFRIKA 4 TIONGKOK 2 KAMBOJA 5 PARIS 4 VIETNAM 5 JERMAN 2 FILIPINA 7 AMERIKA 2 BRUNEI 1 MESIR 4 AUSTRALIA 8 PNG 1 TOTAL 31 TOTAL 80 TOTAL 49 16 A. Subtema 1: Penyebarluasan Bahasa Negara melalui BIPA Bagaimana program BIPA dikembangkan secara menarik agar bahasa Indonesia mengalami kemajuan yang cepat sehingga dapat digunakan sebagai bahasa internasional dan BIPA menjadi disiplin ilmu yang kuat? Bagaimana melakukan standardisasi kompetensi guru BIPA dan kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing? Bagaimana mengoptimalkan peran daerah dalam pengembangan BIPA? 17 B. Subtema 2: Pengayaan Kosa Kata Bahasa Indonesia Program kegiatan yang mendukung pengayaan kosa kata bahasa Indonesia adalah wiki bahasa. Apa yang harus kita upayakan dan bagaimana memaksimalkan pelibatan masyarakat untuk mempercepat pengayaan kosa kata bahasa Indonesia? Apa yang harus kita upayakan untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia di media luar ruang? Apa kontribusi dan peran pemda (pemprov/pemkab/pemkot) dalam pengayaan kosa kata bahasa Indonesia? Kegiatan untuk mendukung subtema 3: Penumbuhan Budaya Literasi 18 Penumbuhan budaya literasi pada siswa Sekolah Dasar dan Komunitas Baca melalui pembiasaan membaca produktif 15 menit sebelum belajar di kelas. Kegiatan dilaksanakan di 34 SD dan 34 Komunitas Baca sebagai percontohan, 136 Duta Bahasa sebagai fasilitator pembelajaran literasi, dan 150 judul buku bahan literasi. Publik yang dilibatkan dalam kegiatan adalah Dinas Pendidikan, Sekolah Dasar, Komunitas Pegiat Belajar, Duta Bahasa, dan Ahli Pembelajaran Bahasa 19 C. Subtema 3: Penumbuhan Budaya Literasi Bagaimana melibatkan publik dalam ekosistem penumbuhan budaya literasi? membentuk Bagaimana peta jalan jangka menengah tentang penumbuhan budaya literasi? (2015--2019) Bagaimana menyusun bahan ajar dan mengembangkan model pembelajaran untuk penumbuhan budaya literasi melalui implementasi Permendikbud No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti? 20 Terima kasih