BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Latar Belakang Disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi gambar, biasanya ditujukan untuk anak-anak usia sekolah dasar. Gambar berperan penting dalam proses belajar membaca dan menulis. Buku bergambar lebih menarik minat anak dalam membaca cerita. Dengan buku begitu, anak-anak akan terbantu dalam memahami isi dari cerita. Menurut Stewing (1980:97) dalam Susanto (2011), buku bergambar adalah sebuah buku yang menjajarkan cerita dengan gambar. Kedua elemen tersebut bekerjasama untuk menghasilkan cerita dengan ilustrasi gambar. Biasanya buku-buku bergambar dimaksudkan untuk mendorong ke arah apresiasi dan kecintaan terhadap buku. Buku cerita bergambar memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak. Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia atau binatang. 1. Dongeng Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh. ( KBBI, 2007 : 274). Jika legenda adalah sejarah kolektif (folk history), maka dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan (Danandjaja, 2002:83). karena dongeng termasuk prosa rakyat tradisional atau sastra lama yang dimana pada saat itu karya- 4 5 karya tidak mempunyai judul ataupun pengarang, maka setiap orang dapat atau berhak merubah atau mengambil karya tersebut tanpa persetujuan orang yang membuatnya. Hal tersebut menjadi alasan mengapa banyak cerita yang sama namun memiliki judul yang berbeda disetiap daerah. Semisal cerita ―Cinderella‖ yang di Indonesia memiliki versi berbeda dengan judul ―Bawang Merah dan Bawang Putih‖. Jenis dongeng dibedakan menjadi empat golongan besar, yaitu : dongeng tentang hewan yang sering disebut fable, dongeng biasa, lelucon atau anekdot, dan dongeng berumus. Anti Aarne dan Stith Thompson (The Types of the Folktale, 1961:19-20) Dongeng dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu : a. Dongeng Hewan atau Fabel Fabel adalah dongeng yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan burukyang semua tokohnya adalah binatang yang berperilaku seperti manusia. Contohnya : Dongeng Kancil dan Buaya, Rubah dan Kelinci. Biasanya mereka digambarkan sebagai hewan yang cerdik, licik, dan jenaka. b. Dongeng Biasa Dongeng biasa adalah dongeng tentang kehidupan tokoh yang mengalami suka dan duka. Cerita dongeng biasa dapat kita temui dalam cerita Bawang Putih Bawang Merah. Dongeng itu bercerita tentang penderitaan Bawang Putih karena tindakan jahat ibu tiri dan saudara tirinya. Namun, karena kejujurannya, akhirnya ia hidup bahagia. 6 c. Dongeng Lelucon Dongeng lelucon adalah dongeng yang beralur lucu tentang tokoh tertentu, misalnya Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang dari Melayu, Pan Balangtamak dari Bali, dan Singa Rewa dari Kalimantan Tengah. 2. Dongeng Hewan (Fabel) di Indonesia Berkembangnya fabel di Indonesia tidak luput dari masuknya pengaruh Hindu dan Budha di Indonesia. Sugiarto (2009:56) berpendapat bahwa : ―Fabel awalnya muncul di India, pengarang fabel menggunakan tokoh binatang sebagai pengganti manusia, atas dasar kepercayaan bahwa binatang bersaudara dengan manusia. Adapun tujuan dongeng fabel ini untuk member nasehat secara halus (secara ibarat) kepada Raja Dabsyalim, Raja India pada masa itu. Raja tersebut memrintah secara zalim kepada rakyatnya. Sehingga rakyat membuat nasehat untuk rajanya dengan bercerita dengan binatang sebagai tokohnya, dimana jika nasehat itu ditujukan langsung terhadap raja, maka rakyat tersebut akan mendapatkan ancaman dari raja.‖ Fabel atau fable (Inggris) pada umumnya dikenal merupakan cerita fiksi (tidak nyata) yang mengangkat tentang kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel disebut juga cerita moral karena banyak mengandung pesan-pesan moral didalamnya. 7 3. Nilai Dongeng Hewan (Fabel) Nilai-nilai yang terkandung didalam Dongeng Hewan (Fabel), yaitu : a. Nilai Moral, sebuah karya sastra secara umum membawa pesan dan amanat, pesan moral dapat disampaikan langsung atau tidak langsung oleh seorang pengarang, dan pesan moral dapat diketahui dari perilaku tokohtokohnya. b. Nilai Estetis, nilai estetis merupakan nilai keindahan yang melekat pada dongeng tersebut, seperti rima, diksi, atau gaya. c. Nilai Budaya, nilai budaya dan sosial tidak terlepas dari karya sastra tersebut bercerita tentang daerah tertentu. Aspek budaya tersebut dapat diketahui dari latar atau setting, tokoh, corak masyarakat, kesenian ataupun kebudayaan. 4. Aliran Dongeng Binatang (Fabel) dalam Karya Sastra Dalam dunia kesusastraan Dongeng binatang (fabel) dibagi menjadi dua aliran, yaitu : a. Aliran Simbolisme Simbolisme adalah aliran yang menggunakan tokoh selain manusia (hewan, tumbuhan dan benda-benda lain). Tokoh tersebut bertindak, berbicara, berkomunikasi, berfikir dan berpendapat layaknya manusia. Biasanya aliran simbolisme ditentukan oleh situasi yang tidak mendukung pencerita berbicara, karena pada jaman masyarakat lama kebebasan untuk berbicara memang sangat dibatasi oleh etika dan moral. Pendapat dan 8 pandangan hidup masyarakat dimasa itu diungkapkan melalui karya-karya peribahasa dan cerita binatang. Dalam aliran simbolisme, pengarang membuat tokoh binatang dengan menggunakan perilaku dan watak manusia. Seperti karakter Raja yang kejam biasanya digambarkan dengan binatang yang memiliki watak yang demikian pula. Contohnya dapat disesuaikan dengan karakter Singa atau Buaya yang sama-sama memiliki karakter kejam dalam dunia nyata. Gambar 1. Contoh fabel aliran simbolisme (sumber : google.com) b. Aliran Realisme Realisme adalah aliran yang melukiskan objek dengan peran yang apa adanya dan pengarang berperan objektif. Seorang pengarang realism dari Perancis mengemukakan bahwa objektifitas pengarang sangat berpengaruh terhadap hasil karyanya. Objek yang dipakai tidak hanya manusia, melainkan pengarang dapat mengambil objek lain seperti binatang, alam ataupun tumbuhan yang berkesan untuk pengarang sebagai 9 inspirasi. Jadi aliran realisme menggambarkan objek yang diambil sesuai dengan aslinya. Gambar 2. Contoh fabel aliran realisme (sumber : google.com) 5. Aesop Fabel Gambar 3. Patung Aesop (sumber : google.com) Sejarahwan Yunani Herodotus menganggap cerita hewan (fabel) sebagai hasil temuan seorang budak Yunani yang bernama Aesop pada abad ke-6 SM, meskipun ada kisah-kisah lain yang berasal dari bangsa-bangsa lain yang dianggap berasal dari Aesop. Fabel-fabel kuno ini kini dikenal sebagai Fabel Aesop. 10 Aesop (diucapkan Æsop, dari bahasa Yunani Αá¼´σωπος—AisÅpos) diperkirakan hidup sebagai budak seorang Yunani kaya di Samos sekitar tahun 550 SM, sementara asal-usul tentang kehidupannnya sendiri tidak jelas dan banyak Negara mengaku bahwa Aesop lahir di negara tersebut. Fabel-fabel karya Aesop dikumpulkan pada tahun 300 SM yang kemudian di terjemahkan ulang ke bahasa latin sekitar tahun 25 sebelum masehi oleh filsuf lain. Cerita fabel dari kedua koleksi kemudian disatukan dan diterjemahkan ulang ke bahasa Yunani kembali sekitar tahun 230 setelah masehi, dengan beberapa tambahan cerita fabel yang dimasukkan dan kemudian di terjemahkan lagi ke bahasa Arab dan bahasa lain. Kumpulan cerita tersebut selanjutnya diperkaya dengan cerita-cerita tambahan dari kebudayaaan Arab dan lainnya. Namun sebagian sejarahwan lainnya beranggapan bahwa Aesop hanyalah pendongeng storytelling yang terkenal dengan cerita-cerita fabel yang dibawakannya sama seperti Grim bersaudara. Bedanya Aesop tidak menuliskannya, hanya menceritakan ulang dengan lisan. Padahal Aesop hanya mengumpulkan dongeng dari masa sebelumnya. Fabel Aesop yang terkenal di antaranya ―Rubah dan Anggur‖ , ―Kura-kura dan Kelinci‖ dan ―Serigala berbulu Domba‖. 11 6. Fabel Kura-kura dan Kelinci yang Sombong Di sebuah hutan kecil di pinggiran desa, ada seekor Kelinci yang sombong. Dia suka mengejek hewan-hewan lain yang lebih lemah. Hewanhewan lain seperti kura-kura, siput, semut, dan hewan-hewan kecil lain tidak ada yang suka pada kelinci sombong itu. Suatu hari, si Kelinci berjalan dengan angkuhnya mencari lawan yang lemah untuk diejeknya. Kebetulan dia bertemu dengan kura-kura. ―Hei, kura-kura, si lambat, kamu jangan jalan aja dong.. lari begitu, biar cepat sampai,‖ kata Kelinci sambir mencibirkan bibirnya ke Kura-kura. ―Biarlah Kelinci, memang jalanku lambat. Yang penting aku sampai dengan selamat ke tempat tujuanku, daripada cepat-cepat nanti jatuh dan terluka,‖ jawab Kura-kura dengan tenang. ―Hei, kura-kura, bagaimana kalau kita adu lari. Kalau kau bisa menang aku akan beri hadiah apapun yang kau minta,‖ kata Kelinci dengan tertawa. Dalam hatinya dia berkata, ―Mana mungkin dia akan bisa mengalahkanku.‖ ―Wah, kelinci, mana mungkin aku bertanding adu cepat denganmu, Kamu bisa lari dan loncat dengan cepat, sedangkan aku berjalan selangkah demi selangkah sambil membawa rumahku yang berat ini,‖ kata kura-kura. ―Nggak bisa, kamu nggak boleh menolak tantanganku ini. Pokoknya besok pagi aku tunggu kau di bawah pohon. Aku akan menghubungi Pak Serigala untuk jadi wasitnya,‖ Kelinci memaksa. Kura-kura hanya bisa diam melongo. Dalam hatinya berkata, ―Mana mungkin aku bisa mengalahkan Kelinci?‖ 12 Keesokan harinya Si Kelinci sudah menunggu dengan sombongnya di bawah pohon beringin. Pak Serigala juga sudah datang untuk menjadi wasit. Setelah kura-kura datang, Pak Serigala berkata, ―Peraturannya begini, kalian mulai dari garis di sebelah sana yang di bawah pohon mangga itu. Kalian bisa lihat nggak?‖ ―Bisa… bisa… ,‖ Kelinci dan kura-kura menjawab. ―Nah siapa yang bisa datang duluan di bawah pohon beringin ini, itulah yang menang,‖ kata Pak Serigala lagi. ―Oke,… satu…. dua… tiga… mulai!‖ Pak Serigala memberi aba-aba. Kelinci segera meloncat mendahului kura-kura, yang mulai melangkah pelan, karena dia tidak bisa meninggalkan rumahnya. ―Ayo kura-kura, lari dong…..!‖ teriak Kelinci dari kejauhan. ―Baiklah aku tunggu di sini ya…,‖ katanya lagi sambil mengejek kura-kura. Kelinci duduk-duduk sambil bernyanyi. Angin waktu itu berhembus pelan dan sejuk, sehingga membuat Kelinci menjadi mengantuk, dan, tak lama kemudian Kelinci pun tertidur! Dengan pelan tapi pasti kura-kura melangkah sekuat tenaga. dengan diam-diam dia melewati Kelinci yang tertidur pulas. Beberapa langkah lagi dia akan mencapai finish. Ketika itulah Kelinci bangun. Betapa terkejutnya dia ketika melihat kura-kura sudah hampir mencapai finish. Sekuat tenaga dia berlari dan meloncat untuk mengejar kura-kura. Namun sudah terlambat, kaki kura-kura telah menyentuh garis finish dan Pak Serigala telah memutuskan bahwa pemenangnya adalah KURA-KURA. Si Kelinci Sombong terdiam seolah tak percaya bahwa dia bisa tertidur. 13 ―Nah, siapa yang menang Kelinci?‖ tanya kura-kura kepada kelinci. ―Wah, ternyata kau menang kura-kura,‖ jawab kelinci malu. ―Sekarang aku hanya minta satu dari kamu, kamu jangan sombong lagi, jangan suka mengejek lagi, dan jangan nakal, ya?‖ kata kura-kura. ―Iya lah kura-kura, mulai sekarang aku tidak akan sombong lagi, tidak akan mengejek lagi. Maafkan aku ya,‖ kata kelinci. ―Iya, nggak apa-apa, sekarang kita berteman ya?‖ kata kura-kura. Sejak saat itu Kelinci tidak sombong lagi. B. Target Market 1. Secara Geografis Secara umum, target market Buku Dongeng ―Kura-kura dan Kelinci yang Sombong‖ mencangkup seluruh wilayah Indonesia melalui toko-toko buku yang terdapat disetiap daerah. 2. Secara Demografis Secara demografis target market dari Buku Dongeng ―Kura-kura dan Kelinci yang Sombong‖ dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan b. Usia : 20 – 40 tahun c. Pendidikan : SMP - Mahasiswa d. Agama : Seluruh kepercayaan di Indonesia e. Sosial Ekonomi : Menengah ke bawah