BAB 6 Parabola 6 Parabola 6.1. Persamaan Parabola Bentuk Baku Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada bidang sedemikian hingga titik itu berjarak sama dari suatu titik tertentu yang disebut fokus dan garis tertentu yang tidak memuat fokus dan disebut direktrik. Untuk menentukan persamaan parabola, pertama ditinjau parabola dengan fokus berada pada sumbu-x dan dengan direktrik tegak lurus sumbu-x. Sedangkan sumbu-y diletakkan di tengah-tengah segmen garis hubung dari titik fokus F ke garis direktrik d. Y D P(x, y) F(c, 0) X x = –c O Gambar 6.1 6.1. Bentuk Baku Parabola 195 BAB 6 Parabola Misalkan jarak antara garis direktrik dengan fokus adalah 2c, maka koordinat titik fokusnya adalah F(c, 0) dan persamaan garis direktrik d adalah x = –c, c 0. (lihat gambar 6.1). Jika P(x, y) adalah sembarang titik pada parabola, maka dari definisi kurva parabola diperoleh hubungan PF = PD ( x c) 2 y 2 = |x + c| yaitu (x – c)2 + y2 = (x + c)2 x2 – 2cx + c2 + y2 = x2 + 2cx + c2 y2 = 4cx (1) Persamaan (1) di atas merupakan persamaan parabola yang dicari yaitu parabola yang mempunyai fokus F dengan koordinat (c, 0) dan persamaan garis direktrik d x = –c, c 0. Jika dilakukan pertukaran x dan y dalam (1) maka diperoleh x2 = 4cy, (2) yang mana (2) merupakan persamaan parabola dengan fokus di titik (0, c) pada sumbu-y dan garis direktrik dengan persamaan d y = –c. 6.1. Bentuk Baku Parabola 196 BAB 6 Parabola Persamaan (1) dan (2) dikenal sebagai persamaan parabola bentuk baku. Jika c adalah positif, maka parabola adalah terbuka ke arah sumbu-x atau sumbu-y positif; sebaliknya jika c adalah negatif, maka parabola adalah terbuka ke arah sumbu-x atau sumbu-y negatif, bergantung parabola bentuk baku (1) atau (2). Sekarang kita perhatikan beberapa sifat dari parabola sebelum melanjutkan ke permasalahan yang lain. Pertama parabola adalah kurva yang simetrik. Garis simetri dari parabola disebut sumbu parabola. Garis ini tegak lurus dengan direktrik dan memuat titik fokus. Titik potong sumbu dengan parabola disebut puncak (vertex). L 2c D 2c c E V D’ c F 2c 2c R Gambar 6.2. Tali busur parabola yang melalui fokus dan tegak lurus sumbu parabola disebut latus rectum parabola. Panjang latus rektum dapat dihitung secara langsung dari gambar 6.2, yang mana latus rektum adalah segmen garis LR. Fokus dan puncak parabola F dan V, sedangkan direktriknya d = DD ' . Sumbu parabola dan garisdirektrik berpotongan di E. Berdasarkan definisi parabola, LF = LD = |2c|. Jadi panjang laktus rektum adalah LR = |4c|. 6.1. Bentuk Baku Parabola 197 BAB 6 Parabola 6.2. Konstruksi Geometrik dari Parabola Sebuah parabola yang diketahui fokus dan direktriknya dapat segera dikonstruksi dengan penggaris dan jangka sebagai berikut: Misalkan F adalah fokus dan d direktrik yang diberikan (lihat gambar 6.3). Gambar sumbu parabola EF, yang tentu saja memuat titik fokus F dan tegak lurus dengan garis d berpotongan di E. Puncak parabola V adalah titik tengah antara E dan F. d P D E D’ V B F A P’ Gambar 6.3. Ambil sembarang titik A pada sumbu dan berada pada sisi yang sama dengan F terhadap titik V. Melalui A lukis garis AB yang sejajar dengan direktrik (atau tegak lurus dengan sumbu parabola). Dengan F sebagai pusat dan jari-jari sama dengan panjang EA, lukis busur yang memotong AB di P dan P’. Maka P dan P’ adalah titik-titik pada parabola yang 6.2. Konstruksi Geometrik Parabola 198 BAB 6 Parabola dicari, karena PF = AE = PD, yaitu titik yang berjarak sama terhadap titik F dan garis d. Secara sama dapat diujikan untuk titik P’. Dengan mengubah posisi titik A dapat dikonstruksikan sebanyak titik yang diinginkan pada parabola. Secara praktis, akan sangat memudahkan, apabila pada langkah awal dilukis sejumlah garis sejajar dengan direktrik untuk memperoleh titik anggota tempat kedudukan. Suatu cara yang sangat mudah dilakukan dalam memvisualisasikan bentuk parabola adalah dengan menggunakan sehelai benang. Jika sehelai benang yang lentur ujung-ujungnya dikaitkan pada paku pada dinding yang rata, maka lengkungan benang yang menggantung akan membentuk parabola. Contoh 1: Tentukan koordinat fokus dan persamaan direktrik parabola dengan persamaan y2 = –8x. Lukis grafik parabola tersebut. Jawab: Dengan membandingkan persamaan parabola dalam bentuk baku (1) maka diperoleh hubungan 4c = –8 c = –2 6.2. Konstruksi Geometrik Parabola 199 BAB 6 Parabola Jadi parabola di atas mempunyai titik fokus di (–2, 0). Persamaan garis direktriknya adalah x = 2. Untuk melukis grafik parabola di atas, pertama dilukis garis direktrik dan fokusnya. Kemudian buat sketsa grafik dengan menentukan beberapa titik yang berjarak sama dari fokus dengan direktrik. Sketsa grafik dapat diperlihatkan dalam gambar 6.4. Y x=2 F (-2, 0) O X Gambar 6.4. Contoh 2: Tentukan persamaan parabola dengan puncak di titik asal (0, 0)dan titik fokus di (–4, 0). Jawab: Karena fokus dan puncak pada sumbu-x, maka sumbu-x adalah sumbu parabola. 6.2. Konstruksi Geometrik Parabola 200 BAB 6 Parabola Jadi persamaan parabola dalam bentuk y2 = 4cx. Karena fokusnya adalah (–4, 0), maka c = –4 dan persamaannya adalah y2 = 4(–4)x atau y2 = –16x Contoh 3: Tentukan persamaan parabola yang mempunyai puncak titik asal dan melalui titik (8, 10), (a) jika sumbu parabola berimpit dengan sumbu-x, (b) jika sumbu parabola berimpit dengan sumbu-y. Jawab: (a) Karena sumbu parabola berimpit dengan sumbu-x, maka persamaan bakunya berbentuk (1) yaitu y2 = 4px. Dengan mensubstitusikan koordinat (8, 10) ke persamaan diperoleh 100 = 32p, p = yang dicari adalah y2 = 25 2 25 8 . Jadi persamaan parabola x. (b) Karena sumbu parabola berimpit dengan sumbu-y, maka persamaan bakunya berbentuk (1) yaitu x2 = 4py. Dengan mensubstitusikan koordinat (8, 10) ke persamaan diperoleh 64 = 40p, p = yang dicari adalah x2 = 32 5 8 5 . Jadi persamaan parabola y. 6.2. Konstruksi Geometrik Parabola 201 BAB 6 Parabola 6.3. Aplikasi Parabola Lintasan peluru meriam yang ditembakkan dari suatu tempat dengan sudut elevasi tertentu, dengan mengabaikan resistensi udara dan lainnya, adalah sebuah parabola. Kabel pada jembatan gantung yang mempunyai distribusi beban seragam akan menggantung dalam bentuk parabola. Arsitektur jembaran atau ornamen pada sebuah gedung kadang-kadang dibuat dalam bentuk parabolik. Ada dua sifat yang menarik dari parabola yang mempunyai terapan dalam konstruksi lampu sorot, lampu mobil dan teleskop. Sebuah parabola yang diputar terhadap sumbunya akan membentuk sebuah permukaan. Jika permukaan cekung pada benda ini digunakan sebagai reflektor, sinar cahaya yang datang secara paralel dengan sumbu akan diarahkan ke fokus. Sebaliknya, jika sebuah sumber cahaya dipancarkan dari fokus, maka cahaya akan dipantulkan ke luar dalam bentuk cahaya yang sejajar. T F O P R Gambar 6.5. 6.3. Aplikasi Parabola 202 BAB 6 Parabola Dalam gambar 6.5. misalkan P adalah sembarang titik pada grafik suatu parabola dan PT adalah garis singgung di titik P. F adalah fokus parabola, dan adalah sudut antara FP dan garis singgung PT. PR sejajar dengan sumbu parabola, dan sudut antara PR dan PT. Dapat dibuktikan (dalam latihan 6 C) bahwa = . Dengan penjelasan ini, kepala lampu senter, permukaan kepala lampu kendaraan, dan sebagainya dibuat dalam bentuk parabolik. Tetapi reflektor pada teleskop, detektor suara parabolik, antena radio atau televisi berbentuk parabolik dibuat berdasar pada prinsip yang berkebalikan (gambar 6.6). Pada teleskop, sinar cahaya dari suatu obyek di langit yang jatuh ke cermin dan sejajar dengan sumbu parabola akan dipantulkan dan dikumpulkan pada fokusnya. Gambar 6.6 : 6.3. Aplikasi Parabola 203 BAB 6 Parabola Latihan 6 A. Pada masing-masing parabola berikut, tentukan koordinat fokus, persamaan direktrik dan panjang latus rektum. 1. y2 = 12x. 7. 5y2 = 2x. 2. x2 = 4y. 8. 10x = y2. 3. 2y2 = 5x. 9. y2 = 4x. 4. y2 = 2x. 10. x= y2. 5. y2 = –12x. 11. y2 + 8x = 0. 6. x2 = –6y. 12. y = ax2. Tentukan persamaan parabola jika diberikan data-data berikut: 13. Fokus (6, 0), direktrik x = –6. 14. Fokus (–4, 0), puncak pada titik asal. 15. Puncak pada titik asal, sumbu berimpit dengan sumbu-x, melalui titik (3, 2). Apakah koordinat fokus dari parabola ini. 16. Latus rektum sama dengan 8, puncak pada titik asal, sumbu berimpit dengan sumbu-y. Latihan 6 A 204 BAB 6 Parabola 17. Melalui titik-titik (5, 4), (5, –4), dan titik asal, sumbu berimpit dengan sumbu-x. Tentukan pula koordinat fokusnya. 18. Direktrik x = 6, puncak pada titik asal. 19. Ujung latus rektum pada titik (2, 4) dan (2, –4), puncak pada titik asal. 20. Fokus pada (0, –4), direktrik sejajar dan di atas sumbu-x, panjang latus rektum sama dengan 16. 21. Tentukan persamaan lingkaran yang melalui puncak dan titik-titik ujung latus rektum parabola y2 = 4x. 22. Suatu kurva berbentuk parabola memotong alas sepanjang 20 inci, ujungnya setinggi 8 inci dari alas. Tentukan panjang tali busur yang sejajar dengan alas dan berada di atas alas setinggi 6 inci. 23. Kabel pada suatu jembatan gantung, menggantung membentuk parabola diantara dua menara yang berjarak 600 kaki. Ujung kabel diikat pada menara setinggi 110 kaki dari jalan raya dan titik terendah kabel setinggi 10 kaki dari jalan raya. Tentukan total panjang lengan pengangkat jika tiap 50 kaki diberi lengan pengangkat. Latihan 6 A 205 BAB 6 Parabola Dengan menggunakan definisi parabola secara langsung, tentukan persamaan parabola, jika diberikan fokus dan direktriknya sebagai berikut: 24. Fokus (6, 0), direktrik sumbu-y. 25. Fokus (5, –4), direktrik garis x – 3 = 0. 26. Fokus (0, 0), direktrik garis x + 4 = 0. 27. Fokus (8, –4), direktrik garis y – 2 = 0. 28. Fokus (–6, 2), direktrik sumbu-y. 29. Fokus (–2, 0), direktrik garis x – 4 = 0. 30. Fokus (2, 1), direktrik garis 3x + 4y = 0. 31. Fokus (0, 0), direktrik garis x + y – 6 = 0. 32. Fokus (4, –3), direktrik y = x. 33. Fokus (0, 1), direktrik garis 5x + 12y – 13 = 0. 34. Fokus (2, 4), direktrik garis 12x – 5y = 0. 35. Radius fokal sebuah titik pada parabola adalah garis yang menghubungkan fokus dengan titik tersebut. Tunjukkan bahwa radius fokal titik (x, y) pada parabola y2 = 4px mempunyai panjang |x + p|. Latihan 6 A 206 BAB 6 Parabola 6.4. Persamaan Parabola Bentuk Umum Dengan merujuk pada penjelasan tentang translasi sumbu, jika puncak parabola di titik V dengan koordinat (h, k) maka akan diperoleh persamaan parabola yang lebih umum, dan persamaan baku parabola (1) dan (2) dari seksi 6.1 akan berubah menjadi berturut-turut (y – k)2 = 4c(x – h) (1) (x – h)2 = 4c(y – k) (2) Persamaan (1) di atas adalah persamaan parabola yang berpuncak di (h, k), dengan titik fokus (h + c, k) dan direktrik x = h – c. Sedangkan fokus parabola dengan persamaan (2) adalah (h, c + k) dan direktrik y = k – c. Penjabaran lebih lanjut dari persamaan parabola (1) menghasilkan (y – k)2 = 4c(x – h) y2 – 2ky + k2 = 4cx – 4ch y2 – 4cx – 2ky + k2 + 4ch = 0 Secara umum persamaan (1) dapat direduksi dalam bentuk Cy2 + Dx + Ey + F = 0 (3) 6.4. Bentuk Umum Parabola 207 BAB 6 Parabola dengan C dan D tidak sama dengan nol yang menyatakan persamaan parabola dengan sumbu simetrinya sejajar dengan sumbu-x. Secara sama persamaan (2) dapat direduksi dalam bentuk Ax2 + Dx + Ey + F = 0 (4) dengan A dan E tidak sama dengan nol yang menyatakan persamaan parabola dengan sumbu simetrinya sejajar dengan sumbu-y. Persamaan (3) dan (4) di atas dikenal sebagai bentuk umum persamaan parabola. Contoh 1: Tentukan persamaan parabola yang mempunyai fokus di titik (7, 2) dan dengan direktrik garis x = 1. Buat sketsa grafiknya. Jawab: Puncak parabola berada di tengah antara fokus dan direktrik. Dengan mudah dapat diperoleh bahwa titik puncak parabola berada pada titik (4, 2). Jadi h = 4 dan k = 2. Karena direktrik parabola adalah garis x = 1, maka parabola yang dicari bersesuaian dengan persamaan (1) dan berlaku 6.4. Bentuk Umum Parabola 208 BAB 6 Parabola h–c=1 c = h – 1 = 4 – 1 = 3. Jadi persamaan parabola bentuk baku yang dicari adalah (y – 2)2 = 43 (x – 4) (y – 2)2 = 12(x – 4) Parabola diatas dapat direduksi menjadi dalam bentuk umum y2 – 12x – 4y + 52 = 0. Sketsa grafik dapat dilihat pada gambar 6.7 berikut. x=1 Y F(7, 2) V(4, 2) X O Gambar 6.7. Contoh 2: Sebuah parabola mempunyai persamaan 3x2 + 6x + 12y = 5 6.4. Bentuk Umum Parabola 209 BAB 6 Parabola Nyatakan ke dalam bentuk baku, kemudian tentukan puncak, titik fokus dan direktrik dari parabola tersebut. Jawab: Kita ubah bentuk persamaan di atas ke dalam bentuk baku seperti pada persamaan (2) 3x2 + 6x + 8y = 5 3x2 + 6x = – 8y + 5 3(x2 + 2x) = – 8y + 5 3(x2 + 2x + 1 – 1) = – 8y + 5 3(x + 1)2 – 3 = – 8y + 5 3(x + 1)2 = – 8y + 8 3(x + 1)2 = – 8(y – 1) (x + 1)2 = – 8 (y – 1) 3 Dengan membandingkan persamaan ini dengan persamaan (2) maka diperoleh informasi 6.4. Bentuk Umum Parabola 210 BAB 6 Parabola h = –1, k = 1 dan 4c = – 8 3 c=– 2 3 Jadi dapatlah disimpulkan bahwa parabola yang terjadi berpuncak di (–1, 1), titik fokusnya adalah (–1, 1 + (– 1 2 )) = (–1, ); dan garis direktriknya 3 3 y = 1 – (– 2 ) 3 y= 5 3 Sketsa grafik dapat dilihat di gambar 6.8. V(-1, 1) Y y= F(7, 2) 5 3 X O Gambar 6.8. Contoh 3: Tentukan persamaan parabola yang sumbu simetrinya sejajar dengan sumbu-y, berpuncak di P(2, 3) dan melalui titik Q(4, 5) 6.4. Bentuk Umum Parabola 211 BAB 6 Parabola Jawab: Bentuk baku dari persamaan parabola yang mempunyai sumbu simetri sejajar dengan sumbu-y dan berpuncak di (h, k) adalah (x – h)2 = 4c(y – k) Karena parabola yang diminta berpuncak di P(2, 3), maka persamaan parabola dalam bentuk (x – 2)2 = 4c(y – 3) Titik Q(4, 5) terletak pada parabola, maka berlaku (4 – 2)2 = 4c(5 – 3) c=½ Jadi persamaan parabola yang diminta adalah (x – 2)2 = 4½ (y – 3) x2 – 4x – 2y + 10 = 0 6.4. Bentuk Umum Parabola 212 BAB 6 Parabola Latihan 6 B. Pada soal 1 – 6 tentukan persamaan parabola jika diberikan data-data sebagai berikut: Buat sketsa grafiknya. 1. Puncak di titik (2, 3); fokus di titik (5, 3). 2. Puncak (2, 5); fokus (2, 1). 3. Fokus (6, 1); direktrik sumbu-y. 4. Puncak (3, 1); direktrik y = 3 5. Puncak (–4, –3); direktrik x = 6. 6. Puncak (4, –2); latus rektum sama dengan 8; sumbu parabola y + 2 = 0. 7. Ujung-ujung latus rektum (–2, –7) dan (6, –7), parabola menghadap ke atas. 8. Ujung-ujung latus rektum (3, 1) dan (3, 5), parabola menghadap ke kanan. 9. Absis salah satu ujung latus rektum adalah 5, puncak parabola di (1, –1), sumbu parabola sejajar dengan sumbu-y. 10. Fokus (4, 5), garis x = 4 menjadi sumbu simetri, dan melalui titik (2, 3). Latihan 6 B 213 BAB 6 Parabola 6.5. Persamaan Garis Singgung pada Parabola. Seperti halnya pada lingkaran dan ellips, terdapat dua macam garis singgung yang akan dibicarakan, yaitu garis singgung yang melalui salah satu titik pada parabola dan garis singgung yang mempunyai kemiringan tertentu. 6.5.1. Persamaan Garis Singgung yang mempunyai kemiringan m. 6.5.1.1. Pada parabola yang membuka ke kiri/kanan Sekarang dibahas garis singgung suatu parabola yang mempunyai kemiringan tertentu. Misalkan kita akan mencari persamaan garis singgung parabola y2 = 4cx yang mempunyai kemiringan m (lihat gambar 6.9). Y l y = mx + b y2 = 4cx X O Gambar 6.9: 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 214 BAB 6 Parabola Karena kemiringan garis singgung l sudah diketahui maka dimisalkan mempunyai persamaan garis yaitu keluarga garis dengan kemiringan m; l y = mx + b, dengan b konstanta yang belum diketahui. Jika persamaan garis itu disubstitusikan ke persamaan parabola akan diperoleh hubungan (mx + b)2 = 4cx m2x2 + (2mb – 4c)x + b2 = 0 (1) Oleh karena garis menyinggung parabola maka haruslah memotong pada satu titik saja, dengan kata lain persamaan kuadrat di atas haruslah mempunyai penyelesaian yang kembar. Hal itu berarti nilai diskriminannya haruslah nol. Kondisi ini diberikan oleh persamaan : (2mb – 4c)2 – 4m2b2 = 0 Persamaan di atas akan memberikan selesaian untuk b b = c ,m0 m Jadi persamaan garis singgung parabola y2 = 4cx yang mempunyai kemiringan m adalah 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 215 BAB 6 Parabola l y = mx + c m (2) Persamaan garis singgung parabola (y – k)2 = 4c(x – k) yang berpuncak di titik (h, k) dan sumbu parabola sejajar dengan sumbu-x, jika garis mempunyai kemiringan m, dapat diperoleh dengan mentranslasikan persamaan (2) sedemikian hingga titik asal berpindah ke titik (h, k). Dengan translasi ini diperoleh persamaan garis: y – k = m(x – h) + c m (3) Contoh 1: Tentukan persamaan garis singgung parabola y2 + 6y – 8x + 25 = 0 yang tegak lurus garis 2x + y – 3 = 0. Jawab: Kita tulis kembali persamaan parabola y2 + 6y = – 8x + 25 Dengan melengkapkan kuadrat persamaan parabola pada suku yang memuat y pada ruas kiri diperoleh bentuk : (y + 3)2 = 8x – 16 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 216 BAB 6 Parabola (y + 3)2 = 42(x – 2) Persamaan terakhir adalah bentuk baku dari persamaan parabola dengan puncak (2, –3) dan c = 2, yaitu h = 2, dan k = –3. Misalkan m adalah kemiringan garis singgung yang dicari. Garis 2x + y – 3 = 0 mempunyai kemiringan –2, sedangkan garis singgung yang diminta tegak lurus dengan di atas, yang berarti perkalian antar kemiringan garis sama dengan –1. Jadi m.(–2) = –1 m = ½. Dengan persamaan (3) di atas maka persamaan garis singgung yang dicari adalah : y + 3 = ½(x – 2) + 2 1 2 x – 2y = 0 Jadi persamaan garis singgung yang dicari adalah x – 2y = 0 6.5.1.2. Pada parabola yang membuka ke atas/bawah Perhatikan bahwa persamaan garis singgung seperti tertuang baik dalam persamaan (2) maupun (3) di atas hanya berlaku pada parabola yang sumbu 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 217 BAB 6 Parabola simetrinya berimpit atau sejajar sumbu-x. Jika sumbu simetrinya sejajar dengan sumbu-y, atau membuka ke atas/bawah maka rumus tersebut tidak berlaku. Persamaan baku parabola yang berpuncak di titik asal dan sumbu simetrinya berimpit dengan sumbu-y adalah x2 = 4cy. Misalkan persamaan garis singgung parabola itu mempunyai kemiringan m, dan kita misalkan berbentuk l y = mx + b dengan b konstanta yang belum diketahui. Jika y disubstitusikan pada parabola diperoleh x2 = 4c(mx + b) x2 – 4cmx – 4cb = 0 (4) Dengan penjelasan yang sama dalam menurunkan rumus (3) maka l menyinggung parabola maka diskriminan persamaan kuadrat (4) haruslah nol. Hal itu diberikan oleh persamaan (4cm)2 – 4(–4cb) = 0 yang memberikan penyelesaian untuk b yaitu : b = –cm2 Jadi persamaan garis singgung yang dicari adalah 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 218 BAB 6 Parabola y = mx – cm2 (5) Demikian pula untuk memperoleh persamaan garis singgung parabola yang lebih umum (x – h)2 = 4c(y – k) yang berpuncak di titik (h, k) dan sumbu parabola sejajar dengan sumbu-y, jika garis mempunyai kemiringan m, dapat diperoleh dengan mentranslasikan persamaan (5) sedemikian hingga titik asal berpindah ke titik (h, k). Dengan translasi ini diperoleh persamaan garis: y – k = m(x – h) – cm2 (6) Contoh 2: Tentukan titik potong garis singgung parabola x2 – 4x – 4y – 8 = 0 yang mempunyai kemiringan 3 dengan sumbu-sumbu koordinat. Jawab: Pertama dicari persamaan garis singgungnya, kemudian ditentukan titik potong garis tersebut dengan sumbu-sumbu koordinat. Tulis kembali persamaan parabola dalam bentuk : x2 – 4x = 4y + 8 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 219 BAB 6 Parabola Dengan melengkapkan kuadrat sempurna pada ruas kiri persamaan parabola dapat ditulis ke dalam bentuk baku (x – 2)2 = 4y + 12 (x – 2)2 = 4(y + 3) Persamaan terakhir adalah bentuk baku dari persamaan parabola dengan puncak (2, –3) dan diperoleh h = 2, k = –3. Dan juga 4c = 4 atau c = 1. Garis singgung yang dicari mempunyai kemiringan m = 3. Dengan menggunakan persamaan (6) maka persamaan garis singgung yang dicari adalah : y + 3 = 3(x – 2) – 132 y + 3 = 3x – 6 – 9 3x – y – 18 = 0 Jadi persamaan garis singgung yang dicari adalah 3x – y – 18 = 0 Dengan demikian titik potong dengan sumbu-x dapat ditentukan dengan memberi nilai y = 0 pada garis singgung sehingga diperoleh x = 6. Jadi memotong sumbu-x di titik (6, 0). 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 220 BAB 6 Parabola Hal yang sama dapat dilakukan untuk memperoleh titik potong dengan sumbu-y dengan memberi nilai x = 0, sehingga diperoleh y = 18. Jadi memotong sumbuy di titik (0, 18). 6.5.2. Persamaan Garis Singgung yang melalui titik di Parabola. 6.5.2.1. Pada parabola yang membuka ke kiri/kanan Untuk menentukan persamaan garis singgung parabola di titik (x1, y1) yang terletak pada parabola, pertama kita pandang parabola dalam bentuk y2 = 4cx dan rumus persamaan garis singgung yang ada rumus (2) pada seksi 6.5.1. Menurut (2), persamaan garis singgung parabola y2 = 4cx dengan kemiringan m adalah y = mx + c . Jika titik (x1, y1) merupakan titik singgung garis pada m parabola, maka akan berlaku y1 = mx1 + c m (1) Sekarang nilai m akan kita cari dalam bentuk x1, y1 dan c yang mana parameter itu sudah diketahui/diberikan. Kalikan masing-masing ruas pada persamaan (1) dengan m diperoleh bentuk persamaan kuadrat x1m2 – y1m + c = 0 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 221 BAB 6 Parabola yang memberikan penyelesaian untuk m m= y1 y12 4 x1c 2 x1 (2) Karena titik (x1, y1) juga terletak pada parabola maka juga berlaku hubungan y12 = 4cx1 (3) sehingga jika disubstitusikan ke persamaan (2) diperoleh m= y1 2x1 (4) Jika nilai m disubstitusikan ke persamaan garis singgung diperoleh y = mx + c . m y = 2x c y1 x+ 1 2x1 y1 y1y = y12 x + 2x1c 2x1 Substitusi nilai y12 = 4cx1 ke persamaan di atas diperoleh y1y = 2c(x + x1) 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 222 BAB 6 Parabola Jadi jika P(x1, y1) titik pada parabola y2 = 4cx, maka persamaan garis singgung parabola di titik P diberikan oleh persamaan y1y = 4c½(x + x1) (5) Misalkan P(x1 , y1) titik pada parabola (y – k)2 = 4c(x – h), maka persamaan garis singgung parabola di titik P dapat dicari dari persamaan (5) dengan mentranslasikan sumbu-sumbu koordinat sedemikian hingga titik asal (0, 0) menjadi titik dengan koordinat (h, k), yaitu dengan substitusi (y1 – k)(y – k) = 4c(½(x + x1) – h) (6) Jika parabola dalam bentuk umum Cy2 + Dx + Ey + F = 0, maka persamaan garis singgung parabola yang menyinggung di titik P(x1, y1) dapat dituliskan dalam bentuk: Cy1y + ½D(x + x1) + ½E(y + y1) + F = 0 (7) Contoh 1: Tentukan persamaan garis singgung parabola y2 = 8x di titik yang mempunyai ordinat 4. Jawab: Kita nyatakan parabola dalam bentuk baku 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 223 BAB 6 Parabola y2 = 8x y2 = 42x Dari persamaan di atas terlihat bahwa c = 2 dan puncak parabola di titik (0, 0) Untuk menentukan koordinat titik yang terletak pada parabola dengan ordinat 4, kita masukkan y = 4 pada parabola maka diperoleh absis 42 = 8x x =2 Jadi titik singgung yang dimaksud adalah (2, 4). Dengan mempergunakan persamaan (5) kita peroleh 4y = 22(x + 2) 4y = 4x + 8 x–y+2 =0 Grafik persamaan parabola dan garis singgungnya dapat dilihat di gambar 6.10 berikut 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 224 BAB 6 Parabola Gambar 6.10 : Contoh 2: Tentukan persamaan garis singgung parabola y2 – 4y – 8x + 28 = 0 di titik yang mempunyai ordinat 6. Jawab: Kita nyatakan parabola dalam bentuk baku y2 – 4y – 8x + 28 = 0 y2 – 4y = 8x – 28 y2 – 4y + 4 = 8x – 28 + 4 (y – 2)2 = 8x – 24 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 225 BAB 6 Parabola (y – 2)2 = 42(x – 3) Dari persamaan terakhir diperoleh (h, k) = (3, 2) dan c = 2. Untuk menentukan koordinat titik yang terletak pada parabola dengan ordinat 6, kita substitusikan y = 6 pada parabola maka diperoleh absis (6 – 2)2 = 42(x – 3) x =5 Jadi titik singgung yang dimaksud adalah (5, 6). Dengan mempergunakan persamaan (6) akan diperoleh (6 – 2)(y – 2) = 22(x + 5 – 23) 4(y – 2) = 4(x – 1) 4y – 8 = 4x – 4 x–y+1 =0 6.5.2.2. Pada parabola yang membuka ke atas/bawah Selanjutnya kita perhatikan parabola dalam bentuk x2 = 4cy dan rumus persamaan garis singgung yang ada rumus (5) pada seksi 6.5.1. 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 226 BAB 6 Parabola Andaikan titik P(x1, y1) pada parabola x2 = 4cy, maka berlaku x12 = 4cy1 (1) dan dengan mengingat persamaan garis singgung parabola yang mempunyai kemiringan m adalah y = mx – cm2 dan titik P(x1, y1) pada garis singgung, maka berlaku y1 = mx1 – cm2 cm2 – x1m + y1 = 0 (2) Diperoleh penyelesaian m dalam x1, y1, dan c yaitu m= x1 x12 4cy1 2c Dengan mengingat (1) maka m= x1 2c (3) Jika nilai m ini disubstitusikan ke persamaan garis singgung diperoleh x x y = 1 x – c 1 2c 2c 2 4cy = 2x1x – x12 Dengan mengingat rumus (1) diperoleh 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 227 BAB 6 Parabola 4cy = 2x1x – 4cy1 y y1 x1x = 4c 2 (4) Jika parabola dalam bentuk umum Ax2 + Dx + Ey + F = 0, maka persamaan garis singgung parabola yang menyinggung di titik P(x1, y1) dapat dituliskan dalam bentuk: Ax1x + ½D(x + x1) + ½E(y + y1) + F = 0 (5) Contoh 1: Tentukan persamaan garis singgung parabola y = x2 – 6x + 5 di titik (2, –3). Jawab: Persamaan parabola di atas jika dinyatakan dalam bentuk umum akan berbentuk x2 – 6x – y + 5 = 0 Dengan demikian diketahui bahwa A = 1, D = –6, E = –1, dan F = 5. Diketahui pula x1 = 2, y1 = –3. Jadi menurut persamaan (5) persamaan garis yang dicari adalah 2x – ½6(x + 2) – ½ (y – 3) + 5 = 0 2x + y – 1 = 0 6.5. Persamaan Garis Singgung Parabola 228 BAB 6 Parabola Latihan 6 C: Pada soal 1 – 6 tentukan persamaan garis singgung pada parabola di titik A(x1, y1) yang diberikan dan yang mempunyai kemiringan m yang diberikan. 1. y2 = 6x, m = 2, A(2, 2/3) 2. x2 + 4y = 0, m=½, A(2, –1) 3. x + 2y2 = 1, m = 3/4, A(1, –1) 4. 8x2 – 3y = 0, m = –2, A(1/2, 4/3) 5. 2x2 + 3y – 6 = 0, m = –3/4, A(1, 4/3) 6. y2 + 2y + 6x + 4 = 0, m = 1, A(–2, 4) 7. Tentukan persamaan parabola yang menyinggung garis x = 2 di titik (2, 0) dan titik fokusnya (4, 0). 8. Puncak parabola menyinggung garis y = 2. Tentukan persamaan parabola tersebut jika titik fokusnya (5, 2). 9. Tentukan persamaan garis singgung parabola y 2 = –16x yang sejajar garis x – y = 3. 10. Tentukan persamaan garis singgung parabola y2 + 2y + 6x + 4 = 0 yang tegak lurus garis x + 2y = 6. Latihan 6 C 229 BAB 6 Parabola 11. Tentukan persamaan garis singgung parabola x2 = –8y yang memuat titik (4, 0). 12. Tentukan persamaan garis singgung parabola y 2 – 4x = 0 yang memuat titik (–2, –1). 13. Sebuah komet mempunyai orbit berbentuk parabolik dengan matahari sebagai fokusnya. Pada saat komet berjarak 100 juta mil dari matahari, garis yang menghubungkan matahari dengan komet membentuk sudut 60 dengan sumbu parabola. Tentukan jarak lintasan terdekat ke matahari perjalanan komet tersebut. 14. Misalkan V adalah titik puncak parabola y2 = 4cx, F fokus, P titik pada parabola yang berbeda dengan V, T adalah titik potong garis singgung di titik P dengan sumbu-x, N adalah titik potong garis normal di P dengan sumbu-x, X proyeksi tegak lurus titik P pada sumbu-x, dan Q titik potong antara garis singgung dengan sumbu-y (lihat gambar 6.11). Tunjukkan bahwa (a). TF = FP Y (b). TV = VX P Q T V F X N X (c). XN = c (d). QF TP Gambar 6.11 : Latihan 6 C 230 BAB 6 Parabola Table of Contents 6.1. Persamaan Parabola Bentuk Baku ................................................................ 195 6.2. Konstruksi Geometrik dari Parabola............................................................. 198 6.3. Aplikasi Parabola ............................................................................................. 202 Latihan 6 A. ............................................................................................................. 204 6.4. Persamaan Parabola Bentuk Umum .............................................................. 207 Latihan 6 B. ............................................................................................................. 213 6.5. Persamaan Garis Singgung pada Parabola. .................................................. 214 6.5.1. Persamaan Garis Singgung yang mempunyai kemiringan m. ................. 214 6.5.2. Persamaan Garis Singgung yang melalui titik di Parabola. ..................... 221 Latihan 6 C: ............................................................................................................. 229 Latihan 6 C 231