PERANCANGAN STRATEGI PEMASARAN-5 M. Suyanto www.msuyanto.com 1.5. Strategi Siklus Hidup Produk Produk dan pasar mempunyai siklus hidup yang menuntut perubahan strategi pemasaran sepanjang waktu. Setiap kebutuhan baru mengikuti siklus hidup permintaan yang menjalani tahaptahap kebangkitan, pertumbuhan yang cepat, pertumbuhan yang makin lambat, kedewasaaan dan penurunan. Setiap teknologi baru yang muncul untuk memuaskan kebutuhan tersebut menampakkan suatu siklus hidup permintaan teknologi. Suatu bentuk produk dari sebuah teknologi tertentu juga mempunai siklus hidup, seperti halnya merek dalam bentuk produk tersebut. Riwayat suatu penjualan dari kebanyakan mengikuti pola kurva S yang mencakup empat tahap. Tahap perkenalan ditandai oleh pertumbuhan yang lambat dan keuntungan minimal, pada saat produk mulai disebarkan melalui saluran distribusi. Terdapat empat strategi yang harus dipilih perusahaan : strategi menyaring cepat (rapid skimming), menyaring lambat (low skimming), penerobosan cepat (rapid penetration) atau strategi penerobosan lambat (slow penetration). Bila tahap pertama berhasil, maka produk akan memasuki tahap pertumbuhan yang biasanya ditandai oleh laju pertumbuhan penjualan yang tinggi serta melonjaknya keuntungan. Selama tahap ini perusahaan mencoba dan berusaha menyempurnakan produk, memasuki segmen pasar yang baru dengan saluran distribusi yang baru pula, serta sedikit menurunkan harga jual. Tahap berikutnya menyusul, tahap kedewasaan. Tandatanda berlangsungnya tahap kedewasaan ialah melemahnya pertumbuhan penjualan dan mendatarnya keuntungan. Perusahaan mencoba strategi inovasi agar bisa memperbaiki laju pertumbuhan penjualan, termasuk di sini ialah modifikasi pasar, produk dan bauran pemasaran. Akhirnya, produk masuk ke tahap kemunduran. Pada tahap ini tidak banyak yang bisa dilakukan agar penjualan dan keuntungan tidak menurun. Yang jelas harus dikerjakan pada tahap ini ialah mengenali secara sungguh-sungguh produk yang melemah, mengmbangkan untuk masing-masing kesinambungan, pemusatan atau pemetikan laba dan akhirnya menarik dari peredaran dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berakibat buruk bagi seluruh keuntungan perusahaan, karyawan dan juga konsumen. Tidak semua produk harus melewati daur hidup produk (DHP) yang berbentuk S. Beberapa jenis produk ternyata mempunyai siklus hidup yang disebut siklus berulang, dan sebagian lagi dengan pola berlekuk. Sementara kalangan ahli telah menemukan leabih dari selusin bentuk DHP, termasuk diantaranya siklus untuk gaya, mode, aliran iseng (fad) serta daur hidup produk internasional. Teori DHP telah dikritik habishabisan sehubungan dengan tidak mampunya perusahaan memperkirakan pola di masa depann, atau dalam menyadari sedang dalam tahap apa produk pada saat ini berad, atau juga dalam meramalkan laaamanya tahapan siklus. Begitu pula DHP lebih merupakan hasil dari strategi pemasaran tertentu daripada sebagai "riwayat penjualan" yang tidak terpengaruh oleh strategi pemasaran. Teori daur hidup produk harus dilengkapi dengan teori evolusi pasar. Teori evolusi pasar mengatakan bahwa kebangkitan pasar yang baru adalah bila suatu produk yang dipasarkan untuk kebutuhan belum terpenuhi. Pengusaha pembaru biasanya merancang produk untuk pasar massal. Pesaing mulai berdatangan masuk ke pasar dengan produk-produk serupa yang akhirnya akan mengakibatkan pertumbuhan pasar. Kemudian pertumbuhan tadi menurun dengan perlahan dan pasar memasuki tahap kedewasaan. Pasar mengalami pemecahan (fragmentasi) yang berlarutlarut sampai pada saat tertentu satu perusahaan mengenalkan satu atribut baru yang benar-benar berpengaruh dan memulihkan /merekonsolidasi pasar menjadi segmen yang lebih sedikit namun lebih besar. Tahap ini tidak berlangsung lama karena para pesaing kembali meniru atribut baru tersebut. Situasi menjadi berganti-ganti antara rekondolidasi pasar yang didasarkan atas pembaruan dengan fragmentasi yang didasari oleh persaingan. Pada akhirnya pasar akan sampai tahap penurunan atau kemunduran dengan adanya penemuan bentuk produk yang betul-betul lebih sempurna. Setiap perusahaan seharusnya berusaha mengantisipasi atribut baru yang didambakan oleh pasar. Sudah jelas bahwa laba akan mengalir ke kocek mereka yang lebih awal memperkenalkan produk dengan manfaat baru dan bernilai lebih. Proses pencarian atribut baru bisa didasarkan atas proses empiris, intuitif, penalaran dialektika maupun tata tangga urutan kebutuhan. Teori evolusi pasar berhasil menggeser perhatian kalangan orang pemasaran dari DHP merek tertentu ke evolusi keseluruhan pasar. Setiap merek hanya mampu melukiskan cerita yang sangat mengenai aneka peluang dan evolusi dalam suatu pasar. Pemasaran yang berhasil diperoleh berkat penafsiran yang kreatif mengenai potensi pasar yang selalu berubah dalam evolusi. 1.6. Strategi Menembus Pasar Global Pada masa sekarang perusahaan tidak dapat lagi hanya memusatkan perhatian pada pasar domestik mereka, betapa pun besarnya pasar ini. Banyak industri yang merupakan industri dunia, dan perusahaan yang beroperasi secara global akan mempunyai tingkat biaya yang lebih rendah serta kemasyhuran merek yang lebih luas. Tindakan-tindakan proteksi hanya mampu memperlambat masuknya produk-produk unggul; cara bertahan terbaik adalah dengan menyerbu seluruh dunia. Sekaligus, pemasaran global mengandung risiko besar karena fluktuasi mata uang, pemerintah yang tidak stabil, hambatan kaum proteksionis, biaya adaptasi produk dan komunikasi yang tinggi, serta beberapa faktor lain. Namun demikian, daur hidup produk internasional memberikan dukungan terhadap gagasan bahwa keunggulan komperatif di banyak industri akan berpindah dari negara biaya tinggi ke negara biaya rendah, dan karenanya perusahaan tidak dapat sekedar bertahan di pasar domestik dan berharap dapat mempertahankan pasar mereka. Dengan adanya keuntungan maupun resiko dari pemasaran internasional, perusahaan membutuhkan cara yang sistematis untuk mengambil keputusan mengenai pemasaran internasional mereka. Langkah pertama adalah memahami lingkungan pemasaran internasional, khususnya sistem perdagangan internasional. Dalam mempertimbangkan pasar asing tertentu, karakteristik ekonomik, hukum politik serta budayanya harus diperhitungkan. PT. Sorini Corporation merupakan perusahaan yang menghasilkan sorbitol (monosakarida polyhdric alcohol), yang merupakan bahan baku farmasi, pasta gigi, kosmetik dan sebagainya. PT. Sorini Corporation mula-mula mempertimbang pasar yang mempunyai harga sorbitol tertinggi di dunia, yaitu Jepang. Maka Jepang merupakan pasar ekspor pertama. Sedangkan PT. Sayap Mas Utama yang merupakan Grup Wing melakukan ekspor pertama atas permintaan importir dari Kongo dengan produk SoKlin ukuran sachet 35 gram. Kemudian merek dipatenkan di negara tujuan ekspor untuk melidungi pemalsuan produk sekaligus sebagai senjata ampuh untuk melawan pengambilalihan dari pihak lain. Kedua, perusahaan harus mempertimbangkan berapa besar proporsi penjualan di pasar asing terhadap sasaran total penjualannya, apakah perusahaan akan melakukan bisnis di beberapa negara saja atau di banyak negara dan negara seperti apa yang akan dimasuki. Pasar sorbitol di Jepang saja mencapai 400.000 metrik ton. PT. Sorini hanya mampu mengekspor 4000 metrik ton atau 1 % saja. Pasar ekspor Sorini saat ini adalah Jepang (15 %), Brazil (14 %), Vietnam dan Amerika (12 %) serta Nigeria (11 %). Untuk pasar Uni Eropa dengan Common Agriculture Policy, semua produk pertanian dan produk turunan dengan bahan baku pertanian masih diproteksi. PT. Sayap Mas Utama yang bermula dari Kongo, saat ini pasar ekspornya Nigeria (25 %), Filipina (18 %), Kongo (12 %), Angola (8 %), Ghana (6 %), Jepang (4 %), Malaysia (4 %), Thailand (3 %) dan Kamerun (3 %). Sisanya, beberapa negara lain di Asia, Afrika, Eropa dan kawasan Pasifik. Langkah ketiga adalah memutuskan pasar-pasar mana saja yang akan dimasuki, dan ini mengharuskan penilaian atas besarnya laba atas investasi yang mungkin dibandingkan dengan tingkat resiko yang dihadapi. PT. Sorini telah mampu memasuki pasar lebih dari 60 negara. Selama 2001-2005, nilai ekspornya tumbuh 12,26 %. Pada 2005, nilai ekspornya sebesar US$ 29,7 dan pada 2006 ini diperkirakan menembus Rp. 1 triliun. Demikian pula, PT. Sayap Mas Utama saat ini menembus lebih dari 90 negara dengan nilai ekspor selama 2001-2005 tumbuh 22,3 % per tahun dan total ekspornya mencapai US$ 58 juta. Keempat, perusahaan harus memutuskan cara memasuki pasar-pasar tadi. Banyak perusahaan yang memulai sebagai pengekspor tak langsung atau langsung dan kemudian beranjak kecara berikutnya, yaitu lisensi, membentuk usaha patungan dan akhirnya melakukan investasi langsung; Evolusi ini dinamakan proses internasionalisasi. PT. Sorini Corporation mula-mula importir sorbitol dan bertindak sebagai agen Unilever di Indonesia. Untuk memenuhi Unilever, PT. Sorini Corporation mengimpor dari Roquette. Kemudian membangun pabrik sendiri di Gempol Pandaan Pasuruan dengan membeli teknologi dari Denmark. Kemudian membangun pabrik yang kedua di Beiji Bangil dan untuk memenuhi pasar Cina, PT. Sorini membuat pabrik sorbitol di Cina. Saat ini PT. Sorini menjadi produsen sorbitol nomor dua di dunia. Sedangkan PT. Sayap Mas Utama memasuki pasar ekspor atas permintaan importir, kemudian mencari distributor yang mempunyai komitmen terhadap merek Wing. Selanjutnya perusahaan harus memutuskan sejauh mana produk, promosi, harga dan distribusi merek perlu disesuaikan dengan pasar-pasar asing secara individual. PT. Sorini melakukan inovasi di logistik, karena melakukan ekspor ke lebih dari 60 negara yang memakan biaya besar. Baiaya logistik tersebut mencapai 20 % - 30 % dari harga jual. Sedangkan PT. Sayap Mas Utama ikut menggarap promosi yang disesuaikan dengan budaya dan kondisi masing-masing negara dan secara bersamaan mencari distributor yang eksklusif (hanya khusus mendistribusikan produk Wing saja) serta harus bersedia membangun merek Wing secara eksklusif. Harga ditetapkan berdasarkan aturan main di negara tersebut. Untuk pasar Afrika selain memasang Billboard, menjadi sponsor liga nasional yang diberi nama SoKlinCup. Selain itu juga membagi-bagi hadiah seperti payung dan ember langsung ke pasar. Bila pasarnya besar, PT. Sayap Mas Utama mengirim orang khusus untuk menangani promosi di negara tersebut dan didirikan perwakilan. Kemasan ukuran sache 35 gram menguasai 80 % deterjen di Afrika. Sebelum Wing hadir, deterjen berwarna biru, tetapi setelah Wing hadir semua deterjen mengikuti warna Wing, yaitu putih. Di negara-negara Afrika Wing berfokus pada below the line, karena masih sedikit yang memiliki TV. Sedangkan di Timur Tengah lebih berfokus pada above the line dan kemasan sabun Giv menampilkan model wanita yang memakai jilbab. Akhirnya, perusahaan harus membangun organisasi yang efektif untuk menyelenggarakan pemasaran internasional. Kebanyakan perusahaan mulai dengan sebuah departemen ekspor dan sampai pada suatu divisi internasional. Ini merupakan langkah menuju organisasi global yang berarti bahwa manajemen puncak memikirkan dan merencanakan suatu strategi global untuk perusahaan. PT. Sorini Corporation untuk dapat bersaing secara global paling tidak ada empat hal. Pertama, penguasaan teknologi yang memungkinkan menghasilkan produk yang berkualitas. Kedua, inovasi baik mulai dari kemasan, logistik dan transportasi. Ketiga, melakukan perbaikan terus-menerus dalam berproduksi. Keempat, kehandalan dalam menangani pelanggan, sehingga dapat dipercaya. DAFTAR PUSTAKA Alsem, Karl Jan. 2007. Strategic Marketing : An Applied Perspective. New York : McGraw-Hill. Arens, William F. 2002. Contemporary Advertising. New York : McGraw-Hill Bearden, W.O., Ingram, T. N. and LaForge, R. W. 2007. Marketing : Principles and Perspectives. Fifth Edition. New York : McGraw-Hill. Cateora, Philip R. and Graham, John L. 2002. International Marketing, Eleventh Edition. New York : McGraw-Hill Cravens, David W. and Piercy, Nigel F. 2006. Strategic Marketing. Eighth Edition. New York : McGraw-Hill Cristine Y. Chen. 2002. The Wold’s Most Admired Companies 2002. March 11. Fortune. David Martin, Marc Ryan. 2002. Fortune 500 Companies Grow Fonder of Internet Advertising. Jupiter Media Metrix David Miller. 1996. Web Multimedia Development. New Riders.. Dooly, Michael. 1992. Kicking Up A Little Dust: Print, September. Seventh Edition. New York : McGraw-Hill Dwyer, F. Robert and Tanner, John F. 2006. Business Marketing : Connecting Strategy, Relationship and Learning. Third Edition. New York : McGrawHill. Elliot, Stuart. 1996. Big, Bold, Outside and in Fashion. The New York time, 11 Juli, C1. Elsom Cook. 2001. Principles of Interactive Multimedia. New York : McGrawHill. England, E. and Finney. A. 2002. Managing Multimedia : Project Management for Web and Convergent Media. Addison Wesley Publishers. Etzel, M. J., Walker, B. J. and Stanton, W. J. 2007. Marketing. Fourteenth Edition. New York : McGraw-Hill. Ferrell, O.C. and Hartline, Michael D. 2005. Marketing Strategy. Fourth Edition. Natorp Boulevard Mason : Thomson South-Western. Fisher, Christy. 1995. King of Road : American Demographics. Agustus, hal.55 Friedman, Mildred,. 1989. Graphic Design In America : A Visual History. Mineapolis, MN, Walker Art Center and New York, Harry N. Abrams. Fred T. Hofstetter. 2001. Multimedia Literacy. Third Edition. McGrawHill Goldfarb, Roz. 1997. Careers by Design : A Headhunter’s Secrets for Succes and Survival in Graphic Design. New York, Allworth. George E. Belch, Michael A. Belch. 2004. Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective, Fourth Edition. New York : McGraw-Hill Goldman, Kevin. 1994. Spending On Billboards Is Rising: Video Tool Makes Buying Easier. Wall Street Journal, 27 Juni. B6. Gonnella, Rose, Anderson, Landa. 2000. Creative Jolt Inspirations. Cincinnati, OH, North Light Books. Grover, Ronald. 1998. Billboard Aren’t Boring Anymore. Business Week 21 September, hal. 88-89 Heller, Steven. 1993. Graphic Design, New York, Rockport, Allworth Press Holland, Bierut, Drenttel. 1993. Graphic Design : America, New York, Rockport, Allworth Press Jeff Foster. 1997. Photoshop Web Magic. Hayden Books. Johansson, Johny K. 2006. Global Marketing : Foreign Entry, Local Marketing & Global Management. Fourth Edition. New York : McGrawHill Keegan, Warren J. And Green, Mark S. 2000. Global Marketing. Second Edition. New Jersey : Printice-Hall. Keyes, J. 1990. Multimedia Offers Managers Multiple Business Solutions. Computer World. Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. 2006. Marketing Management. 12th Edition. New Jersey : Pearson Education. Labuz, Ronald. 1991. Contemporary Graphic Design, New York, Van Nostrand Reinhold Landa, Robin, 1998. Thinking Creatively, Cincinnati, North Light Books. Landa, Robin, 2001. Graphic Design Solutios, Cincinnati, North Light Books Majalah Marketing. 2004. Majalah Pemasaran dan Penjualan, No.1-12. Jakarta: PT. Info Cahaya Hero. Majalah Marketing. 2005. Inspiring The Leadership, No.1-12. Jakarta: PT. Info Cahaya Hero. Majalah Marketing. 2006. Inspiring The Leadership, No.1-12. Jakarta: PT. Info Cahaya Hero. Majalah Marketing. 2007. Inspiring The Leadership, No.1-8. Jakarta: PT. Info Cahaya Hero. Majalah Marketing. 2007. Top Brand 2000-2007, Edisi Khusus No.1. Jakarta: PT. Info Cahaya Hero. Majalah Marketing. 2007. 10 Karakter Unik Konsumen Indonesia, Edisi Khusus. Jakarta: PT. Info Cahaya Hero. Majalah Swa Sembada. 2004. No.1-24. Jakarta: Yayasan Sembada Swakarya. Majalah Swa Sembada. 2005. No.1-24. Jakarta: Yayasan Sembada Swakarya. Majalah Swa Sembada. 2006. No.1-24. Jakarta: Yayasan Sembada Swakarya. Majalah Swa Sembada. 2007. No.1-15. Jakarta: Yayasan Sembada Swakarya. Meggs, Philip B. 1983. A History of Graphic Design. New York, Van Nostrand Reinhold Michael E. Porter, 1985. Competitive Advantages. Free Press. Miller, Cyndee. 1995. Outdoor Gets a Makeover. Marketing News, 10 April, hal. 26. Nichols, John. 1995. Outdoor New York Tops Ideas, Gannetteer, September, hal.8 Nielson, J. 1995. Multimedia and Hypertext : The Internet and Beyond. New York. Harcourt Braco. Neubourne, Ellen. 2000. Road Show : The New Face of Billboards. Business Week, 8 Mei hal.75 OAAA. 2005. Introduce Yourself to Outdoor Advertising. OAAA. New York OAAA. 2000. Creating Award Winning Outdoor. OAAA. New York Peter, J. Paul and Donnelly, James H. 2006. A Preface to Marketing Management.Tenth Edition. New York:McGraw-Hill Richardson, Margaret. 1993. Best Selling Design : Book Jackets andCovers, Three Case Study, U&lc, Vol.20, No.2, Summer / Fall Robert Levering, Milton Moskowitz. 2002. The 100 Best Companies To Work For . March 11. Fortune Ries, Al dan Jack Trout. 2001. Positioning : The Battle for Your Mind. New York : McGraw-Hill. Ries, Al and Jack Trout. 1993. The 22 Immutable Laws of Marketing, New York, Harper Business. Robisn Landa. 2001. Graphic Design Solutions. Second Edition. OnwordPress-Thomson Learning Richard Raysman & Jeffrey D. Neuburger. 2003. Multi-media Publishing: Legal Issues To Consider. Published in MusiCopyright Intelligence Shamms Moprtier. 2001. Flash 5 : Weekend Crash Shimp,Terence A. 2000. Advertising and Promotion : Supplemental Aspects of Integrated Marketing Communications, Fifth Edition. The Dryden Press Sloane, A. 1996. Multimedia Communication. . New York : McGraw-Hill Publishing. Suyanto, M.. 2007. Strategic Management : The Most Admired Companies. Andi Yogyakarta Suyanto, M.. 2005. Strategi Periklanan Televisi Perusahaan Top Dunia. Andi Yogyakarta Suyanto, M.. 2003. Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan. Andi Yogyakarta Suyanto, M.. 2003. Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia. Andi Yogyakarta Suyanto, M. 2003. Multimedia alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Yogyakarta Suyanto, M.. 2002. Strategi Pemasaran Global Berbasis Internet. Jurnal DASI Vol. III No. 1. AMIKOM Yogyakarta. Suyanto, M.. 2002. Evaluasi Efektivitas Periklanan Berbasis Internet. Jurnal DASI Vol. III. No. 2. AMIKOM Yogyakarta Suyanto, M.. 2001. Manajemen Periklanan. Jurnal DASI Vol. II No. 4. Desember. AMIKOM Yogyakarta The Editors of PC Magazine. 2002. Top 100 Undiscovered Web Sites. PC Magazine The Editors of PC Magazine. 2002. The Best Product for 2002. PC Magazine The Editors of PC Magazine. 2002. The Eighteenth Annual Awards for Technical Excellence. PC Magazine. Thomas J. Kueglen, Jr. 2000. Web Advertising and Marketing : Make The Web Work for You. Third Edition. A Devision of Prima Publishing Thomas Russel, W. Ronald Lane. 1999. Kleppner’s Advertising Procedure, Fourteenth Edition. Prentice-Hall Walker, O. C., Mullins, J. W., Boyd, H. W. and Larreche, J. L. 2006. Marketing Strategy. Fifth Edition. New York : McGraw-Hill Ward Hanson. 2000. Principles of Internet Marketing. South Western College Publishing. White, Roderick. 2005. Best Practice – Outdoor Advertising : Solus or Support ?. Admap. Mei. Hal.12-14. Williams, Roy H. 2003. Outdoor Ads That Get Results. Sales & Marketing. 4 Agustus. Wong, Wucius, Benjamin, 1994. Visual Design on the Computer. New York, Design Books WWW.CAKRAM.CO.ID Yin, Sandra. 2002. Counting Eyes On Billboards. American Demographic. Desember