Strategi-periklanan-3

advertisement
STRATEGI PERIKLANAN-3
M. Suyanto
www.msuyanto.com
1.6. Daya Tarik Pesan
Periklanan harus inovatif dan estetis yang menjadikan iklan
lebih dingat daripada promosi dengan aktivitas lainnya. Orangorang yang melihat iklan rata-rata merupakan orang-orang yang
cerdas, maka perancang iklan harus melibatkan orang yang melihat
iklan tersebut dengan menstimulasi imajinasi mereka untuk
mendapatkan respon. Oleh karena itu dibutuhkan daya tarik agar
pesan yang disampaikan mempunyai dampak.
Untuk menentukan daya tarik mana yang kemungkinan
tingkat keberhasilannya paling tinggi terhadap target sasaran, harus
dilakukan anilis dan riset pasar. Daya tarik pesan dapat
menggunakan selebritis, humor, kesalahan, perbandingan, rasional,
emocional, seks, spiritual dan kombinasi.
1.6.1. Daya Tarik Selebritis.
Produk atau merek dapat menonjol dalam periklanan salah
satunya menggunakan daya tarik para figur masyarakat atau. Figur
masyarakat tersebut dapat seorang tokoh, bintang TV, aktor, aktris,
atlet, ilmuwan dan sebagainya. Selebritis adalah pribadi (tokoh,
aktor, aktris, intertainer, atlet) yang dikenal masyarakat untuk
mendukung suatu produk. Selebritis merupakan juru bicara produk.
Para selebritis yang berasal dari bidang olah raga dari Indonesia,
misalnya Ananda Mikola, Chris John, Doni Tata Moreno Suprapto,
Taufik Hidayat dan sebagainya. Para selebritis yang berasal dari
bintang film misalnya Ari Wibowo, Primus, Tamara Bezinki, Jihan
Fahira, Aji Masaid, Krisdayanti dan sebagainya. Sedangkan yang
berasal dari penyanyi antara lain Kris Dayanti, Gigi, Dewa dan
sebagainya.
Pengiklan atau agensi iklan membayar besar kepada selebritis
yang sesuai dengan pasar sasaran dan berharap dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang
diiklankannya. Misalnya, sikap dan persepsi konsumen terhadap
kualitas menjadi lebih sempurna setelah mendapat dukungan dari
selebritis. Pertimbangan lain menggunakan selebritis berkait
dengan popularitasnya, kemenarikan secara fisik, kredibilitasnya,
profesinya, status kepemilikan terhadap perusahaan tersebut,
pemakai merek tersebut, nilai-nilainya dan resiko kontroversinya.
Iklan Fatigon pada Gambar 1.13 menggunakan Ari Wibowo dan
Indy Barend sebagai daya tarik.
.
Gambar 1.13.
1.6.2. Daya Tarik Humor
Politisi, aktor, aktris, juru bicara masyarakat, profesor dan yang
lainnya pada suatu waktu menggunakan humor untuk menciptakan
reaksi yang diinginkan. Pengiklan juga menggunakan humor untuk
mencapai sasaran komunikasi yang bervariasi untuk memicu
perhatian, memandu konsumen secara menyeluruh terhadap
tuntutan produk, mempengruhi sikap, menyempurnakan
kemampuan “recall” dari tuntutan pengiklan dan pada akhirnya
menciptakan tindakan konsumen untuk membeli produk.
Apakah humor itu efektif dan humor macam apa yang berhasil,
masih menjadi perdebatan para praktisi iklan dan para akdemisi.
Survei yang dilakuakan oleh eksekutif iklan tentang penggunakan
humor akan efektif jika digunakan untuk menarik orang untuk
melihat aplikasi iklan dan menciptakan kesadaran merek. Hasil dari
survei tersebut antara lain :
- Humor metode yang efektif untuk menarik perhatian terhadap
iklan
- Humor menyempurnakan kesukaan baik terhadap iklan maupun
merek yang diiklankan
- Humor tidak merugikan secara keseluruhan
- Hunor tidak memberikan keunggulan terhadap non humor untuk
meningkatkan persuasi.
- Humor tidak menyempurnakan kredibilitas sumberdaya
- Sifat produk mempengaruhi kesesuaian dengan penggunaan
humor. Khususnya humor akan lebih berhasil digunakan
mempertahankan produk daripada untuk memperkenalkan produk.
Humor juga cocok dengan produk yang lebih berorientasi pada
perasaan.
Iklan Sampoerna Hijau, kreasi dari Matari Advertising ini
menggunakan daya tarik humor. Iklan tersebut ditunjukkan pada
Gambar 1.14.
Gambar 1.14.
6.6.3. Daya Tarik Kesalahan
Seperti halnya rasa takut kesalahan merupakan daya tarik
negatif. Orang merasa salah ketika melanggar peraturan,
menyimpang dengan nilai standar atau kepercayaan, atau tidak
bertanggungjawab. Daya tarik kesalahan dapat berjalan baik karena
memotivasi individu dewasa secara emosi mengabil alih
tanggungjawab tindakan terdepan untuk mengurangi tingkat
kesalahan. Pengiklan menggunakan daya tarik kesalahan dan
berusaha membujuk calon konsumen dengan menerapkan perasaan
bersalah dapat diganti dengan menggunakan produk yang
diiklankan atau ditunjukkan kesalahan agar konsumen tidak
mengulangi kesalahan. Iklan Fruitea menggunakan daya tarik
komparif. Kalau minum minuman lain dapat membuat BREKELE,
tetapi Fruitea Gak Bikin BREKELE Iklan buatan Matari
Advertising tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.15.
Gambar 1.15.
6.6.4. Daya Tarik Komparatif
Praktek dalam periklanan, komparatif langsung atau tidak
langsung suatu produk dengan produk pesaing, yang
mempromosikan bahwa produk tersebut superior dibanding produk
pesaing dalam pertimbangan pembelian disebut iklan komparatif.
Iklan Simpati Ekstra menggunakan daya tarik komparatif dengan
membandingkan simapti ekstra dengan yang biasa. Iklan dari
Telekomsel simpati tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.16.
Gambar 1.16
1.6.5. Daya Tarik Rasional
Daya tarik rasional berfokus pada praktek, fungsi atau
kebutuhan konsumen secara optimal terhadap suatu produk, yang
memberikan tekanan pada manfaat atau alasan untuk mempunyai
atau menggunakan suatu merek. Isi dari pesan menekankan pada
fakta, belajar dan persuasi logis. Daya tarik rasional cenderung
informatif dan pengiklan menggunakan daya tarik ini umumnya
mencoba untuk meyakinkan konsumen bahwa produk mempunyai
manfaat khusus yang memuaskan konsumen.
Iklan Daihatsu Xenia menggunakan daya tarik rasional
dalam mengeksekusi iklannya dengan menampilkan Power
Steering dan Tachometer untuk menarik perhatian. Iklan kreasi Dwi
Sapta Advertising ditunjukkan pada Gambar 1.17.
Gambar 1.17
1.6.6. Daya Tarik Emosional
Daya tarik emosional berhubungan dengan kebutuhan psikologis
konsumen untuk membeli suatu produk. Banyak konsumen
termotivasi untuk memngambil keputusan dan membeli suatu
produk karena emosional dan perasaaan terhadap merek dapat
menjadi lebih penting daripada pengetahuan terhadap atribut dan
pernik-pernik produk tersebut. Secara umum daya tarik emosional
itu menyangkut kebahagiaan, keterkejutan, ketakutan, kesedihan,
kemarahan dan kemuakan. Iklan Indomie buatan Matari
Advertising menggunakan daya tarik emosional yang berkait
dengan kebahagiaan, ditunjukkan pada Gambar 1.18.
Gambar 1.18.
Iklan dari Daihatsu merupakan iklan dengan daya tarik emosional
yang mengejutkan. Iklan iklan kreasi Dwi Sapta Advertising
ditunjukkan pada Gambar 1.19.
Gambar 1.19
1.6.7. Daya Tarik Seks
Daya tarik tarik seks mempunyai suatu daya tarik perhatian awal
dan daya tarik perhatian dalam periode yang lama. Daya tarik seks
dat menyempurnakan recall titik pesan dan tanggapan emosi. Daya
tarik seks biasanya menggunakan model atraktif dan pose yang
propokatif. Meskipun demikian daya tarik seks akan mendapat
tanggapan negatif jika tidak sesuai dengan materi yang diiklankan,
bahkan menurut Eric Schulz merupakan salah satu dosa periklanan.
Iklan dengan daya tarik seks cenderung dihari oleh orang tua yang
mempunyai anak kecil, yang berakibat iklan itu tidak ditonton.
Lebih darti itu iklan dengan daya tarik seks sering kali melanggar
etika atau melanggar tuntunan agama. Terbukti iklan dengan daya
tarik seks kurang berhasil dalam penjualan dibanding iklan dengan
daya tarik yang lainnya. Barangkali tidak diberkahi oleh Tuhan.
Iklan banner dari Toshiba tersebut ditunjukkan pada gambar 1.20.
Gambar 1.20
1.6.8. Daya Tarik Spiritual
Daya Tarik Spiritual adalah daya tarik yang berkaitan dengan
makna dan nilai, yaitu untuk menempatkan perilaku dan hidup
seseorang dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, untuk
menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang mempunyai
makna dibandingkan dengan orang lain. Nilai-nilai spritual spiritual
yang umum, antara lain : kebenaran, kejujuran, ikhlas,
kesederhanaan, kepedulian, kerjasama, kebebasan, kedamaian,
cinta, pengertian, amal baik, tanggungjawab, tenggang rasa,
integritas, rasa percaya, kebersihan hati, kerendahan hati, kesetiaan,
kecermatan, kemuliaan, keberanian, kesatuan, rasa syukur,
ketekunan, kesabaran, keadilan, persamaan, keseimbangan,
hikmah, dan keteguhan. Nilai spiritual tertinggi adalah pelayanan
kepada Tuhan atau ibadah kepada Allah. Hadiah Umrah merupakan
daya tarik yang diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia. Iklan
tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.21.
1.6.9. Daya Tarik Kombinasi
Daya Tarik Kombinasi adalah daya tarik perpaduan dari berbagai
daya tarik, yaitu perpaduan dari daya tarik selebritis, daya tarik
humor, daya tarik rasa takut, daya tarik kesalahan, daya tarik
musik, daya tarik komparatif, daya tarik rasional, daya tarik
emosional dan daya tarik seks. Daya tarik ini diharapkan dapat
mensinergikan dari berbagai daya tarik sehingga dapat
menghasilkan efek eksekusi pesan iklan yang lebih baik
dibandingkan dengan hanya menggunakan satu daya tarik saja.
Banyak perusahaan yang menggunakan daya tarik ini untuk
menarik perhatian penonton karena alasan bahwa daya tarik
kombinasi mempunyai kemampuan sinergi tersebut.
Iklan Sunsilk menggunakan daya tarik kombinasi, yaitu daya
tarik menjual langsung, daya tarik selebritis dan daya tarik
spiritual. Pada Gambar 1.22 ditunjukkan iklan menggunakan daya
tarik kombinasi.
Gambar 1.21.
Gambar 1.22.
1.7. Strategi Merancang Gaya
Gaya terdiri dari menjual langsung, potomgan kehidupan, gaya
hidup, fantasi, citra, musik, simbol kepribadian, keahlian teknis,
bukti ilmiah, bukti kesaksian, demonstrati, perbandingan, animasi,
humor dan kombinasi.
1.7.1. Menjual langsung (Straight Sell).
Salah satu gaya dasar yang paling banyak dipakai dalam
eksekusi pesan adalah menjual langsung atau pesan faktual. Gaya
menjual langsung tertuju langsung pada pada informasi produk atau
jasa. Gaya eksekusi ini sering digunakan bersama daya tarik
rasional, yang memfokuskan pesan pada produk atau jasa dan
manfaat dan/ atau atribut spesifiknya.
Iklan Daihatsu Zebra menggunakan gaya menjual langsung,
yaitu dengan menampilkan anjuran langsung yang dinyatakan oleh
Mat Solar ” Lets Go”. Iklan ini juga diperkuat dengan daya tarik
rasional bahwa Daihatsu Pick Up adalah Jagonya Pick Up. Iklan
tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.23.
Gambar 1.23.
1.7.2. Potongan kehidupan (slice of life).
Potongan kehidupan umumnya didasarkan pada
pendekatan pemecahan masalah sehari-hari. Kemudian pengiklan
menunjukkan bahwa produk yang diiklankan sebagai pemecah
masalah. Pengiklan menyukai gaya ini , karena percaya bahwa
gaya ini efektif untuk menyajikan situasi yang sebagian besar
konsumen mendapatkan manfaat dari kelebihan produk tersebut.
Iklan Konicare kreasi Matari Advertising menggunakan gaya
ini, dapat dilihat pada gambar 1.24. Pada gambar tersebut terlihat
potongan kehidupan seorang ibu menatap hangat anaknya dengan
kasih yang tulus di kamar anaknya.
Gambar 1.24.
1.7.3. Gaya hidup (life style).
Gaya ini menekankan bagaimana suatu produk sesuai dengan
suatu gaya hidup. Prasetya Mulya menggunakan pendekatan gaya
hidup “Mendapatkan yang terbaik pada jamannya. Iklan buatan
Srengenge tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.25.
Gambar 1.25.
1.7.4. Fantasi (fantasy).
Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menciptakan fantasi
di sekitar produk tersebut atau penggunaannya. Produk menjadi
bagian pusat dari situasi yang diciptakan oleh pengiklan. Dengan
menguasai teknologi digital (multimedia), orang-orang kreatif di
periklanan sekarang dapat menghasilkan urutan fantasi yang
seolah-olah nyata Iklan kosmetik biasanya menggunakan gaya
fantasi untuk menarik konsumen.
Iklan Pixy menggunakan gaya fantasi dalam mengeksekusi pesan
iklannya. Iklan buatan Advertising tersebut ditunjukkan pada
gambar 1.26.
Gambar 1.26.
6.7.5. Suasana atau citra (mood or image).
Gaya ini menggunakan pendekatan yang membangkitkan
suasana atau citra di sekitar produk tersebut, seperti kecantikan,
cinta, atau ketenangan. Tidak ada pengakuan atas produk tersebut
kecuali melalui sugesti., berbagai kategori produk lain mulai
bertindak demikian pula, terutama yang sedang mencari citra
“canggih” dan “global”.
Iklan Sunsilk menggunakan gaya suasana atau citra dalam
mengeksekusi pesan iklannya. Gambar 1.27. menunjukkan iklan
Sunsilk tersebut.
Gambar 1.27.
6.7.6. Simbol kepribadian (personality symbol)
Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menciptakan
suatu karakter yang menjadi personifikasi produk tersebut.
Karakter tersebut dapat berupa orang, binatang atau animasi.
Wardah menggunakan Ineke Koesherawati sebagai “simbol
kecantikan Islami”, ditunjukkan pada Gambar 1.28.
Gambar 1.28.
1.7.7. Keahlian teknis (technical expertise).
Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menunjukkan
keahlian, pengalaman, dan kebanggaan perusahaan dalam
membuat produk tersebut. BMW Mini Cabrio menggunakan
pendekatan keahlian teknis dalam eksekusi iklan outdoornya. Iklan
kreasi Crispin Porter + Bogusky yang berjudul “History of the Go
Kart” menggambarkan keahlian dan pengalaman BMW dalam
membuat Go Kart sejak dari 1904. Keahlian dan penglaman yang
luar biasa tersebut dipakai sebagai dasar untuk membuat BMW
MINI Cabrio. Iklan Billboard tersebut sebagai finalis untuk
kategori otomotif pada festival OBIE 2005, ditunjukkan pada
Gambar 1.29.
Gambar 1.29.
6.7.8. Bukti ilmiah (scientific evidence).
Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menyajikan bukti
survey atau bukti ilmiah atau laboratorium bahwa merek tersebut
lebih disukai atau mengungguli merek lain. Gaya ini umum dalam
kategori obat bebas.. Suatu gaya eksekusi iklan poster Dermasil
Lotion menggunakan bukti ilmiah dari laboratorium.
Iklan
Dermasil tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.30.
Gambar 1.30.
6.7.9. Bukti kesaksian (testimonial evidence)
Banyak pengiklan lebih menyukai gaya ini, jika orang
menghargai produk berdasarkan penglaman personalnya telah
menggunakan merek atau manfaat selama menggunkannya. Bukti
kesaksian sangat efektif, ketika seseorang memberikan kesaksian
kepada orang yang merupakan target pasarnya dan kesaksian
tersebut menarik untuk diceritakan. Bukti kesaksian harus
berdasarkan penggunaan nyata suatu produk untuk menghindari
masalah yang berkait dengan hukum. Gaya ini lebih efektif jika
datangnya dari sumber yang dikenal atau sumber yang populer
yaitu seorang sumber yang sangat terpercaya, disukai, atau ahli
yang mendukung produk tersebut mungkin orang terkenal seperti
Michael Jordan atau orang biasa yang menyatakan betapa mereka
menyukai produk tersebut.
Iklan Bank Bukopin menggunakan pendekatan gaya ini
dalam mengeksekusi pesan iklannya. Iklan Bank Bukopin
menggunakan Tora Sudiro yang memberikan bukti kesaksian
tentang Bank Bukopin ”Udah enggak jamannya lagi tarik tunai
musti bayar. Ngambil uang-uangnya sendiri kok bayar
He...he...he... ”. Iklan tersebut ditunjukkan pada gambar 1.31.
Gambar 1.31.
1.7.10. Demonstrasi (Demonstration) :
Gaya demonstrasi dirancang untuk mengilustrasikan
keunggulan kunci dari suatu produk. Gaya ini dapat sangat efektif
dalam meyakinkan konsumen terhadap kualitas suatu produk dan
manfatnya setelah memiliki atau menggunakan merek tersebut.
Majidah menggunakan demonstrasi untuk mengeksekusi pesan
iklannya, dengan menampilkan model pakaian anak-anak sebagai
Pesona Islami Yang Trendi. Iklan Majidah tersebut ditunjukkan
pada Gambar 1.32.
Gambar 1.32.
6.7.11. Kombinasi
Kombinasi merupakan teknik eksekusi pesan dalam iklan yang
merupakan gabungan dari teknik-teknik lain. Iklan-iklan yang bagus
menggunakan gaya kombinasi. Iklan dari Shafira menggunakan gaya
kombinasi untuk mengeksekusi pesan iklannya. Iklan menggunakan
eksekusi potongan kehidupan, fantasi dan gaya hidup tersebut
ditunjukkan pada Gambar 1.33.
Gambar 1.33.
DAFTAR PUSTAKA
Alsem, Karl Jan. 2007. Strategic Marketing : An Applied Perspective. New
York : McGraw-Hill.
Arens, William F. 2002. Contemporary Advertising. New York : McGraw-Hill
Bearden, W.O., Ingram, T. N. and LaForge, R. W. 2007. Marketing :
Principles and Perspectives. Fifth Edition. New York : McGraw-Hill.
Cateora, Philip R. and Graham, John L. 2002. International Marketing,
Eleventh Edition. New York : McGraw-Hill
Cravens, David W. and Piercy, Nigel F. 2006. Strategic Marketing. Eighth
Edition. New York : McGraw-Hill
Cristine Y. Chen. 2002. The Wold’s Most Admired Companies 2002. March
11. Fortune.
David Martin, Marc Ryan. 2002. Fortune 500 Companies Grow
Fonder of Internet Advertising. Jupiter Media Metrix
David Miller. 1996. Web Multimedia Development. New Riders..
Dooly, Michael. 1992. Kicking Up A Little Dust: Print, September.
Seventh Edition. New York : McGraw-Hill
Dwyer, F. Robert and Tanner, John F. 2006. Business Marketing : Connecting
Strategy, Relationship and Learning. Third Edition. New York : McGrawHill.
Elliot, Stuart. 1996. Big, Bold, Outside and in Fashion. The New
York time, 11 Juli, C1.
Elsom Cook. 2001. Principles of Interactive Multimedia. New York :
McGrawHill.
England, E. and Finney. A. 2002. Managing Multimedia : Project
Management for Web and Convergent Media. Addison Wesley
Publishers.
Etzel, M. J., Walker, B. J. and Stanton, W. J. 2007. Marketing. Fourteenth
Edition. New York : McGraw-Hill.
Ferrell, O.C. and Hartline, Michael D. 2005. Marketing Strategy. Fourth
Edition. Natorp Boulevard Mason : Thomson South-Western.
Fisher, Christy. 1995. King of Road : American Demographics. Agustus,
hal.55
Friedman, Mildred,. 1989. Graphic Design In America : A Visual
History. Mineapolis, MN, Walker Art Center and New York,
Harry N. Abrams.
Fred T. Hofstetter. 2001. Multimedia Literacy. Third Edition.
McGrawHill
Goldfarb, Roz. 1997. Careers by Design : A Headhunter’s Secrets
for Succes and Survival in Graphic Design. New York, Allworth.
George E. Belch, Michael A. Belch. 2004. Advertising and
Promotion : An Integrated Marketing Communications
Perspective, Fourth Edition. New York : McGraw-Hill
Goldman, Kevin. 1994. Spending On Billboards Is Rising: Video
Tool Makes Buying Easier. Wall Street Journal, 27 Juni. B6.
Gonnella, Rose, Anderson, Landa. 2000. Creative Jolt Inspirations.
Cincinnati, OH, North Light Books.
Grover, Ronald. 1998. Billboard Aren’t Boring Anymore. Business
Week 21 September, hal. 88-89
Heller, Steven. 1993. Graphic Design, New York, Rockport,
Allworth Press
Holland, Bierut, Drenttel. 1993. Graphic Design : America, New
York, Rockport, Allworth Press
Jeff Foster. 1997. Photoshop Web Magic. Hayden Books.
Johansson, Johny K. 2006. Global Marketing : Foreign Entry, Local
Marketing & Global Management. Fourth Edition. New York : McGrawHill
Keegan, Warren J. And Green, Mark S. 2000. Global Marketing. Second
Edition. New Jersey : Printice-Hall.
Keyes, J. 1990. Multimedia Offers Managers Multiple Business
Solutions. Computer World.
Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. 2006. Marketing Management. 12th
Edition. New Jersey : Pearson Education.
Labuz, Ronald. 1991. Contemporary Graphic Design, New York, Van
Nostrand Reinhold
Landa, Robin, 1998. Thinking Creatively, Cincinnati, North Light
Books.
Landa, Robin, 2001. Graphic Design Solutios, Cincinnati, North
Light Books
Majalah Marketing. 2004. Majalah Pemasaran dan Penjualan, No.1-12.
Jakarta: PT. Info Cahaya Hero.
Majalah Marketing. 2005. Inspiring The Leadership, No.1-12. Jakarta: PT.
Info Cahaya Hero.
Majalah Marketing. 2006. Inspiring The Leadership, No.1-12. Jakarta: PT.
Info Cahaya Hero.
Majalah Marketing. 2007. Inspiring The Leadership, No.1-8. Jakarta: PT. Info
Cahaya Hero.
Majalah Marketing. 2007. Top Brand 2000-2007, Edisi Khusus No.1. Jakarta:
PT. Info Cahaya Hero.
Majalah Marketing. 2007. 10 Karakter Unik Konsumen Indonesia, Edisi
Khusus. Jakarta: PT. Info Cahaya Hero.
Majalah Swa Sembada. 2004. No.1-24. Jakarta: Yayasan Sembada Swakarya.
Majalah Swa Sembada. 2005. No.1-24. Jakarta: Yayasan Sembada Swakarya.
Majalah Swa Sembada. 2006. No.1-24. Jakarta: Yayasan Sembada Swakarya.
Majalah Swa Sembada. 2007. No.1-15. Jakarta: Yayasan Sembada Swakarya.
Meggs, Philip B. 1983. A History of Graphic Design. New York,
Van Nostrand Reinhold
Michael E. Porter, 1985. Competitive Advantages. Free Press.
Miller, Cyndee. 1995. Outdoor Gets a Makeover. Marketing News,
10 April, hal. 26.
Nichols, John. 1995. Outdoor New York Tops Ideas, Gannetteer,
September, hal.8
Nielson, J. 1995. Multimedia and Hypertext : The Internet and
Beyond. New York. Harcourt Braco.
Neubourne, Ellen. 2000. Road Show : The New Face of Billboards.
Business Week, 8 Mei hal.75
OAAA. 2005. Introduce Yourself to Outdoor Advertising. OAAA.
New York
OAAA. 2000. Creating Award Winning Outdoor. OAAA. New
York
Peter, J. Paul and Donnelly, James H. 2006. A Preface to Marketing
Management.Tenth Edition. New York:McGraw-Hill
Richardson, Margaret. 1993. Best Selling Design : Book Jackets andCovers,
Three Case Study, U&lc, Vol.20, No.2, Summer / Fall
Robert Levering, Milton Moskowitz. 2002. The 100 Best Companies To Work
For . March 11. Fortune
Ries, Al dan Jack Trout. 2001. Positioning : The Battle for Your
Mind. New York : McGraw-Hill.
Ries, Al and Jack Trout. 1993. The 22 Immutable Laws of
Marketing, New York, Harper Business.
Robisn Landa. 2001. Graphic Design Solutions. Second Edition.
OnwordPress-Thomson Learning
Richard Raysman & Jeffrey D. Neuburger. 2003. Multi-media
Publishing: Legal Issues To Consider. Published in MusiCopyright
Intelligence
Shamms Moprtier. 2001. Flash 5 : Weekend Crash
Shimp,Terence A. 2000. Advertising and Promotion : Supplemental Aspects of
Integrated Marketing Communications, Fifth Edition. The Dryden Press
Sloane, A. 1996. Multimedia Communication. . New York : McGraw-Hill
Publishing.
Suyanto, M.. 2007. Strategic Management : The Most Admired Companies.
Andi Yogyakarta
Suyanto, M.. 2005. Strategi Periklanan Televisi Perusahaan Top
Dunia. Andi Yogyakarta
Suyanto, M.. 2003. Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan. Andi
Yogyakarta
Suyanto, M.. 2003. Strategi Periklanan pada E-Commerce
Perusahaan Top Dunia. Andi Yogyakarta
Suyanto, M. 2003. Multimedia alat untuk Meningkatkan Keunggulan
Bersaing, Andi Yogyakarta
Suyanto, M.. 2002. Strategi Pemasaran Global Berbasis Internet.
Jurnal DASI Vol. III No. 1. AMIKOM Yogyakarta.
Suyanto, M.. 2002. Evaluasi Efektivitas Periklanan Berbasis
Internet. Jurnal DASI Vol. III. No. 2. AMIKOM Yogyakarta
Suyanto, M.. 2001. Manajemen Periklanan.
Jurnal DASI Vol. II No. 4. Desember. AMIKOM Yogyakarta
The Editors of PC Magazine. 2002. Top 100 Undiscovered Web Sites. PC
Magazine
The Editors of PC Magazine. 2002. The Best Product for 2002. PC
Magazine
The Editors of PC Magazine. 2002. The Eighteenth Annual Awards
for Technical Excellence. PC Magazine.
Thomas J. Kueglen, Jr. 2000. Web Advertising and Marketing :
Make The Web Work for You. Third Edition. A Devision of
Prima
Publishing
Thomas Russel, W. Ronald Lane. 1999. Kleppner’s Advertising
Procedure, Fourteenth Edition. Prentice-Hall
Walker, O. C., Mullins, J. W., Boyd, H. W. and Larreche, J. L. 2006.
Marketing Strategy. Fifth Edition. New York : McGraw-Hill
Ward Hanson. 2000. Principles of Internet Marketing. South
Western College Publishing.
White, Roderick. 2005. Best Practice – Outdoor Advertising : Solus or
Support ?. Admap. Mei. Hal.12-14.
Williams, Roy H. 2003. Outdoor Ads That Get Results. Sales &
Marketing. 4 Agustus.
Wong, Wucius, Benjamin, 1994. Visual Design on the Computer.
New York, Design Books
WWW.CAKRAM.CO.ID
Yin, Sandra. 2002. Counting Eyes On Billboards. American
Demographic. Desember
.
Download