Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 87 BAB VII JASA-JASA PERBANKAN DALAM NEGERI A. Rumusan Capaian Pembelajaran Jasa-Jasa Perbankan dalam Negeri 1. Sikap Sikap utama dan pertama yang harus ditanamkan pada diri mahasiswa maupun pengampu Mata Kuliah Pengantar Manajemen Keuangan dan perlu dituangkan dalam bab ini membahas tentang Jasa-jasa perbankan yang ada di dalam negeri, pembahasan ini dianjurkan kepada semua mahasiswa dan pengampu Mata Kuliah harus: a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan etika; c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasi onalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa; e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain; f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan; g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik; i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara andiri;menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan bewirau sahaan 2. Ketrampilan Umum Pengantar Manajemen Keuangan Keterampina umum yang harus ditanamkan pada diri mahasiswa maupun pengampu Mata Kuliah Manajemen Perbankan, yang dituangkan dalam bab ini adalah Jasa-jasa perbankan yang ada di dalam negeri dan mahasiswa harus: a. mampu menerapkan pemikian logis, kritis, inovatif, bermutu, dan terukur dalam melakukan pekerjaan yang spesifik di bidang keahliannya serta sesuai dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan; b. mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur; La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 89 c. mampu mengkaji kasus penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya dalam rangka menghasilkan prototype, prosedur baku, desain atau karya seni, menyusun hasil kajiannya dalam bentuk kertas kerja, spesifikasi desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi d. mampu menyusun hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk kertas kerja, spesifikasi desain, atau esai seni, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;. e. mampu mengambil keputusan secara tepat berdasarkan prosedur baku, spesifikasi desain, persyaratan keselamatan dan keamanan kerja dalam melakukan supervisi dan evaluasi pada pekerjaannya; f. mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja sama dan hasil kerja sama didalam maupun di luar lembaganya; g. mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya; h. mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; i. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi. B. Pengantar Selain menciptakan alat-alat pembayaran uang giral, seperti cek, biliyet giro (BG), dan wesel, bank umum juga dalam kegiatan aktivitasnya sehari-hari. Selain itu, juga dapat memberikan jasa-jasa yang dapat dipergunakan masyarakat untuk mempermudah pembayaran atas transaksinya. Jasa yang diberikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan pembayaran atas transaksi yang dilakukan nasabah di dalam negeri maupun di luar negeri. Oleh karena itu, jasa perbankan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: jasa perbankan dalam negeri (dalam satuan nilai rupiah), dan jasa perbankan lu ar negeri (dalam valuta asing). Untuk memperjelas jasa-jasa yang diberikan perbakan kepada nasabahnya adalah sebagai berikut. 1. Transfer (Pengiriman uang) Transfer (Pengiriman uang) merupakan jasa pengiriman uang yang diberikan kepada nasabah, baik yang dilakukan disatu bank ke kantor cabang bank sama maupun cabang bank-bank lainnya.Pengiriman uang melalui bank, disebut dengan bank transfer atau remitance terjadi karena pembayaran-pembayaran dimana si-pembayar dan sipenerima La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 90 tidak saling bertemu. Jasa transfer tersebut bisa terjadi karena berbagai hal transaksi, misalnya transaksi atas pembelian barang maupun jasa, yang dilakukan secara kredit sehingga terjadi utang piutang satu sama lainnya. 2. Jasa Transfer Berdasarkan Wilayah Mata Uang a. Tranfer dalam negeri (Rupiah) pada umumnya dilakukan oleh bank-bank yang berada dalam satu wilayah atau satu negara, dan negara tersebut hanya dapat melakukan pertukaran uang rupaih seperti di Indonesia. b. Transfer luar negeri (Valuta Asing), transfer seperti ini hanya dapat dilakukan pada mata asing dan para pihak yang melakukan kegiatan tersebut hanya kepada pihak yang berada dalam dua negara yang berbeda. 3. Jasa Transfer Berdasarkan Pelaksanaan Hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu (a) transfer keluar/outgoing transfer, dan (b) transfer masuk (incoming transfer). Kedua jenis transfer tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Dikatakan transfer keluar/outgoing transfer, apabila melakukan pengiriman uang ke bank lain baik atas permintaan nasabahnya atau permintaan atas kepentingan bank sendiri. b. Dikatakan transfer masuk (incoming transfer) apabila suatu bank menerima kiriman uang dari bank lain baik untuk kepentingan bank sendiri maupun untuk kepentingan nasabahnya, kondosi demikian yang disebut dengan transfer masuk. 4. Jasa Transfer Berdasarkan Media Pngiriman Jasa transfer berdasarkan media pengiriman yang sering digunakan adalah (a) mail trensfer, dan (b) wesel/cek bank. Kedua jenis jasa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a) mail transfer merupakan pengiriman uang dengan surat atau by mail. Mekanismenya adalah dengan cara bank mengirim uang atas permintaan nasabah mengirimkan perintah membayar (payment order) kepada bank pembayar di kota tujuan dan menguangkan melalui jasa kantor pos/kurir (courir service). Misalnya titipan kilat, elteha. b) Wesel/cek bank. Mekanisme uang dengan wesel/cek bank, yaitu bank pengirim mengeluarkan wesel atau cek yang ditarik atas bank pembayar. Wesel atau cek ini diserahkan kepada si-pengirim. Atas penyerahan cek atau wesel tersebut si-pengirim dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: (i) pergi sendiri ke kota tujuan dan menuangkan wesel atau cek tersebut pada bank La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 91 pembayar; (ii) mengirimkan wesel atau cek tersebut kepada si-penerima, yang selanjutnya sipenerima yang akan menguangkan pada bank pembayar. c) Lalu lintas Giral (LLG) merupakan transfer yang terjadi diantara dua bank yang berbeda, dan berada dalam satu wilayah kliring yang sama. Transfer kliring yang demikian dapat melibatkan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring. d) Telegraphic Transfer (TT) merupakan transfer yang dilakukan oleh bank pengirim dengan mengirimkan perintah bayar melalui telex atau kawat kepada bank pembayaran. Biaya yang timbul atas transaksi ini dibebankan kepada nasabah yang bersangkutan. e) Pengiriman uang melalui telepon merupakan merupakan pengiriman uang dengan menggunakan pesawat telepon, jika dalam kondisi tertentu, misalnya karena pesawat telexrusak atau terganggu aliran listrik sehingga untuk mempercepat proses dilakukan dengan telepon.. f) Electronic Transfer. Pengiriman transfer ini dilakukan secara elektronik melalui komputer. Jumlah yang akan ditransfer di input ke dalam komputer dan sebelum dikirim dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh pimpanan yang berwenang menyetujui transaksi transfer tersebut. Pengiriman uang dengan telex, telpon, dan elektronik jauh lebih cepat sampai dari pada dengan surat (mail). Hal itu dikarenakan berita pengiriman uang selain dengan surat dapat diterima pada waktu yang sama. Sedangkan jika dengan surat berita baru akan diterima kemudian, apalagi jika kedua bank berada di kota atau negara yang berlainan. Untuk transaksi transfer ini bank membebankan biaya kepada nasabah pengirim dalam bentuk provisi (upah) transfer dan biaya telex atau telpon. C. Para Pihak yang Terlibat dalam Transaksi Transfer Para pihak yang terlibat dalam transaksi transfer adalah sebagai berikut. a. Pengirim Transfer (Remitter) Nasabah yang meminta bantuan bank untuk mengirim uang. nasabah ini mungkin juga sebuah bank. b. Bank Pengirim (Remitting Bank) Bank yang melakukan pengiriman uang, baik atas permintaan nasabah atau untuk keperluan bank itu sendiri. c. Bank Pembayar (Paying Bank) Bank yang melakukan pembayaran kepada penerima transfer (beneficiary). La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 92 d. Penerima Transfer (Beneficiary) Nasabah yang berhak menerima kiriman uang. nasabah ini mungkin juga sebuah bank. e. Bank Pemberi Ganti (Reimbursing Bank) Bank yang atas permintaan Remitting Bank menyediakan dana bagi paying Bank supaya paying bank bisa melaksanakan pembayaran transfer tersebut. 1. lnkaso (penagihan Warkat) lnkaso adalah jasa perbankan untuk rnerakukan penagihan atas warkat-warkat berharga kepada pihak ketiga (tertagih) atas permintaan nasabahnya [penagih). Adapun warkatwarkat berharga yang ditagih antara lain cek, weser, prornes, kwitansi, kupon dividen, traveilers dan sebagainya' nilai uang yang terdapat daram warkat yang ditagih tersebut bisa dalam uang rupiah maupun valuta asing dan warkat tersebut bisa herasar dari bank di daram negeri maupun bank di luar negeri. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka jasa transfer clapat dikelompokan menjadi: 2. Jasa Transfer Berdasarkan Wilayah (Mata uang) Pengelompokan jasa transfer berdasarkan wilayah atau mata uang terdiri dari. a. Transfer Dalam Negeri (Rupiah) Inkaso dalam negeri terjadi apabila warkat yang diinkasokan berasal dari bank di dalam negeri dan dalam mata uang rupiah. b. Inkaso Luar Negeri (Valuta Asing) atau Collection Apabila warkat yang diinkasokan berasal dari bank luar negeri dan dalam mata uang valuta asing maka disebut dengan inkaso valuta asing (collection) 3. Jasa Inkaso Bersadarkan Pelaksanaannya Pengelompokan jasa inkaso berdasarkan pelaksanaannya dapat dibagi menjadi. a. Inkaso Keluar (outward collection) Apabila suatu bank melakukan penagihan warkat ke bank lain atas perintah nasabahnya. b. Inkaso Masuk (inction) Apabila suatu bank menerima warkat banknya sendiri yang ditagih oleh bank lain. 4. Para Pihak yang Terlibat dalam Jasa Inkaso a. Principal: pihak yang mempercayakan penanganan collection pada banknya. b. Remitting bank: yaitu pihak yang diberi kepercayaan oleh principal untuk La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 93 menangani collection. c. Collecting bank: adalah pihak bank mana saja selain remitting bank, yang terlibat dalam pemrosesan perintah collection. d. Presenting bank: adalah pihak collecting bank yang menyampaikan tagihan kepada Drawee. e. Drawee: atau tertarik adalah pihak yang akan menerima tagihan seperti tertera pada (sesuai dengan) perintah collection. D. Jasa-Jasa Perbankan Dalam Negeri Jasa perbankan yang diberikan kepada masyarakat dan pelaku ekonomi untuk menyelesaikan transaksinya di dalam negeri umumnya diselesaikan dalam mata uang rupiah. Beberapa layanan yang banyak ditawarkan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat dan pelaku ekonomi adalah jasa transfer, kliring, inkaso dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), Berikut akan diuraikan satu persatu jasa -jasa perbankan dimaksud. 1. Transfer Dalam Negeri Transfer dalam negeri adalah jasa pengiriman uang yang diberikan bank kepada nasabah dimana mata uang yang dipergunakan dalam rupiah dan Para pihak yang terlibat di dalamnya pada umumnya berada di dalam negeri. Mekanisme transfer dalam negeri, jika dilakukan antara satu cabang bank dengan cabang lainnya yang memiliki nama yang sama, misalnya antara Bank Syariah Mandiri cabang Kuningan Jakarta dengan Bank Syariah Mandiri cabang Bogor, berarti akan menimbulkan transaksi Rekening Antar Kantor (RAK). Gambar 3.1 berikut menjelaskan mekanisme transfer melalui Rekening Antar Kantor (RAK). 2. Kliring Salah satu fungsi Bank Umum adalah menciptakan dan memberikajasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan Bank Umurr tersebut bertujuan untuk memperlancar berbagai macam transaks. perdagangan maupun keuangan yang dilakukan masyarakat. Salah sati. jasa yang diciptakan bank umum dan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memperlancar kegiatan bisnisnya adalah jasa kliring. Landasan operasional penyelenggaran kliring diatur berdasarkan peraturan BI No.2/4/PBI/2000 untuk Bank Umum dan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.10/DSNMUI/IV/2000, prinsip Al-Wakalah untuk Bank Umum dengan Prinsip Syariah. Pengertian Kliring sesuai PBI No.1/3/PBI/1999 adalah Pertukaran warkat atau La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 94 Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring baik atas n a m a p e s e r t a m a u p u n a t a s n a m a n a s a b a h p e s e r t a ya n g m e m p e r hitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. 3. Warkat Kliring Warkat Kliring transaksi yang dapat diproses melalui sistem kliring meliputi transfer dan transfer kredit yang disertai dengan pertukaran fisik warkat (baik warkat debet maupun warkat kredit). Sesuai PBI No.1/3/PBI/ 1999, yang dimaksud warkat kliring alat lalu lintas pembayaran giral dalam mata uang rupiah yang Perhitungkan dalam proses kliring yaitu: Cek, Bilyet Giro, Traveller Cek (TC), Nota Debet, Nota Kredit dan wesel bank untuk transfer LWBUT). Dalam pelaksanaannya, warkat yang paling banyak dikliring atau dipertukarkan antar bank peserta kliring adalah cek dan bilyet giro. Dalam hal transfer kredit, nilai transaksi yang bisa diperoses melalui kliring dibatasi di bawah Rp100.000.000,00 sedangkan untuk nilai transaksi Rp100.000.000,00 ke atas harus dilakukan melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI -RTGS). Seluruh Warkat yang akan diserahkan ke penyelenggara kliring harus disertai dengan dokumen kliring sebagai media kontrol yang berfungsi sebagai alat bantu dalam proses perhitungan kliring. Dokumen kliring ini terdiri dari: a. bukti penyerahan warkat debit-kliing penyerahan (BPWD); b. bukti penyerahan warkat kredit-kliring penyerahan (BPWK); c. kartu batch warkat debit; d. kartu batch warkat kredit; e. lembar substitusi. Setiap warkat kliring otomatis harus memenuhi syarat sebagai berikut: seragam (baku), dicetak oleh security printing dan di "encode" dengan tinta magnet yang disebut Magnetic Ink Character Recognition (MICR). Tinta MICR yang dibubuhkan ke warkat kliring yang akan terbaca oleh mesin reader sorter pada saat dilakukan pemilahan warkat oleh penyelenggara kliring yang bersangktan. Berikut adalah pengertian Cek dan Bilyet Giro. 4. Cek Cek adalah surat perintah membayar sebagaimana diatur dalam KUHD, yang memuat kata cek, diterbitkan pada tanggal dan tempat tertentu, yang mana penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada bank untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang atau pembawa (PBI 1/3/1999 dan SEBI 3/27/DASP). La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 95 5. Biliyet Giri (BG) Biliyet giro merupakan suratrintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahkan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebut namanya (PBI) No.1/3/1999 dan SEBI 3/27/DASP). E. ParaPihak yang Terlibat dalam Kliring Para pihak yang terlibat dalam jasa kliring terdiri atas : (a) Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring, dan (b) seluruh banuk yang berada dalam satu wilayah kliring se bagai peserta kliring. Jika dalam satu wilayah tidak terdapat kantor cabang Bank Inng tersebut. Adapun peraturang yang harus diikuti oleh bank peserta kliring adalah sebagai be donesia, maka BI akan menunjuk salah satu cabang umum yang berada ikut: a. wajib memiliki rekening giro di Bank Indonesia dan menyediakan dana yang cukup di rekening tersebut untuk menampung perhitungan kliring tersebut; b. datang tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditentukan. Adapun jadwal kliring terdiri dari: a) Kliring Penyerahan, yaitu waktu yang disediakan BI untuk menyerahkan seluruh warkat kliring, baik yang berupa warkat debet maupun warkat kredit yang akan diserahkan ke baik lain. b) Kliring Penerimaan, yaitu waktu yang disediakan BI untuk menerima seluruh warkat debet maupun kredit yang berasal dari bank lain. c) Kliring Pengembalian (retur kliring), yaitu waktu dimana peserta kliring dapat mengembalikan warkat kliring yang ditolak. Dalam hal ini terdiri dari: (a) tolakan keluar, apabila suatu bank menolak warkat yang dikirim oleh bank lain, baik berupa warkat debet maupun warkat kredit., (b) tolakan masuk, apabila suatu bank menerima warkat yang ditolak oleh bank lain, baik berupa warkat debet maupun warkat kredit. F. Perkembangan Mekanisme Kliring Penyelenggaraan kliring diJakarta pada awalnya dilaksanakan secara manual. Namun, dalam perkembangannya dan sejalan dengan meningkatnya transaksi perekonomian nasional, penyelenggaraan kliring secara manual dirasakan tidak efektif dan efisien lagi. Berdasarkan kondisi tersebut, Bank Indonesia melalui SKBI No.21/9/KEP/DIR tanggal 23 Mei 1988 menetapkan untuk mengubah sistem penyelenggaraan kliring lokal Jakarta dari sistem manual menjadi sistem otomasi kliring. La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 96 Dalam prakteknya sistem otomasi kliring tersebut baru diimplementasikan pada tanggal 4 Juni 1990 untuk proses kliring penyerahan, sedangkan proses kliring pengembalian tetap dilakukan secara manual. Sistem ini dikenal dengan sistem semi otomasi. Pada tahun 1994 sistem semi otomasi diganti dengan sistem otomasi yang di berlakukan dibeberapa kota selain Jakarta, yaitu Bandung, Surabaya dan Medan. Kemudian pada tahun 1999 di Jakarta mulai diberlakukan Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ). Sejak 27 Januari 2003. 1. Sistem Kliring Manual Sistem manual kliring merupakan sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam peleksanaan pemilihan warkat, perhitungan dan pembuatan biliyet sal do kliring dilakukan secara manual oleh setiap peserta kliring. 2.Sistem Kliring Semi Otomasim Kliring Semi Otomasi merupakan sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan perhitungan warkat dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomasi sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. Sistem ini dikenal dengan Semi Otomasi Kliring Lokal (SOKL). Proses kliring sama dengan sistem kliring manual, kecuali rekapitulasi warkat dibuat di kantor bank peserta dan dimasukan ke dalam disket. Pada saat pertemuan di lembaga kliring para peserta hanya menyerahkan disket kepada penyelenggara kliring untuk diproses lebih lanjut oleh penyelenggara kliring, sedangkan warkat kliring tetap dipertukarkan secara manual diantara para peserta kliring. Sistem ini masih dilaksanakan di 33 wilayah kliring yang diselenggarakan oleh BI dan di 37 wilayah kliring lainnya yang diselenggarakan oleh pihak lain yang ditunjuk oleh BI. 3. Sistem Kliring Otomasi Kliring Otomasi adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal dimana pemilahan warkat, perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomatis. Melalui sistem ini proses kliring dilakukan dengan mesin-mesin otomasi, seperti mesin baca pilah (reader sorter) yang secara otomatis memilah dan melakukan perhitungan warkat. Peserta kliring datang ke penyelenggara kliring untuk menyerahkan warkat dan m engambil hasil perhitungan kli ring. Sistem ini dil aksanakan di Bandung, Suraba ya, dan Medan. 4.Sistem Kliring Elektronik Kliring Elektronik adalah sistem penyelenggaraan kliring yang dalam pelaksanaan La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 97 pemilahan warkat, perhitungan dan pembuatan bilyet salso kliring dilakukan secara elektronik disertai dengan penyampaian warkat peserta kliring kepada penyelenggara kliring untuk dipilah secara otomasi. Warkat yang dipilah secara otomasi adalah berupa warkat debet (cek dan BG bank lain), sedangkan yang dikirim secara elektronik adalah data keuangan atas transaksi transfer (khusus untuk nominal besar). Sistem ini dilaksanakan di Jakarta. 5. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) merupakan sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debit dan kliring kredit, yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. SKNBI pada akhirnya akan menggantikan sistem kliring yang saat ini digunakan di 105 penyelenggara kliring di Indonesia. Dengan pelaksanaan secara bertahap maka tahap awal diterapkan di Jakarta, sejak tanggal 29 Juli 2005. a. Tujuan BI Menerapkan SKBNI Tujaun BI menerapkan SKBNI adalah untuk meningkatkan efisiensi pembayaran ritel serta bertujuan untuk meningkatkan risiko dalam penyelenggaraan kliring. b. Manfaat Penerapan SKBNI Adapun manfaat penerapan SKBNI dilihat dari Bank Indonesia adalah (a) untuk efisiensi waktu, biaya dalam hal kegiatan operasional, (b) jangkauan transfer antar bank melalui kliring akan menjadi laus, (c) untuk meminimalisir timbulnya risiko dalam penyelenggaraan kliring. c. Sedangkan manfaat bagi Bank peserta kliring adalah: (a) efisiensi dalam hal cetak dan proses administras warkat kredit, (b) memperluas jangkauan layanan kepada nasaba. c. Penyelenggara SKNBI Penerapan sistem SKNBI pelaksanaannya diselenggarakan oleh (a) Penyelenggara Kliring Nasional (PKN), yaitu unit kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional, (b) penyelenggara Kliring Lokal (PKL), yaitu unit kerja di Bank Indonesia dan Bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring tertentu. Sedangkan yang dapat menjadi peserta dalam SKNBI adalah setiap bank di suatu wilayah kliring dengan persyara tan tertentu yang telah ditetapkan oleh BI. d. Subsistem dalam Penyelenggaraan SKNBI Pelaksanaan penyelenggaraan SKNBI terdiri dari 2 subsistem yaitu: La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 98 d.1. Kliring Debet a) Meliputi kegiatan kliring penyerahan dan kliring pengembalian, digunakan untuk transfer debet antarbank yang disertai dengan penyampaian fisik warkat debet, seperti cek, bilyet giro, nota debet dan lain-lain. b) Penyelenggaraan kliring debet dilakukan secara lokal di setiap wilayah kliring oleh PKL. c) PKL akan melakukan perhitungan kliring debet berdasarkan Data Keuangan Elektronik (DKE) debet yang dikirim oleh bank peserta. d) Hasil perhitungan kliring debet secara lokal tersebut selanjutnya dikirim ke Sistem Sentral Kliring (SSK) untuk diperhitungkan secara nasional oleh PKN. d.2. Kliring Kredit Digunakan untuk transfer kredit antar bank tanpa disertai penyampaian fisik warkat (paperless) sebagai berikut. 1. Penyelenggaraan kliring kredit dilakukan secara nasional oleh PKN 2. Perhitungan kliring kredit dilakukan oleh PKN atas dasar DKE kredit yang di kirim bank peserta. 3. Transfer kredit antarbank yang dapat dikliringkan dalam kliring kredit adalah di bawah Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) 4. Nilai nominal warkat debit tidak dapat dibatasi kecuali untuk warkat debit, yang berupa nota debit, yaitu setinggi tingginya Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupi ah). G. Garis Besar Proses Kliring Jasa kliring yang diberikan kepada nasabah berasal dari dua aktivitas keuangan nasabah, yaitu melakukan pengiriman atau penerimaan dana (transfer), dan penyetoran atau tagihan warkat (Cek/BG). Berdasarkan aktivitas tersebut maka pro ses kliring tersebut dapat dikelompokkan menjadi: 1. Transfer Keluarr (Outgoing Credit), yaitu aktivitas pengiriman dana ke bank lain yang dilakukan baik untuk kepentingan nasabah ataun kepentingan bank. 2. Transfer Masuk (Incoming Credit), yaitu kiriman uang yang diterima oleh suatu bank sendiri. Cek/BG Kosong dan Daftar Hitam (Black List) BI Cek atau BG yang ditunjukkan oleh pemegang balk melalui kliring ataupun loket bank dan ditolak pembayarannya oleh bank tertarik dengan alasan saldo tidak cukup akan menyebabkan dicantumkannya nama nasabah penarik Cek atau BG dalam daftar hitam (Black List) BI, apabila: 1) Menarik Cek/BG kosong 3 lembar atau lebih dalam jangka waktu 6 bulan. La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 99 2) Menarik Cek/BG kosong 1 lembar dengan nilai nominal Rp 1 Milyar. Daftar hitam BI adalah suatu daftar yang berisi nama-nama penarik Cek/BG kosong yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan. Adapun proses penutupan rekening dan pencantuman nasabah dalam Daftar Hitam (Black List) BI sebagai berikut: 1. Menerbitkan Surat Peringatan I (SP-I) untuk penolakan Cek/BC kosong pertama. 2. Menerbitkan Surat Peringatan II (SP-II) untuk penolakan Cek/BC kosong kedua. 3. Menerbitkan Surat Pemberitahuan Penutupan Rekening (SPPR untuk Cek/BG ketiga. SPPR berisi pemberitahuan telah dilakuka: penutupan terhadap rekening penarik, perintah untuk mengembalikan sisa buku Cek/BG yang belum terpakai, pencantuman nan -2 penarik dalam daftar hitam (black list) BI dan hubungan Rekening Koran penarik dengan bank. H. Masa Berlaku dan Wilayah Daftar Hitam Daftar hitam diterbitkan oleh BI yang berada dalam suatu wilayah kliring dan berlaku selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan daftar hitung di wilayah kliring lokal setempat. Bank di suatu wilayah kliring dapat memanfaatkan mengenai daftar hitam di wilayah kliring lainnya dengan mengajukan permohonan tertulis kepada BI yang terdapat di wilayah lokal tersebut. 1. Inkaso Dalam Negeri dan Intercity Clearing Bank Indonesia (KBI) atau cabang bank lain (bank umum dan bank pembangunan) yang disetujui BI. Dalam kliring lokal hanya meng: -nadir transaksi cek/BG yang diterbitkan bank peserta kliring wiayah lokal, sedangkan untuk warkat non lokal, bank mengembang-mekanisme sendiri sendiri yang dikenal dengan istilah inkaso. Pengertian dan Mekanisme Inkaso, adalah penagihan surat berharga (warkat inkaso) yang diterima nasabah untuk ditagihkan kepada bank lain diluar wilayah kliring penagihan warkat inkaso yang diterima dari bank lain untuk dicaikan kepada cabang tertarik. Warkat yang dapat diterima sebagai inkaso, antara lain cek dan BG. a. Nasabah menyerahkan warkat inkaso (Cek/BG) yang berasal dari luar kota kepada Bank (di dalam kota) untuk ditagihkan. b. Bank menerima warkat (Cek/BG) dari nasabah dan mengirimkan warkat tersebut ke cabangnya di luar kota sesuai darimana warkat itu berasal. La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 100 c. Cabang Bank Penagih warkat (di luar kota) melakukan kliring lokal dengan Bank Penerbit warkat (di luar kota). d. Jika dana nasabah penarik warkat (Cek/,BG) mencukupi maka akan terjadi perpindahan dana dari Bank Penerbit warkat kepada Cabang Bank Penagih warkat. e. Dana tersebut akan dipindahkan lagi oleh Cabang Penagih warkat (di luar kota) kepada Bank Penagih warkat melalui mekanisme Rekening Antar Kantor (RAK). f. Bank Penagih warkat akan mengkreditkan dana hasil tagihan kepada rekening nasabah penyetor warkat, jika nasabah tersebut memiliki rekening di Bank Penagih warkat. Tetapi jika tidak memiliki rekening, Bank akan menyerahkan dana hasil tagihan tersebut kepada penyetor warkat. g. Jasa inkaso ini sudah semakin berkurang peranannya sejalan dengan telah diterapkannya mekanisme intercity clearing oleh beberapa bank. 2. Pengertian Intercity Clearing Intercity Clearing adalah penyelenggaraan kliring lokal atas cek dan Bilyet Giro yang diterbitkan oleh kantor bank yang bukan peserta di wilayah kliring lokal tersebut (SEBI 4/16/DASP). Sistem ini meniadakan secara bertahap kegiatan inkaso yang selama ini berjalan. a. Prinsip-prinsip Umum Intercity Clearing Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dijadikan prinsip dalam pelaksanaan jasa bank intercity clearing. Warkat Luar Kota (Cek/BG) dapat dikliringkan dimanapun sepanjang: warkat tersebut diterbitkan oleh Bank yang sudah terdaftar seba gai Peserta Kliring Warkat Luar Wilayah (intercity clearing); dan 1. Pada wilayah kliring lokal tersebut terdapat kantor cabang dari bank pen erbit. 2. Bank menerima warkat (Cek/BG) dari nasabah dan menagihkan warkat tersebut melalui mekanisme kliring lokal ke cabang bank penerbit warkat di wilayah kliring lokal. 3. Cabang Bank Penerbit warkat melakukan konfirmasi melalui SVS atau fax kepada Bank Penerbit warkat di luar kota, tanpa harus mengirimkan warkat tersebut ke luar kota. 4. Jika dana nasabah penarik warkat (Cek/BG) mencukupi maka akan terjadi per- pindahan dana dari Bank Penerbit warkat kepada cabangnya melalui mekanisme RAK. 5. Dana tersebut akan dipindahkan lagi oleh Cabang Penerbit warkat kepada Bank La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 101 Penagih warkat melalui mekanisme kliring. 6. Bank Penagih warkat akan mengkreditkan dana basil tagihan kepada rekening nasabah penyetor warkat, jika nasabah tersebut memiliki rekening di Bank Penagih warkat. Tetapi jika tidak memiliki rekening, Bank akan menyerahkan dana hasil tagihan tersebut kepada penyetor warkat. b. Surat Kedit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal sebagai "Letter of Credit" (L/C) dalam Negeri adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis Pemohon (Applicant) yang mengikat Bank Pembuka (Issuing Bank) untuk: a) melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh Penerima, b) memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada Pene rima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh Penerima, atau c) memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh Penerima, atas penyerahan dokumen sepanjang persyaratan dan kondisi SKBDN dipenuhi. Semua SKBDN yang diterbitkan oleh Bank di Indonesia harus mencantumkan secara tegas ketentuan SKBDN sesuai Peraturan Bank Indonesia No.5/6/PBI/2003 tanggal 2 Mei 2003. Penerima (Beneficiary) adalah orang atau badan usaha yang disebut dalam wesel SKBDN atau surat perjanjian lainnya yang terkait dengan SKBDN tersebut sebagai pihak yang berhak menerima pembayaran. c. Ketentuan Umum SKBDN Penerbitan dan pengunaan SKBDN dalam suatu transaksi pembayaran harus mengacu pada beberapa ketentuan berikut ini. a. Ketentuan Peraturan Bank Indonesia hanya berlaku bagi penerbitan SKBDN dalam hal Bank, Pemohon dan Penerima berkedudukan di dalam negeri. b. SKBDN hanya dilakukan untuk transaksi perdagangan barang: a) Perpindahan barang dilakukan di dalam negeri. b) Perpindahan barang dapat dilakukan dari dalam negeri keluar negeri sepanjang SKBDN diterbitkan atas dasar Master L/C dan non L/C untuk tujuan ekspor. c. SKBDN harus diterbitkan dalam mata uang rupiah, namun dapat diterbitkan dalam valuta asing sepanjang SKBDN tersebut terkait dengan transaksi perdagangan internasional yaitu: La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 102 a) Untuk pembelian dalam negeri terkait dengan produksi untuk tujuan ekspor. b) Untuk pembelian barang dalam negeri, mengandung komponen Impor untuk keperluan perdagangan dalam negeri maupun tujuan ekspor. d. Hal lain yang Perlu Diperhatikan a. Meskipun diijinkan penerbitan SKBDN dalam valuta asing, kalau bank umum ter - sebut belum mendapat persetujuan menjadi bank Devisa dari Bank Indonesia maka bank umum tersebut tetap tidak dapat menerbitkan SKBDN dalam valuta asing. b. Dalam hal diterbitkan dalam valuta asing, bank pereimburse dapat berkedudukan di luar negeri. c. SKBDN yang diterbitkan atas dasar Master L/C dari luar negeri dalanrangka Back to Back L/C tunduk pada Peraturan Bank Indonesia. d. Dalam hal transaksi perdagangan terkait dengan jasa yang tidak dapat dipisahkan maka nilai barang harus lebih besar dari nilai jasa. SKBDN diterbitkan dalam kondisi tidak dapat dirubah dan tidak dapat ditarik kembali atau dibatalkan tanpa persetujuan dari Bank Pembuka, Bank Pengkonfirmasi jika ada dan Penerima. SKBDN harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan apabila tidak dapat dihindari dapat dibuka dalam bahasa Inggris.Drawee dalam rangka SKBDN hanya Bank. Bank Pembuka dapat menentukan sendiri besarnya jaminan dan atau setoran tunai dengan mempertimbangkan bonafiditas Pemohon, termasuk penerbitan SKBDN dengan syarat Red Clause. Permohonan penerbitan SKBDN harus tertulis oleh pemohon atau kuasanya se kurang-kurangnya memuat. 1. Nama jelas dan alamat Pemohon 2. Nama jelas dan alamat Penerima SKBDN merupakan kontrak yang terpisah dari kontrak penjualan atau kontrak lainnya yang menjadi dasar penerbitan SKBDN. Bank hanya berurusan dengan dokumen dan bukan dengan barang Jan atau jasa pelaksanaan lainnya. Dalam penerbitan SKBDN, permohonan nasabah sekurang-kurangnya mencantumkan hal-hal sebagai berikut. 1. Nama jelas dan alamat pemohon Nama jelas dan alamat beneficiary.Nilai SKBDN, Syarat pembayaran atas unjuk, akseptasi atau negosiasi, Rincian dokumen antara lain dokumen pengangkutan atau dokumen lain yang diperlukan, Tanggal terakhir pengajuan dokumen. Tempat penyerahan dokumen untuk penyerahan barang secara unjuk, akseptasi atau negosiasi, Tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo SKBDN, media penerbitan La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 103 SKBDN: surat, telex, SWIFT atau sarana lainnya. 2.Tahap Pemeriksaan SKBDN dengan Sales Contract 1) Periksa copy SKBDN cocokkan dengan aplikasi anda. 2) Periksa kembali apakah benar-benar sudah sesuai sales contract. 3) Buatkan permohonan perubahan SKBDN apabila terdapat perbedaan dengan aplikasi maupun sales contract. 4) File tertib, sambil menunggu realisasi kedatangan dokumen. 3. Tahap Penerimaan Dokumen. Setelah diterimanya dokumen atas penerbitan SKBDN dari Bank Pembuka lakukan hal-hal sebagai berikut: Periksa pengantar dari Bank, kapan bank menerima dokumen tersebut dan apakah ada catatan discrepancy/penyimpangan dari Bank. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap dokumen, maka akan terjadi dua kondisi, seperti di bawah ini. 1. Apabila tidak ada catatan lakukan proses selanjutnya, yaitu . a. Siapkan dana apabila dalam penerbitan SKBDN dengan setoran kurang dari 100% b. Periksa sekali lagi apakah dokumen tersebut telah dipenuhi dan telah sesuai dengan yang disyaratkan dalam SKBDN? c. Bank pembuka akan segera melakukan pembayaran kepada bank penegosiasi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari dari tanggal penerimaan dokumen. d. S e r a h k a n d o k u m e n p e n g a n g k u t a n k e p e t u g a s ya n g menanganinya, namun periksa dulu apabila dokumen dimaksud adalah B/L yang negotiable, apakah kepemilikannya sudah dialihkan/dipindahkan ke pihak Pemohon SKBDN, dengan jalan endorsemen? e. Proses dengan pihak Bank telah selesai. 2. Apabila ada discrepancy/penyimpangan harus dilakukan hal -hal sebagai berikut: Minor Discrepacy dalam pengertian tidak mengganggu proses produksi atau perdagangan selanjutnya sehingga masih dapat dipertimbangkan untuk disetujui. Buat persetujuan discrepancy ke Bank Pembuka untuk diteruskan ke Bank Penegosiasi. Apabila Major Discrepancy dalam pengertian tidak dapat diproses untuk produksi atau sama sekali tidak dapat diperdagangkan pemohon dapat menolak dengan mengembalikan semua dokumen kepada Bank Pembuka tidak boleh melampaui 7 (tujuh) hari dari penerimaan dokumen pada Bank Pembuka. Apabila Major Discrepancy namun Pemohon/Pembeli masih dapat menjual dengan harga dibawah standar maka Pemohon/ Pembeli dapat minta penurunan harga pembelian. Untuk itu sampaikan keputusannya ke Bank Pembuka untuk La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 104 diteruskan ke Bank Penegosiasi dan persetujuan ini tidak boleh melewati 7 (tujuh hari) dari penerimaan dokumen pada Bank Pembuka. 4 Tahap-Tahap Transaksi SKBDN Bagi Bank Umum Devisa Dalam Kapasitasnya Sebagai Bank Pembuka (Issuing Bank) Membuka SKBDN saat menerima aplikasi yang telah diisi nasabah dokumen lain, dengan cara. a. Pindahkan aplikasi SKBDN tersebut kedalam format yang telah tersedia, baik persurat /Mail, Teleks, atau SWIFT. b. Periksa kembali draft SKBDN dengan aplikasi, berikan tikmark/ tanda pada butirbutir isian pada SKBDN sebagai bukti bahwa sudah dilakukan pemeriksaan antara lain: a) Nama jelas dan alamat Pemohon b) Nama jelas dan alamat Penerima c) Nilai SKBDN d) Syarat Pembayaran (Unjuk, Akseptasi, Negosiasi) e) Rincian Dokumen, seperti dokumen pengangkutan barang atau dokumen lainnya yang dibutuhkan f) Tanggal terakhir pengajuan dokumen g) Tempat penyerahan dokumen untuk pembayaran atas unjuk, akseptasi atau negosiasi h) Tempat penerbitan dan tanggal jatuh tempo SKBDN i) Media penerbitan SKBDN, surat, teleks, swift atau sarana lainnya j) Urai an Barang k) Tanggal terakhir pengiriman barang I.Tempat tujuan pengiriman barang a. m. Pernyataan tunduk pada syarat-syarat umum Bank untuk penerbitan SKBDN c. Berikan draft SKBDN dan permohonan penerbitan SKBDN dan dokumen pendukung atas nama pemohon kepada atasan Saudara untuk memperoleh persetujuan agar dapat diproses lebih lanjut. d. Periksa Bank Penerus, apakah sesuai permintaan nasabah? Apabila ter nyata bukan koresponden bank pembuka maka gunakan koresponden terdekat dengan bank penerus tersebut. Bubuhkan test key bila dikirim via telex, gunakan format SWIFT bila koresponden tersebut sudah menjadi anggota SWIFT. a) Bank Pembuka memiliki waktu 7 (tujuh) hari kerja perbankan s et el ah t a n g La Ode Hasiara Modul Khusus Prodi D4 Keuangan dan Perbankan 105 gal p en e ri m a an dok um e n u nt u k m el ak u ka n pemeriksaan dan menentukan pengambil alihan atau penolakan dokumen. Jika menolak harus diberitahukan secara tertulis dengan mencantumkan alasan penolakannya. b) Apabila dokumen telah sesuai dengan syarat-syarat SKBDN, buatkan pengantar ke Pemohon sekaligus membuat nota perhitungan apabila setoran kurang dari 100% dan membuat perintah bayar untuk keuntungan bank penegosiasi, mintakan tanda terima dokumen dari Pemohon. c) File tertib, dan catat apabila realisasi baru sebagian (partial shipment diperkenankan). I. Soal Latihan Bab VII 1. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan kliring otomasi dan elek tronik. 2. Sebut dan jelaskan siapa saja yang menjadi pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi dalam transfer. 3. Sebutkan dan jelaskan minimal dua manfaat SKBNI. 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan letter of credit (L/C). 5. Coba sebutkan tahapan-tahapan transaksi SKBDN bagi bank umum devisa sebagai bank pembuka. DAFTAR RUJUKAN Hasibuan, Melayu SP. 2005. Dasar-dasar Perbankan.Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kasmir. S.E., M.M. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Triandaru, Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. http://dwianggraini2416.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-macam-macam-lembaga.html http://ramdan-tugas.blogspot.com/2013/06/pengertian-fungsi-dan-perananlembaga.html http://j4c Obs411m.wordpres s.com/2012/06/06/peranan-perbankan-danperekonomianindonesia/ La Ode Hasiara