BAB II Tinjauan Pustaka

advertisement
TINJAUAN PUSTAKA
Marigold (Tagetes erecta)
Marigold merupakan tanaman yang biasa ditanam di kebun atau halaman
sebagai tanaman hias. Nama lain dari tanaman ini adalah randa kencana, ades, bunga
tahi ayam atau yang lebih sering dikenal oleh masyarakat adalah bunga tahi kotok.
Tanaman ini salah satu tanaman herbal yang mempunyai aroma menyengat dan
sangat mudah tumbuh di Indonesia (Astuti, 2003). Marigold memerlukan waktu yang
singkat untuk mencapai umur panen yaitu berkisar 35-40 hari, sehingga cocok untuk
ditanam berdampingan dengan tanaman pertanian lain dan dapat digunakan sebagai
pagar dari tanaman pertanian lain (Girwani et al., 1990). Tanaman ini memiliki 59
spesies, berikut adalah tanaman marigold dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Tanaman Marigold (Tagetes erecta)
Sumber: Dokumentasi penelitian, 2011
Tagetes yang merupakan nama lain dari tanaman marigold adalah tumbuhan
tahunan yang dapat tumbuh pada tanah dengan pH netral di daerah yang panas,
cukup sinar matahari dan drainase baik. Menurut Astuti (2003) marigold berasal dari
Meksiko merupakan tanaman yang memiliki batang tegak, percabangan tidak banyak
dan tingginya 0,5-1 m. Marigold memiliki bunga berbentuk bonggol, tunggal atau
terkumpul dalam malai rata yang jarang dan dikelilingi oleh daun pelindung yang
berwarna hijau gelap dengan tekstur yang bagus, berakar tunjang dan dapat
berkembang biak dengan biji. Bunga marigold merupakan bunga bertangkai panjang
dan ujung tangkainya membesar. Bunga memiliki susunan mahkota bunga rangkap,
warna cerah yaitu putih, kuning, oranye hingga kuning keemasan atau berwarna
3
ganda (Winarto, 2010). Daun menyirip gasal, tajuk daun kedua sisi berjumlah 5-9
dengan panjang 5-9 cm dan bergerigi, di dekat tepi daun terdapat bintik-bintik
kelenjar bulat. Taksonomi tagetes berdasarkan Syamsuhidayat dan Hutapea (2006),
sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Asterales
Suku
: Compositae
Marga
: Tagetes
Jenis
: Tagetes erecta
Marigold mengandung karotenoid sebanyak 68 mg/100 g (Piccaglia et al.,
1998). Karotenoid yang terdapat dalam marigold adalah karotenoid yang berwarna
kuning seperti karoten (alfa dan beta karoten) dan xantofil (lutein dan zeaxantin)
(Handelman, 2001). Kandungan lutein pada marigold dapat berfungsi sebagai
antioksidan (Zhang et al., 1991) serta dapat meningkatkan fungsi kekebalan,
menekan pertumbuhan kanker payudara, serta menekan pembelahan sel limfosit
(Chew et al., 1996).
Marigold dapat dipertimbangkan sebagai sumber lutein yang baik, lutein ester
dan sebagian besar pigmen (lebih dari 97%) ditemukan pada daun dan bunga
(Piccaglia et al., 1998). Kandungan senyawa -karoten, trans-lutein, lutein ester, dan
xantofil pada tagetes digunakan sebagai pewarna makanan, pewarna kosmetik,
antioksidan, antikarsinogen, dan produk obat-obatan. Bunga tagetes pada bidang
pertanian efektif dalam pencegahan nematoda pengganggu tanaman dan efektif
dalam menghambat pertumbuhan bakteri (Winarto, 2010).
Ayam Petelur
Ayam petelur merupakan ternak unggas yang memiliki tingkat stress yang
tinggi dan sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Pakan merupakan salah satu
faktor terpenting, oleh karena itu kebutuhan pakan harus terpenuhi sehingga ayam
petelur dapat berproduksi dengan baik. Penyusunan pakan menjadi hal yang sangat
penting untuk memenuhi konsumsi pakan dan kebutuhan protein ayam petelur yang
4
dipengaruhi oleh bangsa ayam, temperatur lingkungan, tahap produksi, air minum
bersih dan kandungan energi dalam pakan (Wahju, 1997). Konsumsi ayam petelur
tipe medium berkisar dari 104,1-110,3 g/ekor/hari (Amrullah, 2004). Menurut
Lesson dan Summers (2005) kebutuhan nutrien ayam petelur tipe produksi umur 1832 minggu dengan konsumsi ransum berbeda dapat dilihat pada Tabel 1 dan menurut
Standar Nasional Indonesia (2006) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Ayam Petelur Tipe Produksi Umur 18-32 Minggu
Konsumsi 95 g/ekor/hari
Nutrien
Jumlah
Nutrien
Jumlah
Protein Kasar (%)
19
Vitamin D (I.U)
3500
Energi Metabolis
(kkal/kg)
2900
Vitamin E (I.U)
50
Kalsium
4,2
Vitamin K (I.U)
3
Fosfor tersedia (%)
0,5
Riboflavin (mg)
5
Natrium (%)
0,18
Biotin (µg)
100
Metionine (%)
0,45
Fe (mg)
30
Lisin (%)
0,86
Zn (mg)
50
Vitamin A (I.U)
8000
Iodin (mg)
1
Sumber: Lessons dan Summers (2005)
Tabel 2. Kebutuhan Nutrien Ayam Petelur (Layer)
Parameter
Satuan
Persyaratan
%
Maks. 14,0
Kkal/kg
2650
Protein Kasar
%
Min. 16,0
Lemak Kasar
%
Maks. 7,0
Serat Kasar
%
Maks. 7,0
Kalsium
%
3,25-4,25
Fospor
%
0,60-1,00
Kadar air
Energi Metabolis
Sumber: Standar Nasional Indonesia (2006)
Vitamin A
Nutrien organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil untuk berbagai
fungsi biokimiawi adalah vitamin. Vitamin umumnya tidak disintesis oleh tubuh
sehingga untuk mendapatkannya harus disuplai dari makanan (Triana, 2006;
5
Almatsier, 2001). Vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua
retinoid dan perkusor atau provitamin A seperti karotenoid yang mempunyai
aktivitas biologik seperti retinol (Triana, 2006). Pernyataan ini didukung oleh
Piliang (2008) yang menyatakan bahwa karotenoid merupakan provitamin A yang
mempunyai daya larut seperti vitamin A. Vitamin A berfungsi dalam proses
penglihatan, diferensiasi sel, pertumbuhan dan reproduksi (Linder, 1992).
Bentuk awal vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk
ester retinil, kemudian bersama karetonoid bercampur dengan lipida lain di dalam
lambung. Ester retinil dihidrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi
retinol dalam sel-sel mukosa usus halus. Sebagian dari karotenoid, terutama betakaroten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol,
kemudian penyimpanan utama vitamin A dalam tubuh di hati yang kemudian akan
ditargetkan pada jaringan target organ tubuh lainnya (Azrimaidaliza, 2007).
Proses absorbsi provitamin A dan retinoid membutuhkan getah empedu dan
pankreas untuk dapat dihidrolisis dan diserap oleh tubuh. Berikut adalah proses
absorbsi dan alur transport vitamin A yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Proses Absorbsi dan Alur Transport Vitamin A di dalam Tubuh
Sumber : Azrimaidaliza (2007)
6
Organ Dalam
Jantung
Jantung adalah suatu struktur muskular berongga yang bentuknya menyerupai
kerucut. Dinding jantung terdiri atas tiga lapis yaitu suatu selimut serosa luar yang
disebut epikardium, suatu lapis endotelial dalam yang disebut dengan endokardium,
dan suatu lapis muskular tebal yang disebut dengan miokardium (Frandson, 1992).
Menurut Akoso (2003) jantung adalah organ otot yang memegang peranan penting
didalam peredaran darah. Bobot jantung pada ayam petelur umur 80 minggu yang
diberi pakan alfalfa adalah 0,43% dari bobot hidupnya (Landers et al., 2008).
Hati
Hati atau liver bervariasi, baik lokasi maupun jumlah lobulnya dari satu
spesies hewan ke spesies yang lainnya, tetapi hati selalu terletak persis di belakang
diafragma (Frandson, 1992). Klasing (1999) menyatakan hati mempunyai dua lobus
primer, hati merupakan tempat utama dalam proses absorbsi nutrien dan produksi
dari asam empedu dan garam empedu. Amrullah (2004) menyatakan fungsi hati
adalah mensekresikan cairan empedu, menetralkan kondisi asam dari saluran usus
dan mengawali pencernaan lemak dengan membentuk emulsi. Berat relatif hati ayam
pedaging umur 6 minggu yang diberi tepung duckweed sebanyak 12% berkisar
17,10-19,98 g/kg BB (Hatta et al., 2009), sedangkan Landers et al. (2008)
melaporkan bahwa bobot hati pada ayam petelur umur 80 minggu yang diberi tepung
alfalfa dalam pakan adalah sebesar 1,44% dari bobot hidupnya.
Empedu
Empedu merupakan organ pencernaan tambahan yang volume atau beratnya
dipengaruhi oleh status nutrisi unggas, tipe pakan yang dikonsumsi, alian darah dan
sirkulasi empedu enterohepatic (Suprijatna et al., 2005). Menurut Pilliang dan
Djojosoebagio (2002) komposisi cairan empedu adalah garam-garam empedu,
pigmen empedu, kolesterol, lesitin, lemak dan garam organik. Empedu memiliki
fungsi dalam proses penyerapan lemak pakan dan ekskresi limbah produk, seperti
kolesterol dan hasil sampingan degradasi hemoglobin (Suprijatna et al., 2005).
Menurut Amrullah (2004) fungsi utama empedu adalah menetralkan kondisi asam
dari saluran usus dan mengawali pencernaan lemak dengan membentuk emulsi.
7
Rempela
Rempela maerupakan organ pencernaan yang mengandung material bersifat
menggiling seperti grit, karang, dan batu kerikil. Partikel pakan yang masuk kedalam
pencernaan segera digiling menjadi partikel kecil yang mampu melalui usus halus.
Material usus halus akan masuk rempela kemudian akan keluar lagi dalam beberapa
menit, sedangkan material kasar akan tinggal di rempela untuk beberapa jam
(Suprijatna et al., 2005). Ukuran rempela dapat berubah sesuai dengan pakan
(Piersma et al., 1993). Fungsi rempela sebagai penggerus, penggiling untuk
menghaluskan makanan dan memperkecil ukuran partikel (Klasing, 1999). Penelitian
Nurjanah (2007) menyatakan bahwa rataan persentase bobot rempela ayam kampung
umur 11 minggu berkisar dari 3,47%-4,24% dari bobot hidup. Bobot rempela pada
ayam petelur pullet yang dipelihara 120 hari dengan pakan cereal sebesar 23 g/kg
BB (Frikha et al., 2011).
Limpa
Limpa dan pankreas memproduksi insulin dan limfosit (Sukanta, 2001).
Menurut Murtidjo (1992) limpa sebagai organ dalam tubuh ayam yang memiliki
fungsi menghancurkan butir-butir darah merah yang pecah dan rusak. Nod limpa
bertindak sebagai salah satu pertahanan tubuh terhadap infeksi dengan menjadi
tempatnya limfosit serta sel-sel plasma yang menghasilkan antibodi dan makrofag
yang memakan bakteri (Frandson, 1992). Bobot limpa pada ayam kampung umur 16
minggu dengan pemberian ekstrak daun jarak 5% sebesar 3,98 gram atau 0,36% dari
bobot hidup (Simamora, 2011).
Pankreas
Pankreas adalah organ berwarna merah yang berada antara lipatan duodenum
yang berfungsi mensekresikan amilase, lipase, protease, enzim proteolitik dan
sodium bikarbonat untuk membantu pencernaan karbohidrat, protein dan lemak
(Sturkie, 2000; Klasing, 1999). Pankreas terletak di antara lekukan duodenal usus
kecil. Organ ini merupakan kelenjar yang mensekresikan sari cairan, kemudian
masuk ke dalam duodenum melewati saluran pankreas yaitu terdapat lima enzim
yang membantu pencernaan pati, lemak dan protein (Amrullah, 2004).
8
Pankreas adalah suatu glandula tubolu-alveolar yang memiliki bagian
endokrin maupun eksokrin. Bagian eksokrin dari pankreas menghasilkan natrium
bikarbonat (NaHCO3) serta enzim-enzim pencernaan yang melalui saluran pankreas
menuangkan enzim tersebut ke duodenum dekat dengan muara saluran empedu
(Frandson, 1992). Berat pankreas ayam dewasa berkisar antara 2,5-4,0 gram. Berat
relatif organ pencernaan pankreas ayam pedaging umur 6 minggu yang diberi 12%
tepung duckweed sebesar 2,37-2,85 g/kg BB (Hatta et al., 2009). Penelitian Landers
et al. (2008) menghasilkan bobot organ pankreas ayam petelur umur 80 minggu yang
diberi alfalfa sebesar 0,15% dari bobot hidup.
Usus Halus
Usus halus merupakan fungsi dalam pencernaan enzim dan absorbsi terakhir
dari hasil pencernaan. Usus halus terdiri atas duodenum, jejenum, dan ilium.
Duodenum terletak mulai dari rempela hingga putaran pankreas. Empedu dan saluran
pankreas masuk kedalam duodenum, setelah itu masuk ke dalam jejenum dan ilium
(Klasing, 1999). Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya
pencernaan dan absorbsi produk pencernaan yang di dalamnya terdapat enzim yang
berfungsi mempercepat dan mengefisiensikan pemecahan karbohidrat, protein dan
lemak untuk mempermudah proses absorbsi. Panjang usus halus pada ayam dewasa
sekitar 62 inci atau 1,5 m (Suprijatna et al., 2005).
Panjang saluran pencernaan ayam pada umur 20 hari masing-masing adalah
12 cm (duodenum) dan 49 cm (jejenum dan ilium). Panjang masing-masing saluran
pencernaan pada ayam umur 1,5 tahun sebesar 20 cm (duodenum) dan 120 cm
(jejenum dan ilium) (Amrullah, 2004). Frikha et al. (2011) dalam penelitiannya
panjang relatif saluran pencernaan ayam pullet dengan pemeliharaan 120 hari yang
diberi cereal dalam pakan masing-masing sebesar 18 cm/kg BB (duodenum), 45
cm/kg BB (jejenum) dan 42 cm/kg BB (ilium). Bobot usus halus ayam petelur umur
20 dan 47 minggu masing-masing sebesar 16 g dan 23 g (Marounek et al., 2008).
Sekum
Sekum adalah bagian atas usus besar yang merupakan suatu kantung buntu
(Frandson, 1992). Amrullah (2004) menyatakan di dalam usus buntu terdapat sedikit
penyerapan air dan aktivitas bakteria sehingga dapat berlangsung pencernaan serat
9
kasar, protein dan sintesis vitamin. Suprijatna et al. (2005) menyatakan bahwa pada
usus buntu tidak ada bukti mengenai peran serta dalam pencernaan, hanya sedikit air
diserap, sedikit karbohidrat dan protein dicerna berkat bantuan beberapa bakteri.
Panjang sekum pada ayam dewasa yang kesehatannya normal sekitar 6 inci
atau 15 cm (Amrullah, 2004; Suprijatna et al., 2005). Frikha et al. (2011)
berdasarkan hasil penelitiannya melaporkan bahwa panjang relatif sekum pada ayam
pullet pemeliharann 120 hari dari umurnya yang diberi cereal dalam pakan sebesar
17 cm/kg BB. Bobot sekum pada ayam petelur umur 20 dan 47 minggu masingmasing sebesar 3 g dan 7 g (Marounek et al., 2008).
Usus Besar
Panjang usus antara ileocecal dan kloaka disebut dengan rektum, dan dikenal
dengan kolon. Rektum atau kolon memiliki ukuran dan diameter yang lebih kecil
dibandingkan dengan duodenum dan hanya 4% dari total panjang usus halus
(Klasing, 1999). Usus besar terdiri atas sekum yang merupakan suatu kantung buntu
dan kolon yang terdiri atas bagian-bagian yang naik, mendatar dan turun. Bagian
yang turun akan berakhir di rektum dan anus (Frandson, 1992). Panjang usus besar
pada ayam dewasa berkisar 8-10 cm (Amrullah, 2004; Suprijatna et al., 2005).
10
Download