Sumber Data Kependudukan dan Ukuran

advertisement
Mortalitas
Oleh: Omas Bulan Samosir
Program Studi Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Program Pascasarjana Universitas Indonesia
Semester Genap Tahun Akademik 2010/2011
7/22/2017
1
Materi perkuliahan
 Tren, pola dan perbedaan mortalitas
 Penyebab endogen dan eksogen
kematian bayi
 Determinan mortalitas
 Estimasi tingkat mortalitas
 Morbiditas
 Diagram Lexis
 Presentasi paper individu
7/22/2017
2
Paper individu
 Isi: kajian mortalitas dan morbiditas di suatu negara,
selain Indonesia
 Referensi: bisa lebih dari satu
 Kajian mortalitas dan morbiditas: tingkat, tren, pola,
perbedaan, determinan, program-program
pembangunan kesehatan
 Sekitar 10 halaman
 Dipresentasikan dalam perkuliahan yang ke-11 dan ke12


7/22/2017
Durasi: 15 menit (10 menit presentasi, 5 menit diskusi)
Jumlah slide paling banyak
3
Negara-negara yang sudah
dikaji
 Selandia Baru, Tonga, Fiji
 Kosta Rika, Haiti, Republik Dominika,
Argentina, Panama
 Botswana, Sierra Leone, Libya
 Nepal, Laos (sudah), Uzbekistan
 Kanada
7/22/2017
4
Urutan presentasi dan negara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
9 Purnawati Haiti
4 Sri Listianti Kosta Rika
8 M. Arief Fiji
11 Rany Uzbekistan
6 Baihaqi Republik Dominika
15 Tuty Selandia Baru
10 Purwo Argentina
14 Susiawati Sierra Leone
1 Deshinta Nepal
3 Rosya Tonga
7 Baiq Libya
13 Sinta Panama
5 Akhmad Laos
12 Rizky Kanada
2 Monang Botswana
7/22/2017
5
Topik-topik pembahasan kuliah ke8: Selasa, 12 April 2011
 Tren, pola dan perbedaan mortalitas
 Penyebab endogen dan eksogen
kematian bayi
 Determinan mortalitas
7/22/2017
6
Kematian perinatal
 Kematian janin setelah kehamilan
tujuh bulan atau lebih atau kematian
neonatal dini bayi usia 0-6 hari.
7/22/2017
7
Angka Kematian Perinatal
(perinatal mortality rate/PMR)
 Banyaknya kematian perinatal per
1000 kelahiran hidup dan kelahiran
mati.
D0-6 + Df
 Rumus:PMR =
x 1000
B + Df
7/22/2017
8
Contoh:
 Pada tahun 1994 ada 4.048 kelahiran mati
janin usia 28 minggu atau lebih (Df), 2.086
kematian bayi usia kurang dari 1 minggu
dan 1.238.328 kelahiran hidup di Jepang.
4.048 + 2.086
 PMR =
× 1000 = 4,94
1.238.328 + 4.048
 Artinya, dari 1000 bayi yang lahir hidup
dan yang lahir mati di Jepang, sekitar lima
(5) meninggal pada usia kurang dari satu
minggu atau saat usia kandungan 28
minggu atau lebih pada tahun 1994.
7/22/2017
9
Analisis mortalitas
 Tren, pola dan perbedaan mortalitas
 Tren: perubahan tingkat mortalitas
antarwaktu.
 Pola: pendidikan dan kuintil indeks
kekayaan) atau rasio (seperti umur
dan pendapatan).
 Perbedaan mortalitas: wilayah dan
tempat tinggal.
7/22/2017
10
Tingkat mortalitas (mortality
levels) (1)
 Angka Kematian Kasar (Crude Death
Rate/CDR).
 Angka Kematian Menurut Umur (Age
Specific Death Rate/ASDR).
 Angka Kematian Bayi (Infant
Mortality Rate/IMR).
 Angka harapan hidup saat lahir (life
expectancy at birth/eoo).
 Angka Kematian Perinatal (Perinatal
Mortality Rate/PMR).
7/22/2017
11
Tingkat mortalitas (mortality
levels) (2)
 Angka Kematian Bayi Neonatum (Neonatal
Death Rate/NNDR).
 Angka Kematian Bayi Post-neonatum
(Post-neonatal Death Rate/PNNDR).
 Angka Kematian Anak (Child Mortality
Rate/CMR).
 Angka Kematian Anak Usia Bawah Lima
Tahun (Under-five Mortality Rate/U-5MR).
 Rasio Kematian Maternal (Maternal
Mortality Ratio/MMR).
7/22/2017
12
Tren CDR, IMR dan eoo di beberapa tempat
di dunia, 1974, 1984, 1994 dan 2009
Wilayah
CDR
e oo
IMR
1974
1984
1994
2009
1984
1994
2009
1984
1994
2009
Dunia
13,0
11
9
8
84
63
46
61
65
69
Negara-negara
maju
-
9
10
10
19
10
6
73
75
77
Negara-negara
berkembang
-
11
9
8
94
69
50
58
63
67
Oceania
9,7
9
8
7
42
27
22
70
73
76
Afrika
21,0
16
13
12
119
92
74
50
55
55
Amerika Utara
9,2
8
9
8
11
8
6
74
76
78
Amerika Latin dan
Karibia
11,0
8
7
6
65
49
23
64
68
73
Asia
14,0
11
8
7
89
63
43
58
64
69
Eropa
14,9
10
11
11
15
11
6
73
73
76
7/22/2017
13
7/22/2017
14
7/22/2017
15
7/22/2017
16
7/22/2017
17
Public expenditure on health: per capita
PPP US$ and as % of total government
expenditure: 2006 (UNDP, 2009)
Country (HDI rank)
Norway (1, very high)
per capita
PPP US$
as % of total
government
expenditure
3,780
17.9
Singapore (23 , very high)
413
5.4
Malaysia (66, high)
226
7.0
Thailand (87, medium)
223
11.3
44
5.3
Timor-Leste (162, low)
150
16.4
Afghanistan (181, low)
8
4.4
14
10.6
Indonesia (111 , medium)
Niger (182, low)
7/22/2017
18
Negara-negara di dunia dengan IMR
tinggi pada tahun 2006: Afrika Barat








Benin (102)
Cote d’Ivoire (104)
Guinea-Bissau (116)
Liberia (142)
Mali (130)
Niger (149)
Nigeria (100)
Sierra Leone (163)
7/22/2017
19
Negara-negara di dunia dengan IMR
tinggi pada tahun 2006: Afrika Timur




Burundi (106)
Djibouti (100)
Mozambique (108)
Somalia (119)
7/22/2017
20
Negara-negara di dunia dengan IMR tinggi
pada tahun 2006: Afrika Tengah dan Asia




Angola (139)
Congo (101)
Equatorial Guinea (102)
Afghanistan (166)
7/22/2017
21
CDR, IMR dan eoo: Indonesia, Sensus
Penduduk 1971, 1980, 1990 dan 2000
Tingkat
kematian
CDR
SP 1971
(1967)
SP 1980
(1976)
SP 1990
(1986)
SP 2000
(1996)
19,1
13,1
8,9
8,1
Laki-laki (L)
158
118
79
53
Perempuan (P)
134
100
64
41
L+ P
145
109
71
47
IMR
Angka harapan hidup saat lahir
Laki-laki (L)
450,
50,9
57,9
63,5
Perempuan (P)
48,0
54,0
61,5
67,3
L+ P
45,7
52,2
59,8
65,4
7/22/2017
22
Rasio Kematian Maternal
7/22/2017
SDKI
RKM
1994
390
1997
334
2002-2003
307
2007
228
23
IMR menurut provinsi: Indonesia,
SUPAS 2005 dan SDKI 2007
Provinsi
Indonesia
32
Papua Barat
Sulaw esi Barat
DKI Jakarta
Sulaw esi Utara
DI Yogyakarta
Kepulauan Riau
Kalimantan Tengah
Riau
Jaw a Tengah
Bangka Belitung
Bali
Kalimantan Timur
Sumatera Utara
Lampung
Papua
Kalimantan Barat
Sumatera Selatan
Jaw a Timur
Jambi
Sumatera Barat
Maluku
Banten
Sulaw esi Selatan
Bengkulu
Jaw a Barat
Sulaw esi Tenggara
Nanggroe Aceh Darussalam
Maluku Utara
Kalimantan Selatan
Sulaw esi Tengah
Nusa Tenggara Timur
Gorontalo
Nusa Tenggara Barat
39
36
18
28
19
35
19
19
43
21
30
22
37
24
26
24
39
25
34
26
26
28
43
29
41
30
30
42
32 35
32
39
32
34
35
36
41
36
3739
38 41
25
39
40
41
42
0
10
20
30
40
74
46
46
47
59
46
46
51
46
50 52
50
58
60
57
66
60
72
70
80
IMR
SDKI 2007
7/22/2017
SUPAS 2005
24
NNDR, PNNDR, IMR, CMR, ChMR dan PMR
menurut daerah tempat tinggal:
Indonesia, SDKI 2007
70
Angka kematian
60
60
50
45
38
40
31
30
20
24
24 25
21
18
16
12
7
10
0
NNDR
PNNDR
IMR
CMR
ChMR
PMR
Tingkat kematian
Perkotaan
7/22/2017
Perdesaan
25
NNDR, PNNDR, IMR, CMR, ChMR dan PMR
menurut pendidikan ibu:
Indonesia, SDKI 2007
100
Angka kem atian
94
90
80
73
69
70
60
50
40
39
26
2322
14
30
20
56
51
44
45
35
34
25
21
13
10
32
24
22
19
1210
10
36
30
23 25
19
8
0
NNDR
Tidak sekolah
7/22/2017
PNNDR
IMR
CMR
Tingkat kem atian
Tidak tamat SD
Tamat SD
ChMR
Tidak tamat SMA
PMR
SMA+
26
NNDR, PNNDR, IMR, CMR, ChMR dan PMR
menurut kuintil indeks kekayaan:
Indonesia, SDKI 2007
Angka kem atian
90
77
80
70
47
50
40
30
20
59
56
60
2725
191717
33
29
26
28
22
1312
10
44
36
32
27
23
1212
9
34
24
21
16
8 6
0
NNDR
PNNDR
IMR
CMR
ChMR
PMR
Tingkat kematian
Terbawah
7/22/2017
Menengah bawah
Menengah
Menengah atas
Teratas
27
NNDR, PNNDR, IMR, CMR dan ChMR
menurut jenis kelamin anak:
Indonesia, SDKI 2007
60 Angka kematian
56
50
40
30
20
46
43
35
24
19
19
16
13
12
10
0
NNDR
PNNDR
IMR
CMR
ChMR
Tingkat kematian
Laki-laki
7/22/2017
Perempuan
28
NNDR, PNNDR, IMR, CMR, ChMR dan PMR
menurut umur ibu saat melahirkan:
Indonesia, SDKI 2007
100
Angka kem atian
90
90
80
72
70
59
56
60
50
50
40
55
43
33
30
26
30
20
16
42
26
36
33
32
26
16 17
20
17
10
24
13
10
0
NNDR
PNNDR
IMR
CMR
ChMR
PMR
Tingkat kematian
< 20
7/22/2017
20 - 29
30 - 39
40 - 49
29
NNDR, PNNDR, IMR, CMR dan ChMR
menurut urutan kelahiran:
Indonesia, SDKI 2007
120
Angka kem atian
112
100
86
80
68
56
60
50
49
41
40
40
21
20
16
30
30
29
19
29
21
19
14
9 11
0
NNDR
PNNDR
IMR
CMR
ChMR
Tingkat kem atian
1
7/22/2017
2-3
4-6
7+
30
NNDR, PNNDR, IMR, CMR dan ChMR
menurut selang kelahiran:
Indonesia, SDKI 2007
Angka kematian
120
101
100
77
80
59
60
46
44
40
40
20
33
19 20
16
37
35
28
27
21
15
20
12
12
9
0
NNDR
PNNDR
IMR
Tingkat kem atian
< 2 tahun
7/22/2017
2 tahun
CMR
3 tahun
ChMR
4+ tahun
31
NNDR, PNNDR, IMR, CMR dan ChMR
menurut berat waktu lahir:
Indonesia, SDKI 2007
Angka kem atian
160
139
140
120
100
75
80
60
67
64
49
40
20
11
21
18
10
0
NNDR
Kecil/sangat kecil
7/22/2017
PNNDR
Tingkat kematian
Rata-rata/lebih besar
IMR
Tidak tahu/terjawab
32
NNDR, PNNDR, IMR, CMR dan ChMR menurut
pemeriksaan kehamilan (PK)/penolong persalinan
(PP): Indonesia, SDKI 2007
Angka kem atian
90
85
80
70
58
60
54
50
40
35
32
30
23
17
20
10
9
7
10
18
9
0
NNDR
PK dan PP
7/22/2017
PNNDR
Tingkat kematian
PK saja
PP saja
IMR
Selain PK dan PP
33
NNDR, PNNDR, IMR, CMR dan ChMR menurut
banyak keputusan dimana ibu ikut memutuskan:
Indonesia, SDKI 2007
70
Angka kematian
59
60
53 52
50
42 42
40
36
28
30
24
20
20
47
45
20
22
20
16
13
12 11
15
11
10
0
NNDR
PNNDR
0
7/22/2017
IMR
Tingkat kematian
1-2
3-4
CMR
ChMR
5
34
NNDR, PNNDR, IMR, CMR dan ChMR menurut
banyak alasan ibu menolak berhubungan seks
dengan suami: Indonesia, SDKI 2007
60
Angka kem atian
56
53
50
50
41
37
40
30
22
20
17
19
39
24
18 17
16 16
12
10
0
NNDR
PNNDR
IMR
Tingkat kematian
0
7/22/2017
1-2
CMR
ChMR
3-4
35
NNDR, PNNDR, IMR, CMR dan ChMR menurut
banyak alasan pembenaran istri dipukul:
Indonesia, SDKI 2007
Angka kematian
100
87
90
81
80
66 68
70
55
60
50
42
36
40
30
26
30
34
21
20 20
20
44
41
14
11
15 16
20
10
0
NNDR
PNNDR
0
7/22/2017
IMR
Tingkat kematian
1-2
CMR
3-4
ChMR
5
36
PMR menurut selang kehamilan
(bulan): Indonesia, SDKI 2007
60
51
Perinatal mortality rate
50
40
31
30
21
20
19
15 - 26
27 - 38
39+
20
10
0
Kehamilan
pertama
< 15
Selang kehamilan (bulan)
7/22/2017
37
Penyebab endogen dan
eksogen kematian bayi
7/22/2017
38
Pola kematian menurut umur
ASDR
Orang tua
Bayi/anak
Umur
7/22/2017
39
Kematian orang tua/dewasa
 Tanggung jawab sendiri dalam hal
menjaga kesehatannya.
 Kebiasaan makan: teratur, sehat,
bergizi.
 Olah raga.
 Pola kerja: kerja keras.
 Kebiasaan merokok, minuman keras.
7/22/2017
40
Kematian bayi/anak
 Tergantung kemampuan orang tua
memelihara dan merawat.
 Indikator sosial dan ekonomi orang tua.
 Indikator status kesehatan.
7/22/2017
41
Kelangsungan hidup bayi
sebelum lahir
 Tergantung pada faktor-faktor
biologis:
 yang terdapat pada orang tua
(genetik).
 lingkungan luar yang bekerja melalui
ibu: status ekonomi lemah → kurang
gizi selama hamil → berat badan lahir
rendah (kurang dari 2500 gram)
7/22/2017
42
Kematian bayi
100% eksogen
Neonatum
0
Post-neonatum
12
1
25% eksogen
7/22/2017
43
Kematian bayi endogen
 Kematian bayi yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang dibawa anak
sejak lahir, diwarisi dari orangtuanya
pada saat konsepsi atau didapat dari
ibunya selama kehamilan.
7/22/2017
44
Kematian bayi eksogen
 Kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang
bertalian dengan pengaruh lingkungan.
 Kondisi higiene.
 Sanitasi.
 Sosial dan ekonomi.
 Semakin bertambah umur bayi semakin besar pengaruh
eksogen, sebaliknya semakin kecil pengaruh endogen.
 Setelah umur satu bulan hampir semua kematian bayi
karena sebab eksogen.
 Pada neonatal, hanya 25%.
 Kontribusi faktor lingkungan luar besar sekali pada
kematian bayi.
7/22/2017
45
Negara maju versus negara
berkembang
 Negara maju: kematian neonatum lebih tinggi
daripada kematian post-neonatum karena faktor
lingkungan luar yang sudah baik.
 Negara berkembang: kematian post-neonatum lebih
tinggi daripada kematian neonatum karena faktor
lingkungan luar yang masih buruk.
 Penanganan sebab endogen lebih sulit. Oleh karena
itu, meskipun di negara-negara maju teknologinya
lebih canggih, penurunan kematian bayi endogen
tidak secepat penurunan kematian bayi eksogen.
7/22/2017
46
Penyebab utama kematian
bayi dan anak







Diare
Salah/kurang gizi (malnutrisi)
Campak
Infeksi saluran pernafasan
Tetanus
Pada bayi neonatum: tetanus (43%)
Pada bayi post-neonatum: diare (33%)
7/22/2017
47
Berat badan lahir rendah
 Saat hamil ibu kurang gizi.
 Bayi yang dilahirkan berat badannya
rendah.
 Bahaya buat kesehatan dan jiwa anak.
 Perawatan inkubator dan intensif.
 Hanya tersedia di rumah sakit.
 Akses golongan ekonomi lemah rendah.
7/22/2017
48
Fakta kematian bayi dan anak
 Kematian neonatum tinggi.
 90% dari bayi dengan berat badan kurang dari 1
kg akan meninggal sebelum berusia satu bulan.
 Probabilitas meninggal bayi dengan berat badan
kurang dari 2 kg = 10x probabilitas meninggal
bayi dengan berat badan lahir normal.
 Di dunia.
 Lebih dari 20 juta bayi lahir dengan berat badan
rendah setiap tahun.
 Sepertiga meninggal sebelum berusia satu bulan.
7/22/2017
49
Contoh penanggulangan
kematian bayi di Kolombia
 Bayi “dibungkus” dekat dengan ibunya – di bawah baju
dan kemeja dari kain wol, langsung di bawah dada ibu.
 Suhu badan bayi (yang merupakan masalah utama bagi
bayi bayi yang lahir dengan berat badan rendah) diatur
oleh suhu badan ibunya.
 Pengganti susu botol: ASI, setiap saat, dengan jumlah
yang diinginkan.
 ASI tidak cukup, pakai air jambu biji + gula + air (no
susu formula).
 Manfaat.
 Mendapat gizi yang terbaik, kekebalan terhadap infeksi,
bebas dari diare dan penyakit sembelit.
 Perawatan di rumah.
7/22/2017
50
Hasil
 Sebelum: semua bayi dengan berat badan
kurang dari 1 kg meninggal.
 Sesudah 75% dapat diselamatkan.
 Sebelum: 70% dari bayi dengan berat
badan antara 1 dan 1,5 kg meninggal.
 Sesudah: 10%
 Memberi kemampuan pada ibu untuk
menyelamatkan anak mereka, bukan
dengan teknologi kesehatan yang mahal.
7/22/2017
51
Program kesehatan penurunan
kematian bayi dan anak
 Imunisasi: perlindungan terhadap
penyakit-penyakit infeksi (dipteria,
batuk rejan, tetanus, polio, TBC, dan
campak).
 Untuk diare: garam oralit.
 Perbaikan dan peningkatan
pelayanan kesehatan khususnya
untuk ibu dan anak.
7/22/2017
52
Tahap transisi mortalitas
 Soft rock: IMR > 100.
 Intermediate rock: 30  IMR  100.
 Hard rock: IMR < 30.
7/22/2017
53
Determinan mortalitas (1)
7/22/2017
54
Determinan mortalitas (2)
7/22/2017
55
Prinsip





Dalam suatu situasi yang optimal, lebih dari 97% bayi
yang baru lahir dapat diharapkan untuk tetap hidup
sampai usia lima tahun.
Penurunan dalam probabilitas hidup ini dalam setiap
masyarakat dapat disebabkan karena faktor-faktor sosial,
ekonomi, biologis, dan lingkungan.
Determinan sosioekonomi (variabel-variabel independen)
mempengaruhi kelangsungan hidup anak melalui
determinan proksimat yang mempengaruhi risiko terhadap
penyakit dan hasil dari proses sakit.
Penyakit tertentu dan kekurangan gizi yang diamati pada
suatu populasi yang bertahan dipandang sebagai indikator
biologis dari determinan proksimat.
Gangguan pertumbuhan dan akhirnya mortalitas pada
anak (variabel dependen) adalah konsekuensi kumulatif
dari proses penyakit ganda (termasuk interaksi
biologisnya).
7/22/2017
56
Hasil penelitian (1)
 Peluang kematian bayi pada bayi yang tidak
diperiksakan setelah lahir sekitar 2,2 kali lebih cepat
dibandingkan peluang kematian bayi pada bayi yang
diperiksakan setelah lahir.
 Peluang kematian bayi pada ibu yang melahirkan
pada umur berisiko (kurang dari 20 tahun atau 40
tahun atau lebih) sekitar 1,5 kali lebih cepat
dibandingkan peluang kematian bayi pada ibu yang
melahirkan pada umur yang aman untuk melahirkan
(20-39 tahun).
 Peluang kematian bayi pada bayi urutan kelahiran 3
atau lebih sekitar 1,6 kali lebih cepat dibandingkan
peluang kematian bayi pada bayi urutan kelahiran dua
atau kurang.
7/22/2017
57
Hasil penelitian (2)
 Peluang kematian bayi pada bayi dengan jarak
kelahiran kurang dari dua tahun sekitar 2,5 kali lebih
cepat dibandingkan peluang kematian bayi pada bayi
dengan jarak kelahiran dua tahun atau lebih.
 Peluang kematian bayi pada bayi laki-laki sekitar 1,3
kali lebih cepat dibandingkan peluang kematian bayi
pada bayi perempuan.
 Peluang kematian bayi pada ibu berpendidikan SMP
atau lebih rendah sekitar 1,4 kali lebih cepat
dibandingkan peluang kematian bayi pada ibu
berpendidikan SMA atau lebih tinggi.
 Peluang kematian bayi di perkotaan sekitar 0,8 kali
lebih lambat dibandingkan peluang kematian bayi di
perdesaan.
7/22/2017
58
Estimasi tingkat mortalitas: metode
langsung
 Diperoleh dengan menghitung jumlah kematian dalam
suatu periode pengamatan kemudian dibagi dengan
jumlah penduduk yang terpapar kepada peristiwa
kematian.
 Misal, untuk menghitung IMR dihitung jumlah bayi
yang meninggal dan jumlah bayi yang lahir hidup.
 Estimasi angka kematian bayi dan anak dengan
menggunakan metode langsung di Indonesia pertama
kali dilakukan dengan menggunakan hasil Survei
Prevalensi Kontrasepsi Indonesia (SPI) 1987.
 Kemudian dengan menggunakan hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1991,
1994, 1997 dan 2002-2003 juga dilakukan estimasi
angka kematian bayi dan anak dengan menggunakan
metode langsung.
7/22/2017
59
Estimasi tingkat mortalitas: metode
tidak langsung
 Diperoleh berdasarkan informasi mengenai jumlah
anak lahir hidup dan jumlah anak masih hidup
(survivorship).
 Beberapa metode tidak langsung untuk mengestimasi
IMR
 Brass
 Feeney
 Sullivan
 Trussell
 Estimasi AKB dengan menggunakan metode tidak
langsung dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dengan
menggunakan hasil SP 1971, 1980 dan 2000 serta
hasil SUPAS 1976, 1985, 1995 dan 2005.
7/22/2017
60
Morbiditas
7/22/2017
61
Konseptualisasi kesehatan
penduduk


Diperluas dalam beberapa dekade terakhir
Memasukkan ukuran-ukuran kesehatan yang spesifik


Insidens atau prevalensi penyakit
Ukuran-ukuran ringkasan kesehatan



Karena peningkatan angka harapan hidup


Angka harapan hidup sehat (healthy life expectancy at birth)
Kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan.
Mengubah fokus kesehatan penduduk dari ”kuantitas” hidup
kepada ”kualitas” hidup.
Organisasi kesehatan dunia (World Health
Organization/WHO) dan berbagai lembaga penelitian

7/22/2017
Mengembangkan dan mempromosikan ukuran-ukuran
ringkasan kesehatan penduduk yang menggabungkan ukuranukuran mortalitas dan ukuran-ukuran kondisi kesehatan untuk
merepresentasikan status kesehatan suatu populasi dalam
suatu bilangan tunggal.
62
Manfaat data kesehatan







Membandingkan kesehatan suatu populasi dengan populasi
lainnya.
Membandingkan kesehatan suatu populasi pada waktu
yang berbeda.
Identifikasi dan kuantifikasi ketidaksetaraan kesehatan
dalam populasi.
Pemberian perhatian yang wajar dan seimbang terhadap
akibat-akibat dari kondisi kesehatan yang tidak fatal
terhadap kesehatan penduduk secara menyeluruh.
Pemberian informasi untuk diskusi tentang prioritas
pemberian layanan dan perencanaan kesehatan.
Peningkatan kurikulum pelatihan profesional dalam bidang
kesehatan masyarakat.
Analisis keuntungan intervensi kesehatan untuk
penggunaan dalam analisis biaya dan efektivitas.
7/22/2017
63
MDGs dan HDI
 Indikator kesehatan merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk mengukur pencapaian
pembangunan manusia, selain pembangunan
pendidikan dan ekonomi.
 Badan Program Pembangunan Perserikatan BangsaBangsa (United Nations Development
Programme/UNDP) menyusun indeks pembangunan
manusia (human development index/HDI) dan
menggunakan angka harapan hidup saat lahir sebagai
salah satu komponennya.
 Beberapa dari target tujuan pembangunan milenium
(millennium development goals/MDGs) adalah
indikator-indikator kesehatan, seperti angka kematian
anak dan angka kematian ibu.
7/22/2017
64
Sehat menurut Badan Kesehatan Dunia
(World Health Organization/WHO)
 Suatu kondisi fisik, mental dan sosial
yang lengkap dan tidak sekadar kondisi
dimana penyakit dan badan lemah
absen (a state of complete physical,
mental and social well-being and not
merely the absence of disease and
infirmity).
 Sehat jiwa, raga dan sosial.
7/22/2017
65
Sumber data morbiditas
 Survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia (SPI) 1987 serta
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1991, 1994,
1997, 2002-2003 dan 2007
 Survei Sosial Ekonomi Nasional
 Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1972, 1980,
1985/1986, 1992, 1995 dan 2004
 Survei Kesehatan Nasional 2001
 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007 dan 2010)
 Sistem registrasi vital
 Rumah sakit
7/22/2017
66
Keterangan yang dikumpulkan
 Informasi tentang kesakitan dalam
empat minggu sebelum survei
 Cara menentukan sakit
 Diagnosis dokter
 Pengakuan responden tentang kondisi
kesehatan dirinya (perceived, selfreported atau self-assessed health
status).
7/22/2017
67
International Classification of
Diseases/ICD X
 Penyebab kematian dikelompokkan
berdasarkan ICD X.
 Penyakit menular, perinatal, dan
maternal
 Penyakit tidak menular
 Lainnya
7/22/2017
68
Angka Kematian Karena Sebab Tertentu
(cause specific death rate/CSDR)
 Banyaknya kematian karena sebab
tertentu pada suatu periode per
100.000 penduduk pada pertengahan
periode yang sama.
Dk
 Rumus: CSDRk =
x 100.000
P
 Dk = banyak kematian karena sebab k
 P = banyak penduduk
7/22/2017
69
Contoh:
 Banyaknya kematian karena penyakit
kanker di Amerika Serikat pada tahun 1976
adalah 374.780 dan penduduk pada
pertengahan tahun sebesar 215.118.000.
374.780
 CSDRk =
x 100.000 = 174,2
215.118.000
 Artinya, dari 100.000 penduduk di Amerika
Serikat, sekitar 175 orang meninggal
karena penyakit kanker pada tahun 1976.
7/22/2017
70
Angka Fatalitas Kasus (case fatality
rate /CFR)
 Banyaknya kematian penderita penyakit
tertentu pada suatu periode per 1000
penderita penyakit yang bersangkutan
pada pertengahan periode yang sama.
Di
 Rumus: CFRi =
x 100.000
Pi
 Di = banyak kematian karena penyakit i
 Pi = banyak penderita penyakit i pada periode
tertentu
7/22/2017
71
Proporsi Kematian Karena Sebab Tertentu
(proportion of dying of a specific
cause/PDSC)
 Banyaknya kematian karena sebab tertentu
pada suatu periode per 1000 kematian
pada pertengahan periode yang sama.
Di
 Rumus: PDSCi =
x 100.000
D
 Di = banyak kematian karena sebab i
 D = banyak seluruh kematian pada periode
tertentu.
7/22/2017
72
Insidens dan prevalensi
 Insidens: kasus baru
 Misal: Wabah penyakit muntaber
 Prevalensi: kasus baru dan kasus
lama
 Misal: penyakit kanker
 Jika prevalensi tinggi maka banyak
orang yang menderita penyakit yang
lama penyembuhannya
7/22/2017
73
Program penanggulangan
penyakit
 Pengobatan: untuk kasus prevalens
 Menyembuhkan orang sakit
 Pencegahan: untuk kasus insidens
 Mencegah timbulnya orang baru yang sakit
 Ukuran keberhasilan
 Program pengobatan: prevalensi berkurang
 Program pencegahan: insidens berkurang
7/22/2017
74
Penyebab kematian: Indonesia, SKRT
1995 dan 2001 serta Riskesdas 2007
70
Persentase
60
60
50
50
44
42
40
31
30
28
20
10
10
6
6
6
7
7
0
Gangguan
perinatal/maternal
Penyakit menular
SKRT 1995
7/22/2017
Penyakit tidak menular
Cedera
Tingkat kematian
SKRT 2001
Riskesdas 2007
75
Penyakit penyebab kematian menurut
wilayah: Indonesia, SKRT 2001
1.7
0.72.4
Maternal
4.6
4.3
5.1
6.7
5.1 6.9
6.5
5.2 8.3
Perinatal
Kecelakaan
Neoplasma
7.4
6.3
7.3
Pencernaan
Pernafasan
10.9
12.3
16
16.6
Sirkulasi
19.922.3
Infeksi
0
5
10
15
Jawa dan Bali
7/22/2017
20
Sumatera
25
29.7
28.3
27.4
30
35
KTI
76
Penyakit penyebab kematian menurut jenis
kelamin: Indonesia, SKRT 2001
Kecelakaan
5.6
2.6
7.9
6
5.7
6.2
7
7.2
6.9
Neoplasma
Pencernaan
12.7
11.9
13.3
Pernafasan
26.4
26.9
26
Sirkulasi
22.9
24.1
22
Infeksi dan parasit
0
5
10
Laki-laki
7/22/2017
15
20
Perempuan
25
30
L+P
77
Age cause specific death rate
(ACSDR)
 Bayi: paling tinggi untuk gangguan
perinatal.
 Laki-laki usia 15-24 tahun: paling
tinggi untuk kecelakaan.
 Usia 45-54 dan 54+ tahun paling
tinggi untuk sistem sirkulasi.
7/22/2017
78
Determinan kesehatan
Keturunan
Lingkungan fisik,
Kimia dan biologis
Status kesehatan
Pelayanan kesehatan
Perilaku sosial-budaya
7/22/2017
79
Status kesehatan
 Mortalitas: pola penyebab kematian untuk
semua umur
 Morbiditas: prevalensi penyakit menular dan
penyakit tidak menular
 Disabilitas (ketidakmampuan)
 Status gizi: underweight (BB/U), stunted
(TB/U) and wasted (BB/TB), pengukuran
lingkar lengan atas untuk wanita usia 15-45
tahun
 Kesehatan jiwa
7/22/2017
80
Faktor lingkungan
 Konsumsi gizi: energi, protein, vitamin
da mineral
 Lingkungan fisik: air minum, sanitasi,
polusi dan sampah
 Lingkungan sosial: pendidikan, sosialekonomi, kotadesa/provinsi/kabupaten-kota
7/22/2017
81
Fakor perilaku






Merokok
Konsumsi sayur dan buah
Aktivitas fisik
Gosok gigi
Higienis: cuci tangan, buang air besar
Pengetahuan, sikap dan perilaku
terhadap flu burung dan HIV/AIDS
7/22/2017
82
Pelayanan kesehatan
 Akses, termasuk upaya kesehatan
berbasis masyarakat
 Pemanfaatan
 Ketanggapan
 Cakupan program KIA: pemeriksaan
kehamilan, pemeriksaan bayi dan
imunisasi
7/22/2017
83
Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007
Oleh: Departemen Kesehatan RI
Publikasi: 2008
7/22/2017
84
Status gizi anak umur 0-5 tahun
(TB/U)
Kategori
%
Sangat pendek
18,8
Pendek
18,0
Normal
63,2
7/22/2017
85
Status gizi anak umur 0-5 tahun
(BB/TB)
Kategori
%
Sangat kurus
6,2
Kurus
7,4
Normal
74,1
Gemuk
12,2
7/22/2017
86
Status gizi anak umur 0-5 tahun
(BB/U) menurut umur
Umur
(bulan)
0–5
Gizi
buruk
6,5
Gizi
Gizi baik
kurang
8,2
76,7
Gizi
lebih
8,7
6 – 11
4,8
8,1
82,2
4,9
12 – 23
5,0
11,3
78,8
4,9
24 – 35
5,9
14,5
75,7
3,9
36 – 47
6,3
14,8
75,4
3,6
48 – 60
4,9
14,2
77,2
3,7
7/22/2017
87
Status gizi anak umur 0-5 tahun
(BB/U) menurut jenis kelamin
Jenis
kelamin
Gizi
buruk
Gizi
kurang
Gizi baik
Gizi
lebih
Laki-laki
5,8
13,3
76,3
4,6
Perempuan
5,0
12,7
78,2
4,0
7/22/2017
88
Status gizi anak umur 0-5 tahun
(BB/U) menurut pendidikan kepala
keluarga
Pendidikan
KK
Gizi
buruk
Gizi
Gizi baik
kurang
Gizi
lebih
Tidak
sekolah/tidak
tamat SD
6,8
14,6
75,0
3,6
Tamat SD
5,8
13,8
76,7
3,7
Tamat SLTP
5,5
13,3
76,9
4,3
Tamat SLTA
4,5
11,4
78,7
5,3
Tamat PT
3,4
8,9
80,7
7,0
7/22/2017
89
Status gizi anak umur 0-5 tahun (BB/U)
menurut pekerjaan utama KK
Pekerjaan utama Gizi
Gizi
KK
buruk kurang
Gizi
baik
Gizi
lebih
Tidak
kerja/sekolah/ibu RT
4,7
12,4
78,9
4,0
TNI/Polri/PNS/BUMN
3,8
9,5
80,0
6,7
Pegawai swasta
3,5
9,6
81,2
5,8
Wiraswasta/
dagang/jasa
4,7
12,3
78,1
4,9
Petani/nelayan
7,4
14,8
73,8
3,9
Buruh/lainnya
5,2
13,8
77,8
3,1
7/22/2017
90
Status gizi anak umur 0-5 tahun
(BB/U) menurut umur
Tempat
tinggal
Gizi
buruk
Gizi
Gizi baik
kurang
Gizi
lebih
Perkotaan
4,2
11,7
79,3
4,9
Perdesaan
6,4
14,0
75,7
3,9
7/22/2017
91
Status gizi anak umur 0-5 tahun (BB/U)
menurut pengeluaran per kapita per bulan
Pengeluaran
Gizi
buruk
Gizi
kurang
Gizi
baik
Gizi
lebih
Kuintil 1
6,7
15,4
74,1
3,9
Kuintil 2
5,7
13,8
76,9
3,6
Kuintil 3
5,2
12,9
77,7
4,2
Kuintil 4
4,7
11,8
78,8
4,6
Kuintil 5
4,1
9,6
80,4
5,9
7/22/2017
92
Status gizi anak umur 6-14 tahun
Kategori
Laki-laki
Perempuan
Kurus
13,3
10,9
Normal
77,4
82,7
9,3
6,4
BB-lebih
7/22/2017
93
Status gizi penduduk dewasa (15
tahun ke atas): IMT = BB(kg)/TB(m)2
Kategori
%
Kurus (IMT < 18,5)
14,8
Normal (18,5 <= IMT
< 24,9
BB-lebih (25,0 <= IMT
< 27,0)
Obese (IMT >= 27,0)
66,1
7/22/2017
8,8
10,3
94
Prevalensi penyakit menular
 D: diagnosis oleh tenaga kesehatan
 G: pernah/sedang menderita gejala
klinis spesifik penyakit
7/22/2017
95
Filiariasis, demam berdarah dengue
dan malaria
Penyakit
D
DG
Filiariasis (kaki
gajah)
0,05
0,11
DBD
0,20
0,62
Malaria
1,39
2,85
7/22/2017
96
ISPA, pneumonia, TB dan campak
Penyakit
D
DG
ISPA
8,10
25,50
Pneumonia
(radang paruparu)
TB
0,63
2,13
0,40
0,99
Campak
0,69
1,18
7/22/2017
97
Tifoid, hepatitis dan diare
Penyakit
Tifoid (types)
D
DG
0,79
1,60
Hepatitis
0,2
0,6
Diare
5,1
9,0
7/22/2017
98
Prevalensi penyakit tidak menular
 D: diagnosis oleh tenaga kesehatan
 G: pernah/sedang menderita gejala
klinis spesifik penyakit
 O: minum obat
 U: hasil pengukuran tekanan darah
7/22/2017
99
Persendian, hipertensi dan stroke
Penyakit
Persendian
(%)
D
D/G atau
D/O
14,0
30,3
Hipertensi
(%)
7,2
7,6
Stroke (‰)
6,0
8,3
7/22/2017
U
31,7
100
Asma, jantung, DM dan tumor
Penyakit
D
D/G
Asma
1,9
3,5
Jantung
0,9
7,2
DM
0,7
1,1
Tumor
4,3
7/22/2017
101
Keturunan
Penyakit
Jiwa
Buta warna
Glaukoma
Sumbing
Dermatitis
Rhinitis (alergi)
Talasemi (anemia hemolitik)
Hemofili (kekurangan faktor pembekuan
darah)
7/22/2017
‰
4,6
7,4
4,6
2,4
67,8
24,3
1,5
1,3
102
Perilaku merokok penduduk umur
10 tahun ke atas
Kategori
Perokok setiap hari
Perokok kadangkadang
Mantan perokok
Bukan perokok
7/22/2017
%
23,7
5,5
3,0
67,8
103
Prevalensi kurang makan buah dan
sayur penduduk usia 10 tahun ke atas
 Indonesia: 93,6
 Gorontalo: 83,5
 Riau: 97,9
7/22/2017
104
Prevalensi peminum alkohol
Kategori
%
Dalam 12 bulan
terakhir
4,6
Dalam satu bulan
terakhir
3,0
7/22/2017
105
Prevalensi disabilitas
Kategori
Bermasalah
Sangat bermasalah
7/22/2017
%
19,5
1,8
106
Diagram Lexis
 Alat bantu untuk menganalisis perjalanan
atau riwayat suatu kelompok atau kohor.
 Sering dipakai untuk menganalisis
kelangsungan hidup (survival) dari suatu
kohor, baik untuk riwayat kematian
maupun kesakitan.
 Terdiri dari garis-garis vertikal dan
horizontal sehingga membentuk kotakkotak dengan diagonalnya.
 Dalam survival analysis sering dipakai
untuk mempermudah perhitungan persons
years.
7/22/2017
107
Garis vertikal
 Dipakai untuk umur.
 Menunjukkan jumlah penduduk
menurut umur pada suatu saat,
biasanya hari atau tanggal tertentu.
 Umur dapat dinyatakan dalam dua
bentuk
 Exact age (EA): jarang diapakai
 Last birth day (LBD): lebih sering dipakai
7/22/2017
108
Garis horizontal
 Dipakai untuk waktu atau periode.
 Untuk menunjukkan kejadian (event),
seperti kelahiran atau jumlah
penduduk, pada suatu waktu
tertentu, biasanya dalam satu tahun.
7/22/2017
109
Kematian
 Dinyatakan dalam bidang datar atau dalam satu
kotak.
 Ada dua kematian, yang dipisahkan oleh garis
diagonal.
 Bidang di bawah diagonal menunjukkan kematian
alpha (α), yaitu kematian untuk kohor yang lahir pada
tahun z-n, dimana z adalah tahun waktu terjadinya
kematian dan n adalah umur (LBD).
 Bidang di atas diagonal menunjukkan kematian delta
(δ), yaitu kematian untuk kohor yang lahir pada tahun
z-(n+1), dimana z adalah tahun waktu terjadinya
kematian dan n adalah umur (LBD) waktu kematian.
7/22/2017
110
Notasi-notasi (1)
 E = event. Biasanya dipakai untuk
menunjukkan kelahiran penduduk.
 B = kelahiran
 D = kematian
 P = penduduk
 Dn = semua kematian umur n tahun
(LBD)
 D0 = semua kematian umur 0 tahun
(LBD)
7/22/2017
111
Notasi-notasi (2)
 αDzn = semua kematian umur n tahun untuk
bayi-bayi yang lahir pada tahun z-n
 δDzn = semua kematian umur n tahun untuk
bayi-bayi yang lahir pada tahun z-(n+1)
 αDz0 = semua kematian umur 0 tahun untuk
yang lahir pada tahun z
 δDz0 = semua kematian umur 0 tahun untuk
yang lahir pada tahun z-1
7/22/2017
112
Contoh
5
4
4
3
3
2
2
1
1
0
LBD
0
EA 1970
7/22/2017
1971
1972
1973
1974
1975
Tahun
113
Data (1)
1. B71 = 3700
2. E072 = 3800
3. B74 = 4500
4. δD710 = 50
5. αD720 = 60
6. δD720 = 52
7. D730 = 110
8. δD742 = 11
9. P740 = 4000
10.P741 = 3500
7/22/2017
114
Data (2)
11. E173 = 3680
12. E172 = 3590
13. E173 = 3540
14. αD733 = 12
15. δD733 = 8
16. Pada tahun 1971 terdapat 50 kematian
untuk kohor 1969.
17. Antara EA 3 dan 4 terdapat 33 kematian
untuk kohor 1967.
7/22/2017
115
Data (3)
18.E471 = 3166
19.E374 = 3520
20. αD731 = 10
7/22/2017
116
Pertanyaan (1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
71
αD 0 =
D720 =
73
δD 0 =
73 =
D
α
0
B73 =
P742 =
P722 =
E370 =
74 = P74
P
3
0
0-2 =
7/22/2017
117
Pertanyaan (2)
10.Berapa kematian yang dialami kohor
1971 yang berumur 3 (EA)?
11.Berapa proporsi kematian dari kohor
1969 terhadap D73?
12.Berapa P750 jika diketahui:
74
73
D730
D740
D
D
δ
0
δ
0
=
dan
=
74
73
B73
B74
D
D
α
0
α
0
7/22/2017
118
Pertanyaan (3)
13.Diketahui
1.Pada awal 1970 terdapat 4,3 juta
penduduk usia 0 tahun.
2.Dari kematian 150.000 bayi pada tahun
1970, 70.000 diantaranya lahir pada
tahun 1969.
Berapa anak yang dapat merayakan ulang
tahun pertamanya pada tahun 1970?
7/22/2017
119
Download