OBESITAS OLEH - Repository | UNHAS

advertisement
OBESITAS
OLEH :
Dr. Dra. Nurhaedar Jafar, Apt,M.Kes
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2011
SURAT KETERANGAN
Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin Menyatakan telah menerima makalah ilmiah atas nama :
Nama
: Dr. Dra. Nurhaedar Jafar, Apt,M.Kes
NIP
: 19641231 199002 2 001
Pangkat/ Gol
: Penata tkt I/III d
Judul
: Obesitas
Makalah ilmiah tersebut telah dipresentasikan dalam acara seminar ilmiah
pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat pada tanggal 12
November 2011
Demikian Surat Keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya
Makassar, 14 November 2012
Mengetahui :
Dekan FKM Unhas
Prof. Dr. dr. H. M. Alimin Maidin, MPH
M.Kes
NIP. 1955041498601 1 001
Ketua Prodi Ilmu Gizi
Dr. dra. Nurhaedar Jafar, Apt,
NIP. 19641231 199002 2 001
Hal
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................
i
SURAT KETERANGAN .................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................
iii
A.. Pengertian ............................................................................................................ 1
B. . Patomekanisme .....................................................................................................
2
C. . Bahan Aktif Obat ....................................................................................................
4
DAFTAR PUSTAKA
OBESITAS
A.
PENGERTIAN
Kata obesitas berasal dari bahasa Latin: obesus, obedere, yang artinya gemuk atau
kegemukan. Obesitas atau gemuk merupakan suatu kelainan atau penyakit yang
ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Namun, berkaitan
dengan risiko kesehatan dan dampaknya terhadap kualitas hidup, kini obesitas
merupakan problem atau penyakit (Sylvia D. Elvira. Penanganan Psikologik Pada
Obesitas. Cermin Dunia Kedokteran. 2007 hal. 296).
B.
PATOMEKANISME
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk
jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor
eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen
(obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik
(meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3
proses fisiologis, yaitu : pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju
pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan
penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di
hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adipose, usus
dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar
serta menurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia,
meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek
dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan,
serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang
diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan rasa
lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang
mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan adiposa
meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah. Leptin
kemudian merangsang anorexigenic center di hipotalamus agar menurunkan produksi
Neuro Peptide –Y (NPY), sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian pula
sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan
adiposa berkurang dan terjadi rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang
menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas
terjadi resistensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan
penurunan nafsu makan.
C.
BAHAN AKTIF OBAT
1. Orlistat
Orlistat, merupakan anti obesitas pertama yang tidak bekerja sebagai
penekan nafsu makan, tetapi bekerja secara lokal dengan cara menghambat
enzim lipase saluran cerna. Dengan cara kerja sebagai ‘penghambat lemak’
tersebut, maka 30% dari lemak yang dikonsumsi tidak dapat diserap. Dengan
demikian, terjadi defisit kalori yang akan menghasilkan penurunan berat badan
secara signifikan.
Seperti yang kita ketahui, lemak diserap dalam bentuk trigleserida yang
mengandung satu molekul monogliserida dan 2 molekul asam lemak bebas.
Sebagian besar proses pencernaan lemak terjadi pada bagian pertama usus kecil,
duodenum – yang benyak mengandung cairan pankreatik – dimana reaksi
ezimatik akan berlangsung. Di sini, lemak akan diemulsifikasi (dipecah menjadi
butiran-butiran kecil) membentuk ‘tiny fat globules’ yang berdiameter 200
sampai 5000nm.
Enzim lipase yang berperan pada emulsifikasi ini, akan memecah trigliserida
menjadi asam lemak bebas dan monogliserida. Untuk dapat menembus dinding
usus, monogliserida dan asam lemak bebas ini harus berikatan terlebih dahulu
dengan garam empedu untuk membentuk micelle. Bagian dalam usus kecil
diselimuti dengan apa yang disebut villi yang berfungsi
memperluas
permukaan, guna mempercepat penyerapan hasil-hasil pencernaan.
Saat lemak diabsorpsi, akan melewati small lymph vessels , yang disebut
lacteal, untuk kemudian didistribusikan ke dalam sistem limpa dan masuk ke
dalam sistem sirkulasi.
Bagaimana Orlistat bekerja
Orlistat bekerja secara lokal di saluran cerna dengan cara menghambat kerja enzim
lipase dan mencegah 30% penyerapan lemak. Orlistat mempunyai struktur molekul unik yang
akan mengikat bagian aktif dari enzim lipase dan menghambat aktivitasnya. Dengan
demikian, enzim ini tidak dapat memecah trigliserida menjadi komponen penyusunnya –
maka 30% lemak tidak dapat dicerna dan diserap. Sedangkan, sebanyak proporsi yang
signifikan dari sisa asupan lemak yang tidak tercerna dan tidak terabsorpsi akan melewati
saluran pencernaan dalam keadaan tidak berubah. Sedangkan 70% lemak tetap dapat
mengalami penyerapan secara normal, hal ini penting guna memastikan kelarutan vitaminvitamin yang larut dalam lemak. Dengan cara kerja yang lokal (non sistemik) ini, orlistat
tidak menimbulkan efek samping terhadap sistem saraf pusat dan kardiovaskular seperti
pada golongan appetite supresant.
Dengan rata-rata 40% asupan lemak dari asupan total energi per hari, walaupun angka
yang direkomendasikan adalah 30% per hari. Orlistat – dosis 120 mg tiga kali sehari – dapat
mengurangi penyerapan lemak sebesar kurang lebih 30%. Dengan menghambat penyerapan
lemak tersebut, akan terjadi defisit kalori secara nyata, namun demikian, zat-zat gizi lain yang
larut dalam lemak tetap akan diserap - guna memastikan kecukupan zat-zat gizi tersebut
bagi tubuh.
Berkurangnya jumlah lemak yang diserap, secara efektif dapat mengurangi masukan
energi, sehingga penurunan berat badan secara nyata dapat dicapai.
Kesimpulan:
·
Orlistat adalah obat pertama dari golongan terbaru obat anti obesitas, yang secara
selektif menghambat kerja enzim lipase secara lokal di saluran cerna.
·
Orlistat menghambat penyerapan lemak sebesar 30%.
·
Orlistat bekerja secara selektif sehingga tidak mengganggu kerja enzim intestinal
lainnya.
·
Hanya 3% dari dosis oral yang terserap sehingga tidak terdeteksi adanya efek
sistemik.
·
Orlistat tidak berinteraksi dengan kebanyakan obat-obat yang diresepkan untuk
pasien yang mengalami masalah dengan berat badan.

Orlistat tidak mempengaruhi susunan saraf pusat seperti obat-obat anti obesitas
lainnya.
Download