Kode/ RumpunIlmu : 307/ IlmuKedokteran Dasar dan Biomedik Bidang/ Sub topikpenelitian :GiziKlinik USULANPENELITIAN FAKULTAS SKIM EKSPERIMENTAL KORELASI MASA LEMAK DAN LEMAK VISERAL DENGAN KADAR LEPTIN SERUM PADA REMAJA OVERWEIGHT DAN OBESITAS TIM PENGUSUL dr. Rita Halim, M.Gizi / NIDN. 0025078401 (Ketua) dr. Raihanah Suzan, M.Gizi, SpGK/ 0001048304 (Anggota) UNIVERSITAS JAMBI Februari 2019 HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN Judul Penelitian : Korelasi Masa Lemak dan Lemak Visceral Dengan Kadar Leptin Serum Pada Remaja Overweight dan Obesitas Kode/Nama Rumpun Ilmu : 307/ Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedik Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. NIDN c. Jabatan Fungsional/Gol d. Program Studi e. Fakultas f. Nomor HP g. Alamat Surel (e_mail) h. ID Sinta Anggota Peneliti (1) : dr. Rita Halim, M.Gizi : 0025078401 : Asisten Ahli / Penata Muda Tk. I (III/b) : Kedokteran : Fakultas Kedokteran : 085267204662 : [email protected] : Rita Halim a. Nama Lengkap b. NIDN c. Perguruan tinggi Lama Penelitian BiayaPenelitian Keseluruhan - Diusulkan ke LPPM - Dana Institusi lain JumlahMahasiswa yang terlibat : dr. Raihanah Suzan, M.Gizi, SpGK : 0001048304 : Universitas Jambi : 6 bulan : Rp. 50.000.000,: Rp. 50.000.000,:: 5 orang Mengetahui , Ketua Program Studi Kedokteran, Jambi, Februari 2019 Ketua Peneliti dr. Ave Olivia Rahman, M.Sc NIP.19811229 2008122000 dr.Rita Halim, M.Gizi NIP 198407252009122005 Mengetahui, Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Dr. dr. Herlambang, Sp.OG. KFM. NIP. 196901182000121001 IDENTITAS DAN URAIAN UMUM 1. Judul penelitian : Korelasi Masa Lemak dan Lemak Viseral Dengan Kadar Leptin Serum Pada Remaja Overweight dan Obesitas 2. Tim Peneliti No 1 2 Nama Jabatan Bidang Keahlian dr. Rita Halim, M. Gizi Instansi Asal Alokasi waktu (Jam/minggu) Ketua Gizi Klinik Universit as Jambi 5 jam/minggu Anggota 1 Gizi Klinik Universit as Jambi 5 jam/minggu dr. Raihanah Suzan, M.Gizi, Sp.GK 3. Objek Penelitian : Mahasiswa preklinik FKIK Universitas Jambi 4. Masa Pelaksanaan : Dimulai dibulan Agustus 2019 sampai September 2019 5. Usulan Biaya : Rp. 50.000.000,- 6. Lokasi Penelitian : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 7. Instansi Lain yang terlibat : Laboratorium Prodia (tempat pengambilan dan pengecekan darah subjek penelitian) 8. Temuan yang ditargetkan: Diharapkan terdapat hubungan yang bermakna masa lemak dan lemak viseral dengan kadar leptin serum pada remaja overweight dan obesitas mahasiswa FKIK universitas jambi. 9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu: Permasalahan status gizi saat ini bukan lagi hanya terpusat pada kekurangan gizi saja, namun juga pada kelebihan gizi yang dapat terjadi pada semua golongan usia, terutama rentan terjadi pada usia muda.Dampak dari masalah ini cukup serius, karena merupakan faktor penyumbang beberapa penyakit metabolik yang menghabiskan anggaran kesehatan Indonesia seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke dan diabetes mellitus. Tingginya tingkat overweight dan obesitas pada usia muda khususnya remaja sangat dikhawatirkan berhubungan denganmasa lemak dan lemak viseral yang mempengaruhi kadar leptin serum.Olehkarenaituprodukdaripenelitianinidapatdijadikansebagai referensiuntuk penelitian selanjutnya. 10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran: Medical Juornal Indonesia 11. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun rencana perolehan atau penyelesaiannya: Belum ada DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN IDENTITAS DAN URAIAN UMUM DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Keutamaan Penelitian Halaman i ii iii iv v vi vii viii 1 3 3 3 BAB II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Leptin 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Leptin 2.3 Hubungan Masa Lemak dan Lemak Visceral dengan Kadar Leptin Serum 2.4 Overweight dan Obesitas 2.5 Faktor Penyebab Overweight dan Obesitas 2.5 Alur Kerja 5 5 6 6 8 10 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian 3.2. Lokasi dan waktu penelitian 3.3 Populasi dan sampel penelitian 3.4 Besar sampel penelitian 3.5 Variabel penelitian 3.6 Definisi operasional 3.7 Instrumen penelitian 3.8 Prosedur penelitian 3.9 Analisis data 11 11 11 11 12 12 13 13 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaknormalan karakteristik status nutrisi yaitu berlebihnya akumulasi lemak pada jaringan subkutanesus dan atau jaringan lain karena hasil dari ketidakseimbangan energi. Jaringan lemak berada di organ metabolik aktif yang mensekreis beberapa sitokin seperti neuromodulator, immunomodulator, dan efek proinflamasi. Prevalensi obesitas remaja (15-18 tahun) di Indonesia terus meningkat. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukan prevalensi obesitas usia remaja dari tahun 2010 sebesar 1,4% naik menjadi 7,3% tahun 2013. Hal ini dapat berdampak buruk terhadap kesehatan karena obesitas berkaitan dengan noncommunicable diseases (penyakit-penyakit tidak menular) seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2. (Camelia, 2015) Keadaan obesitas akan mempengaruhi sekresi leptin. Leptin merupakan adipositokin, molekul seperti sitokin, yang disekresikan oleh jaringan adiposa. Leptin berfungsi mengatur massa jaringan adiposa dan berat badan dengan menghambat asupan makanan dan merangsang pengeluaran energi. Leptin mempengaruhi asupan makanan dengan mengontrol nafsu makan di hipotalamus dan batang otak. Remaja obesitas mengalami peningkatan kadar leptin karena leptin akan meningkat saat simpanan lemak dalam tubuh meningkat. Kadar leptin yang berlebihan menyebabkan sensitivitas otak terhadap leptin berkurang, sehingga terjadi gangguan fungsi pengontrolan nafsu makan dan pengeluaran energi yang disebut resistensi leptin. (Asri, 2015). Resistensi leptin merupakan salah satu dasar patologi pada kejadian obesitas, dimana hiperleptinemia pada obesitas menjadi faktor risiko independen terhadap penyakit kardiovaskular.Fungsi utama leptin adalah menyediakan sinyal simpanan energi yang ada dalam tubuh pada sistem saraf pusat sehingga otak dapat melakukan penyesuaian yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan asupan energi dan pengeluaran . Kadar leptin menurun dalam 12 jam setelah kelaparan atau selama puasa dan meningkat setelah beberapa hari mengkonsumsi banyak makanan. Sebagai control terhadap keseimbangan energi pada manusia, leptin merupakan hormone anti obesitas yang didasarkan pada hipotesis bahwa kadar leptin yang tinggi akan mencegah terjadinya obesitas Sayangnya hal ini tidak terjadi, sebagian besar individu obesitas 1 memiliki kadar leptin yang tinggi, namun tidak merangsang hilangnya massa lemak yang diharapkan. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kadar leptin lebih tinggi pada orang yang obesitas dibanding orang dengan berat badan normal.(Yulina, 2011) Obesitas diartikan sebagai kondisi terdapat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan, Menurut standar indeks massa tubuh (IMT), IMT >25 kg/m2 dikategorikan obesitas. Secara normal lemak yang berlebih akan disimpan dilapisan subkutan, namun karena mengalami gangguan atau kerusakan maka lemak terakumulasi dilapisan viseral Distribusi lemak pada tempat yang berbeda memiliki implikasi terhadap morbiditas. Lemak abdominal dan intraabdominal memiliki signifikansi yang lebih besar dibanding lemak yang terdistribusi pada extremitas bawah atau seluruh tubuh. Obesitas juga merupakan faktor presdiposisi terjadinya hipertensi, dislipidemia, DM, penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal dan respon inflamasi. Studi prospektif dengan menggunakan pengukuran antropometri mendapati bahwa obesitas viseral memiliki kaitan erat dengan hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskuler.(Yulina, 2011) Obesitas dibedakan menjadi obesitas abdominal atau viseral dan obesitas periper atau non viseral yang membedakan keduanya adalah bahwa lemak viseral memiliki reseptor glukokortikoid dan androgen lebih banyak, metabolism yang lebih aktif, lebih sensitive terhadap lipolisis dan lebih resisten insulin. Viseral Adipose Tissue (VAT) memiliki kapasitas lebih besar menghasilkan Free Fatty Acid (FFA), meningkatkan glukosa dan lebih sensitive terhadap stimulasi adrenergic. (Yulina, 2011) Berdasarkan uraian diatas makan peneliti tertarik untuk melakukan pnelitian mengenai korelasi massa lemak dan lemak viseral dengan kadar leptin serum pada remaja overweight dan obesitas. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran masa lemak, lemak viseral, dan kadar leptin pada kelompok remaja yang mengalami overweight dan obesitas? 2. Apakah ada perbedaan masa lemak, lemak viseral, dan kadar leptin pada kelompok remaja yang mengalami overweight dan obesitas? 3. Apakah ada korelasimasa lemak dan lemak viseral dengan kadar leptin serum pada kelompok remaja yang mengalami overweight dan obesitas ? 1.3 Tujuan Penelitian 2 1. Untuk mengetahui gambaran masa lemak, lemak viseral, dan kadar leptin pada kelompok remaja yang mengalami overweight dan obesitas. 2. Untuk mengetahui perbedaan masa lemak, lemak viseral, dan kadar leptin pada kelompok remaja yang mengalami overweight dan obesitas. 3. Untuk mengetahui korelasi masa lemak dan lemak viseral dengan kadar leptin serum pada kelompok remaja yang mengalami overweight dan obesitas. 1.4 Keutamaan Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan ilmu pengetahuan tentang masa lemak dan lemak viseral pada overweight dan obesitas yang terjadi pada kelompok usia >18 tahun. 2. Permasalahan gizi lebih seperti overweight dan obesitas yang terjadi pada kelompok usia >18 tahun. 3. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan overweight dan obesitas tidak hanya pada kelompok usia remaja namun pada semua usia. 4. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan landasan ilmu mengenai penanggulangan overweight dan obesitas dari segi ilmu gizi sehingga dapat diaplikasikan secara luas dikemudian hari. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Leptin Leptin berasal dari bahasa Yunani leptos yang berarti kurus, ditemukan tahun 1994 pada tikus obesitas (gen ob/ob). Leptin merupakan suatu peptide 16 kD yang diproduksi sebagian besar oleh jaringan adipose yang berperan sebagai regulator utama dalam pengaturan keseimbangan energi dan berat badan. Secara umum leptin berperan dalam menghambat rasa lapar dan meningkatkan metabolism energi. Leptin akan meningkatkan signal percadangan lemak dengan didahului penurunan asupan makanan Fungsi utama leptin yaitu untuk menyediakan sinyal simpanan energi yang ada dalam tubuh pada sistem saraf pusat sehingga otak dapat melakukan penyesuaian yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan asupan energi dan pengeluaran. Kadar leptin menurun dalam 12 jam setelah kelaparan atau selama puasa dan meningkat setelah beberapa hari mengkonsumsi banyak makanan.(Nurhayati, 2018) Konsentrasi leptin dalam sirkulasi bersifat paralel terhadap indeks massa tubuh, persentase lemak tubuh dan berat lemak tubuh total, dan kadarnya lebih tinggi secara signifikan pada obesitas. Sebagai control terhadap keseimbangan energi pada manusia, leptin merupakan hormone anti obesitas yang didasarkan pada hipotesis bahwa kadar leptin yang tinggi akan mencegah terjadinya. Sayangnya hal ini tidak terjadi, sebagian besar individu obesitas memiliki kadar leptin yang tinggi, namun tidak merangsang hilangnya massa lemak yang diharapkan. Keadaan ini terjadi akibat gangguan transportasi leptin pada otak atau respon sensitivitas terhadap aksi leptin menurun sehingga hipotalamus pada individu dengan obesitas menjadi kekurangan leptin sementara produksi leptin meningkat. Selain pengaturan nafsu makan, berat badan dan thermogenesis, leptin juga mempengaruhi sejumlah besar fungsi biologis seperti tekanan darah, reproduksi, metabolisme lipid dan glukosa, sintesis glukokortikoid, insulin dan proliferasi limfosit CD4+, sekresi sitokin, fagositosis, dan transimisi sinaps melalui modulasi terhadap aktivasi system syaraf simpatis (SNA). (Nurhayati, 2018) 4 Gambar 2.5. Rute leptin dalam regulasi berat badan dan fungsi biologis lainnya. 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Leptin Faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya resistensi leptin adalah adanya faktor yang secara langsung mengatur pengeluaran energi atau aktivasi adipogenesis dan lipogenesis. Perbedaan produksi dan sensitifitas leptin dipengaruhi juga oleh faktor genetik, lingkungan, dan psikologis.Kadar leptin dan adiponektin tidak hanya dipengaruhi oleh IMT tetapi banyak faktor yang mempengaruhi, faktor lain yang mempengaruhi kadar leptin, seperti perbedaan distribusi lemak dalam tubuh. Kadar dan ekspresi leptin ditemukan lebih tinggi pada adiposit subkutan dibandingkan dengan adiposit visceral (Camelia, 2015). Selain itu asupan gizi dari beberapa kelompok makanan dan suplemen termasuk asam lemak (khususnya asam lemak omega-3) dapat mempengaruhi kadar leptin dalam serum (Erdim, 2014). Kadar leptin yang lebih tinggi ditemukan pada karsinoma tiroid welldifferentiated (WDTC) terkait dengan diagnosis WDTC dengan penurunan signifikan pada kadar leptin setelah operasi.Pada obesitas, kondisi peradangan ringan, deregulasisekresi sitokin dan adipokin proinflamasi seperti IL-1, IL-6, TNF-a dan leptin dari jaringan adiposa, sel-sel inflamasi dan kanker dapat berkontribusi pada timbulnya dan perkembangan kanker. Hal Ini berarti bahwa leptin dapat dikaitkan dengan peradangan yang mungkin disebabkan oleh obesitasdan patologis sekunder dari peradangan (Erdim, 2014). 2.3 Hubungan Masa Lemak dan Lemak Visceral dengan Kadar LeptinSerum 5 Visceral Adipose Tissue (VAT) memiliki kapasitas lebih besar menghasilkan Free Fatty Acid (FFA), meningkatkan glukosa dan lebih sensitive terhadap stimulasi adrenergic. Kadar leptin menurun dalam 12 jam setelah kelaparan atau selama puasa dan meningkat setelah beberapa hari mengkonsumsi banyak makanan. Sebagai control terhadap keseimbangan energi pada manusia, leptin merupakan hormone anti obesitas yang didasarkan pada hipotesis bahwa kadar leptin yang tinggi akan mencegah terjadinya obesitas. Sayangnya hal ini tidak terjadi, sebagian besar individu obesitas memiliki kadar leptin yang tinggi, namun tidak merangsang hilangnya massa lemak yang diharapkan. Beberapa peneliti telah menemukan bahwa kadar leptin lebih tinggi pada orang yang obesitas dibanding orang dengan berat badan. Leptin menekan ekspresi gen acetil CoA Karboxylase, sintesis asam lemak dan sintesis lipid, reaksi biokimia yang berkontribusi pada akumulasi (Yulina, 2011). Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara rerata kadar leptin pada kelompok obesitas viseral dengan non viseral. Hal ini disebabkan oleh karena leptin lebih terkait dengan akumulasi lemak ditubuh dan bukan pada region dimana lemak berada. Obesitas viseral tidak semata-semata menggambarkan kandungan lemak dalam tubuh tetapi lebih menunjukkan regio dari lemak berada karena obesitas viseral merupakan akumulasi lemak pada lapisan viseral yang terdapat pada rongga abdomen. Leptin adalah hormone yang disekresi oleh sel lemak dengan proporsi terhadap penyimpanan lemak tubuh sehingga konsentrasi leptin dalam sirkulasi bersifat parallel terhadap IMT, persentase lemak tubuh dan berat lemak tubuh total. Konsentrasi serum leptin berkorelasi kuat dengan ukuran obesitas seperti IMT atau persentase lemak tubuh.Berdasarkan penelitian terdapat bukti bahwa terdapat hubungan yang nyata antara massa lemak abdominal dan serum leptin. Massa lemak subkutan memiliki hubungan yang kuat dengan kadar serum leptin daripada massa lemak viseral (Asri, 2015). 2.4 Overweight dan Obesitas Overweight dan obesitas adalah kondisi dimana terjadi akumulasi lemak tubuh berlebih sehingga berdampak buruk pada fungsi fisik dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan metode pengklasifikasian status gizi seseorang berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Metode ini telah banyak digunakan oleh setiap negara. 6 Berdasarkan definisi dari World Health Organization (WHO, 2016), seseorang yang memiliki IMT ≥ 23 telah masuk dalam kategori overweight sedangkan IMT ≥ 25 masuk dalam kategori obesitas. Pengukuran antropometri dalam menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau rumus Brocca sebagai berikut : Berat Badan (Kg) = Tinggi Badan (m2) IMT Klasifikasi IMT yaitu : - BB kurang : IMT < 18,5 - BB normal : 18,5-22,9 - BB lebih : > 23,0 - Dengan resiko : 23-24,9 - Obes I : 25-29,9 - Obes II : > 30 Untuk kepentingan klinik praktis, dan menghitung jumlah kalori, penentuan status gizi memanfaatkan rumus Broca, yaitu: Berat Badan Idaman. BBI = (TB – 100) – 10% (TB – 100) Status gizi: - BB kurang bila BB < 90% BBI - BB normal bila BB 90-110% BBI - BB lebih bila BB 110-120% BBI - Gemuk bila BB >120% BBI Overweight dan obesitas merupakan faktor risiko timbulnya penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, dan hipertensi (Laurentia, 2004). Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi akumulasi lemak subkutan dan jaringan lainnya. Salah satu metode untuk mengukur lemak subkutan di lengan atas yaitu dengan mengukur tebal lipatan kulit trisep. Pada anak dan remaja dalam kagegori usia dan jenis kelamin sama, dinyatakan mengalami obesitas jika hasil tebal lipatan kulit trisep berada di atas persentil ke-85. Sedangkan, jika tebal lipatan kulit trisep menunjukkan di atas persentil ke-95 anak atau remaja tersebut dikatakan super-obesitas (Soetjiningsih, 2004). Menurut Soetjiningsih obesitas dibagi berdasarkan gejala klinisnya, yaitu : 1. Obesitas sederhana (simple obesity) 7 Hanya ditemukan kegemukan saja tanpa disertai dengan kelainan hormonal/mental/fisik lainnya. Obesitas tipe ini disebabkan karena faktor nutrisi. 2. Obesitas khusus a. Kelainan endokrin/hormonal (Sindrom Chusing) Obesitas ini terjadi pada anak yang sensitif terhadap pengobatan dengan hormon steroid b. Kelainan somatodismorfik (Sindrom Prader-Willi, Sindrom Summit dan Carpenter, Sindrom Laurence-Moon-Biedl dan Sindrom Cohen) Obesitas dengan kelainan ini hampir selalu disertai mental retardasi dan kelainan ortopedi. c. Kelainan Hipotalamus Kelainan pada hipotalamus yang mempengaruhi nafsu makan dan berakibat terjadinya obesitas, sebagai akibat dari kraniofaringioma, leukemia serebral, trauma kepala dan lain-lain Obesitas juga dapat dibagi berdasarkan kondisi sel dalam tubuhnya, yaitu : 1. Tipe Hiperplastik jumlah sel dalam tubuh lebih banyak dibanding kondisi normal, tetapi ukuran selnya sesuai dengan ukuran sel normal. Obesitas ini biasanya terjadi pada masa anak-anak dan sulit diturunkan. 2. Tipe Hipertropik jumlah sel yang normal, tetapi ukuran selnya lebih besar dibanding dengan sel normal, dan biasanya terjadi setelah dewasa. 3. Tipe Hiperplastik-Hipertopik baik jumlah maupun ukuran selnya melebihi batas normal. Biasanya keadaan obesitas ini sudah dimulai sejak masa anak-anak dan berlangsung terus hingga dewasa. Orang yang mengalami tipe ini sulit untuk menurunkan BB. 2.5 Faktor Penyebab Overweight dan Obesitas Overweight dan obesitas merupakan abnormalitas status gizi akibat keseimbangan antara masukan kalori dan pemakaian kalori dalam tubuh yang terganggu. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor langsung yang mempengaruhi antara lain : 1. Gaya hidup 8 Kelebihan gizi bisa terjadi karena banyak faktor. Salah satu faktornya adalah karena asupan makanan yang melebihi kebutuhan tanpa diimbangi aktivitas yang cukup atau sedentary lifestyle (gaya hidup tanpa banyak bergerak). Umumnya, aktivitas yang cukup diperlukan untuk membakar kelebihan energi yang ada. Jika hal ini tidak terjadi, maka kelebihan energi akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam sel-sel lemak. 2. Genetik Faktor genetik juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kelebihan gizi yaitu sebanyak 25-35%. Jadi, jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat obesitas, maka akan memiliki risiko yang lebih tinggi menderita obesitas dibandingkan dengan mereka yang tidak. Maddah dan Nikooyeh (2009) yang menyimpulkan bahwa kedua orangtua obesitas atau overweight berhubungan dengan kejadian obesitas pada anak-anak. 3. Emosional Faktor stress yang tidak teratasi juga merupakan faktor yang dapat memperberat overweight dan obesitas. 4. Kerusakan pada salah satu bagian otak Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus, sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain pada otak sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsure kimiawi dari darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan), hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum. Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka cenderung akan meningkatkan keinginan untuk makan (Hasdianah, 2014). 5. Kurang aktivitas fisik Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu per tiga pengeluaran energi seseorang dengan berat badan normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak 9 kalori yang hilang. Kekurangan aktivitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal seseorang (Hasdianah, 2014). Overweight dan obesitas merupakan hasil kombinasi antara faktor-faktor berikut ini: - Tidak melakukan aktifitas fisik sehingga pembakaran lemak akan menjadi sedikit - Memakan makanan dengan tinggi kalori terutama makanan cepat saji - Beberapa wanita sulit menurunkan berat badan setelah melahirkan, hal ini dapat memicu terjadinya obesitas - Kurang tidur - Mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat diabetes, anti kejang, anti depressants, antipsychotic, steroids dan beta blockers - Mengalami masalah medis lain. 2.6 Alur Kerja Izin Penelitian Subjek yang memenuhi kriteria penelitian Subjek yang bersedia menandatangani lembar persetujuan keikutsertaan dalam penelitian Wawancara karakteristik sabjek meliputi usia dan jenis kelamin Pengukuran antropometri (BB, TB) Pengukuran kadar massa lemak dan lemak viseral Pemeriksaan kadar leptin serum Hasil Analisis data Kesimpulan 10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian cross sectional, variable sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan) untuk menilai korelasi masa lemak dan lemak viseral dengan kadar leptin serum pada remaja overweight dan obesitas pada mahasiswa FKIK Unja usia >18tahun. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi pada bulan Agustus - September 2019. 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian Kasus yang masuk dalam penelitian ini adalah : 1. Populasi sasaran : Kelompok usia >18 tahun yang berdomisili di Kota Jambi 2. Populasi terjangkau : Kelompok usia >18 tahun yang berstatus mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 3. Sampel yang dikehendaki : Kelompok usia >18 tahun yang mengalami overweight dan obesitas dengan IMT ≥ 23 berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Semua kelompok usia >18 tahun yang berstatus mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi yang mengalami overweight dan obesitas harus memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut : a) Kriteria inklusi : 1. Mahasiswausia >18 tahun 2. Sehat (tidak menderita penyakit metabolik atau penyakit kronis lainnya) 3. IMT ≥ 23 b) Kriteria eksklusi : 1. Sedang menjalani program diet jenis apapun 11 2. Sedang menjalani pengobatan jangka panjang seperti penggunaan steroiddanobat-obat anti kolesterol 3.4. Besar Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria penelitian dan secara tertulis menyatakan kesediaannya ikut serta dalam penelitian dengan menandatangani formulir persetujuan ikut penelitian (informed consent). Besar sampel ditentukan dengan menggunakan persamaan korelasi sebagai berikut: Zα + Zβ 2 n= +3 0,5ln[(1+r) / (1-r)] dengan ketentuan : n : besar sampel minimal Zα : batas kemaknaan statistik, untuk α = 0,05 maka Zα = 1,96 Zβ : batas kemaknaan statistik, ditetapkan 0, 842 untuk β = 0,20 r : koefisien korelasi ditetapkan r = 0,4 ln : log natural Jumlah sampel minimal yang diperlukan sebesar 52 orang dengan perkiraan drop out 10% (5 orang), sehingga keseluruhan sampel menjadi 57 orang. 3.5. Variabel penelitian 3.5.1. Variabel bebas 1. Massa lemak 2. Lemak viseral 3. Leptin serum 3.5.2 Varibel tergantung 1. Mahasiswa usia >18 tahun 2. Overweight 3. Obesitas 3.6. Definisi Operasional 1. Mahasiswa usia >18 tahun : 12 Individu laki-laki dan perempuan yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi dengan usia>18 tahun. 2. Massa lemak: Lemak yang berada dalam jaringan adipose dan jaringan lainnya dalam tubuh 3. Lemak viseral : Angka yang menunjukkan level luas permukaan lemak pada sekitar organ internal bagian abdomen. 4. Leptin serum: Proteohormon yang berperan dalam pengaturan berat badan dan disekresi oleh sel adiposit. 5. Overweight : Kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya dengan IMT mencapai ≥ 23 6. Obesitas : Kondisi dimana terjadi akumulasi lemak tubuh secara berlebihan dengan pengukuran IMT mencapai ≥ 25 3.7. Instrumen penelitian Instrumen penelitian berupa kuesioner untuk menilai karakteristik sampel, body scale tanita untuk menilai berat badan,massa lemak dan lemak viseral, serta pemeriksaan darah sederhana untuk menilai leptin serum. 3.8. Prosedur Penelitian 1. Tim peneliti akan menilai status gizi mahasiswa FKIK Unja usia >18 tahun yang tergolong mengalami overweight dan obesitas dengan IMT ≥ 23. 2. Sampel yang telah didapatkan akan diminta untuk mengisi kuisoner. 3. Kemudian dilakukan pengukuran massa lemak dan lemak viseral dengan menggunakan body scale tanita. 4. Pengukuran kadar leptin serum dilakukan dengan cara menganalisa kadar leptin dengan pengambilan sampel darah. 5. Selanjutnya data hasil pemeriksaan akan dianalisis secara statistik. Dianalisis secara deskriftif dan kualitatif data yang diperoleh dari kuesioner. 13 3.9. Analisis data a. Data hasil pemeriksaan massa lemak, lemak viseral, dan leptin serum berupa data numerik dianalisis normalitasnya dengan kolmogrov simirnov. Apabila distribusi data normal maka dilanjutkan dengan uji Korelasi Pearson, dan sebaliknya apabila distribusi data tidak normal dilanjutkan dengan uji Korelasi Peringkat Spearman. b. Hasil kuesioner tentang karakteristik mahasiswa FKIK Unja usia >18 tahun dengan IMT ≥23 akan dianalisis untuk menilai data distributif. 14 BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 4.1. Anggaran Biaya 4.2. Jadwal Penelitian 15 DAFTAR PUSTAKA 1. Erdim Sertoglu. 2014. Importance of Factors Affecting Serum Levels. World J Surg. 2. Asri S., Nuryanto. 2015. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Leptin Dan Adiponektin. Journal of Nutrition College. 428-434. 3. Yulina D., Yahwardiah S., Ramlan S., 2011. Analisis Kadar Leptin Pada Obesitas Viseral dan Non Viseral. FK USU. 4. Hasdianah.2014. Pemanfaatan gizi, diet dan obesitas. Nuha Medika: Yogyakarta. 5. Soetjiningsih.2014. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. CV. Sagung Seto: Jakarta. 6. Camelia A., Cecilia L., Ioanna N., Alina. 2015. Correlation Between Body Mass Index , Body Fat Proportion and Leptin Level In Obese Children. 7. Nurhayati R. 2018. Korelasi Antara Kadar Leptin Serum dengan Indeks Massa Tubuh Pasien Skin Tag. FK USU 16 Lampiran 1. JustifikasiAnggaran 17 Lampiran 2 Dukungan sarana dan prasarana penelitian NO Prasarana Ketersediaan Cara mengatasi 1 Tidak tersedia sewa Tidak tersedia Bekerjasama dengan lab Alat pemeriksaan berat badan dan komposisi tubuh 2 Alat pemeriksaan lipid serum Prodia 18 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas No Nama Jabatan Bidang Instansi Alokasi Keahliah Asal waktu Uraian Tugas (Jam/minggu) 1 2 dr. Rita Halim, M.Gizi dr. Raihanah Suzan Ketua Anggota 1 Gizi Klinik Universitas Jambi Gizi Klinik Universitas Jambi 19 5 jam/minggu Mengkooordi nasi semua tahapan penelitian 5 jam/minggu Membantuke tuadanberkoo rdinasi dg anggotatimy g lain padasaatpela ksanaanpenel itian Lampiran 4. Nota Kesepahaman MOU atau pernyataan kesediaan dari mitra 20 Lampiran 5 Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul A. Identitas Diri Ketua B. Identitas Diri Nama lengkap : Rita Halim, dr. M.Gizi Jenis Kelamin : Perempuan Jabatan Fungsional : AsistenAhli NIP : 198407252009122005 NIDN : 0025078401 Tempat tanggal lahir : Jambi/ 25 Juli 1984 Telpon : 085267204662 Telpon Kantor : 074160246 Alamat e-mail : [email protected] Mata Kuliah Yang diampu : Gizi Klinik/ Fisiologi Alamat kantor : Jl. Letjen Soeprapto Telanaipura Jambi B. Riwayatpendidikan Riwayat Pendidikan Nama Perguruan S1 S2 Universitas Sriwijaya Universitas Indonesia Bidang Ilmu Pendidikan Dokter Gizi Klinik Tahun Masuk- Lulus 2002-2008 2014-1016 Judul skipsi Gambaran Karakteristik dan Hubungan aAsupan Protein, /thesis/disertasi Sosiodemografi Pasien TB AARC dan Kadar Prealbumin Paru di RSU Moh.Hoesin terhadap Kekuatan Otot pada Palembang Lansia Nama dr. Zen Ahmad, SpPD dr.Sri Sukmaniah, M.Sc, pembimbing/promotor dr. Masnah , SpPK SpGK (K) Tinggi dr.Arya Govinda, SpPD, KGer C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 tahunTerakhir 21 No 1 Tahun 2016 Judul Penelitian Pendanaan Hubungan Asupan Protein, AARC Sumber Jumlah (Rp) Mandiri Rp.30.000.000, dan Kadar Prealbumin terhadap 00 Kekuatan Otot pada Lansia 2 2017 HubunganKomposisiSarapandengan LPPM Rp.30.000.000 Kadar glukosadarahdanFungsikognitifpada MahasiswaKedokteranUniversitas Jambi D. Pengalaman Pengabdian kepada masyarakat dalam 5 tahunTerakhir No Tahun JudulPengabdianmasyarakat Pendanaan Sumber 1 2017 PenyuluhanSarapanSehatBagi sang LPPM Jumlah (rp) Rp.10.000.000 buahhati E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir N o 1 Nama pertemuan ilmiah /seminar Judul Artikel Ilmiah Jambi Medical Journal PengaruhAsupan Waktu dan tempat 2017 Protein danAsam Amino RantaiCabangterhadap KekuatanOtotpadaLansi a F. Pemakalah Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun Terakhir N o Nama pertemuan ilmiah /seminar Judul Artikel Ilmiah 22 Waktu dan tempat E. Karya Buku Dalam 5 Tahun Terakhir N Judul Buku o Tahun Jumlah Penerbit Halaman H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 Tahun Terakhir Judul Pengabdian kepada masyarakat/ No Tahun Jenis Tema HKI No P/ID - I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial No lainnya yang telah diterapkan Tahun Tempat Respon penerapan Masyarakat - J. Penghargaan Yang pernah diraih dalam 10 tahun terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi lainnya) No Institusi Pemberi Jenis Penghargaan Penghargaan - 23 Tahun Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarny untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan pengabdian masyarakat kelompok Dosen Universitas Jambi dana tahun 2019 Jambi, 21 Februari 2019 Ketua dr. Rita Halim, M.Gizi NIP: 198407252009122005 24 B. IDENTITAS DIRI ANGGOTA Nama lengkap : Raihanah Suzan, dr. M.Gizi, SpGK Tempat tanggal lahir : Kairo, 1 April 1983 Jenis kelamin : Perempuan Telpon : 087809998047 Alamat Email : [email protected] Pekerjaan : Dosen FKIK UNJA Alamat kantor : Jl. LetjendSoeprapto No 31. Jambi B. Riwayat Pendidikan Riwayat Pendidikan Nama Perguruan S1 S2 Universitas Sriwijaya Universitas Indonesia Bidang Ilmu Pendidikan Dokter Gizi Klinik Tahun Masuk- Lulus 2001-2008 2011-1014 Judul skipsi Pengetahuan, Perilaku Korelasi antara Asupan Vitamin D /thesis/disertasi Berolahraga, dan Status dengan Kadar 25(OH)D Serum Kebugaran Jasmani Pelajar pada Pasien Lupus Eritematosus SLTPN 9 Palembang, Sistemik Perempuan Dewasa Tinggi Propinsi Sumatera Selatan Nama pembimbing/ dr. Irfanuddin, SpKO dr.Victor Tambunan, MS, SpGK promotor dr. Erial Bahar, MSc dr.Rudy Hidayat, SpPD-KR C. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Masyarakat Pendanaan Sumber - 25 Jumlah (rp) D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal, dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal - E. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Ilmiah /Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan tempat - F. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul buku Jumlah halaman Penerbit - G. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 Tahun Terakhir Judul Pengabdian kepada masyarakat/ No Tahun Jenis Tema HKI No P/ID - H. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial No lainnya yang telah diterapkan Tahun Tempat Respon penerapan Masyarakat - I. Penghargaan Yang pernah diraih dalam 10 tahun terakhir (Dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi lainnya) No Institusi Pemberi Jenis Penghargaan Penghargaan - 26 Tahun Semua data yang saya isi kan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penugasan Penelitian Universitas Jambi tahun 2019. Jambi, 21 Februari 2019 Anggota Tim Pengusul dr. Raihanah Suzan, M.Gizi, Sp.GK 27 C. IDENTITAS DIRI ANGGOTA 28 Lampiran 6. Surat Pernyataan Ketua Pengusul 29