Suplementasi Vitamin D pada Pasien Obesitas

advertisement
BERITA TERKINI
Suplementasi Vitamin D pada Pasien Obesitas
B
ersama-sama dengan kalsium, vitamin
D telah lama dikenal sebagai komponen
untuk mencegah fraktur osteoporosis
dan menjaga kesehatan tulang.1-5 Dalam
beberapa studi terakhir ini disebutkan vitamin
D berperan pada patofisiologi sejumlah
penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes,
dan sejumlah kanker. Mungkin secara tidak
sengaja ditemukan hubungan bahwa
obesitas merupakan faktor risiko sejumlah
penyakit.2-5
Studi terbaru menyebutkan bukti keterkaitan antara obesitas dengan kadar vitamin
D yang rendah dalam tubuh. Belum dapat
diketahui pasti penyebab defisiensi vitamin
D tersebut, apakah karena tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup, rendah diet
vitamin D atau faktor lain.1,2 Studi Wortsman
dkk. menyimpulkan bahwa defisiensi vitamin
D akibat obesitas disebabkan oleh penurunan
bioavailabilitas vitamin D3 dari kulit dan
makanan karena menumpuk di lemak tubuh.
Orang yang mengalami obesitas akan kurang
mampu untuk mengubah vitamin D menjadi
bentuk aktif.1-3 Salah satu fungsi vitamin
D memiliki fungsi membantu mobilisasi
kalsium dari usus untuk dibawa ke tulang
dan berbagai organ penting lainnya.
Ilmuwan meneliti kadar vitamin D dan dalam
bentuk aktif (1,25(OH)2 D / calcitriol) pada
1.800 orang dengan BMI 40 atau lebih;
hasilnya, makin tinggi berat badan, makin
rendah kadar vitamin D dalam tubuhnya.
Sebagai tambahan, setiap peningkatan
10% indeks massa tubuh (IMT) maka terjadi
penurunan 4,2 % kadar vitamin D tubuh.2,5
Peneliti menyimpulkan bahwa calcitriol
merupakan substansi terbaik yang diukur
untuk mengetahui kadar vitamin D pasien
obesitas, walaupun biayanya cukup mahal.2
Beberapa studi juga mendukung bahwa
pasien obesitas memerlukan suplementasi
vitamin D lebih banyak dibandingkan pasien
dengan IMT normal, meskipun vitamin D
juga bisa didapatkan dari paparan terhadap
sinar matahari. Institute of Medicine (IOM)
menyebutkan bahwa bukti asupan pasien
obesitas harus lebih tinggi dibandingkan
pasien dengan IMT normal masih inkonklusif.
Simpulan:
• Pasien obesitas mengalami defisiensi
vitamin D akibat penurunan bioavailabilitas
vitamin D3 dari kulit dan makanan karena
menumpuk pada lemak tubuh sehingga
akibatnya kurang mampu untuk mengubah
vitamin D menjadi bentuk aktif (calcitriol).
• Suplementasi vitamin D direkomendasikan bagi pasien obesitas, sehingga akan
dapat menjaga kesehatan tulang dari pasien
tersebut. (PMD)
REFERENSI:
1.
Gallagher JC, Yalamanchili V, Smith LM. The effect of vitamin D supplementation on serum 25(OH)D in thin and obese women. J Steroid Biochem Mol Biol. 2013;136:195-200. doi: 10.1016/j.
2.
Byles S. Obesity linked to lower vitamin D levels. [Internet] 2010 [cited 2014 Feb 18]. Available from : http://www.webmd.com/vitamins-and-supplements/news/20101217/obesity-linked-
3.
Wortsman J, Matsuoka LY, Chen TC, Lu Z, Holick MF. Decreased bioavailability of vitamin D in obesity. Am J Clin Nutr. 2000;72(3):690-3.
4.
Stokes T. Obesity is linked to vitamin D deficinecy. (Internet) http://www.livescience.com/26961-obesity-causes-vitamin-d-deficiency.html.
5.
Obese adolescents benefit from high-dose vitamin D supplements: High doses safely combat nutritional deficiencies, study suggests. (Internet) 2011 (cited 2014 Feb 18). Available from:
jsbmb.2012.12.003.
lower-vitamin-d-levels.
http://www.sciencedaily.com/releases/2011/11/111101141345.htm.
CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014
843
Download