Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas disebut dengan upper body obesity atau central obesity dan obesitas tubuh bagian bawah disebut lower body obesity atau peripheral obesity (Tchernof, 2007; Ibrahim, 2009)). Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominansi penimbunan lemak tubuh yang terdapat pada kompartemen jaringan lemak, yaitu abdominal subkutan yang merupakan kompartemen paling umum dan intra-abdominal (Wajchenberg, 2000). Obesitas tubuh bagian atas lebih banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini disebut sebagai android obesity dan kini lebih dikenal dengan abdominal obesity. Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dislipidemia dan penyakit kardiovaskuler dibanding dengan obesitas bagian bawah. Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut gynoid obesity (Tchernof, 2007; Klein & Romijn, 2008). Distribusi lemak pada tempat yang berbeda memiliki implikasi terhadap morbiditas (Flier, 2006; Ibrahim, 2009). lemak subcutan abdominal dan intraabdominal memiliki signifikansi yang lebih besar dibanding lemak yang terdistribusi pada extremitas bawah atau seluruh tubuh (Flier, 2006). Lemak yang terdapat pada rongga abdomen terutama pada mesenteric dan omentum disebut dengan lemak visceral (VAT) dan lemak yang terdapat pada area subkutan disebut lemak subkutan (SCAT) (Wajchenberg, 2000; Ibrahim, 2009), dengan alat computed Universitas Sumatera Utara tomography perbedaan keduanya terlihat jelas pada gambar 2.1 (Wajchenberg, 2000). VAT memiliki reseptor glukokortikoid dan androgen lebih banyak, metabolism yang lebih aktif, lebih sensitive terhadap lipolisis dan lebih resisten insulin dibanding SCAT. VAT memiliki kapasitas lebih besar menghasilkan FFA, meningkatkan glukosa dan lebih sensitive terhadap stimulasi adrenergic. VAT menjadi factor resiko lebih besar untuk penyakit jantung, hipertensi dan stroke dibanding SCAT (Ibrahim, 2009; Tchernof, 2007) Kelebihan lemak viseral berhubungan erat dengan timbulnya risiko penyakit. Di daerah intra abdominal terdapat vena porta yang merupakan saluran pembuluh darah tunggal bagi jaringan adiposa dan berhubungan langsung dengan hati. Lemak viseral memiliki aktivitas lipolitik lebih besar sehingga mobilisasi asam lemak akan lebih cepat. Asam lemak bebas tersebut akan langsung dibawa ke hati (Sudoyo dkk, 2014). Lemak viseral lebih cenderung menyebabkan perubahan kadar hormon dibanding lemak yang tersimpan di bagian tubuh yang lain. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan aktivitas enzim aromatase dan pengeluaran hormon-hormon yang berasal dari jaringan lemak putih yang banyak ditemukan pada pria obesitas. Pria obesitas cenderung memiliki kadar estrogen yang tinggi dan testosteron yang rendah. (Cabler et al.,2010)