DAMPAK TIDAK DIBERIKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT CAMPAK DI DESA BINDANG KECAMATAN PASEAN KABUPATEN PAMEKASAN *Ariu Dewi Yanti, Ria Hadiyana *STIKes Bina SEhat PPNI Mojokerto Abstract Measles immunization that gets more attention. This is related to the reality that measles is one of the leading causes of death on children. Immunization is vital for safety of the children from various diseases that threaten. Immunization is a must for parents preparing ther children grow up healthy and intelligent. The purpose of this study was to find out impact of children who is not measles immunized on incidence of measles. The design of studi is Descriptif with approach Cross Sectional. The population is mohers who have children not measles immunized as many as 108 people to obtain as many as 48 samples were taken with purposive sampling. The variable is impact of children who is not measles immunized on incidence of measles in Bindang Pasean Pamekasan. The data was taken by using a questionnaire. After having collected the data and do analyze data. The result of study showed that from 48 children, 27 children (56,2%) ever measles and 21 children (43,8%) never measles. The result analyze data show that there is impact of children who is not measles immunized on incidence of measles. children who are not immunized measles the risk for measles than children who get immunized. Further efforts to protect children from measles is to provide measles immunization at the age of 9 months. Keyword : measles immunization, children, incidence of measles 4 balita tidak pernah terkena penyakit PENDAHULUAN Sebagai salah satu kelompok yang campak meskipun tidak di imunisasi campak menjadi sasaran program imunisasi adalah dan 6 orang sudah pernah terkena penyakit setiap campak. bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri Imunisasi sangat penting untuk dari BCG, DPT, polio, hepatitis B, dan keselamatan bayi dari berbagai penyakit campak. dasar yang mengancam. Pemberian imunisasi lengkap yang diwajibkan tersebut, campak adalah suatu keharusan bagi orang tua dalam merupakan mendapat mempersiapkan anak-anak mereka tumbuh perhatian lebih yang dibuktikan dengan sehat dan cerdas sehingga memiliki sumber komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN daya yang tinggi akan tetapi banyak ibu dan mempertahankan yang belum memahami mamfaat imunisasi cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal sehingga masih banyak balita yang tidak ini terkait dengan realita bahwa campak lengkap imunisasinya hal ini disebabkan adalah salah satu penyebab utama kematian oleh pada balita. Dengan demikian pencegahan predisposisi yang meliputi pengetahuan, campak memiliki peran signifikan dalam sikap, pendidikan, kepercayaan masyarakat, penurunan sosial Dari kelima imunisasi SEARO imunisasi yang untuk angka kematian balita (Kemenkes, 2013) Indonesia beberapa budaya faktor dan yaitu tingkat faktor ekonomi. Selanjutnya yaitu faktor pemungkin yang cakupan mencakup pada ketersediaan sarana dan imunisasi campak pada tahun 2014 sebesar prasarana dan yang terakhir faktor penguat 97,85%. Capaian tersebut telah memenuhi yang mencakup pada sikap dan perilaku target petugas 90% yang memiliki menjadi komitmen kesehatan. Oleh karena itu Indonesia pada lingkup regional. Cakupan pemahaman dan keikutsertaan ibu dalam pada tahun 2014 mengalami penurunan program imunisasi ini tidak akan menjadi dibandingkan tahun 2013 yang sebesar halangan yang besar jika ibu mempunyai 99,3%. Provinsi Jawa Timur 89,0 %. perilaku kesehatan yang baik (Marimbi, Kabupaten Pamekasan 81,22 % (Rikesdas, 2010). 2014). Data yang diperoleh dari Desa Pendidikan kesehatan diharapkan Bindang terdapat 217 balita, 108 balita dapat meningkatkan tingkat pengetahuan ibu imunisasinya tidak lengkap. mengenai pentingnya imunisasi dengan cara Setelah melakukan studi meningkatkan penyuluhan-penyuluhan pendahuluan di Desa Bindang pada 10 balita tentang imunisasi di desa dan memberikan yang tidak di imunisasi campak, di dapatkan motivasi pada ibu untuk mengimunisasikan anaknya tepat waktu dan lengkap (Ranuh, 2008). Pada penelitian ini populasinya adalah ibu-ibu yang memiliki balita yang Berdasarkan latar belakang di atas Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tidak di imunisasi campak Di Desa Bindang sebanyak 108 orang. yang berjudul “ Dampak Tidak Diberikan Pada penelitian ini cara pengambilan Imunisasi Campak Pada Balita Terhadap sampling menggunakan tekhnik purposive Kejadian Penyakit Campak Di Desa Bindang sampling, yaitu didasarkan pada suatu Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan”. pertimbangan tertentu yang dibuat oleh Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat dampak tidak diberikan Imunisasi Campak populasi yang sudah diketahui sebelumnya Pada Balita terhadap kejadian Penyakit (Notoatmodjo, 2012). Campak di Desa Bindang Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Penelitian Bindang dilaksanakan Kecamatan Pasean di Desa Kabupaten Pamekasan Pengambilan data dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 11-12 juni METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan desain Deskriptif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari 2015 Setelah data terkumpul setelah itu dianalisis dan disajikan dengan distribusi frekuensi. dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan HASIL PENELITIAN 4.1.1 Data Khusus efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Setiawan, 2010). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kusioner yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang dampak tidak diberikan imunisasi campak pada balita terhadap kejadian penyakit campak di Desa Bindang Kecamatan Pamekasan untuk Pasean Kabupaten mengetahui kejadian penyakit campak. adanya Tabel 4.6 Distribusi Distribusi frekuensi Kejadian Penyakit Campak Di Desa Bindang Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan tahun 2015. Kejadian Frekuensi Prosentas No Penyakit (f) e (%) Campak 1. Pernah 27 56,2 menderita penyakit campak 2. Tidak pernah 21 43,8 menderita penyakit campak 48 100 Jumlah Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan sampai usia 12 bulan anak belum responden berdasarkan klasifikasi kejadian mendapatkan imunisasi campak, maka pada penyakit campak Di Desa Bindang sebagian usia 12 bulan ini anak harus di imunisasi besar adalah pernah menderita penyait MMR campak sebanyak 27 orang (56,2%). (Maryunani, 2010). (Measles Penelitian Mumps menunjukkan Rubella) kejadian PEMBAHASAN penyakit campak Di Desa Bindang masih 1. Kejadian Penyakit Campak tinggi karena anak yang tidak mendapatkan Berdasarkan tabel 4.1 tentang dampak imunisasi campak lebih rentan menderita tidak diberikan imunisasi campak pada balita penyakit campak dibanding anak yang terhadap kejadian penyakit campak di desa mendapat bindang menunjukkan bahwa sebagian besar disebabkan menurunnya antibodi dari ibu balita pernah menderita penyakit campak saat usia 9 bulan. Pada penelitian ini sebanyak ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang menunjukkan bahwa sebagian besar balita menganggap bahwa pemberian imunisasi yang tidak diberikan imunisasi campak campak yang diberikan pada bayi ketika berisiko 56,2 % untuk menderita penyakit berusia 9 bulan tidaklah penting, hal ini campak. Imunisasi Campak adalah imunisasi terjadi karena responden beranggapan bahwa yang digunakan untuk mencegah terjadinya dengan penyakit campak pada anak karena penyakit berdampak apapun terhadap balitanya. 27 balita (56%). Hal imunisasi pemberian campak hal imunisasi ini tidak ini sangat menular (Hidayat, 2009). Kekebalan terhadap campak diperoleh SIMPULAN setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan Berdasarkan penelitian yang pasif pada seseorang bayi yang lahir ibu dilakukan maka dapat disimpulkan Dampak yang telah kebal (berlangsung selama 1 Tidak Diberikan Imunisasi Campak Pada tahun). Orang-orang yang rentan terhadap Balita Terhadap Kejadian Penyakit Campak campak adalah bayi berumur lebih 1 tahun, Di bayi yang tidak mendapatkan imunisasi, Kabupaten Pamekasan sebagian besar balita remaja dan dewasa muda yang belum pernah menderita penyakit campak sebanyak mendapatkan imunisasi kedua. Imunisasi 27 balita (56,2%), Hal ini menunjukkan campak dianjurkan pemberiannya sesuai bahwa sebagian besar balita yang tidak jadwal, selain karena antibodi dari ibu sudah diberikan imunisasi campak berisiko 56,2 % menurun di usia 9 bulan, penyakit campak untuk menderita penyakit campak. umumnya menyerang anak usia balita. Jika Desa Bindang Kecamatan Pasean Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika SARAN 1. Bagi Masyarakat Masyarakat agar lebih meningkatkan informasi yang diterima tentang imunisasi misalnya aktif dalam mengikuti penyuluhan yang dilakukan kader atau tenaga kesehatan di posyandu sehingga lebih memahami tentang pentingnya memberikan imunisasi dasar lengkap salah satunya imunisasi campak. Diharapkan untuk lebih giat lagi dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat para ibu mengenai penyakit campak dan pentingnya imunisasi untuk memberikan kekebalah tubuh pada anak. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar sehingga hasil membantu penelitian dalam Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta :Salemba Medika Ranuh, I.G.N. 2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Edisi ketiga.Jakarta : IDAI Setiawan Saryono, Ari. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika 2. Bagi Tenaga Kesehatan khususnya Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media dapat lebih pengembangan ilmu pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2014. Riset kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta : Kemenkes RI Hidayat, A.A. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :Salemba Medika Kemenkes, RI. 2013. Profil Indonesia. Jakarta Kesehatan