Penyakit Menular Campak

advertisement
PENYAKIT MENULAR
CAMPAK
Pendahuluan
Dahulu, selama berabad-abad, campak ( rubeola, morbili ),
merupakan penyakit menular masa kanak-kanak yang paling umum.
Walaupun campak tidak umum lagi di Negara yang memberikan
vaksin secara luas, tetapi ketimpangan antara Negara maju dan Negara
lain yang kurang perawatan kesehatan untuk bayi dan anak sangat
mencolok. UNICEF memperkirakan lebih dari 1 juta kematian
setahun disebabkan oleh campak dan komplikasinya pada anak di
Negara berkembang di seluruh dunia.
Definisi
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan
berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai
panas 380c ata lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan
mata merah. ( WHO )
Etiologi
Virus campak adalah anggota genus Morbillivirus dari family
paramiksovirus. Penyakit pada anjing, Virus campak mempunyai RNA
untai lurus negative di dalam kapsid heliks protein yang tertutup oleh
membrane luar lemak dan protein. Virionnya adalah pleomorfik, dengan
diameter antara 100-250 nm. Enam protein structural telah ditemukan dan
fungsinya terlibat dalam beberapa sifat khas virus yang telah diketahui .
Virus sangat tidak tahan panas tetapi hidup dalam jangka waktu lama pada
temperature rendah. Virus campak memperbanyak diri dalam berbagai
cara, baik dibiakan sel primer maupun dibarisan yang stabil; sel yang
berasal dari manusia dan monyet paling dapat dipercaya untuk isolasi
virus permulaan tetapi setelah beberapa kali isolasi, virus mudah berbiak
dalam biakan jaringan spesies lain. Perubahan morfologi biakan sel yang
dipicu oleh virus campak ditandai dengan pembentukan sel raksasa berinti
besar dan banyak atau pembentukan inklusi sinsitium dan eusinofil
didalam nucleus dan sitoplasma, yang sangat mirip dengan yang diamati di
specimen sitologi yang diambil dari secret traktus respiraturius dan banyak
jaringan penderita campak.
Patofisiologi
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet udara, menempel dan berbiak.
Infeksi mulai saat orang yang rentan menghirup percikan mengandung virus. Di tempat
masuk kuman, terjadi periode pendek perbanyakan virus local dan penyebaran terbatas,
diikuti oleh viremia primer singkat bertiter rendah, yang memberikan kesempatan
kepada agen untuk menyebar ketempat lain, tempat virus secara aktif memperbanyak diri
di jaringan limfoid. Viremia sekunder yang memanjang terjadi, berkaitan dengan awitan
prodromal klinis dan perluasan virus. Sejak saat itu ( kira-kira 9 sampai 10 hari setelah
terinfeksi ) sampai permulaan keluarnya ruam, virus dapat dideteksi di seluruh tubuh,
terutama di traktus respiraturius dan jaringan limfoid. Virus juga dapat ditemukan di
secret nasofaring, urine, dan darah.pasien paling mungkin menularkan pada orang lain
dalam periode 5 sampai 6 hari. Dengan mulainya awitan ruam ( kira-kira 14 hari setelah
infeksi awal ), perbanyakan virus berkurang dan pada 16 hari sulit menemukan virus,
kecuali di urine, tempat virus bisa menetap selama beberapa hari lagi. Insiden bersamaan
dengan munculnya eksantema adalah deteksi antibody campak yang beredar dalam
serum yang ditemukan pada hampir 100% pasien dihari ke dua timbulnya ruam.
Perbaikan gejala klinis dimulai saat ini, kecuali pada beberapa pasien, dimulai beberapa
hari kemudian karena penyakit sekunder yang disebabkan oleh bakteri yang bermigrasi
melintasi barisan sel epitel traktus respiraturius. Terjadi sinusitis, otitis media,
bronkopneumonia sekunder akibat hilangnya pertahanan normal setempat.
Manifestasi klinis
Campak memiliki masa tunas 10-20 hari. Penyakit ini dibagi
dalam tiga stadium,
yaitu :
a. Stadium Kataral ( Prodromal )
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai panas,
malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang
akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema,
timbul bercak koplik yang patognomonik bagi campak,
b. Stadium Erupsi
Batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik merah
di palatum durum dan palatum mole.
c. Stadium Konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih
tua ( hiperpigmentasi ) yang lama kelamaan akan hilang sendiri.
Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan
pula kulit yang bersisik.
Komplikasi
Campak sering menyebabkan daya tahan
tubuh sangat menurun. Hal ini dapat
dibuktikan dengan uji tuberculin yang semula
positif berubah menjadi negative. Ini
menunjukkan bahwa antigen antibody pasien
sangat kurang kemampuannya untuk bereaksi
terhadap infeksi. Oleh karena itu resiko
terjadinya komplikasi lebih besar terutama jika
keadaan umum anak kurang baik, seperti pada
pasien dengan malnutrisi atau dengan penyakit
kronik lainya.
Pengobatan
WHO menganjurkan supplement vitamin A dosis
tinggi di semua daerah dengan defisiensi vitamin A.
supplement vitamin A juga telah memperlihatkan
penurunan frekuensi dan keparahan pneumonia dan
laringotrakeobronkitis akibat kerusakan virus
campak pada epitel traktus respiraturius bersilia.
Pada bayi usia di bawah 1 tahun diberi vitamin A
sebanyak 100.000 IU dan untuk pasien lebih tua
diberikan 200.000 IU.
Dosis ini diberikan segera setelah diketahui
terserang campak. Dosis kedua diberikan hari
berikutnya, bila terlihat tanda kekurangan vitamin A
dimata dan diulangi 1 sampai 4 minggu kemudian.
Pencegahan
Pencegahan penyakit campak bisa dilakukan
dengan tindakan-tindakan vaksin. Di indonesia
ada 2 vaksin mencegah penyakit campak.
Yaitu :
1. Vaksin campak, berisi virus yang dapat
dilemahkan
2. Vaksin MMR ( mimps, measles, rubella)/
vaksin pengulangan.
Peran pemerintah
Di Indonesia pemerintah dalam hal mencegah
terjadinya penyakit menular sudah melaksanakan
program imuniasi PD3I yaitu pencegahan penyakit
TBC, Difteri, campak, polio, tetanus, hepatitis B.
untuk penyakit campak sudah menjalankan
program yang biasa di sebut dengan BIAS/ Bulan
imunisasi anak sekolah yang dilaksanakan di bulan
agustus yang merupakan imunisasi lanjutan.
TERIMA KASIH
Download