PENILAIAN AWAL DAN PENGELOLAAN PENDERITA TRAUMA APA INTI PENILAIAN AWAL ? PRIMARY SURVEY (ABCDE) & RESUSITASI SECONDARY SURVEY PENANGANAN DEFINITIF (MENETAP) TAHAPAN PENGELOLAAN PRA RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT TAHAP PRA RUMAH SAKIT Prinsip utama : tidak boleh membuat keadaan menjadi lebih parah (do no further harm) Ideal UGD sebaliknya yg datang ke penderita bukan Ambulans yg datang punya peralatan lengkap Petugas punya sertifikat pelatihan khusus Koordinasi antara paetugas lapangan & rumah sakit YG HARUS DILAKUKAN PARAMEDIK DILAPANGAN: Menjaga Airway & Breathing Kontrol perdarahan dan syok Imobilisasi penderita Kirim ke RS terdekat yg cocok TAHAP RUMAH SAKIT PADA TRIASE PERHATIKAN CONTROL SERVIKAL Bila 1 penderita, cari masalah penderita ( selection of problems) Jika banyak penderita, cari penderita yg paling bermasalah (selection 0f patients) Apa Yang Harus Kita Perbuat Impaled Object pada Wajah PertolongaN A = Airway B = Breathing C = Circulation D = Disability Gangguan Mati dalam Sumbatan 3-5’ Henti nafas 3-5’ Shock berat 1-2 jam Coma 1 minggu SEBELUM MEMEGANG PENDERITA HARUS : 3A Aman diri (APD) Aman Lingkungan Aman Pasien Alat proteksi diri : Sarung tangan Kaca mata Apron Masker Cek Kesadaran ABCD menunjukan respon baik/sadar Pemeriksaan selanjutnya ABCD respon tidak baik/ pasien tidak sadar lakukan Primary survey Adalah menilai secara cepat fungsi vital penderita berdasarkan prioritas, diikuti resusitasi dan stabilisasi Keadaan mengancam nyawa: A = AIRWAY (+ control cervikal) B = BREATHING & VENTILASI C = CIRCULATION dgn control perdarahan D = DISABILITY (status neurologis ) E = EXPOSURE ( enviromental control/ buka baju penderita, cegah hipotermia) A = AIRWAY + CONTROL SERVICAL Pegang kepala (fiksasi) Pasang neck collar ( curiga fr cervikal) Letakan diatas Long Spine board Curiga Fr. CERVIKAL Bila : o Trauma Kapitis dengan penurunan kesadaran o Multi Trauma o Terdapat Jejas diatas Clavicula kearah cranial o Biomekanika Trauma mendukung Curiga Fr. Tulang BASIS CRANII Bila : o Perdarahan dari lubang hidung /telinga o Racoon Eyes o Beatle Sign SUMBATAN JALAN NAPAS Stridor (Crowing) sumbatan oleh benda padat/oedema laring/faring Gargling sumbatan oleh benda cair Snoring sumbatan oleh pangkal lidah jatuh kebelakang MEMBUKA JALAN NAFAS a. Tanpa Alat Head tild - Chin lif atau Jaw thrust Membuka jalan nafas Pasien TRAUMA tidak sadar Buka Airway dengan Chin Lift atau Jaw Thrust Pasien NON TRAUMA tidak sadar Buka Airway dengan Head Tild – Chin Lift Mempertahankan jalan nafas agar tetap terbuka b. Dengan alat memasang pipa (Oro/Naso Pharingeal airway) Tujuannya: mempertahankan jalan nafas agar tetap terbuka dengan menahan pangkal lidah tidak jatuh ke belakang yang dapat menutup jalan nafas terutama untuk pasien-pasien tidak sadar Mempertahankan jalan nafas agar tetap terbuka b. Dengan alat memasang pipa (Oro/Naso Pharingeal airway) Membuka jalan nafas Membersihkan Jalan Nafas a. Tanpa Alat Sapuan Jari (Finger sweep): Jalan nafas yang tersumbat karena benda asing dalam rongga mulut bagian belakang (hipofaring) Membersihkan Jalan Nafas b. Dengan Menggunakan Alat 1). Pengisapan benda cair (suctioning) 2). Membersihkan benda asing padat dalam jalan nafas laringoscope, magill forcep 1). Pengisapan benda cair (suctioning) Sumbatan jalan nafas karena benda cair, pada saat pengkajian akan didapatkan suara nafas Gargling suctioning Penghisapan tidak boleh lebih dari 5 detik. 2) Membersihkan benda asing padat dalam jalan nafas Dilakukan pada pasien tidak sadar dengan sumbatan benda padat di daerah hipofaring yang tidak mungkin dilakukan dengan sapuan jari atau secara Heimlich Laringoscope, forcep B = BREATHING + VENTILASI 3 HAL YG DILAKUKAN PADA BREATHING o Nilai apakah breathing baik o Ventilasi tambahan ( tidak adekuat) o Oksigen Nilai Pernapasan • Beri O2 bila ada masalah dgn ABCD Terapi Oksigen: a. Nasal kanula 24-32% 2-4 lit/mt b. Simlpe face mask 35-60% 6-8 lit/mt c. Partial Rebreather 35-80% 6-10 lit/mt d. Non rebreather 50-95% 8-12 lit/mt e. Venturi 24-50% 4-10 lit/mt Bila napas tidak adekuat beri ventilasi tambahan dgn Baging/ Bag valve mask/Ventilator O2 < 50% Bag valve mask: a. Tanpa oksigen 21% (udara) b. Dengan oksigen tanpa reservoir 40% 810 lit/mt c. Dengan oksigen dan reservoir 100% 8-10 lit/mt O2 > 90% BAG VALVE MASK ( AMBU BAG ) BREATHING "Bagging" : lebih baik berdua Bagaimana mencari penyebab gangguan pada breathing ??? LAKUKAN PEMERIKSAAN Sbb: • INSPEKSI: buka baju pasien, ada jejas ?, nilai pergerakan dada (simetris/tdk) • AUSKULTASI : ke 2 sisi dada, dari sisi dada yg sehat suara paru ?, dengar bunyi jantung • PERKUSI : Ke 2 sisi dada normal sonor, abnormal hipersonor / dullnes ? • PALPASI : ada krepitasi ? Flail Chest ? Fr. Iga 4 Masalah yg mengancam BREATHING serta tindakannya 1. Tension Pneumothoraks • Px sangat sesak/syok • Trachea bergeser kearah yg sehat(deviasi trachea) • Distensi vena jugularis Needle Thoracosintesis di ICS 2 Mid Clavicula WSD 4 Masalah yg mengancam BREATHING serta tindakannya…… 2. Open Pneumotoraks • Luka tembus rongga dada • Sucking Chest Wound pada luka •Tutup luka dgn kassa 3 sisi yg kedap udara •WSD 4 Masalah yg mengancam BREATHING serta tindakannya…… 3. Massive Hematothoraks • Perdarahan dalam rongga thoraks > 1500 CC /200 cc/jam • Syok,anemis • Ispeksi tdk simetris • Auskultasi bising napas – • Perkusi redup (dull) Lapor dokter segera pasang Chest Tube untuk WSD/Nilai Thoracotomi 4 Masalah yg mengancam BREATHING serta tindakannya…… 4. Flail Chest dgn Contusio Paru • 3 atau > tulang rusuk berdekatan patah (anterior & lateral) • Palpasi bunyi crepitasi • Flail Segmen besar menimbulkan respiratori distress Perlu difinitif dan beri analgetik C = CIRCULATION DGN CONTROL PERDARAHAN & PERBAIKAN VOLUME o Kenali Syok : Kulit pucat, akral dingin, nadi cepat/kecil o Perdarahan Ekternal : Balut tekan (jangan Tourniquet) Jangan di klem C = CIRCULATION DGN CONTROL PERDARAHAN & PERBAIKAN VOLUME o Perdarahan Internal : Rongga thoraks Rongga abdomen Fr. Pelvis Fr. Tulang panjang Pedarahan retroperitoneal (robekan vena cava/aorta/ruptur ginjal o Perbaikan Volume Resusitasi Cairan Pasang Infus 2 Jalur dgn jarum besar (G 16) cairan Ringer Lactad (cairan kristaloid) hangat diguyur Alur pikir penderita trauma yg mengalami syok: Syok hemoragik (trauma) Pasang Infus Balut Tekan bila perdarahan eksternal Bila Internal cari pada 5 tempat ! Evaluasi respon penderita terhadap pemberian cairan D = DISABILITY (DEFISIT NEUROLOGIS) Yang dinilai : Tingkat Kesadaran Ukuran pupil dan reaksi pupil Kekuatan otot motorik bandingkan kedua sisinya Resusitasi D = DISABILITY (DEFISIT NEUROLOGIS) Teknik penilaian : Sapa atau penggil korban dengan suara yang keras “ pak!, Pak!...Apa anda baik – baik saja ? Tepuk atau goyang tubuh korban Interpretasi : Berespon (sadar) Tidak bersepon (kemungkinan kesasadaran menurun) Disability/Kesadaran TEKNIK PENILAIAN : - ALERT - VERBAL RESPON - PAIN RESPON - UNRESPONS INTERPRETASI : - ALERT = SADAR NORMAL - VERBAL RESPON = BERESPON DENGAN PANGGILAN / SUARA - PAIN RESPON = BERESPON DENGAN RANGSANGAN NYEI - UNRESPON = TIDAK SADAR / KOMA E = EXPOSURE (control lingkungan) • Gunting Pakaian dan lihat jejas • Lakukan Posisi Log Roll (nilai bagian belakang) • Catat kelainan yg ditemukan terutama yg mengancam • Cegah hipotermia • Pakaikan selimut hangat INGAT: setiap selesai melakukan tindakan evaluasi ulang !!!RE-VALUASI ABCDE ABC-NYA PENDERITA STABIL DILAKUKAN SETELAH PRIMARY SURVEY SELESAI DAN MASALAH TERATASI PASIEN SUDAH STABIL PEMERIKSAAN TELITI KEPALA SAMPAI KAKI BERTUJUAN MENCARI CEDERA YANG MENGANCAM JIWA ATAU DAPAT MENYEBABKAN KECATATAN SEGERA KEMBALI KE PRIMARY SURVEY JIKA ABC MEMBURUK ANAMNESA MUNGKIN DARI PENDERITA SENDIRI TIDAK MUNGKIN, SERING DARI PETUGAS LAPANGAN ATAU KELUARGA RIWAYAT PERLUKAAN RIWAYAT AMPLE - A = ALLERGIC/RIWAYAT ALERGI - M = MEDICATION/OBAT YANG TELAH ATAU SEDANG DIKONSUMSI OLEH KORBAN - P = PAST ILLNES (PENY.DAHULU)/PREGNANCY(KEHAMILAN) - L = LAST MEAL/MAKANAN YANG DIKONSUMSI TERAKHIR - E = EVENT/ENVIRONT (LINGKUNGAN) YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERLUKAAN ANAMNESA KOMPAK • • • • • • Keluhan Obat Makan Terakhir Penyakit Penyerta Alergi Kejadian PEMERIKASAAN FISIK DILAKUKAN PEMERIKSAAN LENGKAP HEAD TO TOE SECARA TELITI PEMERIKASAAN ISPEKSI, PALPASI, PERKUSI DAN AUSKULTASI PADA TAHAP INI DAPAT DILAKUKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG. MIS : ROETGEN, CT-SCAN, EKG, LAB, DLL PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Pada tahap ini penentuan kesadaran dilakukan dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) Ukuran dan reaksi pupil (isokor atau anisokor) Status motorik Status sensorik Refleks – refleks ( ada refleks patologi atau tidak GLASGOW COMA SCALE JENIS PEMERIKSAAN RESPON BUKA MATA (EYE) E Spontan Terhadap suara Terhadap nyeri Tidak ada Respon motorik Terbaik (Motoric) M Ikuti perintah Melokalisir nyeri Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang) Fleksi abnormal (dekotrikasi) Ekstensi abnormal (desereberasi) Tidak ada (flacid) Respon Verbal (Verbal) V Berorientasi baik Berbicara mengacay (bingung) Kata – kata tidak teratur Suara tidak jelas/mengerang/merintih Tidak ada NILAI 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1