ASKEP ANAK DENGAN PNEUMONIA ANITA APRILIAWATI, Ns. Sp. Kep.An Pneumonia Adalah suatu peradangan yang terjadi pada parenkim paru dan bisa bersifat primer atau sekunder Penyebab Invasi Mikroorganisme: Virus, bakteri dan mikoplasma Sebab lain: bahan kimia, /benda asing yg teraspirasi Hipostatik :Tirah baring lama, posisi statis Berdasarkan Struktur Pneumonia lobaris Penumonia Lobularis (Bronkopneumonia) Pneumonia interlobularis (Bronkiolitis) Faktor Risiko Malnutrisi Usia Anak Kelengkapan Imunisasi Kepadatan Hunian Defisiensi Vit A Polusi Udara Paparan asap rokok Faktor Predisposisi Kelainan anatomi congenital : trakeaesofagus, penyakit Jantung bawaan Gangguan fungsi imun : penggunaan sitostatik & steroid jangka panjang, HIV Campak Gangguan neuromuskular Aspirasi benda asing atau disfungsi silier Pemeriksaan Penunjang Foto polos posisi anteroposterior (AP) dan lateral (L) untuk melihat luasnya lesi dan kemungkinan komplikasi Laboratorium : Leukositosis >15.000/UL Laju endap darah (LED) dan C-reaktif protein (CRP) Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) untuk melihat keadaan hipoksemia Mikro Organisme Kuman dilapisi oleh cairan edematous yg berasal dr alveolus masuk ke alveolus Teraspirasi, terinhalasi atau menyebar secara hematogen Terjadi gangguan pada komponen volume ventilasi karena kerusakan parenkim paru Terjadi proses pagositosis oleh PMN yg direkrut oleh perantaraan sitokinin Respons inflamasi Kongesti vascular dan edema yg luas Volume paru menjadi berkurang Proses difusi terganggu Hipoksia jaringan Gangguan pertukaran gas Gangguan pertukaran gas Data obyektif/subyektif :Sianosis, Iritabilitas, Gelisah, Pusing Tujuan : Pertukaran gas ke jaringan adekuat Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan AGD dalam rentang normal dan tak ada gejala distres pernapasan partisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi. Gangguan pertukaran gas Intervensi: Kaji status respirasi minimum tiap 2– 4 jam Pantau setiap perubahan yang terjadi pada cardiorespirasi monitor dan pulse oximetri. Berikan oksigen sesuai kebutuhan Pantau AGD setiap 24 jam Pantau adanya cyanosis dan perubahan status mental anak. Mikroorganisme Eksudat Menumpuk di jalan nafas dan menghalangi jalan nafas Obstruksi jalan nafas Virus menginvasi saluran nafas kecil dan alveoli dan mengenai banyak lobus Terjadi denudasi (pengelupasan ) epitel dan akan terbentuk eksudat hemoragik Inefektif bersihan jalan nafas Respons inflamasi awal : terjadi infiltrasi sel-sel mononuclear ke dalam submukosa dan perivaskuler Respons inflamasi diperberat dengan adanya edema submukosa yg bisa meluas ke dinding alveoli Akumulasi debris, mucus dan sel-sel inflamasi pada saluran nafas kecil dan alveoli Terjadi obstruksi baik parsial maupun total pada sal nafas dan alveoli Inefektif bersihan jalan nafas Data subyektif/obyektif : Batuk produktif, Pernafasan cuping hidung, Nafas cepat dan dangkal, Auskultasi : ronchi basah, wheezing, Stridor Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif Kriteria hasil : Frekuensi nafas normal Tidak mengalami aspirasi Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru. Suara nafas bersih Inefektif bersihan jalan nafas Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas adventisius, mis., krekels, megi. atur posisi semi fowler dengan bahu relaks dan kaki ditekuk Bantu pasien untuk batuk efektif (sesuai kemampuan anak) Penghisapan sesuai indikasi. ` gangguan pada komponen volume ventilasi karena kerusakan parenkim paru Rasio optimal antara ventilasi perfusi tidak tercapai Inefektif pola nafas Tubuh mengkompensasi dengan cara menaikan volume tidal dan frekuensi nafas Usaha nafas menjadi ekstra dan pasien terlihat sesak Inefektif pola nafas Intervensi : Pantau adanya pucat atau sianosis Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi Perhatikan pergerakan dada, kesimetrisannya, penggunaan otot bantu serta retraksi otot supraklavikular dan inter kostal Pantau pola pernapasan: bradipnea, takipnea, hiperventilasi, pernapasan Kussmaul, pernapasan Cheyne-Stokes Auskultasi bunyi napas, perhatikan area penurunan sampai tidak adanya bunyi napas atau bunyi napas tambahan Pantau kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal Catat perubahan pada saturasi oksigen dan nilai gas darah arteri Berikan oksigen sesuai program atau protokol Intervensi: •Evaluasi kebutuhan cairan intravena •Pantau secara ketat intake dan output cairan setiap 8 jam •Lakukan pengukuran BB setiap hari dengan timbangan yang sama. •Evaluasi turgor kulit •Kaji mukosa membran. •Libatkan keluarga dalam pemberian minum. Pelepasan zat pirogen Respon inflamasi Peningkatan Suhu tubuh Meningktkan set poin hipothalamys IWL meningkat risiko defisit volume cairan ` Usaha nafas menjadi ekstra dan pasien terlihat sesak Perangsangan saraf simpatis Nutrisi kurang dari kebutuhan Mual, muntah Asupan nutrisi tidak edekuat Nutrisi kurang dari kebutuhan Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat. Konsulkan pada ahli gizi. Timbang berat badan setiap hari, pantau hasil pemeriksaan laboratorium Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat Pertahankan kebersihan mulut sebelum dan sesudah mengunyah. Tawarkan makan porsi kecil tapi sering untuk mengurangi perasaan tegang pada lambung Sajikan makanan saat hangat dengan penyajian yang menarik Dorong keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam memotivasi peningkatan asupan nutrisi anak, misalnya dengan memberikan makanan kesukaan anak ` Usaha nafas menjadi ekstra dan pasien terlihat sesak Energi yg diperlukan meningkat Ketidakseimbangan supply and demand Aktifitas intoleran Klien menjadi lemah dan lelah Usaha nafas berlebihan Prosedur invasive Lingkungan asing Takut pada anak Cemas orang tua •Dorong orang tua untuk mengekspresikan perasaannya , diskusikan tentang prosedur dan perubahan kondisi anak. Libatkan orang tua dalam perawatan anak Jelaskan tentang gejala bronkhiolitis, tindakan dan perawatan di rumah