1 Laporan Operasi EVISERASI BULBUS Oleh : Jane Framita, S.Ked 0601116178 Pembimbing : dr. Jerry Rumayar BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVESITAS SAM RATULANGI MANADO 2011 2 LEMBAR PENGESAHAN Laporan operasi “Eviserasi Bulbus” telah dikoreksi dan disetujui pada 01 Maret 2011 Pembimbing, Dr. Jerry Rumayar 3 LAPORAN OPERASI EVISERASI OCULUS DEXTRA Identitas Pasien Tuan EM, umur 64 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan sebagai pegawai swasta, tinggal di Karombasan utara Manado menjalani operasi eviserasi oculus dextra (OD) tanggal 21 Februari 2011 dengan diagnosis pre operasi Panoftalmitis OD. Tiga minggu sebelum operasi, pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri, bengkak, dan tidak dapat melihat pada mata kanan. Berdasarkan anamnesis, diketahui tiga hari sebelumnya pasien menjalani operasi katarak. Dari pemeriksaan mata, didapatkan visus oculi dextra (VOD) 0, visus oculi sinistra (VOS) 6/9, tekanan intraocular oculi sinistra (TIOS) normal pada palpasi. Pada segmen anterior OD didapatkan edema palpebra superior et inferior, injeksi konjungtiva dan siliar, kemosis konjungtiva bulbi, dan perforasi kornea. Pasien kemudian masuk rumah sakit, dirawat, dan diberikan terapi dengan diagnosis panoftalmitis OD. Setelah tiga minggu menjalani perawatan dan terapi, kondisi pasien tidak menunjukan kemajuan dan pasien setuju untuk dilakukan eviserasi OD1,2. Persiapan operasi Sebelum operasi, pasien menjalani serangkaian pemeriksaan untuk melihat dan memastikan apakah kondisi pasien aman untuk menjalani operasi. Pada pemeriksaan radiologi/foto thorax pasien didapatkan tidak ada kelainan/dalam batas normal. Pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) pasien didapatkan tidak ada kelainan/dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap pasien tidak didapatkan kelainan. Untuk persiapan operasi dilakukan juga pemeriksaan pre operasi dari bagian anestesi dan pasien dinyatakan layak untuk operasi. 4 Jalannya operasi Operasi dilakukan di kamar operasi no.8 Instalasi Bedah Sentral BLU RSUP.Prof.R.D Kandou Manado dengan operator dr.Ivonne Ramenusa, SpM, asisten operator dr. Jerry Rumayar dan dr. Sarah Mangge, ko-assisten Jane Framita, S.Ked, perawat anestesi Brur Donny, dan perawat instrumen Suster Indri. Operasi dimulai pukul 09.30 wita dan selesai pukul 12.00 wita. Teknik Operasi 1. Penderita dibawa keruang operasi 2. Pasien dibaringkan terlentang di meja operasi dan dilakukan general anestesi 3. Lapangan operasi diaspetik dan antiseptik dan ditutup dengan doek steril 4. Dilakukan fiksasi pada palpebra superior dan inferior OD 5. Dilakukan pembebasan konjungtiva bulbi dan sklera 360 6. Dilakukan pembebasan kornea dari limbus dan diangkat dan intraocular lens (IOL) diangkat keluar 7. Dilakukan kuretase dan pembersihan koroid sampai tidak ada perdarahan 8. Diberika Ceftazidine (Zibac) ke dalam bola mata 9. Sklera dan konjungtiva dijahit dengan benang 6,0 absorben 10. Diberikan injeksi deksametason : gentamisin 1 cc subkonjungtiva 11. Dilakukan pemasangan conformer pada mata kanan 12. Dilakukan tarsorafi 13. Diberikan salep gentamisin 14. Luka operasi ditutup dengan kasa steril. Diagnosis Post Operasi : Post eviserasi OD Terapi post operasi Untuk terapi post operasi, pasien diberikan Ceftriaxone (Termicef) 1 gram bolus intravena (iv) tiap 12 jam maksimal selama 7 hari. Tujuan pemberian ceftriaxone adalah untuk mencegah terjadinya infeksi post operasi3. Diberikan juga ranitidin 20 mg bolus intravena tiap 12 5 jam. Tujuan pemberian rantidin adalah untuk menangani peningkatan asam lambung yang sering terjadi pada pasien post operasi akibat stress yang meningkat4. Dan diberikan juga anti perdarahan, asam tranexamat (transamin) 500 mg tiap 12 jam selama maksimal 2 hari. Tujuan pemberian asam tranexmat adalah untuk mencegah perdarahan post operasi.5 Daftar Pustaka 1. Wijana, N. Orbita. Dalam: Ilmu Penyakit Mata. Cetakan Ke 5. Jakarta: 1989. Hal 81. 2. Ilyas, S. Mata Merah Dengan Penglihatan Turun Mendadak. Dalam: Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009: Hal 177-178. 3. Isiantoro, Y.,& Gan, S. Penisilin, Sefalosporin, dan Antibiotik Betalaktam Lainnya. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI; 2007: Hal 686. 4. Dewoto, H. Histamin dan Antialergi. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI; 2007: Hal.282-283 5. Dewoto, H. Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik, dan Hemostatik. Dalam : Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI; 2007: Hal 819.