PERANAN KEDISIPLINAN MENGAJAR TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK ANANDA MELAK R.MUTHIA ANDINI NASTITIE ABSTRAK Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui peranan kedisiplinan mengajar terhadap proses belajar mengajarguru di TK Ananda MelakKabupatenKutai Barat, olehkarenaitumakapenelitimerumuskanhipotesa “Didugakedisiplinan mengajar memiliki hubunganterhadap proses belajar mengajarguru di TK Ananda MelakKabupatenKutai Barat”. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulanAkhir Desember tahun 2015 sampai dengan bulan April tahun 2016 selama 4 (empat) bulan.Metode penelitianpada penelitian ini adalah kuantitatif , data didapatkan melalui pengamatan langsung ke lapangan, wawancara dan menyebarkan kuisioner kepada para narasumberdenganjumlahsampelyaitu27 (dua puluh tujuh) responden. Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson diketahui terdapat korelasi antara kedisiplinan mengajar dengan proses belajar mengajar pegawai dengan angka 0,796. Angka ini diinterpretasikan sebagai korelasi yang kuat antara kedisiplinan mengajar dengan proses belajar mengajar pegawai. Sedangkan uji t menghasilkan angka t-test, didapat t-hitung = 6.565. dan ttabel = 2,060. Dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang diajukan diterima, karena terdapat signifikansi (keberartian) antara kedisiplinan mengajar terhadap proses belajar mengajar pegawai bidang PPW di TK Ananda Melak Kabupaten Kutai Barat. Kata kunci : disiplin mengajar, proses belajar mengajar I. PENDAHULUAN Disiplin merupakan sikap patuh dan taat terhadap peraturan yang merupakancerminan mutu moral seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan melakukan apa saja untukmendapakan mutu, terutama jika mutu tersebut sudah menjadi kebiasaan. Mutudalam pendidikan merupakan hal yang membedakan antara kegagalan dankesuksesan. Sehingga mutu sangat jelas merupakan maslah pokok yang yang akanmenjamin perkembangan sekolah dalam meraih status di tengah-tengahpersaingan dunia pendidikan. Kedisiplinan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi suatukehidupan, dengan adanya kedisiplinan ini kemungkinan besar tujuan yangdicapai tidak akan akan terwujud atau mungkin terwujud tetapi tidak bisa secaramaksimal. Guru merupakan suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagiseseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui prosesedukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun2005 tentang Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1):” Guru adalah pendidik profesionaldengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, megarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru sebagaifigur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan pentingdalam pendidikan.Guru di sekolah adalah orang tua kedua bagi anak didik, orangtua dan anak adalah dua sosok insani yang diikat oleh tali jiwa. Belaian kasih dansayang adalah jiwa orang tua yang sangat diharapkan oleh anak, sama halnyabelaian kasih dan sayang seorang guru kepada anak didiknya.Oleh karena itu,guru yang merupakan salah satu unsur yang di bidang pendidikan harus berperansecara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuaidangan tuntutan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.Seorang guru harus harus mengetahui bagaiman bersikap yang baik terhadapprofesinya, dan bagaimana seharusnya sikap profesi itu dikembangkan sehinggamutu pelayanan setiap anggota kepada masyarakat makin lama makinmeningkat.Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat,apabila dapat ditunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak jadi panutan atauteladan masyarakat sekelilingnya. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya,meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anakdidiknya dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaulbaik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadiperhatian masyarakat luas.Peran profesional guru dalam keseluruhan program pendidikan di sekolahdiwujudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswasecara optimal, maka peranan profesional itu mencangkup tiga bidang layanan,yaitu: layanan intruksional, layanan administrasi, dan layanan bantuan akademik, sosial-pribadi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen(pasal 1 ayat 4) Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan olehseseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,kemahiran, atau kecakapan, yang memenuhi standar mutu atau norma tertentuserta memrlukan pendidikan profesi. Guru profesional akan tercermin dalampenampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlianyang baik dalam melakukan pengembangan atau penyesuaian terhadap materi,model maupun metode dalam proses pembelajaran. Dengan keahliannya ituseorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik secara pribadi maupunsebagai pemangku profesinya. Di samping keahliannya, sosok guru profesional ditunjukkan melaluitanggung jawabnya dengan melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru yangprofesional hendaknya dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusahamembimbing dan membina agar anak didik agar dimasa mendatang menjadiorang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Guru akan mampu melaksanakantanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi. Setiap kompetensi dapatdijabarkan menjadi sejumlah kompetensi yang lebih kecil dan lebih khusus. Tanggung jawab yang harus dilakukan oleh guru mempunyai tangung jawabpribadi, sosial, intelektual moral, dan spiritual.Banyak guru yang beranggapan bahwa jika proses pembalajaran di kelastelah seslesai maka selesai pula tugasnya, bahkan ada guru juga yangmengabaikan tugas-tugas dan tanggung jawab sebagai guru untuk melakukansuatu pembeajaran. Guna mencapai tujuan suatu pembelajaran, perlu dirancangdesain pembelajaran yang sesuai. Metode pengajaran yang masih konvensionalterkadang membuat siswa tidak nyaman di kelas. Untuk itu, seperti yang kitaketahui dalam teori belajar, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor intern danekstern siswa. Faktor intern misalnya, minat belajar, motivasi individu untukbelajar dan sebagainya. Faktor ekstern misalnya guru (menyangkut penampilanguru, kedisiplinan guru, kemampuan atau pengetahuan guru, kecakapan gurudalam mengajar, dan lain-lain), sarana dan prasarana sekolah, kondisi tempatbelajar, dan lain-lain. Dalam mutu pembelajaran siswa, salah satunya dibangun oleh profil guru disaat mengajar dari sudut pandang siswa. Terhadap guru sendiri dengan jelas jugadituliskan dalam salah satu butir dari kode etik guru yang berbunyi: “Gurumenciptakan suasana kehidupan sekolah sebaik-baiknya yang menunjangberhasinya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus aktifmengusahakan suasana belajar yang baik itu dengan berbagai cara, baik denganmenggunakan metode mengajar yang sesuai, maupun penyediaan alat-alat belajar(media pembelajaran) yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap,ataupun pendekatan lainnya yang diperlukan.Peranan guru dalam dalam proses pembelajaran tidak kalah aktifnya denganpeserta didik. Sehubungan dengan tugas guru untuk mengaktifkan peserta didikdalam mutu pembelajaran selain yang harus dilakukan dalam hal kedisiplinanwaktu, maka seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan, sikap, danketerampilan proses pembelajaran yang memiliki kadar pembelajaran tinggididasarkan atas posisi dan peranan guru, tugas dan tanggung jawab guru sebagaipengajar yang profesional Taman Kanak-kanak Ananda Kecamatan Melak Kabupaten Kutai Barat. II. PERUMUSAN Bagaimana pengaruh kedisiplinan guru mengajar terhadap mutupembelajarandi Taman Kanak-kanak Ananda Kecamatan Melak Kabupaten Kutai Barat tahun ajaran 2015-2016? III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang dipergunakan adalah metode penelitian survey, dan menurut Kerlinger (Sugiono : 1997) menyebutkan bahwa penelitian survey adalah pengambilan data survey yang diambil dari populasi yang menunjukkan kejadian yang relative sama, baik distribusi dan hubungan antar variabel, sosiologi maupun hubungan variable secara psikologis. Penelitian ini tergolong asosiatif yang mencari hubungan antara satu variable dengan variable lainnya. Selanjutnya untuk menganalisis data, maka digunakan analisis statistic teknik koefisien korelasi, sehingga dapat diketahui mengenai Disiplin Mengajar sebagai independent variable dengan Proses Belajar Mengajar sebagai dependent variable. Teknik analisa yang dipakai adalah korelasi Product Moment Pearson dan Regresi Sederhana, yang mana dipergunakan karena diasumsikan data yang diperoleh peneliti, antara lain : 1. Data berdistribusi Normal. 2. Variabel yang dihubungkan mempunyai data linear (saling berhubungan). 3. Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama dari subyek yang sama pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama). 4. Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio (menggunakan skala Likert). Untuk pengukuran data pada penelitian ini menggunakan jenjang 5 (lima) (1,2,3,4,5) berarti dalam setiap pertanyaan akan ada 5 (lima) alternative jawaban dengan skor penilaian sebagai berikut : 1. Jika narasumber memilih SS, diberi skor 5 (sangat setuju). 2. Jika narasumber memilih S, diberi skor 4 (setuju). 3. Jika narasumber memilih CS, diberiskor 3 (cukup setuju). 4. Jika narasumber memilih TS, diberi skor 2 ( kurang setuju). 5. Jika narasumber memilih STS, diberi skor 1 (sangat tidak setuju). Pada korelasi Product Moment Pearson r-hitungakan dibandingkan dengan r-tabel untuk mengetahui bahwa valid atau tidaknya nilai r dalam mengukur hubungan antara variable X dengan variabel Y. Untuk membaca r-tabel Product Moment Pearson menggunakan acuan: (dk) = N – 2 Dimana : Dk = Nilai r-tabel Product Moment Pearson N = Jumlah Responden Apabila r-hitung< r-tabel maka data dianggap tidak valid dan sebaliknya jika r-hitung> r-tabel maka data dianggap valid. Tabel 3.1. Kriteria Interpretasi Nilai r Product Moment Pearson Koefisienvaliditas Interpretasi 0,80 - 1,00 Korelasi sangat kuat (Sangat baik) 0,60- 0,799 Korelasi kuat (baik) 0,40 - 0,599 Korelasi sedang (cukup) 0,20 - 0,399 Korelasi rendah (kurang) 0,00 - 0,199 Korelasi sangat rendah (sangat kurang) Untuk menguji hipotesa yang penulis kemukakan,maka dilakukan uji signifikan t, dengan rumus sebagai berikut: t r n2 1 r2 (Sumber:SutrisnoHadi, 1983:78) Selanjutnya nilai thitung dibandingkan dengan nilai t yang diperoleh dari table distribusi Student t dengan α = 0,01 (uji satu pihak) atau α = 0,02 (uji dua pihak) dengan dk = n- 2. Sedangkan pengujian hipotesa akan diuraikan sebagai berikut : Ho : π = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Disiplin mengajar terhadap Proses Belajar Mengajar pegawai di TK Ananda Melak Kabupaten Kutai Barat. Ho = π ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan antara Disiplin mengajar terhadap Proses Belajar Mengajar pegawai di TK Ananda Melak Kabupaten Kutai Barat. Jika t hit > t α H0 ditolak dan H1 diterima dan t hit< t α, maka H0diterima dan H1ditolak, atau dapat pula menggunakan kreteria sebagaiberikut: Jika t hitung dari t table maka H0 ditolak. Jika t hitung dari t table maka H0 diterima. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Ananda, beralamat di jalan A.Yani nomor 142 Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat. Taman Kanakkanak Ananda Melak merupakan Taman Kanak-kanak swasta yang didirikan pada tahun 2007 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Amanah. Saat ini terdapat 9 orang pengajar yang bertugas di Taman Kanak-kanak Ananda Melak, dengan dibantu 2 orang tenaga administrasi dan 1 orang pelayan. Taman Kanak-kanak Ananda Melak dipimpin oleh Ibu Hj. Zaisi Harsandi S.Sos. TK ANANDA memiliki 5 kelas yg disebut sentra, macam2 sentra nya adalah sentra Persiapan , Sentra Imtaq dan olahraga, sentra seni peran, sentra balok, dan sentra alam. TK ANANDA meliki taman bermain dan halaman yang lumayan luas, dan memiliki ruangan kepala sekolah dan TU, perpustakaan, ruangan UKS, dan dapur, serta toilet. Murid di TK ANANDA sekitar 50 orang, terbagi menjadi TK kelompok A dan TK kelompok B. TK. B dibagi menjadi 3 kelompok, dan TK.A dibagi menjadi 2 Kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10 murid. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Identitas Responden 1. Responden berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin frekuensi (orang) Prosentase (%) 1 Pria 11 41 2 Wanita 16 59 27 100 Jumlah Sumber : hasil penelitian Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas dari responden penelitian ini berjenis kelamin wanita sebanyak 16 orang atau 59%, sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 8 orang atau 41%. 2. Karakteristik Responden berdasarkan Usia Berikut distribusi responden berdasarkan usia. Tabel 4.2. Distribusi Responden berdasarkan Usia No Usia Jumlah (orang) Prosentase (%) 1. 21 - 30 12 44 2. 31 - 40 10 37 3. 41 - 50 3 11 4. 51 ke atas 2 7 27 100 Jumlah Sumber : hasil penelitian Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 27 responden dari segi usia mayoritas berusia 21 - 30 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 44%. Untuk responden yang paling sedikit yaitu terdapat pada usia 51 tahun ke atas sebanyak 2 orang atau 7%. 3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Berikut adalah tabel distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan. Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase (%) 1. SMP setingkat 5 19 2. SMA setingkat 15 56 3. Diploma I/III 3 11 4. Strata 1 (S1) 4 15 27 100 Jumlah Sumber : hasil penelitian Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan setingkat SMA yaitu sebanyak 15 orang atau 56%, selanjutnya diikuti oleh tingkat pendidikan setingkat SMP sebanyak 5 orang atau 19%. Sedangkan tingkat pendidikan responden yang paling sedikit adalah pendidikan Diploma sebanyak 3 orang atau 11%. 4.3. Klasifikasi Data Dari indikator independent variable (gejala bebas) yang penulis amati, penulis membagikan kuesioner kepada seluruh pegawai, maka dapat disajikan jawabannya pada tabel berikut. Tabel 4.4. Jawaban Responden Tentang Disiplin Mengajar Jawaban Kuesioner Soal Ke1 2 3 4 5 Jumlah Skor Jawaban 1 5 4 5 4 5 23 2 4 3 4 3 4 18 3 3 3 4 3 3 16 4 3 4 3 4 3 17 5 4 3 3 3 4 17 6 3 5 4 5 3 20 7 4 5 5 4 5 23 8 5 5 4 5 5 24 9 5 4 5 5 4 23 10 4 3 4 3 4 18 11 4 3 3 3 4 17 12 3 5 4 5 3 20 Responden Jawaban Kuesioner Soal Ke1 2 3 4 5 Jumlah Skor Jawaban 13 5 5 3 5 5 23 14 5 3 5 3 5 21 15 3 5 5 5 3 21 16 5 4 3 4 5 21 17 4 3 5 4 4 20 18 4 5 5 4 5 23 19 5 5 4 5 5 24 20 5 4 5 5 4 23 21 4 3 4 3 4 18 22 3 3 4 3 3 16 23 3 4 3 4 3 17 24 4 3 3 3 4 17 25 3 5 5 5 3 21 26 5 4 3 4 5 21 27 4 3 5 4 4 20 Responden Sumber : hasil penelitian, data diolah Sedangkanhasiljawabanpararespondenpada variabel Proses Belajar Mengajar (dependent variabel)tersebutpenelitituangkandalamtabelberikutini. Tabel 4.5. Jawaban Responden Tentang Proses Belajar Mengajar Jawaban Kuesioner Soal KeJumlah Skor Responden Jawaban 1 2 3 4 5 1 5 4 5 5 4 23 2 5 3 4 4 5 21 3 4 3 4 3 5 19 4 4 4 3 3 4 18 5 3 3 3 4 4 17 6 3 5 4 3 3 18 7 5 5 5 5 4 24 8 5 4 5 5 5 24 Jawaban Kuesioner Soal Ke1 2 3 4 5 Jumlah Skor Jawaban 9 5 4 4 4 5 22 10 5 3 4 4 5 21 11 3 3 3 4 4 17 12 3 5 4 3 3 18 13 4 5 3 5 3 20 14 3 3 5 5 4 20 15 5 5 5 3 3 21 16 5 4 3 5 5 22 17 3 4 5 4 5 21 18 5 5 5 5 4 24 19 5 4 5 5 5 24 20 5 4 4 4 5 22 21 5 3 4 4 5 21 22 4 3 4 3 5 19 23 4 4 3 3 4 18 24 3 3 3 4 4 17 25 5 5 5 3 3 21 26 5 4 3 5 5 22 27 3 4 5 4 5 21 Responden Sumber :hasilpenelitian, data diolah 4.4.Analisa dan Pembahasan Data darikeduavariabel (gejala) diamatidandianalisa, makadilakukandenganterlebihdahulumencarikorelasikeduavariabelyaituDisiplin Mengajarsebagaiindependent variable yang disimbolkansebagai “X” danProses Belajar Mengajarsebagaidependent variabledisimbolkansebagai “Y”. Korelasi analisa data yang digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson, dimana r-hitung akan dibandingkan dengan r-tabel untuk mengetahui bahwa ada tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Dengan acuan apabila rhitung > rtabel maka H0 ditolak dan H1 diterima namun bila sebaliknya yaitu rhitung < rtabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Selanjutnya data yang berasaldaritabel 4.4.dan 4.5. digunakan sebagai data yang akan diolah menggunakan program SPSS 16.0 untuk mencari korelasi. Tabel 4.6. Correlations ProsesBelajar DisiplinMenga jar 1.000 .796 .796 1.000 . .000 .000 . ProsesBelajar 27 27 DisiplinMengajar 27 27 Pearson Correlation ProsesBelajar DisiplinMengajar Sig. (1-tailed) ProsesBelajar DisiplinMengajar N Sumber : output SPSS Berdasarkan perhitungan yang dihasilkan dari program SPSS pada tabel 4.6. diketahui nilai koefisien korelasi (memiliki hubungan linear) sebesar 0,796. Jika nilai tersebut diinterpretasikan berdasarkan tabel 4.5. InterpretasiNilai r Product Moment Pearson adalah terdapat korelasi yang kuat antara independentvariable yaitu Disiplin Mengajar dengan dependent-variable yaitu Proses Belajar Mengajar. 4.4.1. PengujianHipotesis Untuk pengujian hipotesis yang peneliti ungkapkan pada awal penelitian ini yaitu “Diduga terdapat hubungan antara Disiplin Mengajar dan Proses Belajar Mengajardi TK Ananda Melak, Kabupaten Kutai Barat” maka digunakan uji koefisien regresi sederhana. Tabel 4.7 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) DisiplinMengajar B Standardized Coefficients Std. Error Beta t Sig. 6.839 2.106 3.247 .003 .683 .104 .796 6.565 .000 a. Dependent Variable: ProsesBelajar Sumber : output SPSS Dari tabel 4.7. didapat output t-hitung sebesar = 6,565, bila dibandingkan dengan table distribusi t, maka diketahui t-tabel pada daerah bebas (df) 25 (dengan acuand f= N-2) dengan taraf signifikan si = 0,01 untuk tes satu sisi (one tail) atau 0,02 untuk tes dua sisi (two tail) diketahui nilai t-tabel = 2,060. Hasilnya diketahui t-hitung lebih besar dari t-tabel yakni t-hitung = 6,565 t-tabel = 2,060. Artinya hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak, sehingga terdapat signifikansi (keberartian) antara independent-variable yaitu Disiplin Mengajar dengan dependent-variable yaitu Proses Belajar Mengajar pegawai di TK Ananda Melak Kabupaten Kutai Barat. V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. 2. Terdapat hubungan linear atau korelasi antara Disiplin mengajar terhadap Proses Belajar Mengajar di TK Ananda Melak sebesar 0.796, dengan interpretasi bahwa hubungan itu merupakan hubungan yang kuat. Pengujian hipotesis dengan menggunakan t-tes, maka diperoleh angka thitung = 6.565 sementara angka t-tabel pada taraf signifikansi = 0,025 untuk tes satu sisi atau 0,05 untuk tes dua sisi ternyata t-tabel = 2,060. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang diajukan diterima. 5.2. Saran-saran Dari kesimpulan di atas maka Penulis ingin menyampaikan saran sebagai berikut : Kepada pimpinan TK Ananda beserta staf pengajar agar mempertahankan dan meningkatkan kedisiplinan mengajar agar proses belajar mengajar dapat terus ditingkatkan. BIBLIOGRAFI Ali, Muhammad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-12, Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2004. Arcaro, Jerome S., Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan danTata Langkah Penerapan, terj. Yosal Iriantara, Yogjakarta: PustakaPelajar, 2007. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: BumiAksara, 2007. _________________,Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik, Cet. Ke-13, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006. Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Perss, 2009. Asmani, Jamal Ma’ruf , A. Azid Muttaqin (ed.), Tips Menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif, Cet. Ke-VII, Jogjakarta: DIVA Press, 2010. Asnawir, M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press,2002. D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata TertibSekolah 1998, Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 1997. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 1993. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,1994. Dimyati, Mudjiyono, Belajar dan Pembelajaran, Cet. Ke-3, Jakarta: PTRineka Cipta, 2006. Djamarah, Syaiful Bahri, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,2008. E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yangKreatif dan Menyenangkan, Cet. 7, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008. Edwaard Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, terj., Ahmad AliRiyadi dan Fahrurrozi, Jogjakarta: IRCiSoD, 2010. Gordon, Thomas, Mengajar Anak Berdisiplin Diri (terj.), Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama, 1998. Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004. ____________, Metodologi Reseach 2, Yogyakarta: Andi Offset, 2004. Mudjiyono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,2006. Popham, W. James, Eva L. Baker, Teknik Mengajar Sistematis, terj., AmirulHadi, Cet. Ke-4, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Purwanto, M. Ngalim, Tjun Surjaman (ed.), Administrasi dan SupervisiPendidikan, Cet ke-7, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995. R. Ibrahim, Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, PerencanaanPengajaran, Cet. Ke-3, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Rahman, Masykuri Arif , Virsya Hany (Ed.), Kesalahan-Kesalahan FatalPaling Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Cet.Ke-2, Jogjakarta: DIVA Press, 2011. Riduan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, (Bandung:Alfabeta, 2009), hlm. 140. Riduwan, Skala Pengukuran Bandung:Alfabeta, 2007. Variabel-Variabel Penelitian, Cet.4, Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesinalisme Guru,Cet. Ke-3, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003. Singarimbun , Masri, “Metode dan Proses Penelitian”, dalam MasriSingarimbun & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta:Pustaka LP3ES, 2006. Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta:LP3ES, 2008. Sisdiknas, Undang-Undang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2006. Siswoyo, Dwi, dkk., Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, 2008. Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Subroto, B. Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT RienikaCipta, 2002. Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: RajawaliPers,2010. Sudjana, Metode Statistika, Cet. 1, Bandung: Tarsito, 2005. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2009. Sugiarto, dkk., Teknik Sampling, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: CV.Alfabeta, 2008). Suparlan, Menjadi Guru Efektif, Cet.1, Yogjakarta: HIkayat Publishing, 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru danDosen. Usman, Moch. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Cet. Ke-24, Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2010.