4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

advertisement
PERANAN KEDISIPLINAN MENGAJAR TERHADAP PROSES BELAJAR
MENGAJAR DI TK ANANDA MELAK
R.MUTHIA ANDINI NASTITIE
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui peranan kedisiplinan mengajar
terhadap proses belajar mengajarguru di TK Ananda MelakKabupatenKutai Barat,
olehkarenaitumakapenelitimerumuskanhipotesa “Didugakedisiplinan mengajar
memiliki hubunganterhadap proses belajar mengajarguru di TK Ananda
MelakKabupatenKutai Barat”.
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulanAkhir Desember
tahun 2015 sampai dengan bulan April tahun 2016 selama 4 (empat) bulan.Metode
penelitianpada penelitian ini adalah kuantitatif , data didapatkan melalui
pengamatan langsung ke lapangan, wawancara dan menyebarkan kuisioner kepada
para narasumberdenganjumlahsampelyaitu27 (dua puluh tujuh) responden.
Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson diketahui terdapat korelasi antara
kedisiplinan mengajar dengan proses belajar mengajar pegawai dengan angka
0,796. Angka ini diinterpretasikan sebagai korelasi yang kuat antara kedisiplinan
mengajar dengan proses belajar mengajar pegawai.
Sedangkan uji t menghasilkan angka t-test, didapat t-hitung = 6.565. dan ttabel = 2,060. Dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel sehingga H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang diajukan diterima, karena
terdapat signifikansi (keberartian) antara kedisiplinan mengajar terhadap proses
belajar mengajar pegawai bidang PPW di TK Ananda Melak Kabupaten Kutai
Barat.
Kata kunci : disiplin mengajar, proses belajar mengajar
I. PENDAHULUAN
Disiplin merupakan sikap patuh dan taat terhadap peraturan yang
merupakancerminan mutu moral seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan
melakukan apa saja untukmendapakan mutu, terutama jika mutu tersebut sudah
menjadi kebiasaan. Mutudalam pendidikan merupakan hal yang membedakan
antara kegagalan dankesuksesan. Sehingga mutu sangat jelas merupakan maslah
pokok yang yang akanmenjamin perkembangan sekolah dalam meraih status di
tengah-tengahpersaingan dunia pendidikan.
Kedisiplinan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi
suatukehidupan, dengan adanya kedisiplinan ini kemungkinan besar tujuan
yangdicapai tidak akan akan terwujud atau mungkin terwujud tetapi tidak bisa
secaramaksimal. Guru merupakan suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi
bagiseseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui
prosesedukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun2005 tentang Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1):” Guru adalah
pendidik profesionaldengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
megarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
Guru sebagaifigur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang
peranan pentingdalam pendidikan.Guru di sekolah adalah orang tua kedua bagi
anak didik, orangtua dan anak adalah dua sosok insani yang diikat oleh tali jiwa.
Belaian kasih dansayang adalah jiwa orang tua yang sangat diharapkan oleh anak,
sama halnyabelaian kasih dan sayang seorang guru kepada anak didiknya.Oleh
karena itu,guru yang merupakan salah satu unsur yang di bidang pendidikan harus
berperansecara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,
sesuaidangan tuntutan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.Seorang
guru harus harus mengetahui bagaiman bersikap yang baik terhadapprofesinya, dan
bagaimana seharusnya sikap profesi itu dikembangkan sehinggamutu pelayanan
setiap anggota kepada masyarakat makin lama makinmeningkat.Guru sebagai
pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat,apabila dapat
ditunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak jadi panutan atauteladan
masyarakat
sekelilingnya.
Bagaimana
guru
meningkatkan
pelayanannya,meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan
kepada anakdidiknya dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara
bergaulbaik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering
menjadiperhatian masyarakat luas.Peran profesional guru dalam keseluruhan
program pendidikan di sekolahdiwujudkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
berupa perkembangan siswasecara optimal, maka peranan profesional itu
mencangkup tiga bidang layanan,yaitu: layanan intruksional, layanan administrasi,
dan layanan bantuan akademik, sosial-pribadi. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen(pasal 1 ayat 4) Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan olehseseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,kemahiran, atau kecakapan,
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentuserta memrlukan pendidikan
profesi. Guru profesional akan tercermin dalampenampilan pelaksanaan
pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlianyang baik dalam melakukan
pengembangan atau penyesuaian terhadap materi,model maupun metode dalam
proses pembelajaran. Dengan keahliannya ituseorang guru mampu menunjukkan
otonominya, baik secara pribadi maupunsebagai pemangku profesinya.
Di samping keahliannya, sosok guru profesional ditunjukkan
melaluitanggung jawabnya dengan melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru
yangprofesional
hendaknya
dengan
penuh
dedikasi
dan
loyalitas
berusahamembimbing dan membina agar anak didik agar dimasa mendatang
menjadiorang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Guru akan mampu
melaksanakantanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi. Setiap
kompetensi dapatdijabarkan menjadi sejumlah kompetensi yang lebih kecil dan
lebih khusus.
Tanggung jawab yang harus dilakukan oleh guru mempunyai tangung
jawabpribadi, sosial, intelektual moral, dan spiritual.Banyak guru yang
beranggapan bahwa jika proses pembalajaran di kelastelah seslesai maka selesai
pula tugasnya, bahkan ada guru juga yangmengabaikan tugas-tugas dan tanggung
jawab sebagai guru untuk melakukansuatu pembeajaran. Guna mencapai tujuan
suatu pembelajaran, perlu dirancangdesain pembelajaran yang sesuai. Metode
pengajaran yang masih konvensionalterkadang membuat siswa tidak nyaman di
kelas. Untuk itu, seperti yang kitaketahui dalam teori belajar, bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor intern danekstern siswa. Faktor intern misalnya, minat
belajar, motivasi individu untukbelajar dan sebagainya. Faktor ekstern misalnya
guru (menyangkut penampilanguru, kedisiplinan guru, kemampuan atau
pengetahuan guru, kecakapan gurudalam mengajar, dan lain-lain), sarana dan
prasarana sekolah, kondisi tempatbelajar, dan lain-lain.
Dalam mutu pembelajaran siswa, salah satunya dibangun oleh profil guru
disaat mengajar dari sudut pandang siswa. Terhadap guru sendiri dengan jelas
jugadituliskan dalam salah satu butir dari kode etik guru yang berbunyi:
“Gurumenciptakan
suasana
kehidupan
sekolah
sebaik-baiknya
yang
menunjangberhasinya proses belajar mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus
aktifmengusahakan suasana belajar yang baik itu dengan berbagai cara, baik
denganmenggunakan metode mengajar yang sesuai, maupun penyediaan alat-alat
belajar(media pembelajaran) yang cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang
mantap,ataupun pendekatan lainnya yang diperlukan.Peranan guru dalam dalam
proses pembelajaran tidak kalah aktifnya denganpeserta didik. Sehubungan dengan
tugas guru untuk mengaktifkan peserta didikdalam mutu pembelajaran selain yang
harus dilakukan dalam hal kedisiplinanwaktu, maka seorang guru dituntut untuk
memiliki pengetahuan, sikap, danketerampilan proses pembelajaran yang memiliki
kadar pembelajaran tinggididasarkan atas posisi dan peranan guru, tugas dan
tanggung jawab guru sebagaipengajar yang profesional Taman Kanak-kanak
Ananda Kecamatan Melak Kabupaten Kutai Barat.
II. PERUMUSAN
Bagaimana
pengaruh
kedisiplinan
guru
mengajar
terhadap
mutupembelajarandi Taman Kanak-kanak Ananda Kecamatan Melak Kabupaten
Kutai Barat tahun ajaran 2015-2016?
III. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang dipergunakan adalah metode penelitian
survey, dan menurut Kerlinger (Sugiono : 1997) menyebutkan bahwa penelitian
survey adalah pengambilan data survey yang diambil dari populasi yang
menunjukkan kejadian yang relative sama, baik distribusi dan hubungan antar
variabel, sosiologi maupun hubungan variable secara psikologis.
Penelitian ini tergolong asosiatif yang mencari hubungan antara satu
variable dengan variable lainnya.
Selanjutnya untuk menganalisis data, maka digunakan analisis statistic
teknik koefisien korelasi, sehingga dapat diketahui mengenai Disiplin Mengajar
sebagai independent variable dengan Proses Belajar Mengajar sebagai dependent
variable.
Teknik analisa yang dipakai adalah korelasi Product Moment Pearson dan
Regresi Sederhana, yang mana dipergunakan karena diasumsikan data yang
diperoleh peneliti, antara lain :
1.
Data berdistribusi Normal.
2.
Variabel yang dihubungkan mempunyai data linear (saling berhubungan).
3.
Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama dari subyek yang
sama pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama).
4.
Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio (menggunakan
skala Likert).
Untuk pengukuran data pada penelitian ini menggunakan jenjang 5 (lima)
(1,2,3,4,5) berarti dalam setiap pertanyaan akan ada 5 (lima) alternative jawaban
dengan skor penilaian sebagai berikut :
1.
Jika narasumber memilih SS, diberi skor 5 (sangat setuju).
2.
Jika narasumber memilih S, diberi skor 4 (setuju).
3.
Jika narasumber memilih CS, diberiskor 3 (cukup setuju).
4.
Jika narasumber memilih TS, diberi skor 2 ( kurang setuju).
5.
Jika narasumber memilih STS, diberi skor 1 (sangat tidak setuju).
Pada korelasi Product Moment Pearson r-hitungakan dibandingkan dengan
r-tabel untuk mengetahui bahwa valid atau tidaknya nilai r dalam mengukur
hubungan antara variable X dengan variabel Y. Untuk membaca
r-tabel
Product Moment Pearson menggunakan acuan:
(dk) = N – 2
Dimana :
Dk = Nilai r-tabel Product Moment Pearson
N = Jumlah Responden
Apabila r-hitung< r-tabel maka data dianggap tidak valid dan sebaliknya
jika r-hitung> r-tabel maka data dianggap valid.
Tabel 3.1. Kriteria Interpretasi Nilai r Product Moment Pearson
Koefisienvaliditas
Interpretasi
0,80 - 1,00
Korelasi sangat kuat (Sangat baik)
0,60- 0,799
Korelasi kuat (baik)
0,40 - 0,599
Korelasi sedang (cukup)
0,20 - 0,399
Korelasi rendah (kurang)
0,00 - 0,199
Korelasi sangat rendah (sangat kurang)
Untuk menguji hipotesa yang penulis kemukakan,maka dilakukan uji signifikan t,
dengan rumus sebagai berikut:
t
r n2
1 r2
(Sumber:SutrisnoHadi, 1983:78)
Selanjutnya nilai thitung dibandingkan dengan nilai t yang diperoleh dari
table distribusi Student t dengan α = 0,01 (uji satu pihak) atau α = 0,02 (uji dua
pihak) dengan dk = n- 2.
Sedangkan pengujian hipotesa akan diuraikan sebagai berikut :
Ho : π = 0,
artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara Disiplin mengajar
terhadap Proses Belajar Mengajar pegawai di TK Ananda Melak
Kabupaten Kutai Barat.
Ho = π ≠ 0,
artinya ada pengaruh yang signifikan antara Disiplin mengajar
terhadap Proses Belajar Mengajar pegawai di TK Ananda Melak
Kabupaten Kutai Barat.
Jika t hit > t α H0 ditolak dan H1 diterima dan t hit< t α, maka H0diterima dan
H1ditolak, atau dapat pula menggunakan kreteria sebagaiberikut:
 Jika t hitung  dari t table maka H0 ditolak.
 Jika t hitung  dari t table maka H0 diterima.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Ananda, beralamat di jalan
A.Yani nomor 142 Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat. Taman Kanakkanak Ananda Melak merupakan Taman Kanak-kanak swasta yang didirikan pada
tahun 2007 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Amanah. Saat ini terdapat 9 orang
pengajar yang bertugas di Taman Kanak-kanak Ananda Melak, dengan dibantu 2
orang tenaga administrasi dan 1 orang pelayan. Taman Kanak-kanak Ananda
Melak dipimpin oleh Ibu Hj. Zaisi Harsandi S.Sos.
TK ANANDA memiliki 5 kelas yg disebut sentra, macam2 sentra nya
adalah sentra Persiapan , Sentra Imtaq dan olahraga, sentra seni peran, sentra balok,
dan sentra alam. TK ANANDA meliki taman bermain dan halaman yang lumayan
luas, dan memiliki ruangan kepala sekolah dan TU, perpustakaan, ruangan UKS,
dan dapur, serta toilet.
Murid di TK ANANDA sekitar 50 orang, terbagi menjadi TK kelompok A
dan TK kelompok B. TK. B dibagi menjadi 3 kelompok, dan TK.A dibagi menjadi
2 Kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10 murid.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Identitas Responden
1. Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
frekuensi (orang)
Prosentase (%)
1
Pria
11
41
2
Wanita
16
59
27
100
Jumlah
Sumber : hasil penelitian
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas dari responden
penelitian ini berjenis kelamin wanita sebanyak 16 orang atau 59%, sedangkan
yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 8 orang atau 41%.
2. Karakteristik Responden berdasarkan Usia
Berikut distribusi responden berdasarkan usia.
Tabel 4.2. Distribusi Responden berdasarkan Usia
No
Usia
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
1.
21 - 30
12
44
2.
31 - 40
10
37
3.
41 - 50
3
11
4.
51 ke atas
2
7
27
100
Jumlah
Sumber : hasil penelitian
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 27 responden dari segi
usia mayoritas berusia 21 - 30 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 44%. Untuk
responden yang paling sedikit yaitu terdapat pada usia 51 tahun ke atas sebanyak 2
orang atau 7%.
3. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berikut adalah tabel distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (orang)
Prosentase (%)
1.
SMP setingkat
5
19
2.
SMA setingkat
15
56
3.
Diploma I/III
3
11
4.
Strata 1 (S1)
4
15
27
100
Jumlah
Sumber : hasil penelitian
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa mayoritas responden memiliki
tingkat pendidikan setingkat SMA yaitu sebanyak 15 orang atau 56%, selanjutnya
diikuti oleh tingkat pendidikan setingkat SMP sebanyak 5 orang atau 19%.
Sedangkan tingkat pendidikan responden yang paling sedikit adalah pendidikan
Diploma sebanyak 3 orang atau 11%.
4.3. Klasifikasi Data
Dari indikator independent variable (gejala bebas) yang penulis amati,
penulis membagikan kuesioner kepada seluruh pegawai, maka dapat disajikan
jawabannya pada tabel berikut.
Tabel 4.4. Jawaban Responden Tentang Disiplin Mengajar
Jawaban Kuesioner Soal Ke1
2
3
4
5
Jumlah Skor
Jawaban
1
5
4
5
4
5
23
2
4
3
4
3
4
18
3
3
3
4
3
3
16
4
3
4
3
4
3
17
5
4
3
3
3
4
17
6
3
5
4
5
3
20
7
4
5
5
4
5
23
8
5
5
4
5
5
24
9
5
4
5
5
4
23
10
4
3
4
3
4
18
11
4
3
3
3
4
17
12
3
5
4
5
3
20
Responden
Jawaban Kuesioner Soal Ke1
2
3
4
5
Jumlah Skor
Jawaban
13
5
5
3
5
5
23
14
5
3
5
3
5
21
15
3
5
5
5
3
21
16
5
4
3
4
5
21
17
4
3
5
4
4
20
18
4
5
5
4
5
23
19
5
5
4
5
5
24
20
5
4
5
5
4
23
21
4
3
4
3
4
18
22
3
3
4
3
3
16
23
3
4
3
4
3
17
24
4
3
3
3
4
17
25
3
5
5
5
3
21
26
5
4
3
4
5
21
27
4
3
5
4
4
20
Responden
Sumber : hasil penelitian, data diolah
Sedangkanhasiljawabanpararespondenpada variabel Proses Belajar
Mengajar (dependent variabel)tersebutpenelitituangkandalamtabelberikutini.
Tabel 4.5. Jawaban Responden Tentang Proses Belajar Mengajar
Jawaban Kuesioner Soal KeJumlah Skor
Responden
Jawaban
1
2
3
4
5
1
5
4
5
5
4
23
2
5
3
4
4
5
21
3
4
3
4
3
5
19
4
4
4
3
3
4
18
5
3
3
3
4
4
17
6
3
5
4
3
3
18
7
5
5
5
5
4
24
8
5
4
5
5
5
24
Jawaban Kuesioner Soal Ke1
2
3
4
5
Jumlah Skor
Jawaban
9
5
4
4
4
5
22
10
5
3
4
4
5
21
11
3
3
3
4
4
17
12
3
5
4
3
3
18
13
4
5
3
5
3
20
14
3
3
5
5
4
20
15
5
5
5
3
3
21
16
5
4
3
5
5
22
17
3
4
5
4
5
21
18
5
5
5
5
4
24
19
5
4
5
5
5
24
20
5
4
4
4
5
22
21
5
3
4
4
5
21
22
4
3
4
3
5
19
23
4
4
3
3
4
18
24
3
3
3
4
4
17
25
5
5
5
3
3
21
26
5
4
3
5
5
22
27
3
4
5
4
5
21
Responden
Sumber :hasilpenelitian, data diolah
4.4.Analisa dan Pembahasan
Data
darikeduavariabel
(gejala)
diamatidandianalisa,
makadilakukandenganterlebihdahulumencarikorelasikeduavariabelyaituDisiplin
Mengajarsebagaiindependent variable yang disimbolkansebagai “X” danProses
Belajar Mengajarsebagaidependent variabledisimbolkansebagai “Y”.
Korelasi analisa data yang digunakan adalah korelasi Product Moment
Pearson, dimana r-hitung akan dibandingkan dengan r-tabel untuk mengetahui
bahwa ada tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Dengan acuan apabila rhitung > rtabel maka H0 ditolak dan H1 diterima namun
bila sebaliknya yaitu rhitung < rtabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Selanjutnya data yang berasaldaritabel 4.4.dan 4.5. digunakan sebagai data
yang akan diolah menggunakan program SPSS 16.0 untuk mencari korelasi.
Tabel 4.6. Correlations
ProsesBelajar
DisiplinMenga
jar
1.000
.796
.796
1.000
.
.000
.000
.
ProsesBelajar
27
27
DisiplinMengajar
27
27
Pearson Correlation ProsesBelajar
DisiplinMengajar
Sig. (1-tailed)
ProsesBelajar
DisiplinMengajar
N
Sumber : output SPSS
Berdasarkan perhitungan yang dihasilkan dari program SPSS pada
tabel
4.6. diketahui nilai koefisien korelasi (memiliki hubungan linear) sebesar 0,796.
Jika nilai tersebut diinterpretasikan berdasarkan tabel 4.5. InterpretasiNilai r
Product Moment Pearson adalah terdapat korelasi yang kuat antara independentvariable yaitu Disiplin Mengajar dengan dependent-variable yaitu Proses Belajar
Mengajar.
4.4.1. PengujianHipotesis
Untuk pengujian hipotesis yang peneliti ungkapkan pada awal penelitian ini
yaitu “Diduga terdapat hubungan antara Disiplin Mengajar dan Proses Belajar
Mengajardi TK Ananda Melak, Kabupaten Kutai Barat” maka digunakan uji
koefisien regresi sederhana.
Tabel 4.7 Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
DisiplinMengajar
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig.
6.839
2.106
3.247
.003
.683
.104
.796 6.565
.000
a. Dependent Variable: ProsesBelajar
Sumber : output SPSS
Dari tabel 4.7. didapat output t-hitung sebesar = 6,565, bila dibandingkan
dengan table distribusi t, maka diketahui t-tabel pada daerah bebas (df) 25 (dengan
acuand f= N-2) dengan taraf signifikan si  = 0,01 untuk tes satu sisi (one tail) atau
0,02 untuk tes dua sisi (two tail) diketahui nilai t-tabel = 2,060.
Hasilnya diketahui t-hitung lebih besar dari t-tabel yakni t-hitung = 6,565
t-tabel = 2,060. Artinya hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak,
sehingga terdapat signifikansi (keberartian) antara independent-variable yaitu
Disiplin Mengajar dengan dependent-variable yaitu Proses Belajar Mengajar
pegawai di TK Ananda Melak Kabupaten Kutai Barat.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
2.
Terdapat hubungan linear atau korelasi antara Disiplin mengajar terhadap
Proses Belajar Mengajar di TK Ananda Melak sebesar 0.796, dengan
interpretasi bahwa hubungan itu merupakan hubungan yang kuat.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan t-tes, maka diperoleh angka
thitung = 6.565 sementara angka t-tabel pada taraf signifikansi  = 0,025 untuk
tes satu sisi atau 0,05 untuk tes dua sisi ternyata t-tabel = 2,060. Dengan
demikian H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti hipotesis yang diajukan
diterima.
5.2. Saran-saran
Dari kesimpulan di atas maka Penulis ingin menyampaikan saran sebagai berikut :
Kepada pimpinan TK Ananda beserta staf pengajar agar mempertahankan dan
meningkatkan kedisiplinan mengajar agar proses belajar mengajar dapat terus
ditingkatkan.
BIBLIOGRAFI
Ali, Muhammad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet. Ke-12,
Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2004.
Arcaro, Jerome S., Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan danTata
Langkah Penerapan, terj. Yosal Iriantara, Yogjakarta: PustakaPelajar, 2007.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: BumiAksara,
2007.
_________________,Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik, Cet. Ke-13,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Perss, 2009.
Asmani, Jamal Ma’ruf , A. Azid Muttaqin (ed.), Tips Menjadi Guru
Inspiratif,Kreatif dan Inovatif, Cet. Ke-VII, Jogjakarta: DIVA Press, 2010.
Asnawir, M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press,2002.
D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata TertibSekolah
1998, Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 1997.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta:
Balai Pustaka, 1993.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,1994.
Dimyati, Mudjiyono, Belajar dan Pembelajaran, Cet. Ke-3, Jakarta: PTRineka
Cipta, 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,2008.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yangKreatif
dan Menyenangkan, Cet. 7, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008.
Edwaard Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, terj., Ahmad AliRiyadi
dan Fahrurrozi, Jogjakarta: IRCiSoD, 2010.
Gordon, Thomas, Mengajar Anak Berdisiplin Diri (terj.), Jakarta: PTGramedia
Pustaka Utama, 1998.
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.
____________, Metodologi Reseach 2, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.
Mudjiyono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,2006.
Popham, W. James, Eva L. Baker, Teknik Mengajar Sistematis, terj., AmirulHadi,
Cet. Ke-4, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Purwanto, M. Ngalim, Tjun Surjaman (ed.), Administrasi dan SupervisiPendidikan,
Cet ke-7, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995.
R. Ibrahim, Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, PerencanaanPengajaran,
Cet. Ke-3, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Rahman, Masykuri Arif , Virsya Hany (Ed.), Kesalahan-Kesalahan FatalPaling
Sering Dilakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Cet.Ke-2,
Jogjakarta: DIVA Press, 2011.
Riduan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, (Bandung:Alfabeta,
2009), hlm. 140.
Riduwan,
Skala
Pengukuran
Bandung:Alfabeta, 2007.
Variabel-Variabel
Penelitian,
Cet.4,
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesinalisme Guru,Cet.
Ke-3, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2003.
Singarimbun , Masri, “Metode dan Proses Penelitian”, dalam MasriSingarimbun &
Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta:Pustaka LP3ES, 2006.
Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta:LP3ES,
2008.
Sisdiknas, Undang-Undang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2006.
Siswoyo, Dwi, dkk., Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, 2008.
Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Subroto, B. Suryo, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT RienikaCipta,
2002.
Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: RajawaliPers,2010.
Sudjana, Metode Statistika, Cet. 1, Bandung: Tarsito, 2005.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
BaruAlgensindo, 2009.
Sugiarto, dkk., Teknik Sampling, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
CV.Alfabeta, 2008).
Suparlan, Menjadi Guru Efektif, Cet.1, Yogjakarta: HIkayat Publishing, 2005.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
danDosen.
Usman, Moch. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Cet. Ke-24, Bandung: PTRemaja
Rosdakarya, 2010.
Download