Serial Pendidikan Perilaku Berinvestasi Investor Artikel 5: Teori Prospek Keputusan-keputusan para investor - baik sadar dan tidak sadar - mempunyai arti penting bagi kekayaan jangka panjang mereka. Guna membantu para investor mengerti lebih baik mengenai dorongan-dorongan keputusan-keputusan itu, First State Investments dengan senang hati memperkenalkan rangkaian tujuh artikel pendek terkait dengan berbagai macam aspek perilaku berinvestasi Pengantar Awal Evolusi Teori prospek ialah penjelasan mengenai pengambilan keputusan oleh manusia dalam suatu keadaan yang hasilnya tidak menentu. Hal ini dapat diterapkan pada situasi mulai dari keputusan hidup seperti mengganti karir atau pindah ke luar negeri, sampai dengan pilihan keuangan seperti memilih dana investasi atau memutuskan apakah akan membeli asuransi. Meskipun teori prospek secara relatif baru saja dikembangkan, para ahli psikologi yakin bahwa keenganan resiko terkait dengan perilaku yang berkembang sebagai mekanisme bertahan hidup yang berevolusi. Kelangsungan hidup dimaksimalkan dengan memakai pendekatan kehati-hatian, contoh ketika akan memutuskan untuk menantang suku tetangga atau meluas ke daerah tak dikenal. Teori prospek pertama kali didefinisikan 35 tahun lalu oleh ahli psikologi Daniel Kahnemen dan Amos Tversky(1), yang kemudian memperoleh Hadiah Nobel di tahun 2002 untuk Ekonomi atas penelitian mereka di bidang perilaku ekonomi. Juga dikenal sebagai ‘teori keengganan rugi’, teori prospek mengemukakan bahwa manusia adalah pengambil keputusan yang tidak rasional, dan bahwa kerugian membawa dampak emosional yang lebih besar daripada keuntungan, sekalipun hasil akhirnya tidak berbeda. Pengambilan keputusan yang tidak rasional Sebagai contoh, kebanyakan orang mengalami rasa sakit yang dikaitkan dengan kehilangan $100 lebih dari kesenangan terkait dengan menang $100. Penelitian menunjukkan bahwa dampak emosional terkait dengan kerugian adalah dua kali lipat dibandingkan dengan yang terkait keuntungan, dengan pengertian bahwa akan dibutuhkan hadiah $200 untuk menarik orang-orang pada umumnya untuk masuk dalam taruhan 50:50 kehilangan $100. Dalam hal investasi, salah satu cara untuk menghindari jebakan umum yang dikaitkan dengan teori prospek ialah untuk berinvestasi dalam dana investasi yang dikelola secara professional. Para manajer dana yang berpengalaman secara tipikal mempunyai proses investasi yang berdisiplin dan karena itu tak mudah mengambil keputusan emosional daripada para investor yang memegang sendiri sahamnya. Disamping menekankan pentingnya keengganan resiko, teori prospek memperkenalkan konsep-konsep lain yang membantu menjelaskan pengambilan keputusan: Titik acuan ialah keadaan (biasanya status quo) dimana kemungkinan-kemungkinan hasil dievaluasi terkait dengan itu. Para investor biasanya membandingkan masing-masing hasil keuntungan dan kerugian secara terpisah, daripada mempertimbangkan hasil akhir yang absolut. Hal ini menjelaskan penggunaan meluas rabat dan tawarantawaran bonus jangka pendek, karena para konsumen cenderung menilai ‘ekstra-ekstra’ itu lebih tinggi daripada keuntungan-keuntungan yang sama dalam penawaran menyeluruh. Beban keputusan mengacu kepada bias kemanusiaan yang mendistorsi pengambilan keputusan berdasarkan kemungkinan. Contoh, kita cenderung membesarkan keberhasilan kemungkinan yang kecil (itulah mengapa lotere (undian) popular) dan tidak cukup menempatkan nilai atas hal-hal dengan kemungkinan menengah sampai tinggi. Dampak atas keputusan-keputusan investasi Pengambilan keputusan yang bias terkait dengan teori prospek berdampak penting atas keputusan investasi; namun demikian kebanyakan dari kita tidak sadar bahwa keputusan kita samar. 1 Kahneman, D. and Tversky, A. (1979). Prospect Theory: An analysis of decisions under risk. Econometrica,47, 263 – 291 Pertimbangkan contoh berikut ini. Jane harus memilih antara kemungkian hasil dua investasi: 1 First State Investments A) Keuntungan terjamin sebesar $250 B) Kemungkinan 25% mendapatkan keuntungan $1,000 dan 75% tidak mendapatkan apa-apa Jane memilih hasil A karena ia lebih menyukai kesenangan memperoleh keuntungan tertentu daripada tak menerima apa-apa. Keadaan pasar berubah, dan tiga bulan kemudian kemungkinan hasil yang dihadapi Jane menjadi: A) Kerugian yang dijamin sebesar $250 B) Kemungkinan 25% kehilangan $1,000 dan 75% tak kehilangan apa-apa Dihadapkan dengan alternatif-alternatif demikian, teori prospek memperkirakan Jane akan lebih cenderung memilih opsi B karena ia memilih resiko kemungkinan kerugian besar daripada mengalami ketidaksenangan memperoleh kerugian tertentu. Contoh ini menggambarkan hubungan teori prospek terhadap efek disposisi atau kecenderungan untuk menjual investasi yang naik nilainya, dan mempertahankan investasi yang turun nilainya. Para investor yang sukses kenyataannya lebih cenderung melakukan sebaliknya – menahan investasi yang menguntungkan sambil menjual yang merugikan. Teori prospek juga menjelaskan sebab utama kelambanan dalam membuat keputusan investasi. Para investor yang mempertimbangkan perubahan dalam strategi investasi atau restrukturisasi portofolio saham mereka lebih cenderung memberatkan resiko dan kerugian potensial terkait dengan perubahan, dan karena itu memilih status quo sekalipun dalam keadaan-keadaan dimana keadaan saat itu sudah tidak lagi optimal. Kesadaran akan teori prospek dan pengaruhnya atas pengambilan keputusan merupakan langkah pertama menghindari pendekatan investasi yang diselimuti keenganan rugi secara emosional. Namun demikian, sekalipun sudah dipersenjatai dengan pengetahuan praduga keengaan resiko, para investor dapat berjuang untuk mengatasi bias perilaku yang sudah mendarah daging itu. Manajer investasi professional menawarkan suatu rangkaian produk yang dikelola menurut proses investasi yang berdisiplin yang dapat menghilangkan bias terkait dengan penilaian resiko-resiko naik dan turun. Sanggahan Investasi mencakup resiko dan kinerja masa lalu bukan merupakan pedoman untuk kinerja masa akan datang. Informasi yang terkandung dalam dokumen ini bersifat jenerik dan tidak mengandung atau merupakan nasihat investasi atau produk investasi. Informasi diperoleh dari sumber-sumber yang dipercayai oleh First State Investments (“FSI”) dapat dipercaya dan akurat pada saat diterbitkan tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, dinyatakan atau tersirat, mengenai kewajaran, ketepatan, kelengkapan atau kebenaran informasi. Baik FSI, maupun asosiasi-asosiasi nya, juga tidak direktur, pejabat atau pegawai menerima tanggung jawab apa pun atas kerugian apa pun yang timbul baik secara langsung atau tidak langsung dari penggunaan dokumen ini. Dokumen ini dipersiapkan untuk maksud informasi umum. Tidak dimaksudkan sebagai komprehensif atau memberikan nasihat khusus. Pandangan-pandangan yang dikemukakan disini adalah pandangan penulis pada saat diterbitkan dan dapat berubah seiring waktu. Ini bukan merupakan dokumen penawaran, dan bukan merupakan rekomendasi investasi. Tak ada yang harus mengandalkan isinya dan/atau bertindak atas dasar hal manapun yang termuat dalam dokumen ini tanpa memperoleh nasihat professional khusus. Informasi dalam dokumen ini tidak boleh diperbanyak secara keseluruhan atau bagian atau diedarkan tanpa ijin terlebih dahulu dari First State Investments. Dokumen ini hanya untuk dipergunakan dan/atau diterima sesuai dengan hukum yang berlaku di yurisdiksi yang relevan. Acuan terhadap sekuritas khusus (jika ada) dimasukkan hanya untuk maksud penggambaran dan tidak dapat diartikan sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual hal yang sama. Di Hongkong, dokumen ini diterbitkan oleh First State Investments (Hongkong) Limited dan tidak ditinjau oleh Securities & Future Commission di Hongkong. Di Singapura, dokumen ini diterbitkan oleh First State Investments (Singapore) yang nomor pendaftaran perusahaannya ialah 196900420D. First State Investments adalah nama usaha First State Investments (Hong Kong) Limited. First State Investments (nomor pendaftaran 53236800B) merupakan divisi usaha First State Investments (Singapore). 2