Serial Pendidikan Investor

advertisement
Serial Pendidikan Investor
Perilaku Berinvestasi
Artikel 2: Bias Peninjauan Kembali
Keputusan para investor – baik sadar maupun tidak sadar – sangat berarti atas kekayaan jangka
panjang mereka. Untuk membantu para investor mengerti lebih baik mengenai dorongan-dorongan
keputusan-keputusan demikian, First State Investment dengan senang hati memperkenalkan rangkaian
tujuh artikel pendek terkait dengan berbagai aspek perilaku berinvestasi.
Pengantar
Seringkali setelah suatu kejadian berlalu, orang melihat
kembali dan meyakinkan diri mereka bahwa hasilnya itu jelas
dan sebetulnya mereka dapat memprakirakannya. Ini disebut
sebagai ‘Bias Peninjauan Kembali’, atau efek ‘memang sudah
tahu’. Dalam kenyataannya – khususnya dalam dunia investasi
– hasil- investasi jarang sekali dapat diprakirakan secara
wajar sebelumnya.
Bias peninjauan kembali sangat umum dan dapat disebut
sebagai kebutuhan manusia untuk mencari aturan di dunia.
Kita menciptakan penjelasan-penjelasan guna membenarkan
keadaan sekeliling kita, dan membantu kita percaya bahwa
kebanyakan kejadian dapat diprakirakan.
Kemampuan manusia untuk memperoleh pola-pola dan
menghubungkan sebab dan akibat dapat berguna (umpamanya
bagi seorang ilmuwan yang sedang melakukan percobaan). Akan
tetapi, menemukan hubungan palsu antara suatu kejadian dan
hasilnya kadang-kadang mengakibatkan penyederhanaan yang
berlebihan dan tak dapat diandalkan.
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa bias peninjauan
kembali terjadi karena lebih mudah bagi orang untuk
mengerti dan mengingat hasil yang aktual daripada mengingat
kembali banyaknya kemungkinan-kemungkinan hasil yang pada
akhirnya tidak terjadi.
Mengingat bagaimana pentingnya keputusan-keputusan
investasi dalam kehidupan sehari-hari, bias
peninjauan kembali sering terlihat di antara para
investor
Dampak atas keputusan-keputusan
investasi
Salah satu akibat yang signifikan dari bias peninjauan
kembali ialah cara yang membahayakan bagaimana hal itu
dapat mempengaruhi keputusan-keputusan investasi.
1 Jacoby, L.L. (1978). Penafsiran efek-efek pengulangan:
Memecahkan persoalan lawan mengingat solusi. Jourmal of Verbal
learning and Verbal Behaviour, 17, 649-667
Hal itu terjadi dengan mendorong para investor untuk
memprakirakan terlalu tinggi kepastian prakiraan mereka yang
lalu-lalu. Hal ini mengakibatkan adanya rasa aman yang palsu,
menyebabkan para investor berasumsi bahwa prakiraan mereka
kemudian dan putusan-putusan akan sama tepatnya.
Karena itu para investor seringkali mengambil keputusankeputusan berdasarkan hasil investasi di kemudian hari yang
sepertinya jelas dan sangat besar kemungkinan bagi mereka,
tetapi sebenarnya melibatkan lebih banyak ketidakpastian dan
resiko daripada yang mereka sadari.
Philip E. Tetlock, seorang profesor manajemen di Wharton
School Universitas Pennsylvania telah mempelajari
kecenderungan orang untuk menunjukkan bias peninjauan ulang.
“Sekalipun telah dijelaskan kepada anda 100 kali, anda tetap
dapat menjadi korban terhadap bias itu,” katanya. “Malahan
setelah anda menulis mengenai hal itu 100 kali pun.”
Kemampuan para investor untuk mengidentifikasi suatu
gelembung setelah pecah, merupakan kasus klasik bias
peninjauan kembali. Baik di tahun 1999 dan 2007, contohnya,
sedikit sekali investor yang secara benar memprakirakan
bahwa pasar-pasar saham akan jatuh. Akan tetapi, jika para
investor sekarang melihat kembali waktu-waktu itu sering
dirasakan bahwa tanda-tanda apa yang akan terjadi sudah
jelas dan ada di situ untuk dilihat semua orang.
Studi kasus
Bias peninjauan kembali dapat digambarkan dengan studi
kasus berikut ini dan bagan di halaman berikutnya. Dalam
contoh ini, investor kita – William – berinvestasi dalam
dua macam saham selama 2013.
Bulan Januari setelah melakukan penelitian, William
memutuskan untuk berinvestasi dalam Saham A. Tak lama
kemudian harga saham meningkat nilainya secara baik.
William sangat bergembira – penelitiannya telah berhasil!
Ia memuji diri sendiri atas kemampuannya mempersepsikan dan
pandangannya atas investasinya.
Bulan Desember, William memutuskan untuk melakukan
investasi lain. Keberhasilannya dengan Saham A
memberikannya kepercayaan bahwa ia akan mampu memilih saham
yang akan menang. Sekali ini William berinvestasi dalam
Saham B.
1
First State Investments
Tentu saja tidak ada yang secara pasti tahu bagaimana Saham
B akan berkinerja, termasuk William. Tetapi ia lebih
percaya kepada hasil (positif) yang diharapkannya untuk
Saham B – dan kurang berdisiplin mempertimbangkan cakupan
luas kemungkinan-kemungkinan hasil investasi lain atas
harga saham – daripada yang telah dilakukannya sebelum
keberhasilannya dengan Saham A.
Suatu pendekatan alternatif adalah untuk berinvestasi
dalam dana yang dikelola oleh manajer investasi yang
profesional. Para manajer investasi cenderung mengikuti
secara konsisten, proses-proses investasi yang dapat
berulang yang dapat membantu menghilangkan bias-bias
peninjauan kembali dalam keputusan-keputusan investasi.
Pendek kata, bias peninjauan kembali telah membawa William
untuk terlalu yakin atas kemampuannya untuk memilih saham.
%
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Jan Feb
13 13
William
berinvestasi
di Saham A
William
berinvestasi
Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
Stock A
Stock B
Sumber: First State Investments.
Menghilangkan bias peninjauan kembali
Hukum pertama menghindari jebakan investasi yang
dikaitkan dengan bias peninjauan kembali ialah sadar
bahwa hal itu ada. Sekalipun para investor yang telah
berpengalaman tidak akan pernah memastikan bagaimana
suatu investasi akan berkinerja di kemudian hari. Para
investor harus selalu menyeimbangkan resiko dan
pengembalian, menempatkan penekanan yang sama atas semua
faktor yang telah berdampak atas keputusan-keputusan
investasi sebelumnya, baik yang berhasil dan tidak
berhasil.
Dengan melakukan demikian, akan memberikan kepada para
investor perspektif yang lebih jelas dan lebih seimbang
terhadap proses pengambilan keputusan mereka.
Mempertahankan fokus ini memungkinkan para investor untuk
menghindari terlalu percaya diri yang tidak berdasar
dalam kemampuan memprakirakan yang dapat dipicu oleh bias
peninjauan kembali.
Sanggahan
Investasi mencakup resiko dan kinerja masa lalu bukan merupakan pedoman untuk kinerja masa akan datang.
Informasi yang terkandung dalam dokumen ini bersifat jenerik dan tidak mengandung atau merupakan nasihat
investasi atau produk investasi. Informasi diperoleh dari sumber-sumber yang dipercayai oleh First State
Investments (“FSI”) dapat dipercaya dan akurat pada saat diterbitkan tetapi tidak ada pernyataan atau
jaminan, dinyatakan atau tersirat, mengenai kewajaran, ketepatan, kelengkapan atau kebenaran informasi. Baik
FSI, maupun asosiasi-asosiasi nya, juga tidak direktur, pejabat atau pegawai menerima tanggung jawab apa pun
atas kerugian apa pun yang timbul baik secara langsung atau tidak langsung dari penggunaan dokumen ini.
Dokumen ini dipersiapkan untuk maksud informasi umum. Tidak dimaksudkan sebagai komprehensif atau memberikan
nasihat khusus. Pandangan-pandangan yang dikemukakan disini adalah pandangan penulis pada saat diterbitkan
dan dapat berubah seiring waktu. Ini bukan merupakan dokumen penawaran, dan bukan merupakan rekomendasi
investasi. Tak ada yang harus mengandalkan isinya dan/atau bertindak atas dasar hal manapun yang termuat
dalam dokumen ini tanpa memperoleh nasihat professional khusus.
Informasi dalam dokumen ini tidak boleh diperbanyak secara keseluruhan atau bagian atau diedarkan tanpa ijin
terlebih dahulu dari First State Investments. Dokumen ini hanya untuk dipergunakan dan/atau diterima sesuai
dengan hukum yang berlaku di yurisdiksi yang relevan. Acuan terhadap sekuritas khusus (jika ada) dimasukkan
hanya untuk maksud penggambaran dan tidak dapat diartikan sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual hal
yang sama.
Di Hongkong, dokumen ini diterbitkan oleh First State Investments (Hongkong) Limited dan tidak ditinjau oleh
Securities & Future Commission di Hongkong. Di Singapura, dokumen ini diterbitkan oleh First State
Investments (Singapore) yang nomor pendaftaran perusahaannya ialah 196900420D. First State Investments adalah
nama usaha First State Investments (Hong Kong) Limited. First State Investments (nomor pendaftaran 53236800B)
merupakan divisi usaha First State Investments (Singapore).
2
Download