MI406-072153-793-9 1534KB Jan 31 2012 07:29:51 AM

advertisement
Pertemuan 9
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
1
 Disiplin
menunjukkan besarnya rasa tanggung
jawab karyawan terhadap tugas/pekerjaan.
 Semakin baik disiplin semakin tinggi prestasi
kerja. Sebaliknya tanpa disiplin karyawan,
organisasi perusahaan sulit mencapai hasil
yang optimal.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
2



Kedisiplinan adalah kesadaran & kesediaan sesorang
menaati semua peraturan perusahaan & norma-norma
sosial yang berlaku.
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara
sukarela menaati semua peraturan & sadar akan tugas
dan tanggung jawab.
Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan
perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan
perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
3


Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan
bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam
menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan.
Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral
kerja, efisiensi, dan efektivitas kerja karayawan akan
meningkat.
Hukuman diperlukan untuk meningkatkan kedisiplinan
& mendidik karyawan supaya menaati semua peraturan
perusahaan.
Pemberian hukuman harus adil dan tegas terhadap
terhadap semua karyawan.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
4





Tujuan & Kemampuan
Tujuan harus jelas, cukup menantang serta sesuai dengan
kemampuan karyawan.
Teladan Pimpinan
Pimpinan menjadi panutan, harus menjadi contoh yang baik,
disiplin, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan.
Balas Jasa
Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik bila balas jasa kurang
memuaskan.
Keadilan
Keadilan sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan karyawan
Pengawasan Melekat
Atasan secara langsung mengawasi perilaku & pekerjaan
karyawan.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
5



Sanksi Hukum
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara
kedisiplinan karyawan.
Ketegasan
Pimpinan harus tegas dan berani bertindak untuk menghukum
karyawan yang tidak berdisiplin.
Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis dapat memotivasi
kedisiplinan yang baik.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
6

PERSAINGAN
Persaingan adalah kegiatan yang berdasarkan atas sikap rasional dan
emosional dalam mencapai prestasi kerja yang terbaik. Persaingan
dimotivasi oleh ambisi untuk memperoleh pengakuan, penghargaan, dan
status sosial yang terbaik.

KONFLIK
Konflik adalah persaingan yang kurang sehat berdasarkan ambisi dan
sikap emosional dalam memperoleh kemenangan. Konflik akan
menimbulkan ketegangan, konfrontasi, perkelahian, dan frustasi jika tidak
dapat diselesaikan.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
7

Tujuan
Tujuan yang sama yang ingin dicapai akan merangsang timbulnya
persaingan dan konflik diantara individu atau kelompok karyawan.

Ego Manusia
Ego manusia yg selalu ingin lebih berhasil dari manusia lainnya akan
menimbulkan persaingan atau konflik.

Kebutuhan
Kebutuhan material dan non material yang terbatas akan menimbulkan
persaingaan dan konflik.

Perbedaan Pendapat
Perbedaan pendapat akan menimbulkan persaingan atau konflik. Jika
perbedaan pendapat tidak terselesaikan, akan timbul persaingan atau
konflik yang kadang-kadang menyebabkan perpecahan.

Salah Paham
Salah paham dpt menyebabkan persaingan/konflik karyawan.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
8

Perasaan Dirugikan

Perasaan Sensitif
Perasaan dirugikan karena perbuatan orang lain akan menimbulkan
persaingan atau konflik. Setiap orang tidak dapat menerima kerugian dari
perbuatan orang lain, sehingga harus dicegah agar tidak menimbulkan
konflik.
Perasaan sensitif atau mudah tersinggung akan menimbulkan konflik.
Perilaku atau sikap seseorang dpt menyinggung perasaan orang dan
menimbulkan konflik. Konflik terjadi karena harga dirinya tersinggung.
Kebaikan Persaingan :
a. Evaluasi diri/introspeksi diri demi kemajuan.
b. Moral kerja atau prestasi kerja akan meningkat.
c. Mengembangkan diri demi kemajuan karena dorongan persaingan.
d. Memotivasi dinamika organisasi dan kreativitas karyawan.
Keburukan Konflik :
a. Kerjasama kurang serasi dan harmonis diantara karyawan.
b. Merangsang sikap2 emosional karyawan
c. Menimbulkan sikap apriori.
d. Meningkatkan absen dan turn over karyawan
e. Kerusakan produksi dan kecelakaan semakin meningkat.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
9

Kepuasan Kerja
Sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya;
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, prestasi kerja.
Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yg dinikmati dlm
pekerjaan dg memperoleh pujian, penempatan, perlakuan, peralatan, dan
suasan lingkungan kerja yang baik.
Kepuasan diluar pekerjaan adalah kepuasan kerja dalam bentuk penerimaan
balas jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Stress Kerja
Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir, dan kondisi seseorang.
Stress karyawan timbul akibat kepuasan kerja tdk terwujud dari
pekerjaannya.

Frustasi
Frustasi adalah keadaan emosional, ketegangan pikiran dan perilaku yang
tidak terkendali dari seseorang, bertindak aneh-aneh yang dapat
membahayakan dirinya atau orang lain.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
10







BALAS JASA YANG ADIL DAN LAYAK
PENEMPATAN YANG TEPAT SESUAI DENGAN
KEAHLIAN
BERAT RINGANNYA PEKERJAAN
SUASANA DAN LINGKUNGAN PEKERJAAN
PERALATAN YANG MENUNJANG PELAKSANAAN
PEKERJAAN
SIKAP PIMPINAN DALAM KEPEMIMPINANNYA
SIFAT PEKERJAAN ; MONOTON ATAU TIDAK.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
11






BEBAN KERJA YANG SULIT DAN BERLEBIHAN
TEKANAN DAN SIKAP PIMPINAN YANG KURANG ADIL
& WAJAR
WAKTU DAN PERALATAN YANG KURANG MEMADAI
KONFLIK ANTARA PRIBADI DG PIMPINAN ATAU
KELOMPOK KERJA
BALAS JASA YANG TERLALU RENDAH
MASALAH-MASALAH KELUARGA
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
12

KONSELING adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang

karyawan, dengan tujuan untuk membantu karyawan tersebut agar dapat
mengatasi/menyelesaikan masalah dengan baik.
FUNGSI KONSELING

a. Pemberian nasehat
b. Penentraman hati
c. Melakukan komunikasi
d. Pengenduran ketegangan emosional
e. Penjernihan pikiran
TIPE KONSELING
a. Directive Counseling (counselor memegang kendali)
b. Non Directive Counseling (counselor hanya mengarahkan &
mendorong)
c. Cooperative Counseling (counselor & counselee bersama-sama
memecahkan dan memutuskan persoalan karyawan.
Trisnadi Wijaya/MSDM/STMIK-MDP
13
Download