[PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam makalah ini akan dibahas macam-macam peubah acak, distribusi peluang danfungsi densitas, dan fungsi distribusi. Seperti yang kita ketahui bahwa materi ini merupakan pengantar untuk kita dapat memahami materi selanjutnya mengenai fungsi peluang untuk peubah acak diskrit dan fungsi densitas untuk peubah acak kontinu dimana perananya sangat banyak yakni penghitungan beberapa macam ekspetasi matematis, pembahasan beberapa distribusi khusus yang dikenal, dan penentuan distribusi dari fungsi peubah acak. Sehingga dalam hal ini fungsi peluang maupun fungsi densitas mempunyai bentuk yang berbedabeda. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan peubah acak ? 2. Apa saja macam-macam peubah acak ? 3. Apa yang dimaksud dengan distribusi peluang? 4. Apa yang dimaksud dengan Fungsi distribusi ? C. TUJUAN PENULISAN 1. Mampu membedakan peubah acak diskrit dan peubah acak kontinu. 2. Mampu Menentukan distribusi peluang dari sebuah peubah acak diskrit dan modifikasinya. 3. Mampu menghitung peluang dari sebuah peubah acak diskrit yang berharga tertentu. 4. Mampu menentukan konstanta dari fungsi densitas untuk peubah acak kontinu berdasarkan sifatnya. 5. Mampu menghitung peluang dari peubah acak kontinu berharga tertentu. 6. Mampu menggambar grafik berdasarkan fungsi peluang dan densitas. 7. Mampu menentukan fungsi distribusi dari sebuah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu. 8. Mampu Menggambar grafik dari fungsi distribusi untuk satu peubah acak. 9. Mampu menghitung peluang serta menentukan distribusi peluang dari sebuah peubah acak yang berharga tertentu berdasarkan fungsi distribusinya. Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 1 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 PEMBAHASAN A. PEUBAH ACAK Berikut ini akan dijelaskan definisi secara umum dari peubah acak (random variable). Definisi A.1 : PEUBAH ACAK Misalnya E adalah sebuah eksperimen dengan ruang sampelnya S. Sebuah fungsi X yang menetapkan setiap anggota s ∈ S dengan sebuah bilangan real X(s) dinamakan peubah acak. Berdasarkan definisi diatas, ada dua buah himpunan yang melibatkan peubah acak, yaitu ruang sampel S yang berisi anggotanya (titik sampel) s dan Rx berupa nilai-nilai yang mungkin dari X yang berkaitan dengan anggota S-nya. Pendefinisian peubah acak bisa dijelaskan dalam gambar berikut. X = Peubah Acak X ο· s S = Ruang Sampel ο· X(s) Rx = Nilai-nilai yang mungkin dari X sesuai s-nya Teladan 1: Misalnya sandy melakukan pelemparan dua buah mata uang logam Rp.100 yang seimbang secara sekaligus. Jika X menunjukkan banyak huruf “BANK INDONESIA” yang terjadi, maka apakah X merupakan peubah acak ? Penyelesaian: Ruang sampelnya S = {HH,HG,GH,GG} Dengan G = Gambar “KARAPAN SAPI” dan H = Huruf “BANK INDONESIA” Untuk s1 = HH, maka X(s1) = X(HH) = 2 Untuk s2 = HG, maka X(s2) = X(HG) = 1 Untuk s3 = GH, maka X(s3) = X(GH) = 1 Untuk s4 = GG, maka X(s4) = X(GG) = 0 Sehingga, nilai-nilai yang mungkin dari X, Rx = 0,1 atau 2. Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 2 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Karena X memenuhi syarat-syarat sebuah fungsi, maka X adalah peubah acak. Apabila kita bisa memperoleh sebuah peristiwa berkenaan dengan ruang sampel S dan sebuah peristiwa berkenaan dengan peubah acak X (yaitu himpunan bagian dari ruang hasil Rx) maka dua peristiwa itu akan ekuivalen. Definisi A.2 : DUA PERISTIWA YANG EKIVALEN Misalnya E adalah sebuah eksperimen dengan ruang sampelnya S. X adalah peubah acak yang didefinisikan pada S dengan Rx adalah ruang hasilnya, dan B adalah peristiwa yang berkenaan dengan Rx artinya B ⊂ Rx. Jika Peristiwa A didefinisikan sebagai : A = {s ∈ S | X(s) ∈ B}, artinya A berisi semua hasil dalam S dengan X(s) ∈ B, maka A dan B dikatakan dua peristiwa yang ekuivalen. Dua Peristiwa yang ekuivalen bisa digambarkan sebagai berikut. A ο· B s ο· X(s) ) S = Ruang Sampel Rx = Nilai-nilai yang mungkin dari X sesuai s-nya Teladan 2: Ketika kita mengundi dua mata uang logam Rp.100 yang seimbang secara sekaligus, maka ruang sampelnya: S = { HH, HG, GH, GG }. Jika X menunjukkan banyak G yang terjadi, maka nilai-nilai yang mungkin dari X adalah Rx = { 0,1,2 }. Dua peristiwa A dan B yang ekuivalen ada tiga buah yaitu : 1. Ruang peristiwa dari B : B = {0} Karena X(HH) = 0 jika dan hanya jika X(s) = 0, maka s = (HH) dan ia merupakan ruang peristiwa dari peristiwa lainnya, yaitu A. Jadi A = {HH}. Akibatnya, A dan B merupakan dua buah peristiwa yang ekivalen. 2. Ruang peristiwa dari B : B = {1} Karena X(HG) = X(GH) = 1 jika dan hanya jika X(s) = 1, maka s = (HG) atau s = (GH) dan ia merupakan ruang peristiwa dari peristiwa lainnya, yaitu A. Jadi A = {HG,GH}. Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 3 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Akibatnya, A dan B merupakan dua buah peristiwa yang ekivalen. 3. Ruang peristiwa dari B : B = {2} Karena X(GG) = 2 jika dan hanya jika X(s) = 2, maka s = (GG) dan ia merupakan ruang peristiwa dari peristiwa lainnya, yaitu A. Jadi A = {GG}. Akibatnya, A dan B merupakan dua buah peristiwa yang ekivalen. Kita sudah mengetahui bahwa peristiwa A yang berkaitan dengan ruang sampel S ekivalen dengan peristiwa B yang berkaitan dengan nilai-nilai yang mungkin dari peubah acak X. Akibatnya, peluang dari kedua peristiwa itu akan sama, yaitu P(A) = P(B). Hal ini bisa dilihat dari definisi dibawah ini. Definisi A.3 : PELUANG DUA PERISTIWA YANG EKIVALEN Jika B adalah sebuah peristiwa dalam ruang hasil Rx, maka P(B) didefinisikan sebagai: P(B) = P(A), dengan A = { s ∈ S | X(s) ∈ B }. Pemahaman penghitungan peluang dari kedua peristiwa yang ekivalen dijelaskan melalui teladan di bawah ini. Teladan 3: Dalam pengundian dua mata uang logam Rp.100 yang seimbang, maka P(HG) = P(GH) = P(GG) = P(HH) = ¼, Hitunglah P(X=0), P(X=1), dan P(X=2). Penyelesaian: a. Karena X=0 ekivalen dengan peristiwa yang ruang peristiwanya {HH} dan P(HH) = ¼ , maka P(X=0) = P(HH) = ¼ b. Karena X=1 ekivalen dengan peristiwa yang ruang peristiwanya {GH} atau {HG} dan P(GH atau HG) = P(HG) + P(GH) = ¼ + ¼ = ½ , maka P(X=1) = P(HG atau GH) = ½. c. Karena X=2 ekivalen dengan peristiwa yang ruang peristiwanya {GG} dan P(GG) = 1/4, maka P(X=2) = P(GG) = ¼ Terdapat dua macam peubah acak, yaitu peubah acak diskrit dan peubah acak kontinu. Pengertian kedua macam peubah acak tersebut bisa dilihat dalam definisi dibawah ini : Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 4 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Definisi A.4 : PEUBAH ACAK DISKRIT Misalnya X adalah peubah acak. Jika banyak nilai-nilai yang mungkin dari X (yaitu ruang hasil dari Rx) berhingga atau tak berhingga tapi dapat dihitung, maka X adalah peubah acak diskrit. Nilai-nilai yang mungkin dari X bisa ditulis sebagai: x1,x2,x3,…,xn,… Pemahaman pengertian peubah acak diskrit diperjelas melalui teladan seperti dibawah ini: Teladan 4: Coba lihat teladan 2 diatas, nilai-nilai yang mungkin dari Rx = {0,1,2}. Karena banyak anggota dari Rx berhingga, maka X termasuk peubah acak diskrit. Teladan 5: Misalnya sandy mengundi sebuah dadu yang seimbang. Jika peubah acak X menunjukkan banyak pengulangan percobaan sampai mata dadu 5 muncul pertama kali, maka nilai-nilai yang mungkin dari X adalah: Rx = { 1,2,3,… }. Karena banyak anggota dari Rx tak berhingga tapi dapat dihitung, maka X termasuk peubah acak diskrit. Definisi A.5 : PEUBAH ACAK KONTINU Misalnya X adalah peubah acak. Jika banyak nilai-nilai yang mungkin dari X (yaitu ruang hasil dari Rx) merupakan sebuah interval pada garis bilangan real, maka X dinamakan peubah acak kontinu. Pemahaman peubah acak kontinu akan dijelaskan melalui teladan dibawah ini : Teladan 6 : Misalnya sebuah universitas mempunyai mahasiswa berjumlah 25.000 orang dan para mahasiswa itu diberi nomor induk mahasiswa mulai dari 00001 sampai 25.000. Kemudian seorang mahasiswa dipilih secara acak dan ia diukur berat badannya. Dalam hal ini, ruang sampelnya adalah: S = {s:s=00001,00002,00003,…,25.000} Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 5 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Misalnya X menunjukkan berat badan dari mahasiswa yang terpilih, maka ia bisa ditulis sebagai X(s), dengan s ∈ S. Kita mengasumsikan bahwa tidak ada mahasiswa di universitas tersebut yang mempunyai berat badan kurang dari 20kg atau lebih dari 175kg, sehingga ruang hasil dari X adalah: Rx = {X: 20≤ X ≤ 175} Karena Rx merupakan sebuah interval, maka X termasuk ke dalam peubah acak kontinu. B. DISTRIBUSI PELUANG Dalam sebuah peubah acak diskrit, nilai-nilai yang mungkin dari peubah acaknya merupakan bilangan bulat. Seperti pada teladan 4 nilai-nilai dari X adalah 0,1 atau 2. Akan tetapi, dalam soalnya mungkin saja ada yang bertanda negative. Kemudian kita dapat menghitung nilai peluang dari masing-masing nilai peubah acak tersebut., dengan sebelumnya diasumsikan lebih dahulu nilai peluang untuk masing-masing titik sampel dalam ruang sampel S. Nilai peluang dari peubah acak yang berharga tertentu diperoleh berdasarkan nilai peluang dari titik-titik sampelnya. Apabil nilai peluang dari peubah acak tersebut memenuhi persyaratan tersebut tertentu, maka nilai peluang tersebut dinamakan fungsi peluang. Berikut ini kita akan menjelaskan definisi fungsi peluang. Definisi B.1 : FUNGSI PELUANG Jika X adalah peubah acak diskrit, maka p(x) = P(X=x) untuk setiap x dalam range X dinamakan fungsi peluang dari X. Nilai fungsi peluang dari X, yaitu p(x) harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut. a. p(x) ≥ 0 b. ∑π₯ π(π₯) = 1 Adapun kumpulan pasangan yang diurutkan { x, p(x) } dinamakan distribusi peluang dari X. Bentuk umum dari fungsi peluang ada dua kemungkinan, yaitu berupa konstanta dan berupa fungsi dari nilai peubah acak. Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 6 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 οΆ Fungsi peluang berupa konstanta bisa terdiri atas satu nilai atau lebih dari satu nilai.Fungsi peluang berupa konstanta yang terdiri atas satu nilai artinya untuk setiap nilai peubah acak yang diberikan, maka nilai fungsi peluangnya sama. Misalnya fungsi peluang dari peubah acak Y berbentuk: P(y) = ¼ ; y = -1,0,1,2 Fungsi peluang berupa konstanta yang terdiri atas lebih dari satu nilai artinya untuk setiap nilai peubah acak yang diberikan masing-masing mempunyai nilai fungsi peluangnya. Misalnya fungsi peluang dari peubah acak X berbentuk : p(x) = 1/3; x = 2, p(x) = 1/3; x = 3, p(x) = ¼; x = 4, p(x) = 1/12; x = 5 οΆ Fungsi peluang berupa fungsi dari nilai peubah acak (FPBF) sebenarnya sama dengan funsi peluang berupa konstanta yang terdiri atas lebih dari satu nilai (FPBK), hanya bedanya FPBF ditulis secara umum dan berlaku untuk nilai peubah acak tertentu sedangkan FPBK ditulis satu per satu yang berlaku untuk masing-masing nilai peubah acaknya. Misalnya fungsi peluang dari peubah acak X berbentuk : p(x) = x/15; dimana x = 1,2,3,4,5 Pemahaman distribusi peluang dari sebuah peubah acak diperjelas melalui teladan dibawah ini : Teladan 7: Misalkan percobaan kita berupa pelemparan 3 uang logam setimbang, Jika kita misalkan Y menyatakan berapa kali sisi gambar muncul, maka Y adalah suatu peubah acak yang mengambil nilai 0,1,2 atau 3 dengan peluang : Penyelesaian : Dalam hal ini, kita harus menghitung nilai peubah acak Y, yaitu y dan nilai peluangnya. Dik : S = {(A,A,A),(A,A,G),(A,G,A),(G,A,A),(A,G,G),(G,A,G),(G,G,A),(G,G,G)}, Karena Y menyatakan banyak G yang muncul, maka: 1. Untuk titik sampel AAA, bilangan bulat yang sesuai adalah 0, ditulis Y(s) = Y(AAA) = 0 2. Untuk titik sampel AAG,AGA,GAA, bilangan bulat yang sesuai adalah 1, ditulis Y(s) = Y(AAG) = Y(AGA) = Y(GAA) = 1 Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 7 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 3. Untuk titik sampel AGG,GAG,GGA bilangan bulat yang sesuai adalah 2, ditulis Y(s) = Y(AGG) = Y(GAG) = Y(GGA) = 2 4. Untuk titik sampel GGG, bilangan bulat yang sesuai adalah 3, ditulis Y(s) = Y(GGG) = 3 Karena mata uang logam yang digunakan adalah seimbang maka peluang masing-masing titik sampel sama yaitu : 1/8. Maka peluang untuk setiap nilai peubah acaknya adalah sebagai berikut : P{Y=0} = P{(A,A,A)} = 1/8 P{Y=1} = P{(A,A,G),(A,G,A),(G,A,A)} = 3/8 P{Y=2} = P{(G,G,A),(G,A,G),(A,G,G)} = 3/8 P{Y=3} = P{(G,G,G)} = 1/8 Jadi, distribusi peluang dari Y adalah : y 0 1 2 3 p(y) 1/8 3/8 3/8 1/8 Teladan 8: Misalnya fungsi peluang dari peubah acak X berbentuk : 1 (ππ₯ + 1); π₯ = 0,1,2,3 π(π₯) = {5 0; π₯ ππππππ¦π Tentukan nilai k. Penyelesaian: ∑ π(π₯) = 1 π₯ 3 1 ∑ ( ) (ππ₯ + 1) = 1 5 π₯=0 (1/5){1+(k+1)+(2k+1)+(3k+1)} = 1 6k + 4 = 5 6k = 1 K = 1/6. Apabila kita menggambar grafik dari fungsi peluang atau distribusi peluang maka grafiknya dapat berupa diagram batang atau histogram peluang. x 0 1 2 3 p(x) 1/5 7/30 4/15 3/10 Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 8 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Teladan 9 : Lihat kembali teladan 7, Gambarkan grafik distribusi peluang dari Y Penyelesaian : Berikut ini distribusi peluang pada teladan 7 ; y 0 1 2 3 p(y) 1/8 3/8 3/8 1/8 Diagram batang dan histogram peluangnya masing-masing dapat dilihat dalam gambar dibawah ini : p(y) Diagram Batang 3/8 1/8 y 0 1 2 3 p(y) 3/8 Histogram 1/8 y 0 1 Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 2 3 9 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Dalam peubah acak kontinu, fungsi yang memenuhi sifat-sifat tertentu dinamakan fungsi densitas peluang atau fungsi densitas. Definisi B.2 : FUNGSI DENSITAS Misalnya X adalah peubah acak kontinu yang didefinisikan dalam himpunan bilangan real. Sebuah fungsi disebut fungsi densitas dari X, jika nilainilainya yaitu f(x) memenuhi sifat-sifat sebagai berikut : ∞ a. f(x) ≥ 0; untuk x ∈ (−∞, ∞) π. ∫−∞ π(π₯)ππ₯ = 1 c. Untuk setiap a dan b, dimana −∞ < π < π < ∞, maka π π(π ≤ π ≤ π) = ∫ π(π₯)ππ₯ π Sifat (c) diatas menunjukkan penghitungan peluang dari peubah acak kontinu X yang mempunyai nilai dari a sampai b. f(x) f π(π ≤ π ≤ π) = πΏπ’ππ π·ππππβ π¦πππ ππππ’πππ x a b Berdasarkan gambar diatas, π(π ≤ π ≤ π) sama dengan luas daerah dibawah kurva f dari x = a sampai x = b. Dalam peubah acak diskrit, peluang dari peubah acak yang berharga lebih dari satu nilai yang membentuk sebuah interval bisa dihitung dengan mudah tergantung bentuk intervalnya. Artinya jika kita akan menghitung π(0 < π < 3) hasilnya akan berbeda dengan π(0 ≤ π < 3), π(0 < π ≤ 3) atau π(0 ≤ π ≤ 3). Akan tetapi, penghitunga peluang dari peubah acak kontinu yang harganya membentuk sebuah interval apa saja, hasilnya akan sama. Hal ini bisa dilihat dalam dalil dibawah ini : Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 10 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Dalil B.1 : PELUANG PEUBAH ACAK KONTINU BERBENTUK INTERVAL Jika X adalah peubah acak kontinu serta a dan b adalah dua konstanta real, dengan a < b, maka : π(π ≤ π ≤ π) = π(π ≤ π < π) = π(π < π ≤ π) = π(π < π < π) Bukti : π Jika A = {x : x = a}, maka P(A) = P(X∈A) = P(X=a) = ∫π π(π₯)ππ₯ = 0 π Jika A = {x : x = b}, maka P(B) = P(X∈B) = P(X=b) = ∫π π(π₯)ππ₯ = 0 Berdasarkan hasil diatas, kita akan membuktikan : a. b. c. d. e. f. π(π π(π π(π π(π π(π π(π ≤ π ≤ π) = π(π ≤ π ≤ π) = π(π ≤ π ≤ π) = π(π ≤ π < π) = π(π ≤ π < π) = π(π < π ≤ π) = π(π ≤π <π <π <π <π <π < π) ≤ π) < π) ≤ π) < π) < π) Pembuktiannya bisa dilihat dibawah ini : a. π(π ≤ π ≤ π) = π(π ≤ π < π) + π(π = π) = π(π ≤ π < π) + 0 π(π ≤ π ≤ π) = π(π ≤ π < π) πππππ’ππ‘π. b. π(π ≤ π ≤ π) = π(π = π) + π(π < π ≤ π) = 0 + π(π < π ≤ π) π(π ≤ π ≤ π) = π(π < π ≤ π) πππππ’ππ‘π. c. π(π ≤ π ≤ π) = π(π = π) + π(π < π < π) + π(π = = 0 + π(π < π < π) + 0 π(π ≤ π ≤ π) = π(π < π < π) πππππ’ππ‘π. d. π(π ≤ π < π) = π(π = π) + π(π < π ≤ π) − π(π = π) = 0 + π(π < π ≤ π) − 0 π(π ≤ π < π) = π(π < π ≤ π) πππππ’ππ‘π. e. π(π ≤ π < π) = π(π = π) + π(π < π < π) = 0 + π(π < π < π) π(π ≤ π < π) = π(π < π < π) πππππ’ππ‘π. f. π(π < π ≤ π) = π(π < π < π) + π(π = π) = π(π < π < π) + 0 π(π < π ≤ π) = π(π < π < π) πππππ’ππ‘π. Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 11 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Grafik dari fungsi densitas berupa sebuah kurva atau sebuah garis atau bahkan kombinasi keduanya, yang penggambarannya disesuaikan dengan bentuk fungsi densitasnya. Pemahaman penghitungan peluang dari peubah acak kontinu yang berharga tertentu sampai penggambaran grafiknya diperjelas melalui teladan berikut ini : Teladan 10: Diketahui : ππ₯ 2 ; 0 < π₯ < 2 π(π₯) = { 0; π₯ ππππππ¦π Tentukan nilai k agar f(x) merupakan fungsi densitas dari peubah acak X. a. Hitung P(1<X<2). b. Gambarkan grafik dari fungsi densitasnya. Penyelesaian: a. Berdasarkan sifat kedua dari fungsi densitas, maka: ∞ ∫ π(π₯)ππ₯ = 1 −∞ 2 ∫ ππ₯ 2 ππ₯ = 1 0 π. ( π₯3 2 ] )=1 3 0 k = 3/8 7 23 π₯3 2 b. P(1 < X < 2) = ∫1 8 π₯ 2 ππ₯ = ( 8 ] ) = 1 8 c. f(x) Grafik Fungsi Densitas 3/2 f(x) = 3/8x2 0 Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 2 12 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Fungsi densitas dari suatu peubah acak kontinu bisa mempunyai beberapa nilai bergantung pada nilai peubah acaknya. Jika setiap nilai fungsi densitas itu merupakan fungsi dari konstanta yang belum diketahui, maka penghitungan konstanta itu tidak dilakukan terhadap masing-masing interval nilai peubah acaknya melainkan terhadap semua interval nilai peubah acaknya. Pemahaman uraian diatas akan diperjelas pada teladan berikut ini : Teladan 11: ππ₯; 0≤π₯<1 π; 1≤π₯<2 π(π₯) = { −ππ₯ + 3π; 2 ≤ π₯ ≤ 3 0; π₯ ππππππ¦π a. Hitunglah nilai k. b. Gambarkan grafik dari g(x). Penyelesaian: Dalam hal ini, penghitungan nilai k tidak dilakukan untuk setiap interval nilai x melainkan terhadap nilai x dari 0 sampai 3. Adapun batas-batas pengintegralannya diisi dengan setiap interval nilai x a. Berdasarkan sifat kedua dari fungsi densitas ∞ ∫ π(π₯)ππ₯ = 1 −∞ 0 1 3 2 ∞ ∫ π(π₯)ππ₯ + ∫ π(π₯)ππ₯ + ∫ π(π₯)ππ₯ + ∫ π(π₯)ππ₯ + ∫ π(π₯)ππ₯ = 1 −∞ 0 0 1 1 2 2 3 3 ∞ ∫ 0 ππ₯ + ∫ ππ₯ ππ₯ + ∫ π ππ₯ + ∫ −ππ₯ + 3π ππ₯ + ∫ 0 ππ₯ = 1 −∞ 0 1 2 3 ππ₯ 2 1 −ππ₯ 2 2 3 0+( )] + ππ₯] + ( + 3ππ₯)] + 0 = 1 0 1 2 2 2 1 5 1 π + π − π + 3π = 1, 2π = 1, π= 2 2 2 Jadi fungsi densitas dari X berbentuk: 1 π₯; 0≤π₯<1 2 1 ; 1≤π₯<2 π(π₯) = 2 1 3 − π₯ + ;2 ≤ π₯ ≤ 3 2 2 { 0; π₯ ππππππ¦π Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 13 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 b. Grafik dari g(x) bisa dilihat pada gambar dibawah ini: g(x) 1 π₯; 0≤π₯<1 2 1 ; 1≤π₯<2 π(π₯) = 2 1 3 − π₯+ ; 2≤π₯≤3 2 2 { 0; π₯ ππππππ¦π 1 1/2 x 0 1 2 3 C. FUNGSI DISTRIBUSI Apabila kita mempunyai distribusi peluang dari sebuah peubah acak diskrit, maka kita bisa menghitung peluang dari peubah acak tersebut yang berharga tertentu. Nilai peluang dari peubah acak tersebut bisa mempunyai beberapa kemungkinan yaitu : a. π(π < π) b. π(π < π < π) c. π(π ≤ π ≤ π) d. π(π > π) e. π(π ≥ π) f. π(π ≤ π) g. π(π ≤ π < π) h. π(π < π ≤ π) Dengan a dan b adalah dua buah konstanta. Jika kita memperhatikan bentuk π(π ≤ π), maka bentuk umumnya ditulis π(π ≤ π₯). Bentuk π(π ≤ π₯) dinamakan fungsi distribusi kumulatif atau fungsi distribusi saja. Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 14 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Definisi C.1 : FUNGSI DISTRIBUSI KUMULATIF Misalnya X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu. Kita mendefinisikan F sebagai fungsi distribusi kumulatif dari peubah acak X, dengan: πΉ(π₯) = π(π ≤ π₯) Definisi C.2 : FUNGSI DISTRIBUSI KUMULATIF DISKRIT Misalnya X adalah peubah acak diskrit,maka fungsi distribusi kumulatif dari X berbentuk: πΉ(π₯) = π(π ≤ π₯) = ∑ π(π‘) π‘≤π₯ Dengan p(t) adalah fungsi peluang dari X di t Pada pembahasan selanjutnya, fungsi distribusi kumulatif dari peubah acak diskrit akan dinyatakan sebagai fungsi distribusi saja. Jika peubah acak X mempunyai nilai-nilai yang banyaknya berhingga yaitu x1, x2, x3,…xn dan masingmasing mempunyai peluangnya p(x1), p(x2), p(x3),….,p(xn), maka fungsi distribusinya ditentukan sebagai berikut. F(x) = 0 ; π₯ < π₯1 = p(x1) ; π₯1 ≤ π₯ < π₯2 = p(x1) + p(x2) ; π₯2 ≤ π₯ < π₯3 = p(x1) + p(x2) + p(x3) ; π₯3 ≤ π₯ < π₯4 = p(x1) + p(x2) + p(x3) + … + p(xn) = 1 ; π₯π ≤ π₯ Jika kita memperhatikan bentuk fungsi distribusi diatas, maka nilainya berupa konstanta semua untuk setiap interval nilai x yang diberikan. Seperti halnya fungsi peluang atau distribusi peluang dan fungsi densitas, fungsi distribusi jug adapt digambarkan grafiknya. Dalam hal ini, grafik fungsi distribusi dari peubah acak diskrit berupa fungsi tangga. Penentuan fungsi distribusi dan gambarnya dari peubah acak diskrit diperjelas melalui teladan dibawah ini : Teladan 12: Apabila kita mengundi dua mata uang logam Rp.100 yang seimbang secara sekaligus, maka distribusi peluangnya berbentuk: x 0 1 2 Dimana X menunjukkan banyak huruf “BANK p(x) 1/4 1/2 1/4 INDONESIA” a. Tentukan fungsi distribusi dari X. b. Gambarkan grafik fungsi distribusinya. Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 15 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Penyelesaian: a. Untuk x < 0, F(x) = 0 Untuk 0 ≤ π₯ < 1, πΉ(0) = ∑ π(π‘) = π(0) π‘≤0 1 4 Untuk 1 ≤ π₯ < 2 πΉ(0) = πΉ(1) = ∑ π(π‘) = π(0) + π(1) = π‘≤1 1 1 + 4 2 3 πΉ(1) = 4 Untuk 2 ≤ π₯ πΉ(2) = ∑ π(π‘) = π(0) + π(1) + π(2) = π‘≤2 1 1 1 + + 4 2 4 πΉ(2) = 1 Jadi, fungsi distribusi dari X berbentuk: 0; π₯<0 1 ; 0≤π₯<1 πΉ(π₯) = 4 3 ; 1≤π₯<2 4 {1; 2 ≤π₯ b. Grafik dari fungsi distribusinya bisa dilihat pada gambar dibawah ini : F(x) 1 Grafik Fungsi 3/4 Distribusi Diskrit 1/2 1/4 x 0 1 Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 2 3 16 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi distribusi untuk peubah acak diskrit adalah penulisan notasinya. Notasi untuk fungsi distribusi bisa ditulis dengan huruf besar F, G, H atau lainnya yang diikuti dengan nilai peubah acaknya. Apabila fungsi peluang dari peubah acak X dinotasikan dengan p(x), maka notasi untuk fungsi distribusinya bisa ditulis dengan F(x), G(x), H(x). Definisi C.3 : FUNGSI DISTRIBUSI KUMULATIF KONTINU Misalnya X adalah peubah acak kontinu,maka fungsi distribusi kumulatif dari X berbentuk: π₯ πΉ(π₯) = π(π ≤ π₯) = ∫ π(π‘)ππ‘ −∞ Dengan f(t) adalah nilai fungsi densitas dari X di t Pada pembahasan selanjutnya, fungsi distribusi kumulatif dari peubah acak Dengan p(t) adalah fungsi peluang dari X di t kontinu akan dinyatakan sebagai fungsi distribusi saja. Nilai fungsi distribusi untuk peubah acak kontinu biasanya berupa konstanta dan fungsi. Grafik fungsi distribusinya berupa kombinasi dari beberapa kemungkinan berikut ini : garis lurus, garis yang sejajar dengan sumbu datar, garis yang berimpit dengan sumbu datar dan sebuah kurva. Jadi grafik fungsi distribusi untuk peubah acak kontinu mempunyai beberapa kemungkinan diantaranya sebagai berikut : 1. Grafiknya berupa garis yang berimpit dengan sumbu datar dan kurva. 2. Grafiknya berupa garis yang berimpit dengan sumbu datar, garis lurus dan garis yang sejajar dengan sumbu datar. 3. Grafiknya berupa garis yang berimpit dengan sumbu datar, kurva, dan garis yang sejajar dengan sumbu datar. Penentuan fungsi distribusi dan grafiknya untuk peubah acak kontinu diperjelas melalui teladan berikut ini : Teladan 13: Misalnya fungsi densitas dari peubah acak X berbentuk: 3 2 π₯ ; 0<π₯<2 π(π₯) = {8 0; π₯ ππππππ¦π a. Tentukan fungsi distribusi F(x). b. Gambarkan grafik dari F(x). Penyelesaian : Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 17 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 a. Untuk x < 0, F(x) = 0 Untuk 0 ≤ π₯ < 2, 0 π₯ πΉ(π₯) = ∫ π(π‘)ππ‘ + ∫ π(π‘)ππ‘ −∞ 0 0 π₯ 3 = ∫ 0 ππ‘ + ∫ π‘ 2 ππ‘ 8 −∞ 0 π‘3 π₯ = 0+ ] 8 0 π₯3 πΉ(π₯) = 8 Untuk 2 ≤ π₯ 0 π₯ 2 πΉ(π₯) = ∫ π(π‘)ππ‘ + ∫ π(π‘)ππ‘ + ∫ π(π‘)ππ‘ −∞ 0 0 2 π₯ 2 3 = ∫ 0 ππ‘ + ∫ π‘ 2 ππ‘ + ∫ 0 ππ‘ 8 −∞ 0 2 π‘3 2 = 0+ ] + 0 8 0 πΉ(π₯) = 1 Jadi, fungsi distribusinya berbentuk: 0; π₯<0 3 π₯ πΉ(π₯) = { ; 0 ≤ π₯ < 2 8 1; π₯ ≥ 2 b. Grafiknya bisa dilihat pada gambar dibawah ini: F(x) 1 Grafik Fungsi Distribusi Kontinu 1/2 πΉ(π₯) = 0 1 Peubah Acak Diskrit dan Kontinu π3 8 2 3 x 18 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Jika kita memperhatikan gambar diatas, maka grafiknya berupa garis yang berimpit dengan sumbu datar, kurva, dan garis yang sejajar dengan sumbu datar. Hal yang perlu diperhatikan pada fungsi distribusi untuk peubah acak kontinu adalah penulisan notasinya. Karena dari definisi fungsi distribusi notasi yang digunakannya adalah F, notasi untuk fungsi distribusinya tidak selalu dengan F. Notasi untuk fungsi distribusinya bisa ditulis dengan huruf besar F,G, H atau lainnya yang diikuti dengan nilai peubah acaknya dan sebaiknya disesuaikan dengan notasi fungsi densitasnya. Apabila fungsi densitas dari peubah acak Y dinotasikan dengan g(y) maka notasi untuk fungsi distribusinya sebaiknya digunakan G(y). Kita sudah menjelaskan bahwa penghitungan peluang dari peubah acak yang mempunyai nilai dalam bentuk interval dapat dilakukan berdasarkan fungsi peluang atau fungsi densitas. Selain itu, nilai peluang tersebut, baik peubah acak diskrit maupun kontinu, dapat diperoleh berdasarkan fungsi distribusi. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan rumus : π(π ≤ π₯ ≤ π) = πΉ(π) − πΉ(π) Dimana, a dan b adalah dua bilangan real a < b. Adapun penghitungan peluang dari peubah acak yang berharga satu nilai dapat dilakukan dengan menggunakan rumus : π(π = π) = πΉπ₯ (π) − πΉπ₯ (π−) Pemahaman penggunaan kedua rumus diatas untuk peubah acak diskrit dan kontinu masing-masing diperjelas melalui teladan dibawah ini: Teladan 14: Misalnya fungsi distribusi dari peubah acak X berbentuk : 0; π₯ < −1 125 ; −1 ≤ π₯ < 1 216 200 πΉ(π₯) = ;1 ≤ π₯ < 2 216 215 ;2 ≤ π₯ < 3 216 { 1; 3 ≤ π₯ a. Hitung π(0 ≤ π < 3) b. Hitung π(π ≤ 0) c. Hitung π(π > 1) d. Hitung π(−1 ≤ π < 0) e. Hitung π(π = 1) Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 19 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Penyelesaian : a. π(0 ≤ π < 3) = πΉπ₯ (3) − πΉπ₯ (0) 125 =1− 216 91 π(0 ≤ π < 3) = 216 125 b. π(π ≤ 0) = πΉ(0) = 216 c. π(π > 1) = 1 − π(π ≤ 1) = 1 − πΉπ₯ (1) 200 =1− 216 16 π(π > 1) = 216 d. π(−1 ≤ π < 0) = πΉπ₯ (0) − πΉπ₯ (−1) 125 125 = − 216 216 π(−1 ≤ π < 0) = 0 e. π(π = 1) = πΉπ₯ (1) − πΉπ₯ (1−) 200 125 = − 216 216 75 π(π = 1) = 216 Teladan 15: Misalkan fungsi distribusi dari peubah acak X berbentuk : 0; π₯<0 π₯ ;0 ≤ π₯ < 1 πΉ(π₯) = 2 π₯ − 0,5 ; 1 ≤ π₯ < 1,5 1, π₯ ≥ 1,5 { a. Hitung π(0,5 < π ≤ 1,1) b. Hitung π(π > 0,7) c. Hitung π(1,1 < π ≤ 2) d. Hitung π(π ≤ 1,4) e. Hitung π(π = 1) Penyelesaian: a. π(0,5 < π ≤ 1,1) = πΉ(1,1) − πΉ(0,5) 0,5 = (1,1 − 0,5) − 2 = 0,6 − 0,25 π(0,5 < π ≤ 1,1) = 0,35 b. π(π > 0,7) = 1 − π(π ≤ 0,7) = 1 − πΉ(0,7) Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 20 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 0,7 2 = 1 − 0,35 π(π > 0,7) = 0,65 c. π(1,1 < π ≤ 2) = πΉ(2) − πΉ(1,1) = 1 − (1,1 − 0,5) = 1 − 0,6 π(1,1 < π ≤ 2) = 0,4 d. π(π ≤ 1,4) = πΉ(1,4) = 1,4 − 0,5 π(π ≤ 1,4) = 0,9 e. π(π = 1) = πΉπ₯ (1) − πΉπ₯ (1−) = (1 − 0,5) − 0,5 π(π = 1) = 0 =1− Kita sudah menjelaskan penghitungan peluang dari peubah acak yang berharga tertentu berdasarkan fungsi peluangnya atau fungsi densitasnya dan fungsi distribusinya. Berikut ini akan diberikan contoh penghitungan peluang tersebut dengan kedua cara di atas untuk peubah acak diskrit maupun kontinu, kemudian kita akan membandingkan kedua hasilnya. Teladan 16: Misalnya distribusi peluang dari peubah acak Y berbentuk : y 0 1 2 p(y) ¼ ½ ¼ Fungsi distribusi dari peubah acak Y berbentuk: 0; π¦<0 1 ;0 ≤ π¦ < 1 4 πΊ(π¦) = 3 ;1 ≤ π¦ < 2 4 { 1; π¦≥2 Hitunglah peluang berikut ini dengan menggunakan perumusan fungsi peluang dan fungsi distribusi. a. π(0 < π ≤ 2) b. π(π ≤ 1) c. π(π > 0,5) Penyelesaian: 1. Fungsi Peluang a. π(0 < π ≤ 2) = π(π = 1,2) = π(π = 1) + π(π = 2) Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 21 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 1 1 + 2 4 3 π(0 < π ≤ 2) = 4 b. π(π ≤ 1) = π(π = 0,1) = π(π = 0) + π(π = 1) 1 1 = + 4 2 3 π(π ≤ 1) = 4 c. π(π > 0,5) = π(π ≥ 1) = π(π = 1,2) 1 1 = + 4 2 3 π(π > 0,5) = 4 = 2. Fungsi Distribusi a. π(0 < π ≤ 2) = πΊπ¦ (2) − πΊπ¦ (0) 1 =1− 4 3 π(0 < π ≤ 2) = 4 b. π(π ≤ 1) = πΊπ¦ (1) 3 π(π ≤ 1) = 4 c. π(π > 0,5) = 1 − π(π ≤ 0,5) = 1 − πΊπ¦ (0,5) 1 =1− 4 3 π(π > 0,5) = 4 Teladan 17: Jika fungsi densitas dari peubah acak X berbentuk : 3. π −3π₯ , π₯>0 π(π₯) = { 0, π₯ ππππππ¦π dan fungsi distribusinya setelah ditentukan diperoleh: 0, π₯≤0 πΉ(π₯) = { 1 − π −3π₯ , π₯>0 Maka hitung peluang berikut ini dengan menggunakan perumusan fungsi densitas dan fungsi distribusi. a. π(0,5 < π ≤ 1) b. π(π ≤ 0,5) c. π(π > 1,2) Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 22 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Penyelesaian: 1. Fungsi Densitas 1 1 a. π(0,5 < π ≤ 1) = ∫0,5 3. π −3π₯ ππ₯ = −π −3π₯ ] 0,5 π(0,5 < π ≤ 1) = π −1,5 − π −3 0,5 0,5 π. π(π ≤ 0,5) = ∫0 3. π −3π₯ ππ₯ = −π −3π₯ ] 0 −1,5 π(π ≤ 0,5) = 1 − π π. π(π > 1,2) = 1 − π(π ≤ 1,2) = 1 − ∫0 3. π −3π₯ ππ₯ = 1 + π −3π₯ ]1,2 = 1 + π −3,6 − 1 1,2 0 π(π > 1,2) = π −3,6 2. Fungsi Distribusi a. π(0,5 < π ≤ 1) = πΉπ₯ − πΉ0,5 (0,5) = (1 − π −3 ) − (1 − π −1,5 ) π(0,5 < π ≤ 1) = π −1,5 − π −3 π. π(π ≤ 0,5) = πΉπ₯ (0,5) π(π ≤ 0,5) = 1 − π −1,5 π. π(π > 1,2) = 1 − π(π ≤ 1,2) = 1 − πΉπ₯ (1,2) = 1 − (1 − π −3,6 ) π(π > 1,2) = π −3,6 Jika fungsi peluang atau fungsi densitas dari sebuah peubah acak diketahui, maka kita dapat menentukan fungsi distribusinya. Sebaliknya, kita bisa menentukan fungsi peluang atau fungsi densitas dari sebuah peubah acak, jika fungsi distribusinya diketahui. Berikut ini akan dijelaskan penentuan fungsi peluang atau fungsi densitas untuk peubah acak diskrit dan kontinu, jika fungsi distribusinya diketahui. A. Peubah Acak Diskrit Misalnya bilangan real t terletak dalam interval (b-h, b] yaitu b-h < t ≤ b, dengan h adalah bilangan positif. Apabila nilai h menuju nol, maka interval tersebut akan menuju ke satu nilai, yaitu t = b, dan ditulis : lim π(π − β < π ≤ π) = lim [πΉπ₯ (π) − πΉπ₯ (π − β)] = πΉπ₯ (π) − πΉπ₯ (π −) β→∞ β→∞ Jadi, jika b adalah nilai diskontinu dari Fx maka b adalah nilai dari peubah acak X dengan peluangnya positif. Peluang bahwa X = b merupakan ukuran loncatan pada Fx(b). Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut ini: Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 23 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 Fx(t) 1 P(x=c) Fungsi Distribusi dan Fungsi Peluang P(x=b) P(x=a) t 0 a b c Jadi, langkah-langkah untuk menentukan fungsi peluang berdasarkan fungsi distribusi adalah sebagai berikut: 1. Tentukan nilai-nilai peubah acak X yang menyebabkan fungsi distribusi Fx(x) diskontinu. 2. Tentukan peluang untuk setiap nilai x yang diskontinu, dengan rumus: π(π = π₯0 ) = πΉπ₯ (π₯0 ) − πΉπ₯ (π₯0 −) ππππππ, π₯0 πππππβ π πππ’πβ πππππ π¦πππ ππππ¦πππππππ πΉπ₯ πππ ππππ‘πππ’. Untuk lebih memahami penentuan fungsi peluang sebuah peubah acak diskrit berdasarkan fungsi distribusinya akan diperjelas dalam teladan berikut ini: Teladan 18: Misalnya fungsi distribusi dari peubah acak X berbentuk: 0; π₯<0 1 ;0 ≤ π₯ < 2 2 πΉπ₯ (π₯) = 5 ;2 ≤ π₯ < 3 6 { 1; π₯≥3 Tentukan fungsi peluangnya. Penyelesaian: Jika kita memperhatikan πΉπ₯ (π₯), maka ada tiga nilai x yang menyebabkan πΉπ₯ (π₯) diskontinu, yaitu x=0,2 dan 3. Ketiga nilai itu merupakan nilai peubah acak X dengan peluangnya sebagai berikut. 1 1 ο π(0) = πΉπ₯ (0) − πΉπ₯ (0 −) = 2 − 0 = 2 Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 24 [PENGANTAR TEORI PELUANG] 5 1 1 5 1 KELOMPOK 7 ο π(2) = πΉπ₯ (2) − πΉπ₯ (2 −) = 6 − 2 = 3 ο π(3) = πΉπ₯ (3) − πΉπ₯ (3 −) = 1 − 6 = 6 Jadi, fungsi peluang dari X adalah: 1 ; π₯=0 2 1 ; π₯=2 π(π₯) = 3 1 ; π₯=3 6 { 0; π₯ ππππππ¦π B. Peubah Acak Kontinu Dalil C.1 : PENENTUAN FUNGSI DENSITAS Jika f(x) dan F(x) masing-masing merupakan fungsi densitas dan fungsi distribusi dari peubah acak X di x, maka ; π(π₯) = π πΉ(π₯) ππ₯ Apabila hasil turunanya ada. Pemahaman akan penentuan dari sebuah peubah acak Dengan p(t) adalah fungsi peluangfungsi dari Xdensitas di t kontinu berdasarkan fungsi distribusinya akan dijelaskan pada teladan berikut ini: Teladan 19: Misalnya fungsi distribusi dari peubah acak X berbentuk: 0; π₯ ≤ 0 πΉ(π₯) = {π₯ 2 ; 0 < π₯ ≤ 1 1; π₯>1 Tentukan fungsi densitasnya. Penyelesaian: Untuk π₯ ≤ 0 : f(x)=F’(x)=0 Untuk 0 < π₯ ≤ 1 : f(x)=F’(x)=2x Untuk x > 1 : f(x)=F’(x)=0 Jadi fungsi densitasnya berbentuk: 2π₯ ; 0 < π₯ ≤ 1 π(π₯) = { 0; π₯ππππππ¦π Setelah kita menjelaskan teknik penentuan fungsi distribusi berdasarkan fungsi peluangnya atau fungsi densitasnya atau sebaliknya, kita perlu mengetahui beberapa sifat dari fungsi distribusi. 1. 0 < πΉ(π₯) ≤ 1, ππππππ 0 < π(π ≤ π₯) ≤ 1 Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 25 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 2. πΉ(π₯)πππππβ ππ’πππ π π‘ππππ π‘π’ππ’π ππ π₯. π΄ππ‘πππ¦π ππππ π₯ ′ < π₯ ′′ , ππππ πΉ ′ (π₯) < πΉ ′′ (π₯), βππ πππ πππ π ππππβππ‘ ππππ π’πππππ ππππππ’π‘ πππ. π½πππ π₯ ′ < π₯ ′′ , ππππ {π₯: π₯ ≤ π₯ ′′ } = {π₯: π₯ ≤ π₯ ′ } ∪ {π₯: π₯ ′ < π₯ ≤ π₯ ′′ } π (π ≤ π₯ ′′ ) = π(π ≤ π₯ ′ ) + π(π₯ ′ < π ≤ π₯ ′′ ) πΉ(π₯ ′′ ) = πΉ(π₯ ′ ) + π(π₯ ′ < π < π₯ ′′ ) πΉ(π₯ ′′ ) − πΉ(π₯ ′ ) = π(π₯ ′ < π ≤ π₯ ′′ ), ππππππ π(π₯ ′ < π ≤ π₯ ′′ ) ≥ 0, ππππ βΆ πΉ(π₯ ′′ ) − πΉ(π₯ ′ ) ≥ 0 πΉ(π₯ ′′ ) ≥ πΉ(π₯ ′ ) ππ‘ππ’ πΉ(π₯ ′ ) ≤ πΉ(π₯ ′′ ) 3. πΉ(∞) = lim πΉ(π₯) = 1 πππ πΉ(−∞) = lim πΉ(π₯) = 0 π₯→∞ π₯→−∞ Hal ini bisa dibuktikan dengan uraian berikut ini: π = {−∞ < π₯ ≤ 0} ∪ {0 < π₯ < ∞} ππππππ, {−∞ < π₯ ≤ 0} = {−1 < π₯ ≤ 0} ∪ {−2 < π₯ ≤ −1} ∪ {−3 < π₯ ≤ −2} ∪ … {0 < π₯ < ∞} = {0 < π₯ ≤ 1} ∪ {1 < π₯ ≤ 2} ∪ {2 < π₯ ≤ 3} ∪ … ∞ ∞ π½πππ, π = ([β{−π₯ < π ≤ −π₯ + 1}] ∪ [β{π₯ < π ≤ π₯ + 1}]) π₯=1 ∞ π₯=1 ∞ π(π) = π[β{−π₯ < π ≤ −π₯ + 1}] + π[β{π₯ < π ≤ π₯ + 1}] ∞ π₯=1 ∞ π₯=1 = ∑ π{π₯ < π ≤ −π₯ + 1} + ∑ π{π₯ < π ≤ π₯ + 1} π₯=1 π₯=1 π π 1 = lim ∑ π{π₯ < π ≤ −π₯ + 1} + lim ∑ π{π₯ < π ≤ π₯ + 1} π→∞ π→∞ π₯=1 π π₯=1 π 1 = lim ∑[πΉ(−π₯ + 1) − πΉ(−π₯)] + + lim ∑[πΉ(π₯ + 1) − πΉ(π₯)] π→∞ π→∞ π₯=1 π₯=1 1 = lim [πΉ(0) − πΉ(−π)] + lim [πΉ(π + 1) − πΉ(0)] π→∞ π→∞ 1 = [πΉ(0) − πΉ(−∞)] + [πΉ(∞) − πΉ(0)] 1 = πΉ(∞) − πΉ(−∞) … (1) Karena −∞ < ∞, ππππ πΉ(−∞) ≤ πΉ(∞) πππ πΉ(−∞) ≥ 0, πΉ(∞) ≤ 1; ππππ, 0 ≤ πΉ(−∞) ≤ πΉ(∞) ≤ 1 … (2) π·πππ ππππ πππππ (1)ππππππππβ βΆ πΉ(∞) = 1 + πΉ(−∞) π·πππ ππππ πππππ (2)ππππππππβ βΆ 0 ≤ πΉ(−∞) ≤ 1 + πΉ(−∞) ≤ 1, π πβπππππ ππππππππβ: πΉ(−∞) ≤ 0 πΎπππππ, πΉ(−∞) ≤ 0, πππππΉ(−∞) = 0 βΆ π΄πππππ‘ππ¦π, πΉ(∞) = 1 4. F(x) kontinu kanan pada setiap nilai x. Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 26 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Misalnya E adalah sebuah eksperimen dengan ruang sampelnya S. Sebuah fungsi X yang menetapkan setiap anggota s ∈ S dengan sebuah bilangan real X(s) dinamakan peubah acak. 2. Misalnya X adalah peubah acak. Jika banyak nilai-nilai yang mungkin dari X (yaitu ruang hasil dari Rx) berhingga atau tak berhingga tapi dapat dihitung, maka X adalah peubah acak diskrit. 3. Misalnya X adalah peubah acak. Jika banyak nilai-nilai yang mungkin dari X (yaitu ruang hasil dari Rx) merupakan sebuah interval pada garis bilangan real, maka X dinamakan peubah acak kontinu. 4. Jika X adalah peubah acak diskrit, maka p(x) = P(X=x) untuk setiap x dalam range X dinamakan fungsi peluang dari X.Nilai fungsi peluang dari X, yaitu p(x) harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut. p(x) ≥ 0 ∑ π(π₯) = 1 π₯ 5. Misalnya X adalah peubah acak kontinu yang didefinisikan dalam himpunan bilangan real. Sebuah fungsi disebut fungsi densitas dari X, jika nilai-nilainya yaitu f(x) memenuhi sifat-sifat sebagai berikut : ∞ a. f(x) ≥ 0; untuk x ∈ (−∞, ∞) π. ∫−∞ π(π₯)ππ₯ = 1 c. Untuk setiap a dan b, dimana −∞ < π < π < ∞, maka π π(π ≤ π ≤ π) = ∫ π(π₯)ππ₯ π B. SARAN Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kita menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin. Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 27 [PENGANTAR TEORI PELUANG] KELOMPOK 7 DAFTAR PUSTAKA Herrhyanto Nar &Tuti Gantini. 2009. ”Pengantar Statistika Matematika”. Yrama Widya. Bandung. Ross Sheldon terj. Bambang Sumantri. 1996. “Suatu Pengantar Ke Teori Peluang”. University Of California.Barkeley Antou, Neltje Konda. 2009. “Pengantar Teori Peluang”. Universitas Negeri Manado. Tondano Peubah Acak Diskrit dan Kontinu 28