Menghitung jumlah sampel balita di Puskesmas Jakarta Timur Penelitian pendahuluan melalui data BAPEDA diketahui pada 140.513 balita di puskesmas Jakarta Timur memperoleh hasil 25,7% balita stunting. Berapa besar sampel yang diperlukan jika peneliti ingin mengetahui prevalensi balita stunting dengan simpangan maksimum terhadap prevalensi sebenarnya yang dapat diterima adalah 5% pada derajat kepercayaan 95%? Besar sampel ditentukan oleh: 1. Tujuan penelitian 2. 3. 4. 5. 6. : tujuan penelitian ini adalah menghitung estimasi balita stunting di Puskesmas Jakarta Timur Desain penelitian : Cross sectional Presisi : Estimasi Proporsi pada Sampel Acak sederhana dengan Presisi Mutlak Derajat kepercayaan : tingkat signifikansi 5% Metode sampling : simple random sampling Kekuatan uji (1-β) : 95% (Lemeshow, S, et al., 1997) Pengambilan sampel ini akan menggunakan rumus Estimasi Proporsi pada Sampel Acak Sederhana dengan Presisi Mutlak, dalam hal penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan presisi mutlak karena peneliti ingin mengetahui prevalensi balita stunting di Puskesmas wilayah Jakarta Timur dengan harapan simpangan tidak lebih besar dari (d=0,05). Karena n relatif kecil dibandingkan dengan N, sehingga (N-n)/(N-1) mendekati 1, maka rumus yang digunakan adalah: Z2α/2 * p (1-p) n= d2 keterangan: n Z α/2 p d : besar sampel : nilai Z pada derajat kepercayaan 1-α/2 = 1,96 : proporsi hal yang diteliti = 0,257 : presisi = 0,05 (1,96)2 * 0,257 (1-0,257) n= = 293,3 dibulatkan menjadi 293 sampel (0,05)2 Dengan estimasi sampel drop out atau menolak maka ditambahkan dengan estimasi ±10% dari total sampel yaitu 293 + 29,3 = 322,3 dibulatkan menjadi 322 sampel. Diketahui jumlah kelurahan di Jakarta Timur adalah 65 maka: 322 sampel/65 kelurahan = 5 sampel, jadi masing-masing kelurahan mendapatkan 5 sampel.