TUGAS KELOMPOK Mata Kuliah : FAMILY NURSING MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BALITA DENGAN STUNTING Dosen : Kelompok 1 : A’2019 BELLA PEBIA RAHMANITA 011911041 FANDI YEDIDIA SIALOM ZEBUA 011911039 NOVI SETIA HANDAYANI 011911020 SARWA GANIYY 011911013 TIARA NURFAJRI AULIA 011911021 RIRIN FADILAH 011911027 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS BINAWAN JAKARTA TA: 2021 – 2022 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga Balita dengan Stunting Yang terhormat Ibu Ns. Ulfah Nuraini Karim, SKep, MKep sebagai Koordinator Mata Ajar Family Nursing dan Ibu Ns. Harizza Pertiwi, Skep, MN sebagai Dosen Pengajar Mata Ajar Family Nursing. Harapan kami semoga makalah yang tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, sehingga pembaca dapat menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah menjadi lebih baik lagi. Sebagai penulis, kami mengakui bahwasannya masih banyak kekurangan yang terkandung di dalam makalah. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran untuk lebih baik lagi dalam isi bacaan. Terimakasih. Jakarta, 08 April 2021. (Kelompok 1) DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak stunting mempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata - rata IQ anak normal (Kemenkes RI, 2018). Menurut WHO tahun 2018 prevalensi stunting pada balita di dunia sebesar 22%. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Pada tahun 2017, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari 83, juta balita stunting di Asia, proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan proporsi paling sedikit di Asia Tengah (0,9%). Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam Negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata – rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005 – 2017 adalah 3,4% (WHO, 2019) Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 mencatat bahwa prevalensi balita stunting di Indonesia turun dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018. Berdasakan data Riskesdas dari tahun 2007 hingga tahun 2018 terdapat penurunan balita sangat pendek (stunting berat) sebesar 6,4%. Namun prevalensi balita pendek atau stunting mengalami peningkatan sebesar 1,3%. Prevalensi balita sangat pendek dan pendek usia 0 - 59 bulan di Indonesia tahun 2017 adalah 9,8% dan 19,8%. Komdisi ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu prevalensi balita sangat pendek sebesar 8,5% dan balita pendek sebesar 19%. Provinsi dengan prevalensi tertinggi balita sangat pendek dan pendek pada usia 0 – 59 bulan tahun 2017 adalah Nusa Tenggara Timur, sedangkan provinsi dengan prevalensi terendah adalah Bali. Kasus stunting di Jawa Barat berada pada 29,2% tahun 2017, sementara kategori diatas 30% dikatakan tinggi (Dinkes Jabar, 2018). Terjadinya stunting pada balita sering kita tidak sadari, dan setelah dua tahun baru terlihat ternyata balita tersebut pendek, disebabkan oleh asupan makanan yang tidak seimbang, bayi yang mempunyai riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), pengasuhan yang kurang baik (Yuliana, Wahida, & Hakim, Nul, Bawon, 2019). Anak dengan stunting tidak hanya berdampak pada fisik saja tetapi akan mempengaruhi kecerdasan, produktivitas, prestasi dan penurunan intelegensia (IQ). Faktor terjadinya stunting berhubungan dengan berbagai macam faktor karakteristik orang tua yaitu pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pola asuh, pola makan, dan jumlah anggota keluarga, faktor genetic, proses infeksi, kejadian BBLR, kekurangan energi dan protein, sering mengalami penyakit kronis, praktek pemberian makanan yang tidak sesuai. Setiap perawat harus memiliki pengetahuan tentang pencegahan, pemeriksaan, pengobatan, dan kronisitas dari penyakit dalam rangka untuk memberikan perawatan yang berkualitas tinggi kepada orang – orang yang mengalami stunting. Disini kami akan membahas bagaimana stunting yang dialami oleh balita dan bagaimana asuhan keperawatan balita dengan stunting. 1.2 Ruang Lingkup 1.2.1 Subjek : Balita dan Keluarga dengan Stunting. 1.2.2 Objek : Asuhan Keperawatan Keluarga Balita dengan Stunting. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat menganalisa dan menyusun perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga kepada Balita dengan Stunting. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat melakuakn pengkajian kepada Balita dengan Stunting. b. Mahasiswa dapat menegakkan diagnosa keperawatan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan pada Balita dengan Stunting. c. Mahasiswa dapat menyusun rencana keperawatan pada Balita dengan Stunting. d. Mahasiswa dapat melakukan tindakan implementasi dari rencana keperawatan yang telah disusun pada Balita dengan Stunting. e. Mahasiswa dapat menyusun evaluasi pada Balita dengan Stunting.