DI/TII ACEH DAN JAWA BARAT - Kelas XII.2 Angellica Justine Winata Ryan Reinaldo Apa itu disintergrasi nasional? Disintergrasi nasional adalah upaya memecah belah bangsa. Hal ini terjadi karena hilangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa sehingga menyebabkan terjadinya perpecahan. Contoh dari disintegrasi nasional adalah kerusuhan, demo, hingga pemberontakan. Pengertian DI/TII Gerakan DI/TII adalah organisasi yang berjuang atas nama Umat Islam yang ada di seluruh Indonesia. Nama NII sebenarnya kependekan dari “Negara Islam Indonesia” dan kemudian banyak orang yang menyebutkan dengan nama Darul islam atau yang dikenal dengan nama “DI” arti kata darul Islam ini sendiri adalah “Rumah Islam”. Latar Belakang dan tujuan DI/ TII di Jawa Barat Latar belakang pemberontakan yang diketuai Kartosuwiryo adalah penolakan hasil dari Perjanjian Renville, yang menempatkan daerah Jawa Barat di wilayah kekuasaan Belanda, sehingga masyarakat Indonesia yang berada di Jawa Barat harus pindah ke Jawa Tengah. Tujuan: Ingin mendirikan negara yang berdasarkan agama islam lepas dari NKRI sewaktu tentara Belanda menduduki ibukota RI di Yogyakarta. Menjadikan Syariat islam sebagai dasar Negara. Kronologi dan upaya dalam penanganan pemberontakan Pada tanggal 7 Agustus 1949 Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) dengan kembalinya pasukan TNI (Divisi Siliwangi) dari Yogyakarta. Hal ini dianggap ancaman untuk cita-cita Katosuwiryo, maka dari itu terjadilah bentrokan. Upaya yang dilakukan dalam menangani: • Pendekatan persuasif (musyawarah) • Operasi militer (Operasi Pagar Betis dan Operasi Bratayudha) Kartosuwiryo ditangkap beserta keluarga dan pengawalnya di Gunung Geber, Majalaya tanggal 4 Juni 1962. Tanggal 14 Agustus 1962 Kartosuwiryo diajukan ke Mahkamah Angkatan Darat dalam keadaan perang dan dijatuhi hukuman mati tanggal 16 Agustus 1962. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo (lahir di Cepu, Blora, Jawa Tengah, 7 Januari 1905 – meninggal di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, 5 September 1962 pada umur 57 tahun) adalah seorang tokoh Islam Indonesia yang memimpin pemberontakan Darul Islam melawan pemerintah Indonesia dari tahun 1949 hingga tahun 1962, dengan tujuan mengamalkan Al-Qur'an dan mendirikan Negara Islam Indonesia berdasarkan hukum syariah. LATAR BELAKANG DI/TII ACEH Alasan pertama Alasan utama yang menyebabkan gerakan DI/TII Aceh adalah kekecewaan para tokoh pemimpin masyarakat di Aceh karena keputusan peleburan provinsi Aceh ke dalam provinsi Sumatera Utara. Alasan kedua Alasan kedua adalah banyak dari masyarakat Aceh yang menginginkan untuk menentapkan hukum syariat Islam dalam kehidupannya seharihari, sehingga Daud Beureueh memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia. Kronologi KRONOLOGI DAN UPAYA Pemberontakan DI/TII di Aceh dimulai pada tanggal 20 September 1953. Dimulai dengan pernyataan Proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia oleh Daud Beureueh, yang menyatakan diri bahwa Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia (NII) dibawah kepemimpinan Imam Besar NII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Daud Beureueh (Gubernur Militer Provinsi Aceh) berhasil mempengaruhi banyak pejabat-pejabat Pemerintah Aceh, khususnya di daerah Pidie. Di bawah komandonya, NII Aceh berhasil mengusai sebagian besar daerah Aceh termasuk beberapa kota. Upaya Pemberontakan DI/TII Aceh berlangsung sembilan tahun. Sekitar Desember 1962, pemerintah menumpas kelompok pemberontak ini lewat perundingan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang diprakarsai Panglima Komando Militer I Sultan Iskandar Muda Kolonel M Jassin. Daued Beureueh bersedia meletakkan senjata dan berdamai setelah provinsi Aceh kembali didirikan pada 1959. Daud Beureu'eh Mayor Jenderal (Tituler) Teungku Muhammad Daud Beureueh (lahir di Beureu'eh, Mutiara, Pidie, Aceh, 17 September 1899 – meninggal di Banda Aceh, Aceh, 10 Juni 1987 pada umur 87 tahun) akrab disapa Ayah Daud adalah mantan Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan tokoh kontroversial yang populer di kalangan masyarakat Aceh. Ia melakukan pemberontakan kepada pemerintah dengan mendirikan NII akibat ketidakpuasannya atas pemerintahan Soekarno. Namanya kini diabadikan untuk sebuah jalan di Banda Aceh. TERIMA KASIH