MODUL PERKULIAHAN ETIKA PROFESI PUBLIC RELATIONS KONSEP DIRI MANUSIA Fakultas Program Studi ILMU KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS Tatap Muka 08 Kode MK Disusun Oleh MK42024 SYERLI HARYATI, S.S., M.IKOM Abstract Kompetensi Pertemuan Kedelapan menjelaskan tentang konsep diri manusia dan prinsip-prinsip dalam berpikir positif dan negatif Mahasiswa diharapkan dapat memahami, mengerti dan menjelaskan kembali konsep diri manusia dan prinsip-prinsip dalam berpikir positif dan negatif Siapakah Manusia? Persoalan etika berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam memahami perilaku manusia, ada pentingnya untuk mengetahui secara mendalam perihal hakekat manusia itu sendiri. Hakekat diri manusia menurut Willaim James terdiri dari: 1. Aspek material (material self), tubuh dan barang milik; 2. Diri social (social self), kesadaran tentang bagaimana seseorang dilihat oleh orang lain; 3. Diri spiritual (spiritual self), kepribadian dan aspirasi psikologis seseorang. 1. Aspek Material manusia Manusia sebagai makhluk hidup tersusun dari bagian-bagian yang mempunyai ciri khas dan bersama-sama merupakan suatu keseluruhan yang terstruktur, mempunyai fungsi tertentu, semua bagian saling bergantung sehingga makhluk hidup adalah suatu keseluruhan yang berhirarki dan tersusun. Definisi tentang mahluk hidup, yaitu suatu substansi natural yang terbentuk dari badan dan jiwa, dari keseluruhan yang berorgan dan kesatuan fundamental, dari suatu struktur indrawi dan subjektifitas metaindrawi. Kesimpulannya, makhluk hidup punya dua unsure yang esensial yaitu pertama, keseluruhan yang berorgan dan tersusun, yang dinamakan badan. Kedua, kesatuan substansial yang disebut jiwa. Manusia memiliki ciri khas tertentu yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya: Ciri fisik Sikapnya yang tegak sehingga membebaskan tangan untuk melakukan eksplorasi dan manipulasi Jari-jari tangan yang mudah bergerak serta kemampuan lengan bergerak memutar Otak dan kepala yang besar serta sistem syaraf yang lebih sempurna dari mahluk lain Manusia mempunyai alat berupa bahasa untuk menyebarkan kebudayaannya Manusia mempunyai daya cipta yang bisa berulang, dan ciptaannya bisa kompleks sifatnya. Manusia mahluk sosial dan politik Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 2 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hanya manusia yang sadar akan sejarah dan mempunyai tradisi kebudayaan yang terus menerus Manusia mempunyai apresiasi estetik Manusia mempunyai hati nurani Manusia adalah mahluk yang religius Manusia sering disebut sebagai insan, yang dalam bahasa arab, berasal dari kata “nasiya” yang artinya “Lupa” dan dilihat dari kata dasar al-uns yang artinya jinak. Istilah insan yang merujuk kepada manusia dikarenakan manusia memiliki sifat lupa dan jinak. Sifat ini yang membuat manusia berupaya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dilingkungan sekitarnya. Manusia berbeda dengan makluk lainnya seperti hewan yang sama-sama berjalan menggunakan dua kaki. Beberapa pandangan yang menyebutkan diri manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya yaitu: 1. Manusia sebagai “hewan rasional” (animal rasional) : yaitu manusia memiliki akal (kognisi) 2. Manusia sebagai “animal simbolik” yang merujuk pada kemampuan manusia dalam berkomunikasi menggunakan bahasa melalui symbol-simbol dan menafsirkan symbol-simbol tersebut. 3. Manusia sebagai homo feber adalah manusia sebagai makhluk yang melakukan suatu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia membutuhkan alam semesta untuk kehidupannya seperti halnya hewan, tetapi ia juga akan menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. 4. Manusia sebagai “Homo Sapiens”yaitu manusia bersikap arif karena ia memiliki akal budi yang menjadikan dirinya lebih unggul dari makhluk hidup lainnya. 5. Manusia sebagai “homo faber” yaitu manuisa merupakan makhluk hiudp yang dapat menggunakan alat-alat dan menciptakannya. 6. Manusia sebagai “homo ludens” (makhluk yang senang bermain). Manusia memiliki kebiasaan yang menjadi ciri khasnya yang kemudian terbentuk menjadi suatu kebudayaan. Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 3 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Marx menunjukan perbedaan antara manusia dengan binatang tentang kebutuhannya. Binatang langsung menyatu dengan kegiatan hidupnya. Sedangkan manusia membuat kerja hidupnya menjadi objek kehendak dan kesadarannya. Binatang berproduksi hanya apa yang ia butuhkan secara langsung bagi dirinya dan keturunannya, sedangkan manusia berproduksi secara universal bebas dari kebutuhan fisik, ia baru produksi dari yang sesungguhnya dalam kebebasan dari kebutuhannya. Manusia berhadapan bebas dari produknya dan binatang berproduksi menurut ukuran dan kebutuhan jenis produksinya, manusia berproduksi menurut berbagai jenis dan ukuran dengan objek yang inheren, dikarenakan manusia berproduksi menurut hukum-hukum keindahan. Manusia dalam bekerja secara bebas dan universal, bebas dapat bekerja meskipun tidak merasakan kebutuhan langsung, universal dikarenakan ia dapat memakai beberapa cara untuk tujuan yang sama. Dipihak yang lain ia dapat menghadapi alam tidak hanya dalam kerangka salah satu kebutuhan. Oleh sebab itu menurut Marx manusia hnya terbuka pada nilai-nilai estetik dan hakekat perbedaan manusia dengan binatang adalah menunjukan hakekat bebas dan universal.(Franz Magnis Suseno, Pemikiran Karl Marx, 1999). Ciri khas manusia lainnya adalah: Asimilasi, yaitu berkembang dan mengembangkan diri dengan mengubah yang dimakan dan dicerna menjadi substansinya sendiri. Memperbaiki dan memulihkan, yaitu mengerjakan dari substansinya sendiri, dari dalam dirinya, dari apa yang dibuat oleh organismenya. Mereproduksi, yaitu kemampuan untuk melipatgandakan diri, membuat dalam dirinya bibit yang akan menjadi mahluk hidup baru. Responsif, yaitu kemampuan merespon stimulus yang diberikan padanya oleh alam sekitarnya, ( daya adaptasi). Punya tujuan, yaitu kemampuan menentukan tujuan. Manusia punya tujuan hidup dan untuk mencapainya mereka memanfaatkan apa yang ada disekitarnya dengan menggunakan ilmu dan alat. 2. Manusia sebagai Diri spiritual (spiritual self), kepribadian dan aspirasi psikologis seseorang. Self (Diri) segala sesuatu yang dapat dikatakan orang tentang dirinya sendiri; bukan hanya tentang tubuh dan keadaan psikisnya sendiri saja, melainkan juga tentang anak istrinya, rumahnya, pekerjaannya, nenek moyangnya, teman-temanya, miliknya, uangnya. Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Diri adalah semua ciri, jenis kelamin, pengalaman, sifat-sifat, latar belakang budaya, pendidikan, yang melekat pada seseorang (Sarwono, 1997). Dalam psikologi, Diri juga diartikan sebagai “Aku”, ego. Diri meliputi segala kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita yang disadari maupun tidak disadari. Menurut Nana Sukadinata (1995), Aku yang disadari /self picture (gambaran diri) dan aku yang tidak disadari (unconscious aspect of the self. Sedangkan menurut John F. Pietrofesa (1971), Diri memiliki tiga komponen: 1. Diri yang ideal (Ego ideal) 2. Diri yang dilihatnya sendiri/diri yang diketahui olehnya sendiri 3. Diri yang dilihat oleh orang lain Manusia dipandang sebagai diri spiritual yaitu manusia sebagai makhluk yang memiliki “jiwa” atau berkaitan dengan aspek rohaniah manusia. Kondisi spiritual ini lah yang sulit untuk dipahami baik oleh dirinya maupun orang lain. Perlu suatu kesadaran diri untuk melihat diri spiritual. Jiwa adalah suatu elemen yang indrawi, halus, panas dan dinamik seperti nafas dan darah yang terdapat dalam organisme secara total atau definitif. Peranan Jiwa sebagai kesatuan substansial dan metafisika. Jiwa adalah menstrukturkan dan menyatukan. Jiwa bukan suatu keseimbangan harmonis dari organisme itu, melainkan keseluruhan kegiatan “sinergis” yang hanya mampu dilakukan mahluk hidup. Jiwa merupakan unsur pokok yang pertama, jiwa harus menjadi prinsip hidup, prinsip kesadaran, interioritas, pemikiran dan kebebasan. Selanjutnya, diri spiritual dapat dilihat dari kepribadian seseorang. Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian juga dapat diartikan sebagai organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Alport : 1971). Berdasarkan definisi di atas, maka ada beberapa unsur kepribadian yaitu : 1. Organisasi yang dinamis. Artinya bahwa kepribadian setiap orang dapat berubah setiap saat. 2. Terdapat dalam diri individu. Artinya bahwa setiap kepribadian mewakili satu individu, yang mana kepribadian itu melekat dalam diri individu itu sendiri. Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 5 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Merupakan sistem psikis. Artinya bahwa kepribadian itu merupakan gejala dari aspek psikis yang sulit untuk diamati secara lugas. Karena kepribadian itu melibatkan unsur-unsur mental dan emosi yang terdapat dalam jiwa individu. 4. Bersifat unik. Artinya bahwa setiap satu kepribadian mewakili satu individu. Sehingga tidak mungkin beberapa individu mempunyai kepribadian yang sama persis. 5. Merupakan perwujudan dari pengorganisasian dirinya. Maka, kepribadian terbentuk dari sejumlah pengenalan individu terhadap dirinya dan penilaiannya terhadap diri tersebut. Artinya pengalaman seseorang terbentuk dari pengalaman secara koginitf dan afektif yang berkisar pada individu itu sendiri. Tanda-tanda pribadi yang memiliki kepribadian yang matang : Gordon W. Allpont : 1. Perluasan diri, memperhatikan dan berusaha untuk orang lain ( akrab, hangat, berpartisipasi dengan orang lain ); 2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif ( mengenali diri sendiri secara realistis ); 3. Memiliki filsafat hidup ( menentukan segala sesuatu berharga / tidak, patut / tidak untuk diusahakan dalam hidup ini ). Carl Rogers : 1. Terbuka terhadap pengalaman baru; 2. Selalu dalam proses “ menjadi;” 3. Percaya pada diri sendiri. 3. Aspek Diri Sosial Secara sosiologi, manusia dipandang sebagai makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dalam setiap kehidupan. Artinya, manusia memerlukan manusia lainnya dalam melanjutkan kehidupannya, saling ketergantungan, dan menurut August Comte, Lingkungan sosial inilah yang mempengaruhi seseorang karena manusia bagian dari lingkungan sosial itu sendiri. Menurut Pandangan Behaviorisme, Manusia dianggap sebagai “homo mechanicus” yaitu manusia sebagai mesin yang digerakan oleh lingkungannya. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk hidup dipandang: Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 6 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dispersi, yaitu mahluk hidup selalu berusaha untuk mempertahankan kesatuannya yang dapat membedakannya dari semua yang lain dan menjadi suatu individu. Mahluk hidup berusaha mengatasi kepasifan tubuh. Manusia berusaha beradaptasi, bereproduksi, bekerja demi kelangsungan hidupnya, namun mereka tidak bisa mempercepat atau memperlambat eksistensinya, seperti tubuh makin tua yang lama kelamaan menimbulkan ketidakmampuan. Mahluk hidup mengalami keterbatasan, dimana setiap mahluk hidup tidak pernah menjadi dirinya secara total dan sempurna dan tidak pernah mencapai keadaan yang dicita-citakannya. Konsep Diri Manusia Pengenalan terhadap diri sendiri sangatlah penting bagi pengembangan sikap dan kepribadian manusia. Namun, hal yang tidak mudah bagi seorang manusia untuk mengetahui siapa dirinya sesungguhnya? Karena manusia adalah manusia yang memiliki dua entitas yaitu fisik/jasmani dan rohani.Entitas fisik/jasmani dapat diketahui oleh manusia dan orang lain. Tetapi entitas rohani, itu yang sulit untuk diketahui secara pasti. Seringkali manusia itu sendiri tidak dapat memahami dirinya secara rohani atau manusia tidak dapat mengungkapkan perasaan diri, apa yang dipikirkan, diinginkan, pengalaman rohaninya dsb. Meskipun demikian sulitnya manusia untuk mengetahui, memahami dan mengenali dirinya sendirinya secara pasti dan akurat bukan berarti pengenalan diri tidak penting. Diri manusia menjadi pusat perhatian orang di dalam dunia sosial. Kesadaran diri dapat menempatkan manusia dalam dunia sosialnya. Kesadaran diri akan potensi, bakat, watak dan kepribadian dapat membentuk sikap positif, memetakan kelemahan dan kekuatan diri serta pengembangan diri. Sebagai manusia, individu tidak hanya melakukan persepsi terhadap orang lain tetapi juga mempersepsikan dirinya sendiri.Saat mempersepsi diri sendiri itulah kita menjadi subyek dan obyek dari persepsi sekaligus Konsepsi diri adalah pandangan dan keyakinan seseorang mengenai dirinya sendiri. Berikut berbagai definisi konsepsi diri: Gambaran dan penilaian diri kita, pandangan dan perasaan kita tentang diri sendiri. (Jalaluddin Rakhmat dalam Psikologi Komunikasi, 2011: 98) Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 7 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id “Those Physical, social and phsycological perception of ourselves that we have derived from experiences and our interraction with others . “atau persepsi yang bersifat fisik, social,dan psikologis, mengenai diri kita, yang didapat dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain”. (William D. Brooks) Konsepsi diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sudeen, 1998) Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivasi, kelemahan, kepandaian, kegagalan (Cawagas, 1993) Konsep diri adalah penilaian keseluruhan terhadap penampilan, perilaku, perasaan, sikap-sikap, kemampuan serta sumber daya yang dimiliki seseorang (Labenne dan Greene, 1969) Berzonsky (1981), mengemukakan bahwa konsep diri adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya yang merupakan gabungan dari aspekaspek fisik, psikis, sosial, dan moral. Dimensi-Dimensi Konsep Diri Calhoun dan Acocella menjelaskan bahwa konsep diri terdiri atas tiga dimensi yang meliputi : 1) Pengetahuan terhadap diri sendiri yaitu seperti usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku pekerjaan dan lain-lain, yang kemudian menjadi daftar julukan yang menempatkan seseorang ke dalam kelompok sosial, kelompok umur, kelompok suku bangsa maupun kelompok-kelompok tertentu lainnya. 2) Pengharapan mengenai diri sendiri yaitu pandangan tentang kemungkinan yang diinginkan terjadi pada diri seseorang di masa depan. Pengharapan ini merupakan diri ideal. 3) Penilaian tentang diri sendiri yaitu penilaian antara pengharapan mengenai diri seseorang dengan standar dirinya yang akan menghasilkan rasa harga diri yang dapat berarti seberapa besar seseorang menyukai dirinya sendiri. Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 8 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4). Sumber Informasi Untuk Konsep Diri Calhoun dan Acocella (1990) mengungkapkan ada beberapa sumber informasi untuk konsep diri seseorang, yaitu: Orang tua Teman sebaya Masyarakat Konsep diri merupakan hasil belajar. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI: 1. Peran 2. Perbandingan Sosial 3. Kesuksesan dan Kegagalan yang dialami diri 4. Penilaian Orang Lain 5. Diri, Identitas diri dan Budaya 6. Pengetahuan dan Kesadaran diri 7. Media Massa 8. Lingkungan/masyarakat Prinsip Dasar Berpikir Positif dan Berpikir Negatif Dalam buku The Secret, diungkapkan bahwa pikiran positif menjadi dasar utama dalam mencapai kesuksesan. Beberapa orang sukses mengemukakan rahasia suksesnya dikarenakan ia berpikiri positif terhadap apa yang dilakukannya akan mendatangkan hasil yang terbaik. Ada nada optimisme dari orang yang berpikir positif. Bahkan orang yang sakit pun akan sembuh hanya dengan berpikir positif. Sesuatu yang kita pikirkan secara positif, maka hal positif pula yang akan kita terima namun sebaliknya, kekuatiran atau ketakutan akan suatu kegagalan justru kegagalan itulah yang menghampiri kita. Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 9 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jadi, penting untuk memahami prinsip dasar berpikir positif untuk menjadikan diri Anda seorang humas professional yang sukses. Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran kita. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan kita. Apapun yang pikiran kita harapkan, pikiran positif akan mewujudkannya. Jadi berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan. Coba lihat ilustrasi pengalaman berikut ini: Yuni akan menghadapi momen yang bersejarah dalam hidupnya yaitu wisuda sarjana sebagai seremoni pengukuhan atas kelulusannya menjadi seorang sarjana. Jadwal wisuda dimulai jam 10 pagi namun, ia diharuskan berkumpul jam 7 pagi ditempat acara. Sementara tempat tinggal Yuni cukup jauh dari gedung acara wisuda. Ia merasa khawatir dirinya akan datang terlambat karena ia membutuhkan waktu untuk merias dan mendandani diri sebaik mungkin untuk acara wisudanya. Untuk merias dan berdandan, ia harus datang ke salon pagi-pagi buta sekali namun jelang hari wisudanya Yuni mempersiapkan segala sesuatunya hingga malam hari sehari sebelum acara. Akibatnya, ia terlambat bangun yaitu sekitar jam 04.00 pagi, berarti ia juga terlambat datang ke salon untuk dirias. Proses merias dan berdandan membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Alhasil, selesai merias sudah jam 06.00 pagi. Artinya, tersisa waktu 1 jam untuk sampai ke tempat wisuda. Ia tidak punya waktu lagi untuk sarapan. Ternyata, bukan hanya itu kendala yang ia hadapi, sebelum berangkat mobil yang dia sewa belum datang seperti yang dijanjikan, terlambat setengah jam, yaitu jam 06.30. Barulah ia pergi ke acara wisuda. Jam keberangkatan 06.30 merupakan jam-jam mulai padat di berbagai ruas jalan, akibatnya perjalanan yang semula diperkirakan 2 jam menjadi molor hingga 3 jam karena kemacetan yang dihadapi selama perjalanan. Yuni pun tiba ke acara wisudanya ketika seluruh wisuda telah berada di dalam gedung untuk bersiap memulai rangkaian acara seremoni. Berbeda dengan Santi, ia menyikapi momen wisudanya dengan santai. Meskipun ia harus berkumpul jam 07.00 pagi di tempat acara, persiapan wisudanya telah ia persiapkan dengan matang. Ia ingin momen wisuda ini menjadi momen paling membahagiakan dirinya, juga keluarganya. Ia merasa bangga dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan baik dan mempersembahkan momen terbaik bukan hanya untuk dirinya saja tetapi kepada kedua orang tuanya. Ia mempersiapkan acara ini jauh hari sebelumnya sehingga sehari sebelum Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 10 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id acara, segala sesuatu telah tersedia. Ia tidur lebih awal hingga ia dapat bangun tengah malam dan berangkat ke salon sehingga riasannya selesai masih pagi-pagi buta. Jam 04.00 pagi ia telah siap dan sarapan pagi kemudian berangkat menuju ke gedung acara. Jam 06.00 pagi ia telah tiba di tempat acara, lebih awal dari jadwal yang seharusnya. Perjalanan yang semula diperkirakan sekitar 2 jam, menjadi lebih singkat karena ia berangkat pagi-pagi buta dimana kemacetan belum terjadi. Perjalanan menjadi lancer. Apa yang dapat kita kita pelajari dari cerita tersebut? Jika kita memiliki sikap yang positif, sikap-sikap tersebut akan menghasilkan perasaan-perasaan yang positif, gambarangambaran yang konstruktif, dan kita akan melihat dalam mata pikiran kita apa yang kita inginkan. Hal ini akan memberikan pencerahan, lebih banyak kekuatan, dan kebahagiaan. Diri kita juga akan memancarkan kebaikan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Bahkan pikiran positif juga akan memberikan beragam manfaat bagi kesehatan kita. Kita berjalan tegak dan suara kita lebih berwibawa. Bahasa tubuh kita menunjukkan perasaan kita. Prinsip-prinsip berpikir positif: 1. Percaya akan kemampuan diri (optimism) 2. Bersikap tenang dalam menghadapi sesuatu 3. Ambil hikmah positif dari setiap masalah yang dihadapi 4. Ucapan positif dapat mempengaruhi pikiran positif 5. Hargai diri sendiri 6. Keberuntungan hanya akan datang pada orang-orang yang berpikir positif 7. Lakukan sesuatu dengan tulus hati bukan karena terpaksa 8. Gunakan pendekatan keimanan Manfaat berpikir positif: 1.Membentuk kepribadian yang baik 2.Memberi energi yang lebih besar untuk kegiatan kreatif 3.Menciptakan hubungan yang sehat antar manusia 4.Memelihara kesehatan jasmani dan rohani Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 11 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ALUR MENERAPKAN BERPIKIR POSITIF Saling Percaya Saling Mendukung TIndakan Positif Prasangka Kooperatif terbuka Performa terbaik Sisi Positif Sisi Negatif Defensif Tertutup TIndakan Negatif Menahan Informasi Non Kooperatif Performa Tubuh Terdapat 10 tips sukses berfikir positif dalam kehidupan manusia, adalah: 1. Memilih masalah sebagai tantangan coba bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan membuat hidupnya seakan-akan paling sengsara di dunia. 2. Menikmati hidupnya. Berpikir positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik 3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide supaya anda menerima hal-hal baru yang dapat mengubah kehidupan yang lebih baik 4. Singkirkan pikiran negative seketika setelah pikiran itu terlintas dibenak. Jika anda memelihara pikiran negatif lama-lama bisa-bisa anda malah membangunkan macan tidur yang seharusnya tidak apa-apa malah menimbulkan masalah 5. Mensyukuri apa yang dimiliki dan bukan berkeluh kesah tentang hal-hal yang tidak dimiliki 6. Tidak mendengarkan gossip yang tidak menentu. Sudah lumrah yang namanya gossip berteman baik dengan pikiran yang negatif, karena itu para pemikir positif akan berusaha menghindar untuk terlibat dalam omongan yang tidak ada manfaatnya 7. Tidak buat alasan, tapi langsung buat tindakan, anda tentu pernah mendengar kata NATO (No Action Talk Only) yang jelas, para pemikir positif bukanlah penganut aliran ini, begitu juga dengan NARO (No Action Dream Only), NACO (No Action Concept Only), NABO (No Action Briefing Only), NAMO (NO Action Meeting Only), NASO (No Action Strategy Only). Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 12 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 8. Menggunakan bahasa positif, gunakanlah kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti “Saya Bisa”, “Tidak ada persoalan yang sulit untuk dipecahkan”, “Dia memang berbakat”. 9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif, seperti senyuman, berjalan dengan langkah tegap, gerakan tangan yang ekspresif. Atau anggukan, para pemikir positif biasa akan berbicara dengan intonasi dan gerakan tubuh yang bersahabat, antusias dan hidup. 10. Peduli pada Citra Diri, dengan berusaha tampil baik bukan hanya diluar, tapi juga di dalam. Sumber: 10 Tips sukses berpikir positif (www.smartnewz.Info.) Tujuh (7) Tips yang akan membuat anda tersenyum dan selalu berpikir positif: 1. Mengganti Wallpaper Dekstop anda, Saat ini computer atau laptop bukan merupakan barang langka, sehingga dengan merubah wallpaper computer anda dengan sebuat gambar yang positif akan membuat anda tertawa dan jauh lebih ceria. 2. Carilah teman-teman positif baru, kecerian dan energy positif adalah sesuatu yang menular dikelilingi oleh orang-orang yang selalu berpikir positif akan membantu anda untuk tetpa mempertahankan energy postif anda. 3. Sediakan waktu untuk memanjakan diri sendiri, adalah sesuatu hal yang perlu anda prioritaskan, luangkan waktu anda untuk melakukan sesuatu hal yang anda sukai, karena setelah itu anda akan mempunyai semangat yang baru 4. Gunakan 1 jam sehari untuk memotivasi diri anda, ini adalah hal yang tak kalah pentingnya, komit meluangkan waktu 1jam perhari untuk pengembangan diri anda adalah sesuatu hal yang yang sangat penting bagi kualitas hidup anda,. Jika anda tidak berkembang maka anda tidak akan melangkah menuju potensi anda yang luar biasa. 5. Berjalan-jalan, aktivitas jalan-jalan mengandung dua komponen dalam kehidupan kita, yaitu berolahraga dan mendekatkan diri pada alam maka dengan aktivitas tersebut membuat kita dipenuhi oleh kegembiraan dan energy yang positif 6. Beristirahat sejenak, selama anda bekerja sekitar 40-45 menit ambilah break ringan sekitar 4-5 menit lakukan peregangan atau dengan meminum segelas air putih setelah itu anda akan mendapatkan tambahan energi secara instan dan anda akan lebih termotivasi dan bersemangat dalam melanjutkan pekerjaan 7. Cobalah sesuatu hal yang baru, mencoba sesuatu hal yang baru akan membuat hidup anda lebih mengairahkan, dapat dimulai dengan hobi baru, koleksi baru, aktivitas baru dll, cobalah untuk melakukan sesuatu hal yang baru setiap minggu dan setelah satu tahun nanti anda akan merasakan memiliki hidup yang tetap positif dan termotivasi Sumber: Tujuh (7) Tips bergaransi yang akan membuat anda tersenyum dan selalu berpikir positif (www.akuinginsukses.com) Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 13 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka K. Bertens, Filsafat Modern Artiningrum, Kurniasih; Nugroho, 2012, Etika Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu, Yogayakarta Srijanti, Purwanto, Artiningrum, 2007, Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana, Graha Ilmu, Yogyakarta www.smartnewz.Info. www.akuinginsukses.com Etika Profesi PR Modul-8 ‘16 14 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id