MODUL PERKULIAHAN ETIKA PROFESI PUBLIC RELATIONS PERAN, TUGAS DAN TANTANGAN HUMAS Fakultas Program Studi ILMU KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh MK42024 SYERLI HARYATI, S.S., M.IKOM Abstract Kompetensi Pertemuan kelima membahas tentang ciri, peran dan tugas serta tantangan yang dihadapi dalam aktivitas kehumasan. Mahasiswa diharapkan dapat memahami, mengerti dan menjelaskan kembali ciri, peran dan tugas serta tantangan yang dihadapi dalam aktivitas kehumasan. Ciri-ciri Public Relations 1. PR adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik. 2. PR merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi. 3. Publik sasaran kegiatan PR adalah publik internal dan eksternal suatu organisasi. 4. Operasionalisasi PR adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah terjadinya rintangan yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik. I. PR sebagai kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi Proses kegiatan komunikasi yang dilakukan PR berlangsung secara dua arah timbal balik (two way reciprocal communication). Artinya Jalur komunikasi pertama berupa penyebaran informasi yang dilakukan humas mewakili perusahaan kepada publiknya. . Arah yang kedua, komunikasi berlangsung dalam bentuk penyampaian tanggapan atau opini public dari pihak public kepada organisasi. Dengan demikian, tugas PR kaitananya dengan kegiatan komunikasi adalah selalu mengkaji apakah informasi yang disebarkan kepada publiknya dapat dipahami dan diterima dengan baik. Untuk itu, penting bagi PR untuk melakukan kegiatan evaluasi terhadap proses komunikasinya itu sebagai dasar bagi perencanaan kegiatan berikutnya. PR mengevaluasi faktor penunjang bagi keberhasilan kegiatan PR dan juga faktor penghambat yang menjadi kegagalan kegiatan komunikasi PR. II. Ciri kedua PR adalah penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi. Pada bagian pendahuluan telah disebutkan arti dari fungsi yaitu suatu tahap pekerjaan yang jelas yang dapat dibedakan-dan dipisahkan dari pekerjaan lainnya. Salah satu ciri dan fungsi PR adalah membantu tercapainya tujuan organisasi yang ditetapkan oleh manajemen. Fungsi PR melekat erat dengan fungsi manajemen yang artinya bahwa PR turut berperan dalam upaya organisasi mencapai keberlangsungan atau eksistensi organisasi. ‘16 2 Etika Profesi PR Modul-4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tujuannya dan menjaga Fungsi manajemen ini prosesnya berlangsung melalui tahap-tahap Planning (perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating ( Penggiatan) dan Controlling (Pengawasan) atau yang lebih dikenal dengan tahap POAC. Kegiatan komunikasi PR berkaitan dengan unsure manusia yaitu manusia yang berada di dalam organisasi dan manusia yang di luar organisasi tetapi yang ada hubungannya dengan organisasi. III. Ciri ketiga dari PR adalah kegiatan PR mempunyai sasaran yang dituju yaitu public eksternal dan public internal. PR melakukan kegaitan komunikasi tentu saja harus memiliki sasaran kepada siapa komunikasi itu ditujukan. Ciri yang membedakan PR dengan profesi lainnya adalah public PR sangat beragam dan luas tidak hanya yang berada di dalam organisasi tetapi juga di luar organisasi. Luasnya jangkauan public PR tentu saja perlu sebuah metode komunikasi yang khusus agar kegiatan tersebut dapat sampai pada sasarannya. Ketika berkomunikasi dengan Pemerintah, tentu saja metode komunikasi yang dihadapi akan berbeda dengan konsumen. Kegiatan komunikasi yang ditujukan dengan pemerintah adalah dengan metode lobi dan negosiasi sedangkan dengan konsumen adalah kegiatan komunikasi persuasive untuk membujuk, meyakinkan dan mempengaruhi konsumen terhadap informasi yang disampaikan oleh organisasi. Contoh: ketika PR melakukan kegiatan komunikasi dengan konsumen untuk memperkenalkan program atau layanan baru dari organisasi maka komunikasi persuasive dengan menyebarkan brosur atau newsletter dapat menjadi salah media yang dapat dilakukan PR. IV. Operasionalisasi PR adalah membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya dan mencegah terjadinya rintangan yang timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik. Ciri operasionalisasi PR ada dua yaitu membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan public dan yang kedua mencegah terjadinya rintangan psikologis pada pihak public. Istilah harmonis dari sifat hubungan PR yang harus dibina mengandung makna yang luas yaitu sikap menyenangkan (favorable), itikad baik (goodwill), toleransi (tolerance), ‘16 3 Etika Profesi PR Modul-4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id saling pengertian (mutual understanding), saling mempercayai (mutual confidence), saling menghargai (mutual appreciation) dan citra baik (good image). Upaya mencegah terjadinya rintangan psikologis, kegiatan PR adalah memantau atau mendeteksi gejala-gejala yang timbul baik pada public internal atau public eksternal. Begitu gejala negative tampak, segera ditangani untuk mencegah menjadi tindakan fisik yang apabila dibiarkan akan menghambat tercapainya tujuan organisasi. Peran Public Relations Cutlip, Center & Broom menyebutkan empat peran praktisi Public Relations dalam perusahaan yaitu: 1. Teknisi Komunikasi. Peran ini mensyaratkan keahlian dan kompetensi komunikasi dan jurnalistik dan merupakan peran dasar/teknis yang dimiliki seorang humas. Kompetensi komunikasi yang diperlukan oleh praktisi humas adalah komunikasi lisan maupun tulisan, komunikasi persuasive, propaganda dan ketrampilan berbicara di depan publik. Dalam menjalankan perannya ini, praktisi humas bertindak layaknya jurnalis/wartawan di dalam perusahaan (journalist in residence). Artinya, dalam menyebarkan informasi, praktisi humas bertugas mencari informasi, mengumpulkan data, mengolah informasi, kemudian menuliskannya ke dalam berbagai bentuk penulisan jurnalistik serta melaporkannya dalam berbagai media komunikasi yang menjadi alat penyebarannya. Kegiatan menulis yang dilakukan humas mengikuti prinsip dasar/kaidah penulisan jurnalistik. 2. Expert Prescriber. Praktisi mengambil peran sebagai pakar/ahli di bidang komunikasi, dimana manajemen puncak memberikan kewenangan dan tanggung jawabnya dalam mendefinisikan program komunikasi, mengembangkan program dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya. Humas sebagai penasehat ahli menjadi pihak yang memiliki otoritas dalam menyeselesaikan sesuatu hal dan menentukan bagaimana cara mengerjakan segala sesuatunya. Praktisi humas dapat memberikan saran, pendapat dan nasehat kepada manajemen puncak sesuai dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki dalam rangka menjaga reputasi perusahaan dan pencapaian tujuan yang diinginkan. ‘16 4 Etika Profesi PR Modul-4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Peran ini mensyaratkan humas untuk memiliki wawasan yang luas di segala bidang yaitu ideology, politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan sebagai pengetahuan umum yang dapat mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan yang diwakilinya. Praktisi humas memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi, kematangan jiwa, bersikap tenang dan bijaksana dalam menghadapi suatu masalah serta memiliki jiwa kepemimpinan yang etis. 3. Fasilitator Komunikasi. Peran ini mengharuskan praktisi humas memiliki kemampuan mendengarkan yang baik terhadap aspirasi, keluhan, harapan dari seluruh anggota perusahaan dan mampu menjadi perantara antara perusahaan dengan khalayaknya. Tentu saja, agar dapat menjadi fasilitator komunikasi, humas harus mendapatkan kepercayaan publik, mampu membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan seluruh publik-publiknya dan bersikap jujur serta memilki integritas pribadi yang tinggi. 4. Fasilitator Pemecah Masalah Peran ini menuntut kemampuan praktisi humas bekerjasama dengan manajer lainnya untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan. Praktisi humas menjadi bagian dari tim perencanaan strategis penentuan arah dan pemecahan masalah. Kehadiran public relations dalam pemecahan masalah agar pandangan yang disampaikan dapat menentukan pengambilan keputusan manajemen yang etis. Tentu saja, dalam upaya mengambil keputusan yang etis, praktisi humas harus memiliki kesadaran etis yaitu melihat berbagai persoalan secara rasional dan obyektif. Tugas Utama Public Relations Posisi Public Relations merupakan posisi yang sangat strategis dalam sebuah organisasi maupun perusahaan. Public Relations memegang peranan penting dalam menumbuhkan hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan, Public Relations juga berperan dalam upaya untuk menanamkan saling pengertian, menunjukkan itikad baik, kerjasama dan loyalitas antara organisasi dengan publiknya. Oleh sebab itu, tugas utama yang harus dilakukan oleh Public Relations yakni : a. Menjadi Media Penyalur Informasi : ‘16 5 Etika Profesi PR Modul-4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Seorang Public Relations harus aktif dalam memberikan informasi Perusahaan kepada publiknya, baik itu Publik Internal maupun Eksternal. Tujuannya untuk mensinergikan hubungan timbal balik yang sama-sama saling menguntungkan dan membangun rasa saling pengertian melalui komunikasi yang efektif dan terarah. b. Mengelola Opini Publik yang baik. Mengelola opini publik yang menyenangkan dari sebuah lembaga sosial, ekonomi, atau politik, merupakan hal utama yang harus dikerjakan oleh Public Relations. Karena dari sini, penilaian publik terhadap suatu organisasi atau perusahaan dapat mempengaruhi citra dan reputasi dari perusahaan itu sendiri. Suatu pemahaman tentang proses pembentukan opini publik yanag baik, berawal dari kepercayaan publik terhadap Perusahaan tersebut. c. Menjadi Interpreter atau Penterjemah keinginan Publik. Seorang public relations harus dapat mendengar, melihat, dan merasa apa yang terjadi dikalangan publiknya setelah mereka menerima informasi tentang kebijakan-kebijakan perusahaan atau organisasi yang telah disampaikan kepadanya. Seorang public relations harus pula melihat, bahkan merasakan sendiri akibat-akibat dari kebijakan perusahaan atau organisasinya yang timbul ditengah-tengah publik yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan atau organisasinya. Cakupan Kegiatan Humas PR bertugas menyelenggarakan kegiatan: 1. Events perusahaan 2. Membuat Berita (News) 3. Menerbitkan publications (publikasi) dan media-media komunikasi PR lainnya seperti, annual report, pidato, newsletter, in house magazine, brosur dsb. 4. Menjalin hubungan komunitas (community relations) 5. Membangun image dan reputasi perusahaan/organisasi. 6. Lobbying dan Negotiation ‘16 6 Etika Profesi PR Modul-4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 7. Social responsibility 8. Menjalin hubungan dengan stakeholder lainnya seperti Media, Konsumen, Investor, Government. 9. Training: mempersiapkan eksekutif dan juru bicara untuk menghadapi media dan tampil di hadapan publik. 10. Konseling: Tantangan Profesi Public Relations Dalam menjalankan tugasnya, public relations harus siap menghadapi segala tantangan yang menjadi rintangan. Tantangan tersebut bisa diantisipasi melalui riset, perencanaan, manajemen krisis yang baik, aksi-komunikasi, dan evaluasi. Adapun tantangan-tantangan yang biasa dihadapi oleh seorang Public Relations adalah sebagai berikut : 1. Kemajuan Teknologi informasi dan Komunikasi (ICT) yaitu munculnya media baru, Internet Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin cepat, tak bisa dipungkiri telah menjadi tantangan tersendiri bagi aktivitas komunikasi public relations. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada penyebaran informasi yang semakin cepat, kemudahan dalam mengakses informasi dan menyasar publik yang lebih luas. Komunikasi yang berlangsung dengan menggunakan media baru lebih interaktif, respon balik yang cepat dan komunikator lebih personal dan informasi yang ada menjadi hipertekstual. Public Relations dihadapkan pada beragamnya pilihan dalam media online berupa website perusahaan, youtube, blog, media sosial dsb dimana publik beragam dan dapat langsung menyasar pada publik sasaran yang diinginkan. Publik sendiri memiliki kebebasan untuk memilih beragam informasi yang diinginkan dan bisa bertindak sebagai komunikator dan penyebar informasi. Tantangan public relations adalah menyediakan informasi yang sesuai dengan keinginan publiknya, siap menghadapi kritik dari publik sebagai respon balik, dan bentuk budaya dan masyarakat baru yang berbasis digital dan virtual. ‘16 7 Etika Profesi PR Modul-4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Era Globalisasi Asosiasi Perhumas Indonesia mengemukakan dua tips yang harus diperhatikan praktisi PR di era globalisasi. Pertama, menjunjung tinggi local wisdom yang menjadi kekuatan pemain lokal. Kedua, memperkuat platform digital guna meningkatkan awareness dan menjadikan paltform tersebut sebagai contact point bagi sasaran khalayaknya. Tentu komunikasi digital satu arah tidaklah cukup untuk menjalankan program PR. Perlu adanya komunikasi dua arah dengan netizen yang diharapkan terjadi engagement. Jika ini terjalin dengan baik, maka praktisi PR memiliki kemudahan dalam advokasi terhadap program-program lainnya, seperti CSR, Marketing dan lainnya. Bahkan netizen juga dapat sebagai agent word of mouth yang baik di lingkungannya. a. Perdagangan Bebas seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN, TPP (Trans Pacific Partnership) Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), merupakan tantangan tersendiri yang dihadapi oleh praktisi PR Saat ini. Menurut Dian Anggraeni Umar selaku Executive Director and PR Strategist Holistic Reputation, fungsi PR tidak hanya di manajemen namun harus menjadi fungsi dominan. “PR itu sudah harus menjadi fungsi dominan, karena bagaimanapun kita sudah menghadapi network society. Saat ini PR sudah menjadi profesi internasional job, karena yang kita hadapi ini publik dunia, dimana dalam menyampaikan informasi secara online, artinya akses publik terhadap informasi itu pun semakin tinggi, punya potensi informasi yang disampaikan menyebar ke seluruh dunia. (https://m.tempo.co/read/news/2015/10/15/078709650/begini-tantangan-para-humas-di-eramea) b. Berkembangnya aktivitas Public Relations Internasional. Dewasa ini pemerintah berbagai negara tidak cukup hanya bekerja membangun dan menata ekonominya. Mereka dituntut pula mengkomunikasikan apa yang telah mereka lakukan, serta mengelola informasi tentang kondisi riil negaranya, supaya tidak terjadi bias di tataran informasi global. Berarti pemerintahan modern dengan jajaran birokrasinya, para pengambil keputusan dituntut being local while thinking and acting globally, sekaligus mampu melakukan komunikasi internasional dengan prinsip-prinsp public relations (Heath, 2001: 626). ‘16 8 Etika Profesi PR Modul-4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Frank Jefkins dalam Essential of Public Relations (1999) mengatakan, negara di era globalisasi harus mampu melakukan international public relations. Yaitu antisipatif terhadap berbagai informasi dan citra negara tersebut di tengah eksistensinya di antara negara lain. Mereka harus proaktif, dan memperhatikan sistem arus informasi negara lain, terutama yang menjadi stakeholdersnya. Suatu rumor atau informasi yang salah tidak sesuai fakta, jika terlanjur beredar dalam sistem informasi internasional, akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap kurs mata uang, indeks harga saham, maupun aliran investasi, hingga kehadiran wisatawan. Itulah mengapa exporting public relations menjadi begitu penting pada jaman yang menurut Wilson Bryan Key (1997) disebut sebagai The age of Manipulation ini. (http://henrysubiakto.blogspot.co.id/2012/04/international-public-relations-di-era.html) 3. Pengaruh Media Massa Media massa memiliki kemampuan untuk membentuk pendapat dan persepsi publik melalui agenda setting dan pembingkaian (framing) terhadap pesan-pesan yang tayang di media massa. Informasi media memiliki agendanya sendiri dan telah mengalami proses pembingkaian (framing) yaitu menyoroti aspek-aspek tertentu dan mengabaikan aspekaspek lain dalam memandang kenyataan (realitas). Oleh karena itu, realitas/kenyataan yang disampaikan oleh media massa dikonstruksikan sedemikian rupa sehingga tidak jarang realitas menjadi semu. Disinilah peran Public Relations harus bisa mengimbangi beritaberita yang muncul ke permukaan publik dan memberikan berita tandingan sebagai koreksi, klarifikasi atau meng-counter berita media massa yang telah menyudutkan dan merugikan perusahaan. 4. Tingkat Pendidikan, Kelas Sosial, Demografi dari khalayak yang berbeda-beda. Keinginan publik yang semakin beragam, serta banyaknya permintaan-permintaan publik yang belum bisa dipenuhi oleh perusahaan, juga menjadi tantangan bagi seorang Public Relations. Public Relations harus mampu menyeragamkan informasi untuk publiknya, dengan memberikan edukasi, program-program PR, serta tanggung jawab sosial yang baik agar bisa mendapatkan kepercayaan dari publik. 5. Manajemen Isu dan Krisis Mengelola Isu dan krisis yang menimpa perusahaan menjadi tantangan yang tidak mudah dihadapi. Organisasi atau perusahaan bukan hanya focus pada informasi yang disampaikan tetapi harus mampu memonitoring perkembangan informasi yang mengemuka di media massa, isu apa yang tengah hangat diperbincangkan public, bagaimana opini ‘16 9 Etika Profesi PR Modul-4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id public terhadap organisasi dan perusahaan dan bagaimana perkembangan ekonomi politik yang dapat mempengaruhi roda bisnis di suatu Negara. Praktisi Public Relations bukan saja bertindak sebagai “Pemadam Kebakaran” atau menangkal isu yang berkembang dan mengatasi krisi yang terjadi tetapi mengelola aspek-aspek yang mungkin berpotensi menjadi isu dan penyebab munculnya krisis perusahaan. Ketika megelola isu dan krisis, praktisi public relations harus mampu membuat perencanaan, pengambilan keputusan yang tepat terhadap strategi yang akan diambil, aksi komunikasi yang mesti dilakukan serta memilki tim manajemen isu dan krisis yang siap bekerja apabila diperlukan. Manajemen isu sebagai system peringatan dini dan mereduksi kemungkinan besarnya kerugian yang terjadi. Daftar Pustaka Cutlip, Center & Broom, Effective Public Relations, Edisi Kesembilan, Jakarta: PT. Kencana Prenada Group, 2006 Dan Lattimore dkk, Public Relations: Profesi dan praktek, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010. Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. http://henrysubiakto.blogspot.co.id/2012/04/international-public-relations-di-era.html https://www.academia.edu/11642978/Tugas_Tantangan_dan_Kendala_Etika_Profesi_Public _Relations ‘16 10 Etika Profesi PR Modul-4 Syerli Haryati, S.S. M.IKom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id